Anda di halaman 1dari 11

PENGANTAR SEJARAH INDONESIA

Nama : Lisa kurnia putri

Nim : 21042389

Prodi : ilmu administrasi negara

TUGAS 9

Resume :

REAKSI BANGSA INDONESIA TERHADAP KOLONIALISME BELANDA ABAD 19


DAN 20.

1. KARAKTERISTIK UMUM DAMPAK KOLONIALISME

Abad ke-19 juga dikenal sebagai abad ekspansi karena Belanda melaksanakan ekspansi
geografis yang substantial di Nusantara. Didorong oleh mentalisme imperialisme baru, negara-
negara Eropa bersaing untuk mencari koloni-koloni di luar benua Eropa untuk motif ekonomi
dan status. Salah satu motif penting bagi Belanda untuk memperluas wilayahnya di Nusantara
- selain keuntungan keuangan - adalah untuk mencegah negara-negara Eropa lain mengambil
bagian-bagian dari wilayah ini. Pertempuran paling terkenal (dan pertempuran yang paling
lama antara Belanda dan rakyat pribumi) selama periode ekspansi Belanda abad ini adalah
Perang Aceh yang dimulai pada tahun 1873 dan berlangsung sampai 1913, berakibat pada
kematian lebih dari 100,000 orang. Namun, Belanda tidak pernah memegang kontrol penuh
atas Aceh. Toh, integrasi politik antara Jawa dan pulau-pulau lain di Nusantara sebagai
kesatuan politis kolonial telah tercapai (sebagian besar) pada awal abad ke-20.

rasa persaudaraan dan nasionalisme di antara bangsa-bangsa Indonesia baru muncul awal abad
ke-20. seluruh wilayah yang sekarang kita kenal sebagai Indonesia tidak ditaklukkan oleh
Belanda pada waktu yang sama (dan kemudian dimiliki Belanda selama 3.5 abad). Sebaliknya,
ekspansi politik Belanda di Nusantara agak pelan-pelan dan bertahap (makan waktu beberapa
abad) sebelum wilayahnya di bawah kendali Belanda (dan di beberapa bagian kendali Belanda
itu sangat dangkal, seperti di Aceh). Faktanya, baru sekitar tahun 1930-an Belanda kurang lebih
memiliki seluruh wilayah dengan perbatasan yang sekarang kita kenal sebagai Indonesia.

Namun yang harus diakui bahwa beberapa bagian Nusantara memang dijajahi Belanda selama
3.5 abad (misalnya Batavia/Jakarta dan sebagian Maluku). Ada bagian lainnya yang dikuasai
Belanda selama sekitar dua abad (misalnya sebagian besar pulau Jawa), tetapi sebagian besar
Nusantara, secara bertahap, baru ditaklukkan selama abad ke-19 dan awal abad ke-20, dan di
banyak daerah tidak pernah ada penduduk asli yang melihat seorang Belanda.

1.karakteristik umum dampak kolonialisme

Pengaruh kekuasaan Belanda semakin kuat karena intervensi yang intensif dalam masalah-
masalah istana, seperti pergantian tahta, pengangkatan pejabat-pejabat kerajaan, ataupun
partisipasinya dalam menentukan kebijaksanaan pemerintah kerajaan. Dengan demikian,
dalam bidang politik penguasa-penguasa pribumi makin tergantung pada kekuasaan asing,
sehingga kebebasan dalam menentukan kebijaksanaan pemerintah istana makin menipis. Di
samping itu, aneksasi wilayah yang dilakukan oleh penguasa asing mengakibatkan semakin
menyempitnya wilayah kekuasaan pribumi. Penghasilan yang berupa lungguh, upeti atau hasil
bumi; semakin berkurang dan bahkan hilang, sebab kedudukannya telah berganti sebagai alat
pemerintah Belanda.

DAMPAK KOLONIALISME DI INDONESIA.

