Anda di halaman 1dari 8

Nama : Siti Annida Adzra

Kelas : XI MIPA 2

1. Kebijakan-kebijakan yang diterapkan pemerintah kolonial Belanda di Indonesia

1. Kerja Rodi

Disebut juga sebagai: "Kerja Wajib Negara" atau "Heerendiensten".

Kerja Rodi adalah sebuah kebijakan perburuhan yang diterapkan pada masa pemerintahan
kolonial Hindia-Belanda di Nusantara. Kebijakan ini diterapkan pada kurun waktu antara
tahun 1808 hingga tahun 1811, yaitu pada masa jabatan Gubernur-Jenderal Herman Willem
Daendels. Bentuk penerapan yang paling nyata dari kebijakan ini adalah pelaksanaan proyek
pembangunan jalan raya Anyer - Panarukan sepanjang -+ 1100 km beserta kelengkapan-
kelengkapan instalasi militer di Pulau Jawa.

Kebijakan ini didasari oleh kebutuhan pemerintah kolonial Hindia-Belanda saat itu untuk
mempertahankan diri dari serangan Inggris. Pada masa tersebut, Belanda sedang berada di
bawah pendudukan Prancis akibat peristiwa besar di Benua Eropa yaitu Revolusi Prancis.
Dengan demikian, pemerintah kolonial Hindia-Belanda saat itu di Nusantara sebenarnya
adalah pemerintahan koloni yang dikendalikan oleh Negara Prancis. Masa-masa ini dapat
dianggap juga sebagai masa pendudukan bangsa Prancis di Indonesia. Pada masa revolusi
Prancis, Inggris berperang dengan Prancis yang telah mencaplok Negara Belanda beserta
para koloninya.

Artinya, Inggris juga berperang dengan para koloni Belanda yang sekarang telah dikendalikan
oleh Prancis. Untuk mempertahankan para koloni Belanda yang telah diambil alih oleh
Prancis, seorang simpatisan revolusi Prancis berkebangsaan Belanda bernama Herman
Willem Daendels ditunjuk oleh raja Belanda yang baru diangkat oleh Napoleon Bonaparte,
yaitu Louis Bonaparte.

2. Cultuur Stelsel
Cultuur Stelse adalah salah satu kebijakan monopoli perdagangan yang diterapkan oleh
Belanda semasa penjajahan di Indonesia. Kurun waktu berlangsungnya kebijakan ini adalah
antara tahun 1830 hingga 1870. Pencetus gagasan kebijakan ini adalah Gubernur Jenderal
Johannes Graaf van den Bosch; yang menjabat semenjak 16 Januari 1830 hingga 2 Juli 1833.

Kebijakan ini secara singkat dapat dipahami sebagai sebuah kebijakan “tanam paksa”, yaitu
perintah kewajiban kepada warga setempat untuk menanam tanaman komoditas. Keuangan
negara yang berkurang drastis menyebabkan pemerintah harus mencari cara meningkatkan
pendapatan dari koloni-koloninya di seluruh dunia. Kebijakan ini memiliki hasil yang mixed,
alias memiliki keberhasilan dan kegagalan tersendiri. Secara singkat, beberapa bentuk
penerapan kebijakan tanam paksa adalah sebagai berikut:

o 1/5 bagian dari tanah petani setempat wajib menghasilkan tanaman eskpor.
o Tanah yang ditanami tanaman eskpor mendapatkan pembebasan pajak
o Jam kerja petani untuk mengurusi tanaman eskpor tidak melebih waktu
kerja petani untuk mengurus tanahnya sendiri.
o Apabila hasil tanam paksa melebihi kuota yang ditargetkan, maka
kelebihannya dapat dimiliki petani.
o Kegagalan panen atau produksi tanaman eskpor akan ditanggung oleh
pemerintah.
o Penduduk yang bukan petani wajib bekerja di perkebunan milik pemerintah
selama 1/5 tahun (2 bulan).
o Penduduk bekerja dibawah pimpinan lurah setempat dan dalam
pengawasan pejabat pemerintah kolonial.

3. Jalan Raya Anyer-Panarukan

Disebut juga sebagai Jalan Raya Pos (Greater Post Road).

