Anda di halaman 1dari 25

- ANGELIQUE YULICA DOSMAROHA -

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA


- PENDIDIKAN SEJARAH -
PENJAJAHAN PEMERINTAHAN HINDIA
BELANDA
&
PERKEMBANGAN KOLONIALISME INGGRIS DI
INDONESIA
MASA PEMERINTAHAN HERMAN
WILLIAM DAENDELS (1808-1811)
SIAPAKAH DAENDLES?

Daendles adalah perwira tinggi Belanda paling cakap untuk membereskan


administrasi sekaligus menata pertahanan perang. Ia juga dikenal sebagai Loyalitas
Prancis.
Saat itu, Belanda sedang di bawah kekuasaan Prancis. Sejak 1795, negeri kincir
angin berhasil ditaklukkan Napoleon. Penguasa tidak hanya sebatas Belanda, tapi
juga beserta seluruh kolonialnya.
Daendles merasa dirinya sebagai anak kandung Revolusi Prancis. Gagasan-
gagasan dari Revolusi Prancis tersebut coba diterapkan di Hindia Belanda yaitu
mengenai Konsep negara dan birokrasi modern di Indonesia.
KEBIJAKAN POLITIK
• Membagi pengaruh kekuasaan kerajaan-kerajaan tradisional Indonesia
terhadap aspek-aspek kehidupan masyarakat.

• Membagi pulau Jawa menjadi 23 karisdenan.

• Kedudukan Bupati sebagai penguasa tradisional daerah diubah menjadi


pegawai dibawah pemeintahan colonial.

• Membagi wilayah Jawa bagian Timur menjadi 5 prefektur (setingkat provinsi)


yaitu Surabaya, Sumenep, Rembang Pasuruan, Gresik.
KEBIJAKAN EKONOMI
• Mengharuskan rakyat pribumi untuk melaksanakan penyerahan wajib
atas hasil pertaniannya
• Menjual tanah-tanah Indonesia kepada pihak swasta
• Menanam tanaman komoditas yang laku di pasar Internasional
• Mengeluarkan uang kertas
• Membentuk Dewan Pengawas Keuangan Negara
• Mengadakan monopoli perdagangan beras
• Mengadakan Preanger Stelsel, kewajiban rakyat Priangan dan
sekitarnya untuk menanam kopi.
KEBIJAKAN MILITER
• Membangun benteng-benteng baru di sekitar pesisir pulau Jawa
• Membangun pangkalan angkatan laut di pelabuhan Anyer, Surabaya
dan ujung Kulon
• Membangun jalan raya Anyer-Panarukan untuk memudahkan
mobilitas pasukan dan logistik perang
• Menjadikan penduduk pribumi sebagai tentara pemerintah kolonial
• Membangun pabrik senjata di Surabaya dan Semarang
• Meningkatkan kesejahteraan prajurit
KEBIJAKAN SOSIAL
• Perbudakan dibiarkan berkembang
• Menghapus upacara penghormatan kepada residen, sunan, atau
sultan
• Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda pos
Perubahan yang dilakukan Daendles
Daendles menekankan pentingnya sentralisasi kekuasaan di bawah
wewenang pemerintah pusat. Gubernur jenderal, yang dibantu para pejabat
Batavia, adalah pusat kekuasaan. Wakil raja Belanda di tanah koloni
merupakan penguasa tertinggi yang memiliki wewenang besar untuk
mengatur birokrasi sampai level paling bawah. Dengan kekuasaan apa saja
untuk membuat pemerintahan berjalan efektif.