-BIDANG POLITIK:

1.Daendels atau Raffles sudah meletakkan dasar pemerintahan yang modern.

2.Para Bupati dijadikan pegawai negeri dan digaji, padahal menurut adat istiadat kedudukan
bupati adalah turun temurun dan mendapat upeti dari rakyat

3. Bupati dijadikan alat kekuasaan pemerintah kolonial. Pamong praja yang dahulu berdasarkan
garis keturunan sekarang menjadi sistem kepegawaian.

4.Jawa dijadikan tempat pusat pemerintahan dan membaginya menjadi wilayah perfektuf.

5.Belanda dan Inggris melakukan intervensi terhadap persoalan kerajaan, contohnya tentang
pergantian tahta kerajaan sehingga imperialis mendominasi politik di Indonesia. Yang
mengakibatkan peranan elite kerajaan berkurang dalam politik, dan kekuasaan pribumi bahkan
bisa runtuh.

6.Hukum yang dulu menggunakan hukum adat diubah menggunakan sistem hukum barat
modern.

7.Kebijakan yang diambil raja dicampuri Belanda.

Perubahan dalam politik pemerintahan kembali terjadi akibat kebijakan politik Pax
Nederlanica di akhir abad 19 menuju awal abad 20. Jawa menjadi pusat pemerintahan dan
membaginya menjadi wilayah perfektuf. Selain itu, sistem pemerintahan di Indonesia sekarang
merupakan warisan dari penerapan ajaran Trias Politica yang dijalankan oleh pemerintah
kolonial Belanda. Dalam badan yudikatif di struktur tersebut, pemerintahan kolonial Belanda
membagi badan peradilan menjadi tiga macam berdasarkan golongan masyarakat di Hindia-
Belanda. Badan peradilan tersebut terdiri dari peradilan untuk orang Eropa, peradilan orang
Timur Asing, dan peradilan orang pribumi. Dalam badan legislatif, pemerintah kolonial
Belanda membentuk Volksraad atau Dewan Rakyat pada tahun 11918.-.DALAMBIDANG
BUDAYA :

Kebiasaan pemerintah Kolonial menggunakan bahasa Belanda, di sisi lain, membawa pengaruh
tersendiri. Sedikit banyak kita punya banyak bahasa serapan yang berasal dari bahasa Belanda,
portugis dan inggris, misalnya : Indonesia : Handuk, Belanda : Handdoek, Indonesia: Sepatu,
Portugis : Sepato, Indonesia : Buku, Inggris : Book.

bangunan-bangunan yang menjadi saksi bisu terhadap segala peristiwa masa lampau. Semua
bangunan tersebut punya ciri khas yang sulit dibuat saat ini. Seperti bangunan yang bisa kita
temui di Kota Tua, Lawang Sewu adalah gedung bersejarah milik PT Kereta Api Indonesia
(Persero) yang awalnya digunakan sebagai Kantor Pusat perusahaan kereta api swasta
Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). Bangunannya dirancang oleh Prof.
Jakob F. Klinkhamer dan B.J. Ouendag, arsitek dari Amsterdam dengan ciri dominan berupa
elemen lengkung dan sederhana. Bangunan di desain menyerupai huruf L serta memiliki
jumlah jendela dan pintu yang banyak sebagai sistem sirkulasi udara. Karena jumlah pintunya
yang banyak maka masyarakat menamainya dengan Lawang Sewu yang berarti seribu pintu.

-DIBIDANG SOSIAL :
Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia membawa dampak dalam bidang sosial Salah satu
dampak dalam bidang sosial adalah munculnya masyarakat yang menganut agama Katolik,
serta pengaruh Kristen Protestan. Kedatangan Portugis yang membawa semangat 3G (Gold,
Glory dan Gospel) mempengaruhi penyebaran agama Kristen dan Katolik di Indonesia.

