Imperialisme Barat di
Indonesia IPS Kelas X
A. KEDATANGAN DAN KEKUASAAN BANGSA BARAT DI INDONESIA
Kolonialisme
Kolonialisme adalah paham yang bertujuan menguasai daerah atau bangsa lain untuk memperluas
wilayah kekuasaannya dengan menjadikannya koloni.
Imperialisme
Imperialisme merupakan suatu paham yang bertujuan menjajah negara lain guna mendapatkan
kekuasaan dan keuntungan.
3) Bangsa Belanda
Bangsa Belanda sampai di Indonesia tahun 1596 dibawah pimpinan Cornelis de Houtman dan Peter
Keyzer. Tujuan bangsa Belanda adalah berdagang rempah-rempah. Untuk melancarkan usahanya
maka dibentuk VOC tahun 1602.
Tujuan VOC sbb :
- Untuk menyaingi kongsi-kongsi dagang lainnya
- Untuk menyaingi pedagang-pedagang belanda lain
- Untuk meningkatkan keuangan Negara
- Untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah
Dalam memperkuat posisi VOC, pemerintah Belanda mengangkat Gubernur Jendral Pieter Both.
Tetapi tidak lama, maka tahun 1603 digantikan oleh Jon Pieterzoon Coen (J.P Coen). VOC memiliki
hak-hak istimewa yang disebut hak oktrooi.
Setelah VOC dibubarkan, maka pemerintah Belanda mengangkat Willem Daendels sebagai Gubernur
Jendral di Indonesia. Tugas-tugas Daendel sbb:
- Mempertahankan jawa dari kekuasaan inggris
- Membentuk pemerintahan di Indonesia
- Memperbaiki masalah keuangan
Untuk melaksanakan tugas-tugasnya, Daendels mengambil kebijakan dalam bidang pertahanan sbb:
- Meningkatkan jumlah prajurit
- Membangun jalan raya dari Anyer – Panarukan (±1.100 KM)
- Membangun armada pertahanan laut di Surabaya dan Batavia
- Membangun pelabuhan di Ujung Kulon, dan Surabaya
- Melaksanakan kerja rodi untuk pekerjaan yang bersifat umum.
Tindakan daendels dalam bidang pemerintahan:
- Membentuk sekretaris Negara
- Membentuk lembaga peradilan di Surabaya
- Memindahkan pusat pemerintahan dari sunda kelapa ke jayakarta
- Menyingkirkan raja-raja menghalangi kebijakannya
Tindakan Daendels dalam bidang keuangan:
- Mengeluarkan uang kertas
- Menjual tanah2 kepada partikelis (swasta) seperti cina dan arab
- Memborongkan kepada swasta dalam memungut pajak
- Membentuk badan pengawas keuangan
4) Bangsa Inggris
Pada tahun 1811, Inggris mampu menguasai daerah jajahan Belanda, maka Belanda harus
menandatangani kapitulasi tuntang tanggal 18 September 1811, yang isinya:
- Daerah jajahan belanda diserahkan kepada Inggris
- Tentara Belanda menjadi tawanan Inggris
- Orang-orang Belanda dapat menjadi pegawai Inggris
2. Bidang Ekonomi
Kemajuan industri mendorong Belanda mengeksplorasi sumber daya alam antara lain:
- Pembukaan tambang minyak bumi di Tarakan (Kaltim), Sungai berang (Sumsel)
- Pembukaan tambang timah di Bangka, Belitung, Singkap
- Pembangunan rel kereta api untuk memperlancar pengiriman hasil perkebunan dan pertambangan
- Pembangunan jalan raya Anyer – Panarukan.
3. Bidang Sosial
Status sosial tertinggi pada masa pemerintahan Belanda adalah orang Eropa kemudian golongan
berikutnya Asia dan Timur Jauh (kaum pedagang), kedudukan paling rendah adalah rakyat Indonesia
atau kaum pribumi yang merupakan golongan mayoritas.
