Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK SEJARAH INDONESIA

KELAS XI MIPA 2

" PENJAJAHAN PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA "

KELOMPOK 1 PEMERINTAHAN HERMAN W. DAENDELS


- ALFIA KHAIRUL
- CHATERINE OCTAVIANI
- JHON NEWTON
- TITANIA ALYA NABITA
- TAFRYZIAN
1. Latar Belakang

kedatangan Daendels ke pulau Jawa


Pengambilan-pengambilan kekuasaan VOC oleh Pemerintahan Kerajaan Belanda
bersamaan dengan Revolusi Industri (1792-1802) yang melibatkan Austria, Rusia,
Inggris, Belanda dan Spanyol. Pada tahun 1795, Perancis dapat menaklukan Belanda.
Raja Belnda William V, mengasingka diri ke Inggris dan menyerahkan seluruh daerah
jajahannya untuk sementara waktu kepada Perancis.
Belanda jatuh ketangan Perancis dibawah pimpinan Kaisar Louis Napoleon Bonaparte
pada tahun 1806. Hal tersebut menyebabkan pengaruh poitikliberal Perancis meluas di
Belanda dan terjadilah perubahan peta politik di Belanda yang pengaruhnya sampai ke
Indonesia sebagai daerah jajahannya. Napoleon Bonaparte kemudian kemdian
mengangkan Herman Willem Daendels sebagai gubernur jendral Hindia Belanda dan
menggantikan Gubernur-Jenderal Albertus Wiese. Daendels datang ke Indonesia pada 1
januari 1806. Ia dikenal sebagai tokoh revolusioner yang mendukung politik liberalism.
2. Tugas Utama Daendels

-1. mempertahankan Pulau Jawa agar tidak jatuh ke tangan Inggris. Tugas ini ditempuh
dengan beberapa langkah, yaitu :
• a. memperkuat angkatan perang dengan meningkatkan jumlah prajurit dari 4.000
orang menjadi 18.000 orang dan membentuk pasukan pribumi (Jayengsekar) yang
berada langsung di bawah komandonya;
• b. meningkatkan kedislipinan prajurit dengan meningkatkan kesejahteraan prajurit,
antara lain : membentuk tangsi-tangsi militer, memberikan pakaian seragam,
menaikkan gaji, dan mendirikan rumah sakit militer;
• c. mengerahkan tenaga rakyat untuk membuat benteng-benteng baru, misalnya di
jatinegara (Jakarta), Candi Lama (Semarang), dan Dataran Tinggi Bandung

- 2. mengatur dan menata kembali pemerintah kolonial


Belanda di Indonesia. Tugas ini ditempuh dengan beberapa
langkah, yaitu :
• a. membiarkan terus adanya perbudakan;
• b. mendirikan sekretariat negara (Algemene Secretarie) untuk
membereskan administarsi kenegaraan;
• c. memindahkan pusat pemerintahan dari Sunda Kelapa ke Jakarta Pusat
(Weltevreden)

- 3. membereskan masalah keuangan pemerintah kolonial Belanda di


Indonesia. Tugas ini ditempuh dengan beberapa langkah, yaitu :
• a. mengeluarkan uang kertas dalam jumlah yang besar;
• b. meningkatkan usaha pemasukan uang dengan cara memborongkan
pemungutan pajak kepada orang-orang swasta;
• c. mengusahakan tanaman kopi di daerah Priangan dengan rakyat
diwajibkan menanam kopi yang hasilnya harus diserahkan kepada VOC
dengan harga yang telah ditentukan;
• d. penyerahan wajib (verplichte leverranties)
3.Kebijakan Daendels