Salah satu penyebar agama Katolik di Indonesia yang terkenal adalah Fransiscus Xaverius,
seorang misionaris dari Portugis, di Maluku pada tahun 1546-1547. Di samping penyebaran
agama Katolik, agama Kristen Protestan juga turut tersebar di Indonesia.Penyebaran agama
Kristen Protestan mulai terjadi pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Raffles. Penyebaran
agama ini dilakukan oleh Nederlands Zendeling Genootschap (NZG), yaitu organisasi yang
menyebarkan agama Kristen Protestan berdasarkan Alkitab. Beberapa tokoh yang tergabung
dalam NZG yang terkenal adalah Ludwig Ingwer Nommensen dan Sebastian Qanckaarts.

Dalam bidang sosial, praktik kolonialisme dan imperialisme di Indonesia, membawa dampak
antara lain sebagai berikut.

Terjadinya perubahan pelapisan sosial dalam masyarakat pada masa kolonial, yaitu sebagai
berikut.

1) golongan timur asing yang terdiri dari orang Cina dan Timur Jauh

2) golongan eropa yang terdiri dari orang Belanda dan orang Eropa lainnya.

3) golongan pribumi

Terjadinya mobilitas sosial dengan adanya gelombang transmigrasi, terutama untuk memenuhi
tenaga-tenaga di perkebunan-perkebunan yang dibuka Belanda di luar Jawa.

Muncul golongan buruh dan golongan majikan yang muncul karena berdirinya pabrik-pabirk
dan perusahaan sehingga pekerjaan masyarakat Indonesia menjadi dinamis.Munculnya elit
terdidik karena tuntutan memenuhi pegawai pemerintah sehingga menyebabkan didirikannya
sekolah-sekolah di berbagai kota.Hal ini mendrong lahirnya elit terdidik (priyai cendikiawan)
di perkotaan. Walaupun jumlah mereka sedikit, tetapi sangat berperan dalam perkembangan
pergerakan selanjutnya.

Pembentukan status sosial dimana yang tertinggi adalah Eropa lalu Asia dan Timur yang
terakhir kaum Pribumi.Terjadinya penindasan dan pemerasan secara kejam. Tradisi yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia, seperti upacara dan tata cara yang berlaku dalam lingkungan
istana menjadi sangat sederhana, bahkan cenderung dihilangkan. Tradisi tersebut secara
perlahan-lahan digantikan oleh tradisi pemerintah Belanda.Daerah Indonesia terisolasi di laut
sehingga kehidupan berkembang ke pedalaman. Kemunduran perdagangan dilaut secara tak
langsung menimbulkan budaya feodalisme di pedalaman. Dengan feodalisme rakyat pribumi
dipaksa untuk tunduk atau patuh pada tuan tanah Barat atau Timur Asing sehingga kehidupan
penduduk Indonesia mengalami kemerosotan.

-DIBIDANG EKONOMI :

Dengan datangnya Bangsa Eropa, masyarakat Indonesia diperkenalkan pada mata uang, di
masa Raffles menjalankan kebijakan Sistem Sewa Tanah. Diperkenalkannya uang kertas dan
logam mendorong munculnya perbankan modern di Hindia-Belanda. Salah satunya adalah de
Javasche Bank, bank modern di Hindia-Belanda yang muncul pertama kali dan didirikan di
Batavia pada tahun 1828.

bangkitnya kehidupan perekonomian akibat pembangunan jalan raya pos Anyer-Panarukan.


