Tanggal 18
September 1811 adalah tanggal dimulainya kekuasaan Inggris di Hindia. Gubernur Jenderal Lord
Minto secara resmi mengangkat Raffles sebagai penguasanya. Pusat pemerintahan Inggris
berkedudukan di Batavia. Sebagai penguasa di Hindia, Raffles mulai melakukan langkah-
langkah untuk memperkuat kedudukan Inggris di tanah jajahan. Dalam rangka menjalankan
pemerintahannya, Raffles berpegang pada tiga prinsip:
Pertama, segala bentuk kerja rodi dan penyerahan wajib dihapus, diganti penanaman
bebas oleh rakyat.
Kedua, peranan para bupati sebagai pemungut pajak dihapuskan dan para bupati
dimasukkan sebagai bagian pemerintah kolonial.
Ketiga, atas dasar pandangan bahwa tanah itu milik pemerintah, maka rakyat penggarap
dianggap sebagai penyewa.
Berangkat dari tiga prinsip itu Raffles melakukan beberapa langkah, baik yang menyangkut
bidang politik pemerintahan maupun bidang sosial ekonomi.
Pada awalnya, Sistem Tanam Paksa itu tidak didominasi hanya oleh
pemerintah Belanda saja. Para pemegang kekuasaan Jawa, pihak Eropa
swasta dan juga para pengusaha Tionghoa ikut berperan. Namun, setelah
1850 - waktu Sistem Tanam Paksa direorganisasi - Pemerintah Kolonial
Belanda menjadi pemain utama. Namun reorganisasi ini juga membuka
pintu bagi pihak-pihak swasta untuk mulai mendominasi Jawa. Sebuah
proses privatisasi terjadi karena Pemerintah Kolonial secara bertahap
mengalihkan produksi komoditi ekspor kepada para pengusaha swasta
Eropa.
Kelompok liberal ini membuka jalan untuk dimulainya sebuah periode baru
dalam sejarah Indonesia yang dikenal sebagai Zaman Liberal (sekitar
1870-1900). Periode ini ditandai dengan pengaruh besar dari kapitalisme
swasta dalam kebijakan kolonial di Hindia Belanda. Pemerintah Kolonial
pada saat itu kurang lebih memainkan peran sebagai pengawas dalam
hubungan antara pengusaha-pengusaha Eropa dengan masyarakat
pedesaan Jawa. Namun, walau kaum liberal mengatakan bahwa
keuntungan pertumbuhan ekonomi juga akan mengucur kepada
masyarakat lokal, keadaan para petani Jawa yang menderita karena
kelaparan, kurang pangan dan penyakit tidak lebih baik dibandingkan masa
Tanam Paksa.