PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia mengukir kisah perjuangan yang panjang dalam perjalanannya.
Kemerdekaan yang didapatkan sekarang ini bukanlah semudah membalikkan telapak
tangan. Bangsa Indonesia dijajah oleh negara lain selama berabad lamanya. Penjajahan
terlama dilakukan oleh Belanda. Belanda menjajah Indonesia selama lebih kurang 350
tahun.
Berbagai faktor yang melandasi penjajahan Belanda di Indonesia, salah satunya
adalah motif berdagang yang bergeser seiring dengan keinginan untuk berkuasa. Berbagai
konflik yang terjadi dengan penguasa sebelumnya, yaitu Inggris dan Portugis
menghadirkan persaingan. Persaingan yang direalisasikan dengan adanya kongsi dagang
yang merugikan Bangsa Indonesia. Di antara bangsa-bangsa Barat yang datang di
Indonesia, Belandalah yang paling bernafsu menguasai Indonesia. Untuk melaksanakan
tekadnya itu Belanda mendirikan VOC. VOC adalah kongsi dagang Belanda yang mencari
keuntungan yang sebesar-besarnya di Indonesia. Oleh karena itu, mereka tidak
menghiraukan kemajuan Indonesia.
Sejak dahulu, bangsa-bangsa di dunia tertarik untuk mengusai Indonesia, terutama
bangsa-angsa Barat. Hal itu disebabkan oleh letak Indonesia yang sangat strategis dan
kekayaan alamnya berlimpah-limpah. Dikatakan strategis karena Indonesia berada di
persimpangan dua samudera dan dua benua. Selain itu Indonesia juga terletak di jalur
perdagangan dunia. Di samping tanahnya sangat subur, Indonesia juga mempunyai
kandungan alam yang banyak, seperti minyak. emas, dan tembaga.
Berbagai perlakuan yang tidak adil tersebut kemudian melatarbelakangi Bangsa
Indonesia untuk memberontak. Pemberontakan dilakukan dari berbagai daerah dan oleh
berbagai tokoh perjuangan. Perjuangan memperoleh hak-hak kembali atas kekayaan
Bangsa Indonesia terus dilakukan. Pergerakan-pergerakan oleh tokoh-tokoh nasionalis
Indonesia mengalami sejarah yang panjang dan dari berbagai generasi. Pentingnya
mengetahui dan mempelajari sejarah perjuangan bangsa adalah untuk menumbuhkan rasa
cinta kita yang mendalam kepada Indonesia. Pepatah yang mengatakan bahwa bangsa
yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah perjuangan pahlawannya. Indonesia
merupakan bangsa yang besar, maka dari itu perlu adanya penanaman kecintaan yang
lebih untuk menumbuhkan semangat nasionalisme.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi bangsa Indonesia akibat penjajahan Belanda?
2. Bagaimana rangkaian perjuangan Bangsa Indonesia dalam melawan penjajahan
Belanda?
C. Tujuan
1. Mengetahui kondisi bangsa Indonesia akibat penjajahan Belanda.
2. Mengetahui rangkaian perjuangan Bangsa Indonesia dalam melawan penjajahan
Belanda.
BAB II
PEMBAHASAN
4) Perang Aceh
Semangat jihad (perang membela agama Islam) merupakan spirit perlawanan
rakyat Aceh terhadap Pemerintah Hindia Belanda. Jendral Kohler terbunuh saat
pertempuran di depan masjid Baiturrahman Banda Aceh. Kohler meninggal dekat
sebuah pohon yang sekarang diberi nama Pohon Kohler. Siasat konsentrasi stelsel
dengan sistem bertahan dalam benteng besar oleh Belanda tidak berhasil dalam
perang itu. Belanda semakin terdesak, korban semakin besar, dan keuangan terus
terkuras.
Pemerintah Hindia Belanda sama sekali kewalahan dan tidak mampu
menghadapi secara fisik perlawanan rakyat Aceh. Menyadari hal tersebut, Belanda
mengutus Dr. Snouck Hurgroje yang memakai nama samaran Abdul Gafar (seorang
ahli bahasa, sejarah ,dan sosial Islam) untuk mencari kelemahan rakyat Aceh. Setelah
lama belajar di Arab, Snouck Hugronje memberikan saran-saran kepada Belanda
mengenai cara mengalahkan orang Aceh. Menurut Hurgronje, Aceh tidak mungkin
dilawan dengan kekerasan, sebab karakter orang Aceh adalah pantang menyerah, jiwa
jihad orang Aceh sangat tinggi.
Taktik yang paling mujarab adalah dengan mengadu domba antara golongan
Uleebalang (bangsawan) dengan ulama. Pemerintah Hindia Belanda kemudian
menjanjikan kedudukan pada Uleebalang yang bersedia damai. Taktik ini berhasil,
banyak Uleebalang yang tertarik pada tawaran Belanda. Belanda memberikan tawaran
kedudukan kepada para Uleebalang apabila kaum ulama dapat dikalahkan. Sejak
tahun 1898 kedudukan Aceh semakin terdesak. Belanda mengumumkan perang Aceh
selesai tahun 1904. Namun demikian perlawanan rakyat Aceh secara sporadis masih
berlangsung hingga tahun 1930-an.