Keberadaan infrastruktur jalan didukung oleh jaringan transportasi khususnya kereta api yang
muncul dan berkembang pada masa Sistem Tanam Paksa. Jaringan kereta api muncul dan
berkembang di Hindia-Belanda sebagai sarana pengantaran hasil perkebunan yang ada di
Hindia Belanda serta transportasi masyarakat. Munculnya sistem transportasi ini merupakan
dampak kedatangan Bangsa Eropa bagi Indonesia yang masih bisa kamu gunakan hingga hari
ini.

tujuan Belanda di Indonesia untuk mencari rempah-rempah, mereka harus membuat


infrastruktur untuk mengangkut pasokan bahan makanan. mereka punya andil dalam
pembuatan pembangunan rel kereta dan jalan raya. Bahkan mereka juga membangun waduk
dan saluran irigasi. Selain itu, mereka juga membangun industri pertambangan dengan
membuka kilang minyak bumi di Tarakan, Kalimantan Timur. Namun bukan berarti dengan
pembangunan infrastuktur yang dilakukan oleh Belanda itu membawa kemakmuran bagi
rakyat Indonesia, namun sebaliknya pembangunan-pembangunan dibidang ekonomi yang
dikembangkan oleh Belanda justru membuat penderitaan rakyat Indonesia semakin dalam.

Kebijakan tanam paksa dan ekonomi liberal yang mereka bentuk membuat rakyat Indonesia
dipaksa menjadi penghasil bahan mentah . Alhasil, kita tidak punya jiwa “Entrepreneur”.
Karena kita hanya diperintah dan diperintah saja, monopoli dagang yang dibuat VOC juga
membuat perdagangan Nusantara di kancah internasional jadi mundur. Dampak Kolonialisme
dan Imperialisme di bidang ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial bangsa Barat
terhadap rakyat di Indonesia membawa dampak, diantaranya sebagai berikut :

Monopoli dan penguasaan suatu daerah (koloni) oleh penjajah menyebabkan terjadinya situasi
yang tidak sehat dalam hal perdagangan.

Perekonomian bergeser dari pertanian pangan menjadi industri perkebunan Praktik monopoli
perdagangan yang diterapkan oleh voc mengakibatkan mundurnya perdagangan di nusantara
dari kancah perdagangan mengeksploitasi tanah jajahan voc memanfaatkan para penguasa
tradisional (menerapkan sistem indirect rule) dalam penyerahan wajib hasil bumi dan
pemungutan (pajak hasil bumi)

Penerapan sistem tanam paksa menyebabkan rakyat indonesia mengenal jenis tanaman baru.
Munculnya pedagang-pedagang perantara dalam perdagangan internasional yang dipegang
oleh orang timur asing. sedangkan bangsa indonesia hanya sebagai pengecer Munculnya kota-
kota baru di sekitar perusahaan-perusahaan belanda.Dikenalnya sistem ekonomi uang bagi
masyarakat Indonesia. Salah satu dampaknya adalah dikenalnya sistem utang. Sedangkan
dalam pengerjaan lahan pertanian, penduduk memulai mengenal pinjaman modal. Namun
mereka harus mengembalikan uang dengan sistem bunga yang memperparah perekonomian.

-DALAM BIDANG PENDIDIKAN :

Pendidikan mulai dianggap penting saat kebijakan Politik Etis dilakukan oleh pemerintah
kolonial. Perhatian pemerintah kolonial Belanda terhadap pendidikan dikarenakan guna
memenuhi kebutuhan tenaga kerja di sektor-sektor. swasta dan pemerintahan. Sekolah-sekolah
yang didirikan pemerintah menganut sistem pendidikan barat dan hanya bisa dimasuki oleh
kalangan bangsawan.

Usaha –usaha yang dilakukan oleh kolonial Belanda dalam bidang pendidikan tidak lain adalah
untuk keuntungan pemerintahan Belanda, yaitu menghasilkan pegawai administrasi Belanda
yang murah, terampil, dan terdidik. Selain itu Pemerintah Belanda menyusun kurikulum
pendidikannya sendiri, akibatnya perkembangan pendidikan dan pengajaran di Indonesia
sampai abad ke–19 menunjukkan kecenderungan Politik dan Kebudayaan. Tidak semua
masyarakat mendapatkan pendidikan, masyarakat yang mempunyai jabatanlah yang dapat
merasakan pendidikan, seperti keturunan raja, keturunan bangsawan, pengusaha kaya, dan
yang lainnya.