Daendles juga berusaha untuk memberantas korupsi yang telah mengakar


bertahun-tahun. Birokrasi peninggalan VOC inefisien, tapi juga sangat korup
dan penuh penyelewengan. Daendles benar-benar memanfaatkan
kewenangannya untuk mencopot para pejabat korup dan memberantas
berbagai penyelewengan yang dilakukan bekas pegawai VOC.
Akhir masa pemerintahan Daendles
Akhirnya ia dipanggil pulang oleh Perancis dan kekuasaan harus
diserahkan kepada Jan Willem Janssens, seperti diputuskan oleh Napoleon
Bonaparte. Pemanggilan pulang ini dipertimbangkan oleh Napoleon sendiri.
Dalam rangka penyerbuan ke Rusia, Napoleon memerlukan seorang Jenderal
yang handal dan pilihannya jatuh kepada Daendels.
Setelah Napoleon dikalahkan di Waterleoo dan Belanda merdeka
kembali, Daendles menawarkan dirinya kepada Raja Williem I, tetapi raja
Belanda ini tidak terlalu suka terhadap mantan Patrjot dan tokoh revolusioner
ini. Tetapi biar bagaimanapun juga, pada tahun 1815 ia ditawari pekerjaan
menjadi Gubernur-Jenderal di Ghana. Ia meninggal dunia di sana akibat
malaria pada tanggal 8 Mei 1818.
- PERKEMBANGAN KOLONIALISME
INGGRIS DI INDONESIA -
Pada 1811, Raffles dipromosikan untuk menjadi Gubernur Jenderal di daerah
jajahan Belanda yaitu Hindia-Belanda atau yang kini disebut Jawa. Lord Minto,
atasan Raffles memang memiliki niat untuk mengusir Belanda dari tanah Jawa
pada 1811. Sebagai bentuk keseriusan, 12 ribu angkatan perang diterjunkan ke
Batavia Via pelabuhan Cilincing. Dalam serangan tersebut Belanda /VOC
takluk kepada Inggris.
Sejak ia memerintah, ia merumuskan beberapa kebijakan-kebijakan yang
sangat baik untuk perkembangan Indonesia, diantaranya : ia menghapuskan
beberapa sistem perbudakan, mereformasi sistem pemerintahan korup
Belanda, mengadakan penelitian-penelitian flora, fauna, artefak candi-candi
prasejarah dan lain sebagainya.
KEBIJAKAN POLITIK RAFFLES
Membagi Pulau Jawa menjadi 16 karesidenan (sistem karasiden ini
berlangsung sampai tahun 1964).

Mengubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa


pribumi menjadi sistem pemerintahan kolonial yang bercorak Barat.

Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi dilepaskan


kedudukannya yang mereka peroleh secara turun-temurun.
KEBIJAKAN EKONOMI
Petani diberikan kebebasan untuk menanan tanaman ekspor, sedang
pemerintah hanya berkewajiban membuat pasar untuk merangsang petani
menanam tanaman ekspor yang paling menguntungkan.

Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem penyerahan


wajib (verplichte leverantie) yang sudah diterapkan sejak zaman VOC.

Menetapkan Sistem Sewa tanah (Landrent) yang didasarkan pada


anggapan bahwa pemerintah colonial adalah pemilik tanah dan para
petani dianggap sebagai penyewa tanah pemerintah. Oleh karena itu
petani diwajibkan membayar pajak atas pemakaian tanah pemerintah.

Pemungutan pajak dibayarkan kolektor yang dibantu kepala desa tanpa


melalui bupati.
Kebijakan di Bidang Sosial
Penghapusan kerja rodi (kerja paksa) dan

Penghapusan perbudakan, tetapi dalam praktiknya ia melanggar


undang-undangnya sendiri dengan melakukan kegiatan sejenis
perbudakan.

Peniadaan pynbank (disakiti), yaitu hukuman yang sangat kejam


dengan melawan harimau.
BIDANG ILMU PENGETAHUAN
• Ditulisnya buku berudul History of Java di London pada tahun 1817 dan dibagi
dua jilid

• Ditemukannya bunga Rafflesia Arnoldi

• Dirintisnya Kebun Raya Bogor

• Memindahkan Prasasti Airlangga ke Calcutta, India sehingga diberi nama


Prasasti Caicutta

• Memperkenalkan Candi Borobudur kali pertama kepada dunia. Borobudur hampir


mustahil dapat dilihat hingga hari ini tanpa campur tangan Raffles
HAMBATAN RAFFLES
Masyarakat Indonesia masih sangat tradisional >>> belum mengenal
perdagangan bebas.

Masyarakat Indonesia belum mengenal sistem uang.