1.Bidang ekonomi dan keuangan


-Membentuk dewan pengawas keuangan negara (Algemene Rekenkaer) dan dilakukan
pemberantasan korupsi dengan keras.
• Menjual tanah produktif milik rakyat kepada pihak swasta hingga muncul tanah
swasta (partikelir) yang banyak dimiliki oleh orang arab, belanda dan cina.
• Pajak in Natura (Contingenten) dan sistem penyerahan wajib (Verplichte Leverantie)
yang diterapkan pada VOC tetap dilanjutkan, bahkan diperberat.
• Memaksakan berbagai perjanjian dengan penguasa Surakarta dan Yogyakarta
(melakukan penggabungan banyak daerah ke dalam wilayah pemerintahan kolonial,
misalnya daerah Cirebon.
• Mengadakan Preanger Stelsel,yaitu kewajiban bagi rakyat priangan dan sekitarnya
untuk menanam tanaman ekspor (kopi)
2.Bidang pertahanan dan keamanan
• Membangun banyak benteng benteng pertahanan baru di sekitar pesisir pulau
Jawa.
• Membangun pangkalan angkatan laut di Anyer dan Ujung Kulon
• Meningkatkan jumlah tentara dengan cara mengambil masyarakat pribumi karena
pada waktu pergi menuju Indonesia, Daendels tidak membawa pasukan yang
cukup. Daendels menambah jumlah pasukan yang diambil dari orang-orang
pribumi, yaitu dari 4.000 tentara menjadi 18.000 tentara
• Membangun jalan raya yang dimulai dari Anyer (Banten) sampai Panarukan (Jawa
Timur) sejauh kurang lebih 1.100 km, yang diselesaikan dalam waktu setahun
dengan Kerja Rodi/Kerja paksa dan disetiap 7 km dibangun pos jaga. Jalan ini
dinamakan sebagai Jalan Daendels
• Membangun pabrik Gresik dan Semarang. Hal ini dilakukan karena Daendels tidak
dapat mengharapkan bantuan dari Eropa. Hubungan Belanda dan Indonesia
sangat sukar sebab ada blokade Inggris dilautan.
3.Bidang Pemerintahan
• Membatasi pengaruh kekuasaan kerajaan-kerajaan tradisional Indonesia
terhadap aspek-aspek kehidupan masyarakat.
-Memungut pajak kepada rakyat pribumi dan mengharuskan rakyat pribumi
untuk melaksanakan penyerahan wajib atas hasil pertaniannya.
• Membagi Jawa menjadi sembilan daerah prefectuur/prefektur (wilayah yang
memiliki otoritas). Masing-masing prefektur dikepalai oleh seorang prefek
berkebangsaan Eropa, yang langsung bertanggung jawab kepada Gubernur
Jenderal di Batavia. Para perfektur ini membawahi para bupati yang dijabat
para bangsawan asli.
• Memberi gaji tetap dan melarang pegawai kolonial Belanda melakukan
perdagangan sendiri. sebelumnya menguasai Hindia Belanda sebelum
dinasionalisasi pemerintah Belanda tahun 1800 karena bangkrut. VOC bankrut
karena korupsi. Karena itu, Daendels berusaha memberantas korupsi dengan
memberi gaji tetap dan melarang usaha sampingan dari pegawai kolonial
4.Bidang peradilan dan hukum
• Daendels membentuk tiga jenis peradilan antara lain peradilan untuk orang
Eropa, peradilan untuk orang-orang Timur Asing dan peradilan untuk orang-
orang pribumi. Khusus untuk peradilan kaum pribumi, dibentuk di setiap
prefektur, misalnya di Surabaya, Batavia, dan Semarang.
• Melakukan pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu termasuk terhadap
bangsa Eropa. Akan tetapi, ternyata Daendels sendiri melakukan korupsi besar-
besaran dalam penjualan tanah kepada pihak swasta.

5.Bidang sosial
• Rakyat dipaksa melakukan kerja rodi untuk membangun Jalan Anyer–
Panarukan.
• Perbudakan dibiarkan berkembang.
• Menghapus upacara penghormatan kepada residen, sunan, atau sultan.
• Membuat jaringan pos distrik menggunakan kuda pos
4. Dampak pemerintahan daendels

Pemerintahan Daendels membawa banyak dampak positif bagi Indonesia,


terutama dalam hal pembangunan infrastruktur, berikut adalah dampak
positifnya:

1. Dibangunnya Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan sepanjang pesisir utara pulau


Jawa.
2. Dibangunnya infrastruktur militer; sekolah dan rumah sakit militer, barak, dan
benteng untuk mempertahankan pulau Jawa.
3. Dibangunnya pabrik mesiu, senjata, dan alat-alat perang di Surabaya dan
Semarang.
4. Berkurangnya korupsi pejabat kolonial karena kebijakan pemberantasan
korupsi Daendels, walau begitu Daendels sendiri terlibat dalam korupsi dan
penyelewengan dana.
Pembangunan yang dibawa Daendels tidak tanpa penderitaan warga
Indonesia, berikut adalah dampak negatif pemerintahan Daendels:

1. Rakyat dijadikan pekerja paksa (kerja rodi) yang dibayar dengan sedikit
upah atau bahkan tidak dibayar, banyak pekerja rodi yang meninggal karena
malaria dan keadaan yang melarat.
2. Pemerintah kolonial Hindia Belanda ikut campur dalam urusan dan adat
keraton dan kerajaan-kerajaan Indonesia.
3. Rakyat dipaksa menyerahkan atau menjual hasil bumi ke pemerintah
kolonial, kadang dengan harga yang sangat rendah.
4. Pemerintah kolonial memonopoli bahan pangan di Indonesia seperti beras.
5. Diadakannya sistem pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem
penyerahan wajib (veplichte leverantie) yang memberatkan petani dan pemilik
tanah.
5.Akhir permerintahan

Daendels sebenarnya seorang liberal, tetapi setelah tiba di Indonesia berubah


menjadi seorang diktator yang bertindak kejam dan sewenang-wenang.
Akibatnya, pemerintahannya banyak menimbulkan kritik, baik dari dalam
maupun luar negeri, akhirnya Daendels dipanggil pulang ke negeri Belanda
Louis Napoleon kemudian mengangkat Jansen sebagai gubernur jenderal yang
baru menggantikan Daendels. Jansen ternyata tidak mampu menahan serangan-
serangan Inggris sehingga menyerah di Tuntang. Ia pun menandatangani
penyerahan kekuasaan itu di daerah Tuntang Salatiga. Oleh karena itu,
perjanjian itu dikenal dengan nama Kapitulasi Tuntang (18 September 1811)

Anda mungkin juga menyukai