Dampak penjajahan bangsa Barat di bidang pendidikan, antara lain

Munculnya golongan -golongan terpelajar di Indonesia. Bangsa Indonesia bisa membaca dan
menulis sehingga dapat menjadi tenaga–tenaga kerja di perusahaan Belanda. Bangsa Indonesia
menjadi tahu perkembangan yang terjadi di dunia luar.

2.PERLAWANAN MENENTANG REZIM BELANDA ABAD KE – 19

Dilakukannya perang aceh (1873-1904)

Setelah Perang Padri berakhir, pada tahun 1873 di Sumatera berkobar lagi perlawanan terhadap
Belanda yakni Perang Aceh. Penyebab terjadinya Perang Aceh terutama karena nafsu Belanda
untuk menguasai daerah ini. Sebelumnya, mereka tidak berani menduduki Aceh karena terikat
Traktat London 1824. Traktar London II itu mewajibakan Belanda menghormati kedaulatan
Aceh. Namun setelah terjadi Traktat Sumatera tahun 1871 sebagai perbaikan Traktat London
II, Belanda bebas meluaskan wilayahnya ke seluruh Sumatera, termasuk Aceh.

Pada tahun 1873 Belanda mengirimkan ekspedisi pertama dengan 3193 prajurit dipimpin oleh
Jenderal Kohler. Setelah beberapa lama terjadi tembak menembak di daerah pantai, pasukan
Aceh mengundurkan diri dan berkubu di sekitar Mesjid Raya. Belanda langsung menyerbu
Mesjid Raya dengan tembakan-tembakan meriam, sehingga mesjid itu terbakar. Pasukan Aceh
mundur dan Mesjid Raya diduduki Belanda. Namun pasukan Aceh berhasil menembak
Jenderal Kohler sehingga tewas, sehingga pimpinan tentara Belanda diambil alih oleh Kolonel
van Dalen dan menarik diri dari Mesjid Raya. Pasukan Aceh melakukan konsolidasi di sekitar
istana Sultan Mahmudsyah. Pasukan-pasukan itu terus digerakkan untuk melakukan serangan-
serangan terhadap pos-pos Belanda. Dengan demikian usaha Belanda untuk menundukkan
Aceh dengan serangan terbuka mengalami kegagalan, sehingga Belanda memilih memblokade
Aceh.
Dalam ekspedisi kedua (1874), digerakkanlah 8000 prajurit Belanda dengan pimpinan Jenderal
J. van Swieten menyerbu Aceh. Sasaran utama adalah istana Sultan Mahmudsyah. Istana itu
berhasil Belanda, lalu dijadikan pusat pemerintahan Belanda di daerah yang disebut Kotaraja.
Belanda lalu mempro-klamasikan bahwa Aceh sudah berada di bawah kekuasaan Belanda.
Sementara itu Sultan Mahmudsyah meninggal, dan baru 10 tahun kemudian diganti oleh
anaknya, Sultan Muhammad Daudsyah. Ia memerintah dibantu oleh dewan Mangkubumi, dan
pusatpemerintahannya berada di daerah pengungsian, serta berpindahpindah untuk
menghindari penyergapan Belanda. Walaupun perlawanan panglima-panglima dan
hulubalanghulubalang lebih kuat dari sangkaan Belanda, tetapi tentara Belanda yang
dipersenjatai lebih lengkap, di bawah pimpinan Jenderal van der Heyden (Jenderal Buta),
akhirnya dapat menguasai Aceh Besar (1879) .