Ikatan tradisional belum bisa dirubah misalnya kepemilikan tanah pada


umumnya didasarkan pada warisan adat setempat sehingga
pemungutan pajak mengalami kesulitan.
Akhir masa pemerintahan Raffles
Pada 1815, Raffles ditarik dan digantikan oleh John Fendall. Keputusan
tersebut dilakukan karena Inggris bersiap menyerahkan kembali Jawa ke
Belanda. Penyerahan itu sesuai dengan adanya Convention of London (1814)
>>> Indonesia dikembalikan kepada Belanda kecuali Bengkulu, Pulau Bangka
dan Pulau Belitong, daerah ini tetap menjadi wilayah kekuasaan Inggris.

Pada 1817, Raffles menulis buku History of Java yang berisi kisah tentang
Pulau Jawa pada masa lampau.
Ketika menjadi gubernur Bengkulu ia berpikir bahwa Inggris perlu mencari
suatu daerah kekuasaan Inggris. Maka pada tanggal 29 Januari 1819 ia
mendirikan sebuah pos perdagangan bebas di ujung selatan Semenanjung
Malaka yang di kemudian hari menjadi negara kota Singapura. Raffles
bersumpah Singapura akan dijadikan koloni baru yang meskipun kecil, namun
akan lebih dari pulau Jawa yang dikuasai Belanda Sumpah Raffles terwujud.
Singapura pusat pedagangan penting di dunia.

Namun, segala usahanya untuk mengatur Singapura kandas setelah Inggris


Belanda menandatangani Traktat Anglo-Dutch/Traktat London pada 1824. Isi
Traktat London adalah Kepulauan Melayu terbagi atas pengaruh dua kuasa.
Kawasan utara termasuk Pulau Pinang, Melaka dan Singapura sebagai
kawasan pengaruh Inggris sedangkan kawasan di sebelah selatan di bawah
pengaruh. Berarti Inggris menyerahkan Bengkulu kepada Belanda dan Belanda
menyerahkan Malaka kepada Inggris.
MASA PEMERINTAHAN KOMISARIS JENDRAL
(1816-1819)
Tugas :
1. Menyusun pemerintahan baru
2. Mengusahakan ketenteraman dan perbaikan nasib penduduk
Indonesia, misalnya penduduk harus dilindungi dari perlakuan
sewenang-wenang, perdagangan dan pertanian (penanaman)
harus bebas, kecuali tanaman kopi, rempah-rempah dan candu.
3. Menyusun angkatan darat dan laut.
Van Der Capellen

• Kebijakan Sewa Tanah


Tanggal 22 Desember 1818 Pemerintah UU menunjuk Van Der
Capellen sebagai Gubernur jenderal. Van Der Capellen berkembang
ke arah sewa tanah dengan penghapusan tradisional (Bupati dan para
penguasa setempat). Kemudian, Van Der Capellen juga menarik pajak
tetap yang sangat memberatkan rakyat. Hingga menimbulkan rakyat
sengsara.
VAN DEN BOSCH
Perubahan yang dilakukan Van Den Boch:

Merubah sisten kerja rodi (Sistem Tanam Paksa) Van Den Bosch menyatakan bahwa
cara paksaan seperti yang pernah dilakukan VOC adaalah cara yang terbaik untuk
memperoleh tanaman ekspor untuk pasaran Eropa, karena akan mendatangkan
keuntungan yang besar.

Apa saja Ketentuan-ketentuannya:

1. TANAH YANG DISEDIAKAN UNTUK TANAMAN TANAM PAKSA DIBEBASKAN


DARI PEMBAYARAN PAJAK TANAH.
2. WAKTU DAN PEKERJAAN YANG DIPERLUKAN UNTUK MENANAM TANAMAN
PAKSA TIDAK BOLEH MELEBIHI PEKERJAAN YANG DIPERLUKAN UNTUK
MENANAM PADI.
3. HASIL TANAMAN YANG TERKAIT DENGAN PELAKSANAAN TANAM PAKSA
WAJIB DISERAHKAN KEPADA PEMERINTAH HINDIA-BELANDA.
- TERIMAKASIH -

Anda mungkin juga menyukai