4. Bidang Budaya
Masuknya bangsa asing ke Indonesia memunculkan westernisasi yaitu pemujaan terhadap
kebudayaan barat secara berlebihan. Westernisasi menyebar melalui jalus pemerintahan dan
pendidikan.
Penerapan politik etis mendorong pemerintah kolonial Belanda mendirikan sekolah-sekolah kaum
pribumi, antara lain:
- OSVIA (Opleiding School Voor Inlandische Ambtenaren) Bandung, Magelang, Probolinggo, untuk
mendidik calon birokrat dari bangsan Indonesia sendiri.
- HIS (Hollandsch Inlandische School)
- MULO (Meer Ultgebreid Lager Onderwijs)
- AMS (Algemeene Middel Bare School)
- HBS (Hoogere Burger School)
- Kweekschool (sekolah guru)
- Hogere Kweekschool (sekolah dokter STOVIA)
Akhir abad ke-19, pemerintahan kolonial Belanda membuka sekolah untuk kaum pribumi yaitu
Sekolah Angka 1 dan Sekolah Angka 2 yang bersifat umum dengan pelajaran dasar membaca,
menulis, berhitung, ilmu bumi, sejarah dan ilmu alam.
2. Aceh
3. Mataram
Meskipun Mataram tidak berhasil merebut benteng Batavia dan menundukkan Kompeni pada tahun
1628, mereka tidak begitu saja menyerah. Tahun berikutnya, yaitu pada tahun 1629 tentara Mataram
berangkat lagi menuju Batavia dengan perlengkapan senjata-api.
Pada tanggal 31 Agustus 1629 hampir keseluruhan pasukan tiba di daerah sekitar Batavia.
Akibat dari dimusnahkannya gudang beras Mataram, usaha pengepungan Batavia tidak berlangsung
lama.Meskipun demikian mereka toh mendekati benteng Hollandia dengan mengadakan pendekatan
melalui parit-parit. Benteng Hollandia dapat mereka rusakkan. Setelah berhasil, mereka menuju
benteng Bommel, akan tetapi di sini mereka gagal.
Pada hari-hari berikutnya Mataram maju ke Benteng dan pada tanggal 21 September 169 tembakan
mulai terhadap benteng VOC. Mereka membiarkan menembak benteng hingga persediaan mesiu
habis. Sementara tembakan-tembakan dilancarkan terhadap benteng Belanda, Jan Pieterszoon Coen
mendadak meninggal diserang suatu penyakit.
Dari beberapa tawanan diketahui bahwa pasukan Mataram menderita kelaparan, dan hal ini memang
menyebabkan kelemahan mereka. Setelah berusaha untuk menyerang selama kurang lebih 10 hari
pada akhir bulan September 1629 mereka mulai menarik diri sambil banyak meninggalkan korban.
Antara Tahun 1630-1645
Setelah gagal menduduki Batavia, perundingan antara Mataram dan VOC dibuka kembali pada tahun
1630, akan tetapi utusan-utusan yang dikirim Kompeni tidak memenuhi syarat Mataram.
Mataram antara tahun 1630-1634 sering mengadakan penyerbuan terhadap kapal-kapal Kompeni.
Mataram terus menerus mencari bantuan dari Malaka yang ada di bawah kekuasaan Portugis.
Harapan akan bantuan ini kemudian hilang, karena pada tahun 1641 VOC menguasai Malaka dan
orang-orang Portugis kehilangan tempat berpijak di kepulauan Nusantara.
Pemerintahan Mataram tahun 1641 mengadakan perpindahan penduduk dari Jawa Tengah ke Jawa
Barat di daerah Sumedang yang ternyata sangat mengkhawatirkan VOC. Sebenarnya perpindahan ini
adalah sebagai persiapan terhadap penyerangan terhadap Banten yang tidak mau tunduk kepada
Mataram.
Hubungan antara Kompeni dan Mataram setelah tahun 1642, tidak begitu baik, karena tawanan-
tawanan Belanda tidak dilepaskan oleh Mataram. Oleh sebab itu Kompeni selalu mencari jalan untuk
mencoba memaksa Mataram untuk mengembalikan orang-orang Belanda itu.
Keadaan menjadi tegang ketika Inggris menawarkan membawa seorang utusan Mataram ke Mekah,
yang sebenarnya suatu kemungkinan bagi Belanda, untuk melepaskan tawanannya bilamana Sultan
meminta kapal Belanda untuk membawa utusan ini. Oleh sebab itu kapal Inggris yang membawa
utusan ini dicegat, utusan Mataram dan hadiah untuk ke Mekah ditahan oleh VOC dan dibawa
ke Batavia.
Peristiwa lain adalah ketika VOC merasa bahwa Jambi dan Palembang mengancam keamanan VOC,
maka VOC mencegat suatu armada Mataram yang terdiri dari 80 perahu yang sedang menghantar
kembali rajaPalembang.
Hubungan antara VOC dan Mataram hingga meninggalnya Sultan Agung pada tahun 1645 tidak
mengalami perbaikan.
4. Sultan Hasanuddin
Pada tahun 1666, di bawah pimpinan Laksamana Cornelis Speelman, Kompeni berusaha
menundukkan kerajaan-kerajaan kecil, tetapi belum berhasil menundukkan Gowa. Di lain pihak,
setelah Sultan Hasanuddin naik takhta, ia berusaha menggabungkan kekuatan kerajaan-kerajaan
kecil di Indonesia bagian timur untuk melawan Kompeni.
Pertempuran terus berlangsung, Kompeni menambah kekuatan pasukannya hingga pada
akhirnya Gowaterdesak dan semakin lemah sehingga pada tanggal 18 November 1667 bersedia
mengadakan Perdamaian Bungaya di Bungaya. Gowa merasa dirugikan, karena itu Sultan Hasanuddin
mengadakan perlawanan lagi. Akhirnya pihak Kompeni minta bantuan tentara ke Batavia.
Pertempuran kembali pecah di berbagai tempat. Hasanuddin memberikan perlawanan sengit.
Bantuan tentara dari luar menambah kekuatan pasukan Kompeni, hingga akhirnya Kompeni berhasil
menerobos benteng terkuat Gowa yaitu Benteng Sombaopu pada tanggal 12 Juni 1669. Sultan
Hasanuddin kemudian mengundurkan diri dari takhta kerajaan dan wafat pada tanggal 12 Juni 1670.
5. Pattimura
Belanda berusaha menguasai Maluku. Benteng Duurstede direbut. Belanda mengangkat Resident
Van den Burg dan mendirikan benteng Duurstede. Thomas Matualessy,Anthony Rhebok, Lucas
Latumahina, Said Parinrah,Ulupaha dan Paulus Tiahahu memimpin rakyat melawan Belanda. Belanda
kalah,benteng berhasil direbut, Resident mati.
Di Harulu Maluku gagal merebut benteng Zeelandia. Belanda berhasil merebut Duurstede.
Pattimura, Thomas Pattiwael,Anthony Rhebok,Raja Now ditangkap. Perlawanan melemah. Tanggal 16
Desember 1817 Pattimura digantung.
Secara umum, penyebab terjadinya perlawanan rakyat Maluku antara lain:
a. Adanya penindasan dan perlakuan semena-mena dari VOC terhadap pada masa lalu;
b. Pengerahan rakyat untuk dijadikan serdadu Belanda;
c. Dihidupkannya kembali kerja paksa yang sudah sempat dihapuskan Inggris.
Ada dua golongan berpengaruh kuat pada kehidupan masyarakat Sumatra Barat. Golongan pertama
adalah golongan adat yang banyak berperan sebelum agama Islam berkembang di Sumatra barat.
Golongan kedua adalah golongan agamais/ ulama yang terkenal dengan sebutan paderi.
Sebab-sebab terjadinya perang paderi adalah sebagai berikut:
a. Makin kuat perebutan kaum adat dan kaum agamais
b. Hukum adat yang menekankan asas matrilineal tidak sesuai dengan hukum agama yang lebih
menekankan peranan patrilineal.
c. Berkembangnya ajaran agama yang semakin mengakar pada kehidupan masyarakat.
d. Adanya kebiasaan golongan adat yang berseberangan dengan kaum agamais.
e. Campur tangan belanda dalam perebutan pengaruh di masyarakat sumatra barat.
Perang Paderi meletus di Minangkabau antara sejak tahun 1821 hingga 1837.
Kaum Paderi dipimpin Tuanku Imam Bonjol melawan penjajah Hindia Belanda. Gerakan Paderi
menentang perbuatan-perbuatan yang marak waktu itu di masyarakat Minang, seperti perjudian,
penyabungan ayam, penggunaan madat (opium), minuman keras, tembakau, sirih, juga aspek
hukum adat matriarkat mengenai warisan dan umumnya pelaksanaan longgar kewajiban ritual formal
agama Islam.
Perang ini dipicu oleh perpecahan antara kaum Paderi pimpinan Datuk Bandaro dan Kaum Adat
pimpinan Datuk Sati. Pihak Belanda kemudian membantu kaum adat menindas kaum Paderi. Datuk
Bandaro kemudian diganti Tuanku Imam Bonjol.
Perang melawan Belanda baru berhenti tahun 1838 setelah seluruh bumi Minang ditawan oleh
Belanda dan setahun sebelumnya, 1837, Imam Bonjol ditangkap.
Meskipun secara resmi Perang Paderi berakhir pada tahun kejatuhan benteng Bonjol, tetapi benteng
terakhir Paderi, Dalu-Dalu, di bawah pimpinan Tuanku Tambusai, barulah jatuh pada tahun 1838.
Alam Minangkabau menjadi bagian dari pax neerlandica. Tetapi pada tahun 1842, pemberontakan
Regent Batipuh meletus.
Setelah jatuhnya Kesultanan Gowa, Kesultanan Bone menjadi yang terkuat di seantero Sulawesi;
sejak awal telah merdeka dan menyebarkan pengaruh ke seluruh negeri di Sulawesi.
Perang Bone adalah operasi militer yang dilakukan Belanda atas Kesultanan Bone pada
bulan Januari 1825, dan dilaksanakan oleh Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger.
Setelah Sultan Bone menyatakan diri kalah perang, Bone pun akhirnya berhasil dikuasai oleh Belanda.
Perang Diponegoro (Inggris:The Java War, Belanda: De Java Oorlog), adalah perang besar dan
menyeluruh berlangsung selama lima tahun (1825-1830) yang terjadi di Jawa, Hindia
Belanda (sekarang Indonesia), antara pasukan penjajah Belanda di bawah pimpinan Jendral De
Kock melawan penduduk pribumi yang dipimpin seorang pangeran Yogyakarta bernama Pangeran
Diponegoro.
Pada pertengahan bulan Mei 1825, pemerintah Belanda yang awalnya memerintahkan pembangunan
jalan dariYogyakarta ke Magelang lewat Muntilan, mengubah rencananya dan membelokan jalan itu
melewati Tegalrejo. Rupanya di salah satu sektor, Belanda tepat melintasi makam dari leluhur
Pangeran Diponegoro. Hal inilah yang membuat Pangeran Diponegoro tersinggung dan memutuskan
untuk mengangkat senjata melawan Belanda. Ia kemudian memerintahkan bawahannya untuk
mencabut patok-patok yang melewati makam tersebut.
Pada tahun 1827, Belanda melakukan penyerangan terhadap Diponegoro dengan menggunakan
sistem benteng sehingga Pasukan Diponegoro terjepit. Pada tahun 1829, Kyai Maja, pemimpin
Kerajaan Buleleng tahun 1732 dikuasai Kerajaan Mengwi namun kembali merdeka pada tahun 1752.
Selanjutnya jatuh ke dalam kekuasaan raja Karangasem 1780. Raja Karangasem, I Gusti Gde Karang
membangun istana dengan nama Puri Singaraja. Raja berikutnya adalah putranya bernama I Gusti
Paang Canang yang berkuasa sampai 1821.
Pada tahun 1846 Buleleng diserang pasukan Belanda, tetapi mendapat perlawanan sengit pihak
rakyat Buleleng yang dipimpin oleh Patih / Panglima Perang I Gusti Ketut Jelantik. Pada
tahun 1848 Buleleng kembali mendapat serangan pasukan angkatan laut Belanda di Benteng
Jagaraga. Pada serangan ketiga, tahun 1849 Belanda dapat menghancurkan benteng Jagaraga dan
akhirnya Buleleng dapat dikalahkan Belanda. Sejak itu Buleleng dikuasai oleh pemerintah kolonial
Belanda.
10. Banjar
Pertentangan pertama antara Belanda dengan kerajaan Banjar, dalam hal ini Penambahan Marhum di
satu pihak dan Belanda di lain pihak telah terjadi pada tanggal 14 Februari tahun 1606 dengan
terbunuhnya nakhoda kapal Belanda Gillis Michielzoon beserta anak buahnya di Banjarmasin.
Pertikaian bersenjata menghangat lagi pada tahun 1638, dimana di Banjar Anyar telah terbunuh 64
orang bangsa Belanda di dalam satu penyergapan.
Ketika Sultan Muhammad meninggal dunia pada tahun 1761, ia meninggalkan 3 (tiga) orang anak
yang belum dewasa, yaitu Pangeran Rahmat, Pangeran Abdullah dan Pangeran Amir.
Anak Sultan Muhammad (almarhum) yang bernama Pangeran Amir, atau cucu Sultan Tahmidillah
melarikan diri ke Pasir, dan meminta bantuan pada pamannya yang bernama Arung Tarawe.
Pangeran Amir kemudian kembali dan menyerbu Kerajaan Banjar dengan pasukan Bugis yang besar,
dan berusaha merebut kembali tahtanya dari Susuhunan Nata Alam. Karena takut kehilangan tahta
dan kekuatiran jatuhnya kerajaan di bawah kekuasaan orang Bugis, Susuhunan Nata Alam meminta
bantuan kepada VOC. VOC menerima permintaan tersebut dan mengirimkan Kapten Hoffman dengan
pasukannya dan berhasil mengalahkan pasukan Bugis.
Setelah Pangeran Hidayat menyerah, maka perjuangan umat Islam Banjar dipimpin sepenuhnya oleh
Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin (Pangeran Antasari), ertempuran yang berkecamuk
makin sengit antara pasukan Khalifatul Mukminin dengan pasukan Belanda, berlangsung terus di
berbagai medan.
Pada tanggal 11 Oktober 1862, Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin (Pangeran Antasari)
wafat; dan dimakamkan di Bayan Begok, Hulu Teweh.
Walaupun Khalifah telah wafat, namun perlawanan berjalan terus, dipimpin oleh putera-puteranya
seperti Gusti Muhammad Seman, Gusti Muhammad Said dan para panglima yang gagah perkasa.
Pada tahun 1864, pasukan Belanda berhasil menangkap banyak pemimpin perjuangan Banjar yang
bermarkas di gua-gua.
Dalam pertempuran di dekat Kalimantan Timur, menantu Khalifah Pangeran Perbatasari tertangkap
oleh Belanda dan pada tahun 1866 diasingkan ke Tondano, Sulawesi Utara. Kemudian Panglima Batur
dari Bakumpai tertangkap oleh Belanda dan dihukum gantung pada tahun 1905 di
Banjarmasin.Terakhir Gusti Muhamad Seman wafat dalam pertempuran di Baras Kuning, Barito pada
bulan Januari 1905.
Raja Si Singamangaraja XII (Negeri Bangkara, Tapanuli, 1849 – Simsim, Tano Batak, 17 Juni 1907;
bergelarOmpu Pulo Batu) adalah seorang penguasa di daerah Tapanuli, Sumatra Utara pada
akhir abad ke-19.
Setelah pendeta Ludwig Ingwer Nommensen membuka pos zending di Silindung maka
Singamangaraja khawatir kekuasaan Belanda akan segera masuk ke Tanah Batak. Beliau menjadi
pemimpin negei-negeri Batak yang menentang penjajahan Belanda. Karena merasa terancam oleh
Singamangaraja XII maka Nomensen minta agar Belanda mengirim pasukan untuk segera
menaklukkan Silindung. Pada 6 Februari 1878 pasukan Belanda tiba di Pearaja, kediaman penginjil
Ludwig Ingwer Nommensen, dan bersama-sama dengan penginjil Nommensen pasukan Belanda
berangkat ke Bahal Batu untuk menyusun benteng pertahanan. Si Singamangaraja yang merasa
terprovokasi mengumumkan perang (pulas) pada tanggal 16 Februari. Dalam perang yang menjadi
terkenal dengan Perang Toba (juga disebut Perang Batak atau Perang Singamangaraja) pasukan
Belanda yang diperbantukan oleh pasukan Batak Kristen memberantas perlawanan Singamangaraja
dengan membakar puluhan kampung, termasuk Bangkara, kampunya Singamangaraja XII sendiri.
Singamangaraja terpaksa mengundurkan diri ke daerah Dairi dan dari situ ia berbagai kali menyerang
Belanda hingga akhirnya ditembak mati oleh sebuah patroli Belanda di tengah hutan daerah Dairi
pada tahun 1907.
Dia wafat pada 17 Juni 1907 saat membela diri dari serangan pasukan Belanda. Makamnya berada di
Soposurung, Balige setelah dipindahkan dari Tarutung.
AKTIVITAS
1. Kedatangan bangsa Eropa ke Timur di dorong oleh keinginan untuk memperoleh rempah-rempah
dengan harga murah.
Apakah kegunaan rempah-rempah tersebut bagi bangsa barat sehingga mereka begitu ingin
memilikinya?
2. Diskusikan dengan kelompokmu; carilah keuntungan dan kerugian tanam paksa?
3. Apa pendapat kalian tentang Westernisasi?
4. Silahkan diskusikan salah satu perlawanan yang dilakukan bangsa indonesia dan carilah:
a. Penyebab terjadinya perlawanan?
b. Motif penjajah melakukan penjajahan?
c. Strategi yang dilakukan oleh bangsa Indonesia?
5. Perselisihan yang terjadi dalam kerajaan-kerajaan di nusantara membuat pihak asing semakin
memantapkan posisinya di Indonesia. Oleh karenanya, penjajahan yang terjadi selama
ratusan tahun bukanlah semata-mata kesalahan penjajah akan tetapi juga karena kelengahan
bangsa kita sendiri. Setujukah kalian dengan pernyataan diatas? Berilah alasannya
1614-1615 Gerard Reynst
1616-1619 Laurens Reaal
1619-1623 Jan Pieterszoon Coen
1623-1627 Pieter Carpentier
1627-1629 Jan Pieterszoon Coen
1629-1632 Jacques Specx
1632-1636 Hendrik Brouwer
1636-1645 Antonio van Diemen
1645-1650 Cornelis van der Lijn
1650-1653 Carel Reyniersz
1653-1678 Joan Maetsuycker
1678-1681 Rijcklof van Goens
1681-1684 Cornelis Speelman
1684-1691 Johannes Camphuys
1691-1704 Willem van Outhoorn
1704-1709 Joan van Hoorn
1709-1713 Abraham van Riebeeck
1713-1718 Christoffel van Swoll
1718-1725 Hendrick Zwaardecroon
1725-1729 Mattheus de Haan
1729-1731 Diederik Durven
1732-1735 Dirk van Cloon
1735-1737 Abraham Patras
1737-1741 Adriaan Valckenier