Dalam rangka untuk memastikan kemerosotan perlawanan Aceh, pada tahun 1904 Jenderal van
Daalen melakukan ekspedisi lintas pedalaman, khususnya antara Gayo dan Alas. Dalam
ekspedisi tersebut pasukannya memang tidak mendapatkan perlawanan suatu apa sehingga
pada tahun 1904 itu pula perlawanan Aceh dinyatakan berakhir. Namun perlawanan masih
berlangsung terus, secara perseorangan maupun dalam kelompok; hanya semakin lama
semakin terpencil sifatnya. Setelah perlawanan Aceh berakhir, maka daerah Aceh dibagibagi
dalam swapraja-swapraja. Mereka diikat oleh pemerintah Belanda dengan jalan menandatangi
pelakat pendek, suatu perjanjian yang menerangkan dengan singkat:

a. Tiap-tiap swapraja harus mengakui kekuasaan pemerintah Belanda.

b. Suatu swapraja tidak boleh mengadakan hubungan dengan pemerintah asing lainnya.

c. Perintah pemerintah Belanda harus dijalankan. Walaupun perlawanan rakyat Aceh sudah
berakhir, di Sumatera masih ada perlawanan-perlawanan yang lain yaitu perlawanan rakyat.

3.NASIONALISME ABAD KE-20

gerakan kebangkitan nasionalisme Indonesia dalam dinamika sejarah diawali oleh Boedi
Oetomo di tahun 1908, dengan dimotori oleh para mahasiswa kedokteran Stovia, sekolahan
anak para priyayi Jawa, di sekolah yang disediakan Belanda di Jakarta.
• Kedua kebangkitan nasionalisme tahun 1928, yakni 20 tahun pasca kebangkitan nasional, di
mana kesadaran untuk menyatukan negara, bangsa dan bahasa ke dalam satu negara, bangsa
dan bahasa Indonesia, telah disadari oleh para pemuda yang sudah mulai terkotakkotak dengan
organisasi kedaerahan seperti Jong Java, Jong Celebes, Jong Sumatera dan lain sebagainya,
kemudian diwujudkan secara nyata dengan menyelenggarakan Sumpah Pemoeda di tahun
1928.

• Ketiga masa revolusi fisik kemerdekaan. Peranan nyata para pemuda pada masa revolusi fisik
kemerdekaan, nampak ketika mereka menyandra Soekarno-Hatta ke Rengas-Dengklok agar
segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Mereka sangat bersemangat untuk
mewujudkan nation state yang berdaulat dalam kerangka kemerdekaan.

• Keempat, perkembangan nasionalisme tahun 1966 yang menandai tatanan baru dalam
kepemerintahan Indonesia. Selama 20 tahun pasca kemerdekaan, terjadi huru-hara
pemberontakan Gestapu dan eksesnya. Tampaknya tanpa peran besar mahasiswa dan
organisasi pemuda serta organisasi sosial kemasyarakatan di tahun 1966, Soeharto dan para
tentara sulit bisa memperoleh kekuasaan dari penguasa orde-lama Soekarno.Tetapi sayang,
penguasa Orde Baru mencampakan para pemuda dan mahasiswa yang telah menjadi motor
utama pendorong terbentuknya NKRI tersebut dideskriditkan, dan bahkan sejak akhir tahun
1970-an para mahasiswa dibatasi geraknya dalam berpolitik dan dikungkung ke dalam ruang-
ruang kuliah di kampus.

• Kelima perkembangan nasionalisme masa reformasi. Nasionalisme tidak selesai sebatas masa
pemerintahan soeharto, melainkan terus bergulir ketika reformasi menjadi sumber inspirasi
perjuangan bangsa meskipun melalui perjalanan sejarah yang cukup panjang.

4.TONGGAK SEJARAH PERGERAKAN NASIONAL BUDI UTOMO,


PERHIMPUNAN INDONESIA DAN SUMPAH PEMUDA.

