Anda di halaman 1dari 30

PERKEMBANGAN

KOLONIALISME INGGRIS DI
INDONESIA

Arif Nur Ridwan, S.Pd

Mata Pelajaran Sejarah


Kelas XI Semester Ganjil
3.2. Menganalisis proses masuk dan
perkembangan penjajahan bangsa Barat
(Portugis, Belanda dan Inggris) di
Indonesia.
4.2. Mengolah informasi tentang proses
masuk dan perkembangan penjajahan Bangsa
Barat di Indonesia dan menyajikannya
dalam bentuk cerita sejarah.

KOMPETENSI DASAR
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran:
3.2.1. Peserta didik dapat menjelaskan prinsip-prinsip
Raffles dalam menjalankan pemerintahannya di
Indonesia pada tahun 1811 sampai 1816.
3.2.2. Peserta didik dapat menganalisis kebijakan-
kebijakan Raffles dalam menjalankan
pemerintahannya di Indonesia pada tahun 1811 sampai
1816.
4.2.1. Peserta didik dapat menyimpulkan kebijakan
Raffles tentang land rent dan menyajikannya dalam
bentuk cerita sejarah.
INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
Herman Williem Daendels
Jan Willem Janssen
Dengan berakhirnya kepemimpinan Janssen di nusantara
terjadilah peristiwa Kapitulasi Tuntang pada 18 September
1811 (perjanjian antara Belanda dan Inggris), yang berisi:

Pulau Jawa dan daerah sekitarnya yang dikuasai Belanda


jatuh ke Inggris.
Semua tentara Belanda menjadi tawanan perang Inggris.
Orang-orang Belanda dapat dipekerjakan dalam pemerintahan
Inggris.
Semua hutang Pemerintah Belanda yang dahulu, bukan
menjadi tanggung jawab Inggris.

AWAL PEMERINTAHAN RAFFLES DI


INDONESIA
Gubernur Jenderal
Lord Minto
Thomas Stamford Raffles
Bunga Rafflesia Arnoldi
Masa pemerintahan
Thomas Stamford
3 PRINSIP RAFFLES
“Raffles” DALAM MENJALANKAN
PEMERINTAHANNYA
Kebijakan-
kebijakan pada masa
Pertama, ...
pemerintahan Raffles

Pemerintahan Ekonomi & Kedua, ...


Sosial

Hukum Ilmu
Pengetahuan &
Ketiga, ...
Budaya
SELAMAT BERDISKUSI
3 PRINSIP RAFFLES DALAM
MENJALANKAN PEMERINTAHANNYA

Pertama, segala bentuk kerja rodi dan penyerahan


wajib dihapus, diganti dengan penanaman bebas
oleh rakyat.

Kedua,peranan para bupati sebagai pemungut pajak


dihapuskan dan para bupati dimasukkan sebagai
bagian pemerintahan kolonial.

Ketiga, atas dasar pandangan bahwa tanah itu milik


pemerintah, maka rakyat penggarap dianggap
sebagai penyewa.
1.

2.
3.

KEBIJAKAN DALAM BIDANG


PEMERINTAHAN
Daendels berorientasi pada
warna kulit (ras), sedangkan
Raffles lebih berorientasi pada
besar kecilnya kesalahan dan
peradilan tanpa diskriminasi.

Badan-badan penegak hukum pada


masa Raffles sebagai berikut:
Court of Justice, terdapat pada setiap residen
Court of Request, terdapat pada setiap divisi
Police of Magistrate

KEBIJAKAN DALAM
BIDANG HUKUM
1. Pelaksanaan sistem sewa tanah atau pajak tanah (land
rent) yang kemudian memulai perkembangan sistem
perekonomian uang
2. Mulai mengenalkan uang, Rupee Jawa.
3. Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem
penyerahan wajib hasil bumi (verplichte leverantie).
4. Petani diberi kebebasan untuk menanam tanaman ekspor
(penghapusan sistem monopoli).
5. Pemungutan pajak secara perorangan
6. Peletakan desa sebagai unit administrasi penjajahan,dan
KEBIJAKAN DALAM BIDANG
EKONOMI
Penghapusan kerja rodi
Penghapusan perbudakan.

KEBIJAKAN DALAM BIDANG


SOSIAL
LAND RENT

Kebijakan dan program land rent yang dicanangkan Raffles tidak


terlepas dari pandangannya mengenai tanah sebagai faktor produksi.
Menurut Raffles, pemerintah adalah satu-satunya pemilik tanah.
Dengan demikian sudah sewajarnya apabila penduduk Jawa menjadi
penyewa dengan membayar pajak sewa tanah dari tanah yang
diolahnya.

Jumlah pungutannya disesuaikan dengan jenis dan produksi tanah.


Tanah yang paling produktif akan membayar pajak sekitar
1/2 dari hasil dan tanah dan yang paling tidak produktif
hanya 1/4 dari hasil. Kalau dirata-rata setiap wajib pajak
itu akan menyerahkan sekitar 2/5 dari hasil. Setelah itu petani
bebas menggunakan sisanya.
Pajak yang dibayarkan penduduk diharapkan berupa
uang. Tetapi kalau terpaksa tidak berupa uang dapat
juga dibayar dengan barang lain, misalnya beras.
Kalau dibayar dengan uang, diserahkan kepada
kepala desa untuk kemudian disetorkan ke kantor
residen. Tetapi kalau dengan beras yang bersangkutan
harus mengirimnya ke kantor residen setempat atas
biaya sendiri.

Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi ulah


pimpinan setempat yang sering
memotong/mengurangi penyerahan hasil panen itu.
Tujuan sistem sewa tanah, yaitu :

Para petani dapat menanam dan menjual hasil panennya


secara bebas untuk memotivasi mereka agar bekerja lebih
baik.
Daya beli masyarakat semakin meningkat sehingga dapat
membeli barang-barang industri Inggris.
Pemerintah kolonial mempunyai pemasukan negara secara
tetap dan cukup terjamin.
Memberikan kepastian hukum atas tanah yang dimiliki
petani.
Secara bertahap untuk mengubah sistem ekonomi barang
menjadi sistem ekonomi uang.
IstriRaffles yang bernama
Olivia Marianne merupakan
perintis kebun raya Bogor.

KEBIJAKAN DALAM BIDANG ILMU


PENGETAHUAN DAN BUDAYA
Bataviach
Genootschap, sebuah
perkumpulan
kebudayaan dan ilmu
pengetahuan.
Pemerintahan Raffles di Indonesia hanya berlangsung selama
kurang lebih 5 tahun. Perubahan politik yang terjadi di Eropa
mengakhiri pemerintahannya di Indonesia. Pada tahun 1814,
Napoleon Bonaparte menyerah kepada Inggris dan sekutunya.
Kemudian diadakanlah Konvensi London yang isinya:
Belanda memperoleh kembali daerah jajahannya yang dulu
direbut Inggris (Indonesia dikembalikan kepada Belanda).
Jajahan Belanda, seperti: Sailan, Cape Colony, Guyana tetap
di tangan Inggris, sedangkan Cochin (di pantai Malabar)
diambil alih oleh Inggris dan Bangka diserahkan sebagai
gantinya.

AKHIR PEMERINTAHAN RAFFLES


DI INDONESIA
Serah terima kekuasaan antara Inggris dan Belanda
dilakukan pada tanggal 19 Agustus 1816. Inggris
diwakili oleh John Fendall dan Belanda diwakili
oleh Mr. Ellout, van der Capellen, dan Buyskes.

Sejak saat itu pemerintah Hindia Belanda mulai


berkuasa kembali di Indonesia.
Pemerintahan Raffles berada di antara dua masa
penjajahan Belanda, pemerintahan Inggris itu disebut
sebagai masa Interregnum (masa sisipan)

Anda mungkin juga menyukai