TANAM PAKSA
Kelompok 4
01 ACHAIRIL ILHAM
02 ALDY SAPUTRA
06 SHELICIA CARLEN
01 AWAL KEKUASAAN VOC
02 TANAM PAKSA
MATERI 03
KONDISI MASYARAKAT INDONESIA
SAAT VOC MENERAPKAN
CULTUURSTELSEL
Beberapa komoditas ekspor diperkenalkan dan mengalami perluasan yakni, kopi, teh, kayu manis,
dan lada yang ditanam di lahan milik rakyat.
Jumlah produksi dan ekspor tanaman perkebunan semakin meningkat. Hal ini nyatanya berhasil
membawa Hindia Belanda mejadi salah satu negara produsen utama beberapa komoditas ekspor
yang dikirim ke pasar Eropa. Di antaranya adalah kopi, tebu, tembakau, dan lada.
Dengan masukkan pengetahuan dan alat perkebunan dari Barat, petani dapat menguasai
teknologi budidaya tanaman baru.
Setelah sebelumnya menanam dan menjual hasil perkebunan dengan cara konvensional, dengan
sistem ini masyarakat dapat mengenal sistem perkebunan yang lebih komersial.
Beban pajak yang berat.
Pertanian khususnya padi, banyak
mengalami kegagalan panen.
Kelaparan dan kematian terjadi di
Tidak luput dari itu cultuurstelsel juga banyak tempat, seperti di Cirebon tahun
memberikan dampak yang menyakitkan
1843, sebagai akibat dari pemungutan
bagi rakyat Indonesia, yaitu:
pajak tambahan dalam bentuk beras,
serta di Demak tahun 1848 dan di
Grobogan tahun 1849 sampai 1850
sebagai akibat dari kegagalan panen.
Jumlah penduduk Indonesia
mengalami penurunan.
Akhir Sistem Cuulturstelsel
Sistem tanam paksa Belanda berakhir di Indonesia pada tahun 1870 setelah
mendapat protes dari menteri jajahan Belanda Engelbertus de Waal. Politikus liberal
yang saat itu berkuasa di Belanda menilai sistem tanam paksa merugikan masyarakat
Indonesia. Menurutnya, masyarakat layak mendapat keuntungan ekonomi dari tanah
garapannya. Akhirnya, terbitlah Undang-Undang (UU) Agraria 1870. Isu terpenting
dalam UU Agraria 1870 adalah pemberian hak erfpacht, semacam Hak Guna Usaha,
yang memungkinkan seseorang menyewa tanah telantar yang telah menjadi milik
negara yang selama maksimum 75 tahun sesuai kewenangan yang diberikan hak
eigendom (kepemilikan), selain dapat mewariskannya dan menjadikan agunan.
Sekian dari kami,
Terima Kasih!
Kelompok 4