Tonggak sejarah pemuda-pemudi bangsa Indonesia pra kemerdekaan terjadi pada tanggal 28
Oktober 1928 yang mana perwakilan pemuda dan pemudi dari setiap pelosok wilayah
berkumpul kemudian secara sadar mendeklarasikan sumpah sakral akan peran dan
kewajibannya untuk mendorong Indonesia merdeka. Spirit Sumpah Pemuda tanggal 28
Oktober 1928 adalah cerminan komitmen dan integritas anak bangsa yang menginginkan
bangsa Indonesia terlepas dari belenggu penjajahan dan mendapatkan kemerdekaanya secara
de facto dan de jure.

Budi Utomo merupakan mercusuar bagi pergerakan nasional Indonesia. Walaupun akhir-akhir
ini mulai muncul penafsiran baru. Tafsir baru itu antara lain menyatakan bahwa pergerakan
nasional sudah ada dan dimulai sejak Sarekat Islam, yang faktanya lebih dulu ada dan bersifat
massa bila dibandingkan dengan Budi Utomo yang hanya bergerak di kalangan bangsawan
Jawa. Namun, dengan alasan bahwa organisasi modern sudah dimiliki oleh Budi Utomo lantas
argument tersebut menjadi kesepakatan sebagai titik pergerakan nasional di Indonesia, tetapi
yang utama nasionalisme tidak bisa dilepaskan dari peran yang dimainkan oleh kaum
intelektual. Pergerakan nasional yang dipelopori oleh kaum intelektual muda terus berlanjut
sampai tahun 1926. Di kalangan pemuda saat itu terdapat gerakan Tri Koro Darmo, Jong Java,
Jong Celebes Bond, Jong Sumatra Bond, Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia, dan Indonesia
Muda. Pada tanggal 30 April 1926 mereka mengadakan Konggres Pemuda I di Jakarta. Dalam
konggres dihasilkan keputusan untuk mengadakan Konggres Pemuda Indonesia II, dan semua
perkumpulan pemuda agar bersatu dalam satu organisasi pemuda Indonesia. Kemudian
Konggres Pemuda II diadakan tanggal 27-28 Oktober 1928,

Dinamika dan perkembangan bangsa Indonesia yang terus berubah seiring perjalanan era
kepemimpinan dari orde lama yang dipimpin oleh Ir. Soekarno sekaligus Presiden Indonesia
pertama, kemudian dilanjutkan oleh Presiden Soeharto Era Orde baru merupakan proses
pembentukan dan perkembangan dari masyarakat kepada rakyat Indonesia sesuai amanat
Undang-undang Dasar 1945 dan cita-cita the founding father bangsa Indonesia. Lahirnya
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai pandangan hidup, falsafah bangsa dan cita-cita hukum
bangsa yang kemudian dijadikan norma hukum tertinggi bangsa Indonesia. Pemudapemudi
sebagai bagian dari mandataris Amanat Kontitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia
berkewajiban untuk tetap melanjutkan cita-cita perjuangan dan nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia. Negara yang merupakan organisasi masyarakat yang berkekuasaan mempunyai
kewajiban untuk mengatur agar keamanan terjamin dan ada perlindungan atas kepentingan
tiap-tiap orang. Dan agar tercapai kebahagiaan yang merata dalam masyarakat. Tidak hanya
satu golongan saja dapat merasa bahagia, tetapi seluruh penduduk Negara.

Sumber :
https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/politik/sejarah-penjajahan/item178

https://www.sma-syarifhidayatullah.sch.id/2021/06/dampak-kolonialisme-di-
indonesia.html?m=1

https://sumberbelajar.seamolec.org/Media/Dokumen/59c4c574865eac963be3cd30/089fe7c3c
0d5335abe0d7550187f2e8a.pdf

https://disdik.grobogan.go.id/2-uncategorised/138-sejarah-hari-kebangkitan-nasional

https://pusdiklat.bps.go.id/diklat/bahan_diklat/BA_Nasionalisme_Utama%20Andri%20Arjita
%20S.T.,%20M.T._1736.pdf

http://digilib.uinsgd.ac.id/19169/4/4_Bab%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai