Anda di halaman 1dari 22

Kolonialisme Inggris di

Indonesia
KELOMPOK 5

Anggota :
1. Kirania Ayu Berliyanti (12)
2. Linda Tri Astuti (14)
3. Naafi Aulia Rizki (16)
4. Priska Adisty (20)
5. Rahman Krisna Sanjaya (22)

Guru Pembimbing : Rusmiyati, S.Pd.

XI MIPA 1
KOLONIALISME

Kolonialisme berasal dari kata Koloni yang menurut bahasa Latin artinya
pemukiman. Upaya yang dilakukan negara-negara penguasa dalam rangka
menguasai suatu daerah/wilayah untuk mendapatkan sumber daya disebut
kolonialisme. Kolonialisme ini umumnya dilakukan oleh negara-negara
yang memiliki kekuatan militer yang kuat. Contohnya seperti Portugis,
Spanyol, Belanda, dan Inggris. Negara-negara tersebut berhasil menguasai
negara-negara lainnya termasuk Indonesia.
AWAL MULA
Awal

Tanggal 18 September 1811 adalah tanggal dimulainya kekuasaan


Inggris di Hindia. Gubernur Jenderal Lord Minto secara resmi
mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai penguasa. Pusat
pemerintahan inggris berkedudukan di Batavia. Sebagai penguasa di
Hindia, Raffles mulai melakukan langkah-langkah untuk memperkuat
kedudukan Inggris di tanah jajahan.
Gambar Raffles
Raffles

Thomas Stamford
Raffles
Gubernur petama Hindia Belanda
Prinsip Tiga Prinsip Raffles
1. Segala bentuk kerja rodi dan penyerahan wajib dihapus,
diganti penanaman bebas oleh rakyat.

2. Peranan para bupati sebagai pemungut pajak dihapuskan


dan para bupati dimasukkan sebagai bagian pemerintah
kolonial.

3. Atas dasar pandangan bahwa tanah itu milik


pemerintah, maka rakyat penggarap dianggap sebagai
penyewa,
KEBIJAKAN dalam BIDANG
A
PEMERINTAHAN

Dalam menjalankan tugas di Hindia, Raffles didampingi oleh para penasihat yang
terdiri atas: Gillespie, Mutinghe, dan Crassen. Secara geopolitik, Jawa dibagi menjadi
16 kerisidenan, masing-masing karisidenan memiliki badan pengadilan Untuk
memperkuat kedudukan dan mempertahankan keberlangsungan kekuasaan Inggris,
Raffles berhasil menjalin hubungan dengan raja-raja di Jawa dan Palembang untuk
mengusir Belanda dari Hindia. Tetapi nampaknya Raffles tidak tau balas budi. Setelah
berhasil mengusir Belanda dari Hindia, Raffles mulai tidak simpati terhadap tokoh-
tokoh yang membantunya.
KEBIJAKAN dalam BIDANG
A PEMERINTAHAN

Pada waktu Raffles berkuasa, konflik di lingkungan istana Kasultanan Yogyakarta


nampaknya belum surut. Sultan Sepuh yang pernah dipecat oleh Daendels, menyatakan diri
kembali sebagai Sultan Hamengkubuwana II dan Sultan Raja dikembalikan pada
kedudukannya sebagai putera mahkota. Tetapi nampaknya Sultan Raja tidak puas dengan
tindakan ayahandanya, Hamengkubuwana II. Melalui seorang perantara bernama Babah Jien
Sing, Sultan Raja berkirim surat kepada Raffles. Surat itu isinya melaporkan bahwa di bawah
pemerintahan Hamengkubuwana Il, Yogyakarta menjadi kacau. Dengan membaca isi surat dari
Sultan Raja itu, Raffles menyimpulkan bahwa Sultan Hamengkubuwono II seorang yang keras
dan tidak mungkin diajak kerja sama bahkan bisa jadi akan menjadi duri dalam pemerintahan
Raffles di tanah Jawa. Oleh karena itu, Raffles segera mengirim pasukan di bawah pimpinan
Kolonel Gillespie untuk menyerang Keraton Yogyakarta dan memaksa Sultan Hamengkubuwana
II turun dari tahta. Sultan Hamengkubuwana II berhasil di turunkan dan Sultan Raja
dikembalikan sebagai Sultan Hamengkubuwana III. Sebagai imbalannya Hamengkubuwana III
harus menandatangani kontrak bersama Inggris.
Isi
Politik
Isi Politik Kontrak
Hamengkubuwana III

Sultan Raja secara resmi ditetapkan sebagai


Sultan Hamengkubuwana III, dan Pangeran
Natakusuma (saudara Sultan Sepuh)
ditetapkan sebagai penguasa tersendiri di
1
wilayah bagian dari Kasultanan Yogyakarta
dengan gelar Paku Alam I; Semua harta benda milik Sultan Sepuh
3 selama menjabat sebagai sultan
dirampas menjadi milik pemerintah
2 Inggris.

Sultan Hamengkubuwana dengan


puteranya Pangeran Mangkudiningrat
diasingkan ke Penang; dan
KEBIJAKAN dalam BIDANG
EKONOMI

B
Tidak ubahnya Daendels, Raffles bisa dikatakan adalah tokoh pembaru dalam menata
tanah jajahan. Pandangannya di bidang ekonomi juga cukup revolusioner.
Raffles berusaha melakukan beberapa tindakan untuk memajukan perekonomian di
Hindia, Tetapi program itu tujuan utamanya untuk meningkatkan keuntungan pemerintah
kolonial. Beberapa kebijakan dan tindakan yang dijalankan Raffles sebagai berikut :
1 ) Pelaksanaan sistem sewa tanah atau pajak tanah (landrent) yang kemudian meletakkan
dasar bagi perkembangan sistem perekonomian uang
2) Penghapusan penyerahan wajib hasil bumi
3) Penghapusan kerja rodi dan perbudakan
4) Penghapusan sistem monopoli
5 ) Peletakan desa sebagai unit administrasi penjajahan
B

Pelaksanaan sistem sewa tanah atau pajak tanah ( landrent ) yang kemudian
1 meletakkan dasar bagi perkembangan sistem perekonomian uang .

Kebijakan dan program landrent yang dicanangkan Raffles tersebut


terkait erat dengan pandangannya mengenai status tanah sebagai faktor
produksi. Menurut Raffles, pemerintah adalah satu-satunya pemilik tanah
yang sah. Oleh karena itu, sudah selayaknya apabila penduduk Jawa
menjadi penyewa dengan membayar pajak sewa tanah dari tanah yang
diolahnya. Pajak dipungut perorangan (tetapi karena kesulitan teknis,
kemudian dipungut per desa). Jumlah pungutannya disesuaikan dengan
jenis dan produktivitas tanah. Hasil sawah kelas satu dibebani 50 % pajak,
kelas dua 40 %, dan kelas tiga 33 %. Sementara untuk tegalan kelas satu
40 %, kelas dua 33 % dan kelas tiga 25 % (Parakitri Simbolon, Menjadi
Indonesia, 2007). Beban pajak ini tentu sangat memberatkan rakyat.
B

2 Penghapusan penyerahan wajib

Pajak yang dibayarkan penduduk diharapkan berupa uang. Namun, jika


terpaksa pajak dapat juga dibayar dengan barang lain, misalnya beras.
Pajak yang dibayar dengan uang diserahkan kepada kepala desa untuk
kemudian disetorkan ke kantor residen, sedangkan pajak yang berupa
beras dikirim ke kantor residen setempat oleh yang bersangkutan atas
biaya sendiri. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi ulah pimpinan
setempat yang sering memotong/mengurangi penyerahan hasil panen
itu.
B

- Penghapusan kerja rodi dan perbudakan.


3,4 - Penghapusan sistem monopoli.

Penghapusan Kerja Paksa yang selama ini diterapkan oleh sistem


feodal, mulai dihapuskan dengan tujuan agar rakyat memiliki
kebebasan untuk berusaha.Para pemimpin atau pejabat pribumi
sudah dialihfungsikan menjadi pegawai pemerintah yang digaji. Oleh
karena itu para bupati menjadi pegawai pemerintahan sebagaimana
kebijakan yang Raffles tempuh, para bupati hanya memiliki kendali
untuk mengawasi langsung atas tanah rakyat dan tak lagi memiliki
kekuatan besar terhadap rakyat, tetapi hanya sebagai pegawai
pemerintahan, dan bukan sebagai penarik pajak.
B

5 Peletakan desa sebagai unit administrasi penjajahan

Ditempatkannya desa sebagai unit administrasi pelaksanaan pemerintah,


dimaksudkan agar desa menjadi lebih terbuka sehingga bisa berkembang.
Kalau desa berkembang maka produksi juga akan meningkat, hidup
rakyat bertambah baik, sehingga hasil penarikan pajak tanah juga akan
bertambah besar. Raffles juga ingin memberikan kebebasan bagi para
petani untuk menanam tanaman yang sekiranya lebih laku di pasar dunia,
seperti kopi, tebu, dan nila.
KEBIJAKAN RAFFLES di
BIDANG PENGETAHUAN
C Di dalam bidang pengetahuan, Raffles menetapkan kebijakan berupa;
(1) Mengundang ahli pengetahuan dari luar negeri untuk mengadakan
berbagai penelitian ilmiah di Indonesia sehingga menghasilkan buku History
of The East Indian Archipelago.
(2) Raffles bersama Arnoldi berhasil menemukan bunga bangkai
sebagai bunga raksasa dan terbesar di dunia. Bunga tersebut diberinya
nama ilmiah Rafflesia Arnoldi.
( 3 )Raffles menulis buku History of Java dan merintis pembangunan
Kebun Raya Bogor sebagai kebun biologi yang mengoleksi berbagai jenis
tanaman di Hindia-belanda bahkan dari beberapa penjuru dunia.
KEBIJAKAN RAFFLES di
BIDANG SOSIAL

D
1. Penghapusan kerja rodi (kerja paksa).
2. Penghapusan perbudakan, meskipun pada
praktiknya Raffles melanggar undang-undangnya
sendiri dengan melakukan kegiatan sejenis
perbudakan.
3. Peniadaan pynbank, yaitu hukuman kejam dengan
melawan harimau
KEBIJAKAN RAFFLES di
BIDANG HUKUM
E
Sistem peradilan Raffles berorientasi pada besar kecilnya kesalahan,
bukan didasarkan atas warna kulit (ras) seperti Daendels.
Berikut ini badan-badan penegak hukum yang ada pada masa Raffles.
• Court of Justice pada setiap residen
• Court of Request pada setiap divisi
• Police of Magistrate
• Raffles juga meniadakan pengadilan yang dilaksanakan oleh para bupati,
karena akan menimbulkan dualisme dalam hukum.
KEBIJAKAN SEWA TANAH

Raffles menetapkan kebijakan ekonomi seperti yang dijalankan Inggris di India.


F Alasannya, yaitu India dan Indonesia sama-sama bangsa agraris. Kebijakan
ekonomi Raffles ini dikenal sebagai sistem pajak tanah (landrent system).
Ketentuan yang terdapat dalam sistem pajak tanah adalah sebagai berikut.
1. Segala bentuk penyerahan wajib dan kerja paksa dihapuskan. Rakyat bebas
menanam tanaman yang dianggap menguntungkan.
2. Semua tanah menjadi milik kolonial.
3. Para petani mempunyai kewajiban membayar sewa tanah kepada
pemerintah kolonial.
4. Pungutan sewa tanah dilakukan secara langsung dan tidak melalui perantara
bupati.
5. Penyewaan tanah di beberapa daerah dilakukan berdasarkan kontrak dan
batas waktu.
KEGAGALAN KEBIJAKAN
RAFFLES di INDONESIA
Raffles dalam penerapan sistem pajak tanah mengalami kegagalan karena:
1. Mengesampingkan para bupati dan kepala-kepala desa tidak berhasil. Oleh karena itu,
usaha sistem sewa tanah untuk mengadakan hubungan langsung dengan para produsen
tanaman dagangan itu sendiri tidak berhasil.
2. Memberikan kepastian hukum yang lebih besar kepada penduduk tidak berhasil.
G 3. Raffles sangat mendasari kebijakannya pada kebijakan kolonial Inggris yang
diberlakukan di India.
4. Budaya dan kebiasaan petani sulit diubah
5. pengawasan pemerintah kurang
6. Raffles sulit melepaskan kultur sebagai penjajah
7. kerja rodi, perbudakan, dan monopoli masih dilaksanakanSecara umum dapat dikatakan
raffles kurang berhasil untuk mengendalikan tanah jajahan sesuai dengan idenya.
Pemerintah Inggris tidak mendapat keuntungan yang berarti sementara rakyat tetap
menderita.
Berakhirnya

BerakhirnyaBerdasarkan Kongres Wina tahun 1814, Belanda kembali


menjadi Negara merdeka. Pada tahun 1814 juga terjadi perundingan
perdamaian antara Inggris dengan Belanda.Perundingan itu
menghasilkan Konvensi London atau Perjanjian London, yang berisi;
(1) Hindia-Belanda dikembalikan kepada Belanda;
(2) Belanda seperti Sailan, KaapKoloni, dan Guyana tetap di
tanganInggris;
(3) Cochin, di Pantai Malabar diambil alih oleh Inggris, sedangkan
Bangka diserahkan kepada Belanda sebagai gantinya.Dengan
adanya penyerahan daerah kekuasaan di antara Belanda dan
inggris dilaksanakan pada tahun 1816, maka secara resmi pada
tahun 1816 Hindia Belanda kembali dikuasai oleh Kerajaan
Belanda.
Thank You
BAB 1
Metode Pengumpulan data

Teks teks teks teks


teks teks teks teks
BAB 2 teks teks teks
Teks teks teks teks
teks teks teks teks 4
teks teks teks

BAB 3 Teks teks teks teks


3 teks teks teks teks
teks teks teks

Teks teks teks teks


BAB 4 teks teks teks teks 2
teks teks teks
Teks teks teks teks
1 teks teks teks teks
teks teks teks
BAB 5
BAB 1
Saran

Your Text Here


BAB 2
Teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks
teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks

BAB 3
Your Text Here
Teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks
teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks
BAB 4

Your Text Here


Teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks
BAB 5 teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks teks

Anda mungkin juga menyukai