1. Melaksanakan sistem sewa tanah atau pajak tanah (land rent) yang
kemudian meletakkan dasar bagi perkembangan sistem perekonomian
uang.
2. Penghapusan penyerahan wajib hasil bumi.
3. Penghapusan kerja rodi dan perbudakan.
4. Penghapusan sistem monopoli.
5. Peletakan desa sebagai unit administrasi penjajahan.
Kebijakan land rent yang dicanangkan Raffles tersebut hasil dari
pandangannya mengenai status tanah sebagai faktor produksi
Menurut Raffles, pemerintah adalah satu-satunya pemilik tanah yang sah.
Oleh karena itu, sudah selayaknya rakyat menjadi penyewa dengan membayar
pajak sewa dari tanah yang diolahnya.
Pajak dipungut perorangan, meski dalam praktiknya per desa. Jumlah
pungutannya disesuaikan dengan jenis dan produktivitas tanah.
Pajak yang dibayar dengan uang diserahkan kepada kepala desa untuk
kemudian disetorkan ke kantor residen. Sedangkan pajak yang berupa beras
dikirim ke kantor residen setempat oleh yang bersangkutan atas biaya sendiri.
Kebijakan pemungutan pajak ke residen itu untuk mengurangi ulah penguasa
setempat yang sering memotong atau mengurangi penyerahan hasil panen.
Sebab, para pejabat pribumi sudah dialihfungsikan menjadi pegawai
pemerintah yang digaji.
Raffles dicopot
Namun, segala reformasi yang dilakukan Raffles dianggap terlalu mahal bagi
East Indian Company (EIC), kongsi dagang yang mencari untung.
Pada 1815, Raffles ditarik dan digantikan oleh John Fendall. Keputusan
tersebut dilakukan karena Inggris bersiap menyerahkan kembali Jawa ke
Belanda.
Penyerahan itu sesuai dengan Perjanjian Anglo-Dutch yang terjadi pada 1814
menjelang berakhirnya Perang Napoleon di Eropa.
Pada 15 Oktober 1817, Raffles mendapat mandat sebagai Gubernur Jenderal
di Bencoolen atau kini disebut Bengkulu.
Saat itu, Bencoolen merupakan koloni yang hasil ekspornya hanyalah lada.
Raffles yang melihat tempat itu acak adut, langsung melakukan reformasi
seperti yang dia perbuat di Jawa, seperti menghapuskan perbudakan.
KELOMPOK 4:
Muhammad Rizqal Aditiya
Alita Eka Naurah
Muh. Ariel Irawan
Sitti Nurul Ainun
Muh. Alfredo Buburanda
Nelawati
Erni