Jalan Raya Anyer-Panarukan adalah proyek infrastruktur yang dibangun pada masa
pemerintahan kolonial Hindia-Belanda di masa kepemimpinan Gubernur-Jenderal Herman
Willem Daendels. Jalan raya ini dibangun pada kurun waktu tahun 1808 hingga tahun 1811.
Proyek ini merupakan bagian dari kebutuhan pemerintah kolonial Hindia-Belanda saat itu
yang menerapkan kebijakan perburuhan bernama "kerja rodi".

Proyek jalan ini merupakan infrastruktur penunjang pertahanan koloni Hindia-Belanda. Pada
saat itu, pemerintah kolonial Hindia-Belanda merupakan pemerintahan yang berisi para
simpatisan revolusi Prancis. Dengan kata lain, Nusantara saat itu merupakan koloni bangsa
Prancis. Pada masa revolusi Prancis, Inggris berperang dengan Prancis. Artinya, Inggris juga
berperang dengan koloni-koloni Belanda yang telah diambil alih oleh Prancis.

4. Landrente atau Sistem Sewa Tanah

Meskipun tidak digagas oleh pemerintah Belanda, namun kebijakan yang canangkan oleh
Thomas Stamford Raffles, seorang gubernur Jawa di Indonesia semasa pendudukan Inggris,
ini tetap dilanjutkan oleh pemerintah kolonial Belanda yang baru, Buyskes dan Van Der
Capellen. Kebijakan Landrente ini berisi tentang keharusan rakyat untuk menyewa tanah dan
membayar pajak kepada pemerintah sebagai pemilik tanah. Hasil pertanian pun langsung
dipungut oleh pemerintah tanpa perantara bupati.

5. Monopoli Perdagangan oleh VOC

Verenigde Oostindische Compagenie atau VOC merupakan gabungan perusahaan dagang


Belanda untuk perdagangan di Hindia Timur. Pemerintah Belanda memberikan sejumlah hak
istimewa terhadap VOC. Hak-hak tersebut meliputi boleh memiliki Angkatan Perang sendiri,
boleh mengumumkan perang dan mengadakan perdamaian perjanjian, mendapat hak
monopoli perdagangan antara Tanjung Harapan hingga Selat Magelhaen, boleh membuat
mata uang sendiri, serta boleh mengadakan perjanjian dengan raja atau pemerintahan
dalam negeri. Semasa kependudukan VOC di Indonesia, keistimewaan hak yang mereka
miliki digunakan untuk merampas hasil bumi dari penduduk kerajaan-kerajaan di Indonesia.
2. dampak kebijakan yang diterapkan pemerintahan kolonial Belanda bagi Indonesia

1) Dampak kolonialisme belanda dalam bidang ekonomi di Indonesia

Dampak positif :

• Masyarakat Indonesia mengetahui sistem ekonomi liberalis dan kapitalis


• Diperkenalkannya sistem perbankan di Indonesia
• Munculnya alat transportasi modern seperti kereta api dan kapal uap

Dampak Negatif :

• Bangsa Indonesia banyak yang mengalami kemiskinan dan kelaparan karena


kebijakan yang menindas
• Runtuhnya sistem ekonomi tradisional Indonesia
• Adanya monopoli perdagangan oleh bangsa kolonial yang merugikan

2) dampak kolonialisme dalam bidang sosial dan budaya di Indonesia :

Dampak positif :

• Runtuhnya kekuasaan feodal di Nusantara


• Munculnya kebudayaan Indische (Indis) yang merupakan hasil akulturasi
budaya Indonesia dan Eropa
• Masyarakat Indonesia mengetahui perkembangan kesenian yang ada di
Eropa

Dampak negatif :

• Munculnya praktik rasialisme oleh bangsa Barat


• Deskriminasi terhadap kaum pribumi
• Rusaknya nilai-nilai budaya Nusantara
• Rusaknya tatanan sosial masyarakat tradisional Indonesia

3) dampak kolonialisme dalam bidang pendidikan di Indonesia

Dampak positif :

• Masyarakat Indonesia mampu mengenyam sistem pendidikan Barat


• Munculnya golongan elite cendikiawan di Indonesia
• Masyarakat pribumi mampu baca, tulis dan hitung melalui sekolah rakyat
(Volkschool)
Dampak negatif :

• Munculnya deskriminasi pendidikan di mana pendidikan tinggi hanya bisa


dinikmati oleh golongan bangsawan dan pegawai pemerintah kolonial
• Rakyat jelata yang mampu baca, tulis dan hitung dijadikan sebagai pegawai
rendahan dan dieksploitasi demi kepentingan kolonial

3. bukti sejarah peninggalan pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia

I. Benteng Van Den Bosch

Benteng yang dibangun pada tahun 1839 di Ngawi, Jawa Timur ini berfungsi sebagai markas
dan pertahanan Belanda menghadapi perlawanan rakyat yang dipimpin Wirotani.

