Karena sistem yang ditetapkan oleh bangsa Eropa tidak diterima baik oleh bangsa
Indonesia, maka dari itu sistem monopoli oleh bangsa Eropa menimpulkan kebencian oleh
bangsa Indonesia hingga kemudian mengarahkan kedua belah pihak saling bermusuhan dan
melakukan peperangan.
Hal ini tentu sangat bertentangan sekali dengan masyarakat Indonesia terutama mereka yang
telah lama memeluk agama Islam. Namun pengaruh demi pengaruh kian menjadi-jadi
sehingga perubahan sosial budaya tersebut tidak dapat ditolak. Agama Kristen Katolik yang
di bawa oleh bangsa Portugis dan Agama Kristen Protestan yang di bawa oleh bangsa
Belanda akhirnya dianut pula oleh sebagian masyarakat Indonesia.
Masa sekarang:
Kitab undang-undang hukum pidana dan perdata yang dipakai di pengadilan
Ekonomi
Masa penjajahan barat:
Sistem perdagangan dikuasai oleh pihak
penjajah (monopoli) seperti Portugis, Spanyol,
dan VOC, dan kolonial Belanda.
Salah satunya adalah pelaksanaan
sistem tanam paksa (cultuurstelsel) dan
sistem Ekonomi Liberal Politik Pintu Terbuka).
Hal ini tidak memberikan keuntungan
apa pun untuk rakyat Indonesia.
Sebaliknya, banyak rakyat yang hidup dalam
kemiskinan dan kelaparan.
Masa sekarang:
Kaum kapital (pemilik modal Barat) masih menguasai perekonomian Indonesia di bidang
industri
Sosial
Masa penjajahan barat:
Diskriminasi dan intimidasi berdasarkan golongan dalam kehidupan masyarakat dan suku
bangsa.
Contohnya:
Orang Eropa (kulit putih) memiliki hak isitimewa daripada rakyat pribumi yang dibebani
oleh kewajiban dan tidak dilindungi hukum
Tidak semua anak pribumi dapat memperoleh pendidikan
Di bidang pemerintahan, tidak semua jabatan tersedia untuk orang pribumi
Masa sekarang:
Budaya feodalisme (sistem sosial yg mengagung-agungkan jabatan atau pangkat dan bukan
mengagung-agungkan prestasi kerja)
Kebudayaan
Masa penjajahan barat:
Ditengah kehidupan tradisional rakyat Indonesia pada abad ke-15 mulai diterapkan
kebudayaan Eropa seperti cara bergaul, gaya hidup, cara berpakaian, bahasa, dan sistem
pendidikan. Beberapa diantaranya berlawanan dengan nilai budaya bangsa seperti mabuk-
mabukan, pergaulan bebas, pemerasan, penindasan,
dan masuk dan berkembangnya agama Kristen Protestan di Nusantara.
Pendidikan
a. Pendidikan Katolik dan Kristen-Protestan masa penjajahan Portugis
Pendidikan Katolik berkembang sejak abad ke-16 melalui orang-orang Portugis yang
menguasai Malaka. Sembari berlayar dan mencari rempah-rempah di pulau-pulau mereka
selalu membawa misionaris Katolik-Roma yang berperan ganda sebagai penasihat spiritual
dalam perjalanan jauh dan penyebar agama di tanah yang didatangi.
Kemudian pada awal abad ke-16 VOC mendidirikan sekolah di pulau-pulau seperti Ambon
dan Banda. Selanjutnya didirikan pula sekolah dengan jenis dan tujuan yang lebih beragam.
Tujuan utamanya untuk kepentingan misi VOC di Nusantara.
c. Pendidikan zaman kolonial Belanda
Setelah VOC pudar pada akhir abad ke-18 datanglah zaman kolonial Belanda. Sistem
pendidikan diubah dengan memisah antara sekolah Eropa (khusus anak-anak Belanda dan
orang Eropa) dan sekolah Bumiputera (tingkatan lebih rendah untuk anak-anak bumiputera
terpilih).
Sekolah Rakyat (RS) untuk semua golongan masyarakat tanpa membedakan status sosial
dan asal-usulnya
SMP (3 tahun)
Sekolah Menengah Tinggi (SMT) selama 3 tahun
Sekolah kejuruan seperti Sekolah Pertukangan, Sekolah Pelayaran Tinggi, Sekolah
Menengah Teknik Menengah
Sekolah Tinggi Kedokteran (Ika Dai Gakko) di Jakarta
Sekolah Tinggi Teknik di Bandung
Bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar pertama di sekolah dan kantor pemerintahan dan
bahasa Jepang menjadi bahasa pengantar kedua.
Sejak saat itu Bahasa Indonesia berkembang sebagai bahasa pengantar dan bahasa
komunikasi ilmiah.
Pendidikan dan pengajaran sampai 1945 diselenggarakan oleh Kantor Pengajaran (Bunkyo
Kyoku) yang merupakan bagian dari kantor penyelenggaran pamong praja (Naimubu).
Setelah proklamasi, pemerintah Indonesia yang baru menunjuk:
Karena masa jabatan yang singkat, tidak banyak yang dapat diperbuat oleh para menteri
karena Indonesia masih disibukkan dengan persoalan bangsa setelah diproklamasikannya
kemerdekaan.
e. Pendidikan di Indonesia
pasca kemerdekaan (1945 1969)
masa sekarang :
Pendidikan nasional sekarang dikembangkan dengan prioritas pelaksanaan wajib belajar
pendidikan dasar 9 tahun.
2 Mei 1984 diberlakukan wajib belajar 6 tahun untuk SD berdasarkan UU RI No. 2 Tahun
1989 pasal 6 menyatakan tentang hak warga negara untuk mengikuti pendidikan sekurang-
kurangnya tamat pendidikan dasar.
2 Mei 1994 dicanangkan wajib belajar pendidikan 9 tahun untuk SLTP berdasarkan PP No.
28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar pasal 2 menyatakan bahwa pendidikan dasar
merupakan pendidikan 9 tahun meliputi SD selama 6 tahun dan SLTP selama 3 tahun.
Tujuan utamanya: