Anda di halaman 1dari 12

KOLONIALISME DI

INDONESIA
“MASA KEKUASAAN
INGGRIS”
LORD MINTO

Memulai jabatan 18
September 1811

Mengakhiri jabatan tahun


1811
Memulai jabatan
tahun 1811

Mengakhiri jabatan 11
Maret 1816

THOMAS STAMFORD RAFFLES


JOHN FENDAL

 Memulai jabatan 11 Maret 1816

Mengakhiri jabatan 15 Agustus 1816

Pada masa kekuasaannya terjadi penyerahan


kekuasaan kembali antara kerajaan Inggris
dan kerajaan Belanda yang diwakili
pemerintahan Hindia Belanda
RAFFLES (1811)
Pada masa pemerintahan inggris, selanjutnya
mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai
gubernur jendral Hindia Belanda. Pada masa
pemerintahannya, Indonesia dibagi kedalam 4
wilayah administrasi, yaitu Malaka, Sumatra
Barat (bengkulu), Jawa, dan Madura. Selama
kekuasaanya, Raffles menerapkan politik ekonomi
liberal yang disusun atas dasar persamaan hukum
dan kebebasan ekonomi.
Hal tersebut tampak dari kebijaksanaan ekonomi
kolonial yang dijalankan Raffles sebagai berikut …
a) peraturan-peraturan mengenai bentuk dan
jenis penyerahan wajib dihapuskan
b) kerja paksa (rodi) dihapuskan kecuali di
Priangan dan Jawa Tengah
c) Para bupati dikurangi kekuasaannya dan
merupakan bagian dari pemerintahan
kolonial
d) pemerintah kolonial dianggap sebagai
pemilik tanah
e) Menerapkan sistem pengadilan dengan
sistem juri
 Kebijakan tersebut berkaitan dengan
kebijakan ekonomi yang dinamakan sistem
sewa tanah (landrante/landelijk stelsel).
Sistem tersebut menjadikan pemerintah
sebagai pemilik tanah dan petani sebagai
penyewa dengan pemberian kebebasan
seluas-luasnya kepada para petani untuk
menanam tebu dan kopi yang hasilnya dapay
meningkatkan pendapatan negara. Raffles
pun melaksanakan pungutan pajak tanah
untuk meningkatkan pemasukan keuntungan
kas negara. Pemungutan diadakan perdesa
sehingga desa dijadikan unit administrasi
penjajahan utama.
 Pelaksanaan sistem sewa tanah diterapkan
hampir diseluruh pulau jawa, kecuali Batavia
dan Priangan. Hal ini disebabkan daerah-
daerah di batavia banyak dikuasai oleh
pengusaha swasta sedangkan Priangan
merupakan daerah komoditi tanaman kopi
pemerintahan kolonial.
 Kebijakan Raffles tersebut tidak dilaksanakan
sepenuhnya, karena kurangnya pengetahuan
dan keterampilan para pegawainya. Para
petani pun belum berpengalaman dalam
mengolah dan menjual hasil pertaniannya. Para
kepala desa pun banyak yang melakukan
manipulasi dan korupsi terhadap hasil
pertanian.
 Semasa pemerintahan Raffles banyak para
pejabat Eropa yang datang dan tinggal di
Indonesia sehingga bertambah kaum
kapitalisme Eropa yang menanamkan
modalnya di Indonesia. Raffles pun
menghapuskan aturan-aturan tradisional.
Raffles menuntut pelaksanaan kedaulatan dan
kekuasaan administrasi Eropa diseluruh Jawa
dan bertujuan memanfaatkan,
memperbaharui, dan mengahancurkan
lembaga-lembaga asli (seperti tradisi-tradisi
dalam kerajaan tradisional)
 Jadi pemerinatah Raffles tidak hanya
melakukan perubahan ekonomi tetapi juga
perubahan sosial budaya.
CONVENTION OF LONDON (1814)
 pada tahun 1814 antara Belanda dan Inggris
dilakukan perundingan di Wina yang
menghasilkan convention of London, yang
isinya Belanda kembali menerima daerah
jajahannya dari Inggris dan Inggris
memperoleh daerah Tanjung Harapan dan
pulau Sailan.
 Raffles yang sedang berkuasa di Indonesia
ternyata tidak mau menerima hasil
perjanjian tersebut. Hal tersebut mendorong
penguasa Belanda pada 1816 mengirim
Komisi Jendral yang beranggotakan tiga
orang, yaitu Van der Capellen, Eliout, dan
Buyskes. Tugas mereka adalah mengambil
alih pemerintahan di Indonesia dari
pemerintahan Inggris. Raffles tetap tidak
mau bahkan ia pulang ke Inggris.
Pemerintahan Inggris pun mengirim Jhon
Fendall untuk melakukan penyerahan
tersebut. Sejak saat itulah Indonesia kembali
dikuasai oleh Belanda.
Thank’s For Your Attention

Have a Nice Day…

Anda mungkin juga menyukai