II. Benteng Belgica

Benteng ini awalnya dibagun oleh Portugis, namun diambil alih dan dibangun ulang oleh Belanda
pada 4 September 1611. Benteng tersebut terletak di Pulau Neira, Maluku.

III. Benteng De Kock


Fort de Kock adalah benteng peninggalan Belanda yang berdiri di Kota Bukittinggi, Sumatera
Barat. Benteng ini didirikan oleh Kapten Bouer pada tahun 1825 pada masa Baron Hendrik
Merkus de Kock menjadi komandan Der Troepen dan Wakil Gubernur Jenderal Hindia
Belanda. Bangunan tersbeut digunakan sebagai pertahanan Belanda saat Perang Paderi
1821 - 1837.

IV. Benteng Du Bus

Fort Du Bus merupakan benteng pertama pasukan Belanda yang didirakan di Papua. Berdiri
pada 24 Agustus 1828, nama benteng ini diambil dari nama Gubernur Jenderal Hindia
Belanda yang berkuasa saat itu, L.P.J. Burggraaf du Bus de Gisignies.

V. Benteng Pendem Cilacap

Benteng peninggalan Belanda ini berada di pesisir pantai Teluk Penyu Kabupaten Cilacap,
Jawa Tengah. Bangunan ini merupakan bekas markas pertahanan tentara Belanda yang
dibangun bertahap selama 18 tahun dari tahun 1861 hingga 1879. Benteng tersebut sempat
tertutup tanah dan tidak terurus. Benteng ini kemudian ditemukan dan mulai digali
pemerintah daerah Cilacap tahun 1986.
VI. Gedung Negara Grahadi

Gedung Negara Grahadi dibangun pada tahun 1795 pada masa berkuasanya Residan Dirk
Van Hogendorps. Awalnya, gedung ini digunakan untuk rumah kebun sebagai tempat
peristirahatan pejabat Belanda dan terkadang sebagai tempat pertemuan dan pesta.

VII. Gedung De Javasche Bank

Gedung De Javasche Bank dibangun pada tahun 1829. Gedung ini menyimpan sejarah
perbankan di Indonesia. Gedung De Javasche sempat digunakan sebagai Gedung Bank
Indonesia pada tahun 1953.

VIII. Lawang Sewu

Lawang Sewu adalah landmark di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, yang dibangun sebagai
kantor pusat Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda. Bangunan era kolonial terkenal sebagai
rumah berhantu dan lokasi syuting, meskipun pemerintah kota Semarang telah berusaha
mengubah citra itu.

IX. Gereja Katedral

Gereja Katedral Jakarta adalah sebuah gereja di Jakarta. Gedung gereja ini diresmikan pada
1901 dan dibangun dengan arsitektur neo-gotik dari Eropa, yakni arsitektur yang sangat
lazim digunakan untuk membangun gedung gereja beberapa abad yang lalu.

X. Istana Presiden

Istana Bogor merupakan salah satu dari enam Istana Presiden Republik Indonesia yang
mempunyai keunikan tersendiri dikarenakan aspek historis, kebudayaan, dan faunanya.
Salah satunya adalah keberadaan rusa-rusa yang didatangkan langsung dari Nepal dan tetap
terjaga dari dulu sampai sekarang.

Sumber :

1. https://www.zenius.net/prologmateri/sejarah/a/1630/kebijakan-belanda-di-indonesia

https://kumparan.com/berita-update/politik-etis-dan-empat-kebijakan-kolonialisme-belanda-di-
indonesia-1ukHhIp7D6l/full
2. https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/20/155647069/soal-uas-sejarah-indonesia-
dampak-kolonialisme?page=all

3. https://bildeco.com/10-bangunan-peninggalan-belanda-di-indonesia/

https://surabaya.liputan6.com/read/4069630/6-bangunan-peninggalan-belanda-di-surabaya-
megah-dan-bersejarah

Anda mungkin juga menyukai