1741-1743 Johannes Thedens (waarnemend)
1743-1750 Gustaaf Willem Baron van Imhoff
1750-1761 Jacob Mossel
1761-1775 Petrus Albertus van der Parra
1775-1777 Jeremias van Riemsdijk
1777-1780 Reinier de Klerk
1780-1796 Willem Arnold Alting
3.6
e. 3,4,5
11. Beberapa hak octrooi yang dimiliki VOC di bawah ini, kecuali…
a. memperoleh hak monopoli dalam perdagangan
b. VOC merupakan wakil dari pemerintah belanda di Asia
c. VOC menggunakan mata uang negeri jajahan
d. VOC mengadakan pemerintahannya sendiri
e. VOC berhak membentuk angkatan perang
12. Setelah VOC dibubarkan , politik kolonial liberal mulai dijalankan oleh
Gubernur Jenderal Daendels. Tugas Daendels di Indonesia adalah
mempertahankan Pulau Jawa dari serangan…
a. Inggris
b. Perancis
c. Jerman
d. Jepang
e. Amerika
13. Pada tahun 1811 Daendels dicopot kedudukannya sebagai penguasa
nusantara, sebab…
a. sudah ada penggantinya, yaitu Janssens
b. ada persaingan politis diantara petinggi belanda
c. tidak bisa mengelola pemerintahan di nusantara
d. tindakan pemerintahannya dianggap terlalu keras
e. tidak mampu menghalau kedatangan Inggris ke Indonesia
14. Berikut merupakan pernyataan tentang kekuasaan Inggris di Indonesia,
kecuali…
a. untuk memasukkan keuangan negara, Raffles menerapkan
Cultuursteelsel
b. pada tahun 1816 Inggris menyerahkan kembali kekuasaannya kepada
Belanda
c. kekuasaan Inggris di Indonesia dipercayakan kepada Thomas Stamford
Raffles
d. salah satu kebijakan populer yang diterapkan oleh Raffles adalah sistem
sewa tanah
e. Inggris berkuasa di Indonesia setelah menerima penyerahan kekuasaan
dari belanda pada tahun 1811
Untuk menghilangkan persaingan antar pedagang Bealnda dan untuk mengahdapi persaingan
dagang dengan bangsa Eropa lainya, maka pada tanggal 20 Maret 1602, atas
prakarsa Pangeran Maurits dan Olden Barneveld didirikan kongsi perdagangan
bernamaVerenigde Oost-Indische Compagnie-VOC (Perkumpulan Dagang India
Timur). Pengurus pusat VOC terdiri dari 17 orang. Pada tahun 1602 VOC membuka kantor
pertamanya di Banten yang di kepalai oleh Francois Wittert.
Contingenten
Contingenten yaitu kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil bumi.
Ektripasi
Ektripasi yaitu hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak terjadi
kelebihan produksi yang dapat menyebabkan harga merosot.
Pelayaran Hongi
Pelayaran Hongi yaitu pelayaran dengan menggunakan perahu kora-kora untuk mengawasi
pelaksanaan perdagangan VOC dan menindak pelanggarnya.
Kemunduran VOC
Pemerintah Belanda akhirnya memutuskan untuk membubarkan VOC pada tanggal
31 Desember 1799. Semua hutang-hutang dan kekayaan VOC diambil alih oleh pemerintah
Belanda. Runtuhnya disebabkan oleh hal-hal berikut :
1. Banyak pegawai VOC yang korupsi
2. VOC terjerat banyak hutang
3. Pengeluaran VOC yang semakin besar akibat melukakan perang
4. Adanya persaingan yang ketat dari pedagang Eropa
Kongsi Dagang Belanda adalah VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie). Didirikan pada
tanggal 20 Maret 1602. Merupakan perusahaan mutinasional pertama sekaligus perusahaan
pertama yang menggunakan sistem pembagian saham.