6) Perang Banjar
Perang Banjar berawal ketika Pemerintah Hindia Belanda ikut campur tangan
dalam urusan pergantian raja di Kerajaan Banjarmasin. Belanda memberi dukungan
kepada Pangeran Tamjid Ullah yang tidak disukai oleh rakyat. Pangeran Antasari dengan
kekuatan 300 prajurit menyerang tambang batu bara milik Belanda di Pengaron pada
tanggal 25 April 1859. Selanjutnya peperangan demi peperangan dilakukan oleh
Pangeran antasari di seluruh wilayah Kerajaan Banjar. Pangeran Antasari menyerang
pos-pos Belanda di Martapura, Hulu Sungai, Riam Kanan, Tanah Laut, Tabalong,
sepanjang sungai Barito sampai ke Puruk Cahu dengan dibantu para panglima dan
prajuritnya yang setia.
Pemberontakan dilakukan oleh Prabu Anom dan Pangeran Hidayat. Pada tahun
1859, Pangeran Antasari memimpin perlawanan setelah Prabu Anom tertangkap
Belanda, dengan bantuan pasukan dari Belanda, pasukan Pangeran Antasari dapat
didesak. Tahun 1862 Pangeran Hidayat menyerah dan berakhirlah perlawanan rakyat
Banjar di pulau Kalilmantan. Perlawanan baru benar-benar dapat dipadamkan pada tahun
1866.
7) Perang Jagaraga di Bali
Perang Jagaraga berawal saat Pemerintah Hindia Belanda dan kerajaan di Bali
bersengketa tentang hak tawan karang. Hak tawan karang berisi peraturan bahwa
setiap kapal yang kandas di perairan Bali merupakan hak penguasa di daerah tersebut.
Pemerintah Belanda memprotes Raja Buleleng yang menyita dua kapal milik Belanda.
Raja Buleleng tidak mau menerima tuntutan Belanda untuk mengembalikan kedua
kapalnya, persengketaan ini menyebabkan Belanda melakukan serangan terhadap
kerajaan Buleleng tahun 1846. Belanda berhasil menguasai kerajaan Buleleng,
sementara Raja Buleleng menyingkir ke Jagaraga dengan dibantu oleh Kerajaan
Karangasem.
Setelah berhasil merebut Benteng Jagaraga, Pemerintah Hindia Belanda
melanjutkan ekspedisi militernya pada tahun 1849. Dua kerajaan Bali, Gianyar dan
Klungkung menjadi sasaran Belanda. Tahun 1906, seluruh kerajaan di Bali jatuh ke
pihak Pemerintah Hindia Belanda setelah rakyat melakukan perang habis-habisan
sampai mati, yang dikenal dengan Perang Puputan.
Salah satu faktor yang melandasi penjajahan Belanda di Indonesia adalah motif
berdagang yang bergeser seiring dengan keinginan untuk berkuasa. Berbagai konflik yang
terjadi dengan penguasa sebelumnya, yaitu Inggris dan Portugis menghadirkan persaingan.
Persaingan yang direalisasikan dengan adanya kongsi dagang yang merugikan Bangsa
Indonesia.
Berbagai perlakuan yang tidak adil diterima oleh indonesia, sehingga dengan
ketidakadilan tersebut kemudian melatarbelakangi Bangsa Indonesia untuk memberontak.
Pemberontakan dilakukan dari berbagai daerah dan oleh berbagai tokoh perjuangan.
Perjuangan memperoleh hak-hak kembali atas kekayaan Bangsa Indonesia terus dilakukan.
Maluku pada tahun 1817 bangkit mengangkat senjata melawan kekuasaan Belanda.
Perlawanan rakyat Maluku berkobar di Pulau Saparua. Peperangan Pelembang dimulai pada
saat Raffles menulis surat kepada Sultan Mahmud Badaruddin agar menyingkirkan Belanda
dan untuk keperluan itu Inggris akan memberi bantuan militernya. Belanda diserang oleh
pasukan Sultan, dan orang-orang Belanda dibawa ke hilir untuk dibunuh pada tanggal 14
September 1811. Perang Padri dimulai dengan adanya perdamaian yang diadakan pada tahun
1825. Pada saat terjadi gencatan senjata tersebut, ternyata Belanda melakukan tekanan-
tekanan kepada penduduk setempat, sehingga akhirnya meletuslah perlawanan kembali dari
pihak kaum Padri diikuti oleh rakyat setempat. Perlawanan segera menjalar kembali ke
berbagai tempat. Tuanku Imam Bonjol mendapat dukungan Tuanku nan Gapuk,Tuanku nan
Cerdik, dan Tuanku Hitam, sehingga mulai tahun 1826 volume pertempuran semakin
meningkat. Belanda menyerbu ke Tegalrejo sehingga akhirnya pada tanggal 25 Juli 1825
berkobarlah perlawanan Diponegoro. Dalam pertempuran tersebut, Pangeran Diponegoro
bersama keluarganya berhasil melepaskan diri dari serbuan Belanda itu.
DAFTAR PUSTAKA
dunianzu.blogspot.com/2013/12/kondisi-bangsa-indonesia-akibat-penjajahan.html diakses
pada tanggal (13 februari)
fernandabrelin.blogspot.com/2015/10/perlawanan-rakyat-indonesia-melawan-penjajah.html
diakses pada tanggal (13 februari)