Anda di halaman 1dari 11

Sejarah Indonesia kelas XI

Oleh: Indirawati Safitri, S.Pd


Pemerintahan Republik Bataaf pada Tahun 1808-1811
1808- melalui masa pemerintahan Daendless (Belanda) di Sudah dibahas
1811 Indonesia selesai

1811- lalu masuk Pemerintahan Inggris di Indonesia melalui


Sudah dibahas
1816 masa Pemerintahan Raffless (1811-1816)

Inggris selesai, kemudian muncul


1816- “KONVENSI LONDON” atau Convention london
Dibahas
1860 yang isinya adalah
hari ini
Indonesia dikembalikan kepada Belanda

Pada Tahun 1816 Kepulauan Nusantara


kembali di kuasai Belanda
Sejak itulah pemerintahan Kolonial
Belanda di Mulai
1) PEMERINTAHAN KOMISARIS JENDERAL

Setelah Inggris Indonesia dikuasai Pada mulanya adalah


pemerintahan kolektif yang
berakhir di oleh pemerintah terdiri dari 3 orang, Flout,
Indonesia Hindia Belanda Buyskess, van der Capellen

Pada tahun 1819 kepala pemerintahan mulai


dipegang seorang gubernur jenderal
van der capellen, dengan kebijakan:

a) Sistem residen tetap dipertahankan Yang disebut sebagai


b) Dalam bidang hukum, sistem juri dihapuskan Komisaris Jenderal
c) Kedudukan para bupati sebagai penguasa
feodal tetap dipertahankan Komisaris Jenderal/ pemerintah
d) Desa dimanfaatkan sebagai unit administrasi kolektif bertugas
untuk pemungutan pajak dan hasil bumi Menormalisasikan keadaan lama
e) Memberikan kesempatan penguasa asing (masa Inggris) ke keadaan baru
untuk menanamkan modalnya di Indonesia (Belanda)
Pada tahun 1816-1830 di negara Belanda
terjadi pertentangan dalam parlemen

Kaum liberal Kaum konservatif

Kaum konservatif menginginkan agar


yang mengatur ekonomi di tanah
kaum liberal meninginkan jajahan menjadi kewenangan
agar tanah jajahan pemerintah (industri milik
dikelola oleh pihak swasta pemerintah) hasil lebih besar di
berikan pada pemerintah

Kemudian komisaris Jenderal mengambil jalan tengah:


 Pemerintah tetap berusaha menangani pengeksploitasian
kekayaan tanah jajahan bagi keuntungan negeri induk dan
mencari jalan dengan melaksanakan dasar-dasar kebebasan
 Lalu van de bosch mengusulkan pelaksanaan tanam paksa
(culturstelsel) Van den bosch
2) Sistem tanam paksa/ culture stelsel

Istilah cultuurstelsel (tanam paksa) adalah:


Kewajiban rakyat untuk menanam tanaman ekspor yang laku dijual di
Eropa

Rakyat Pribumi menyebutnya


tanam paksa karena dalam
pelaksanaannya dilakukan dengan
cara paksa dan bagi yang
melanggar dihukum fisik.

Sebab-sebab dilaksanakannya tanam


paksa di Indonesia:
a) Kas negara yang kosong
b) Pemerintah Belanda memiliki hutang
c) Biaya perang Diponegoro yang
dikeluarkan Belanda besar
d) Pemasukan uang dari penanaman
kopi tidak banyak
e) Kesulitan uang Belanda akibat
perang kemerdekaan Belgia yang
pisah dari Belanda tahun 1830
Aturan dan penyimpangan tanam paksa
no aturan penyimpangan

1. Setiap petani diwajibkan Tanah yang diserahkan lebih dari seperlima,


menyerahkan seperlima dari tanahnya bahkan setengah dan semua tanah harus
untuk ditanam, kopi, nila, tebu, ditanami tanaman yang laku dipasar Eropa
tembakau dan teh tersebut
2. Tanah yang diserahkan kepada Lahan yang disediakan untuk tanaman wajib
pemerintah tidak dikenai pajak tetap dikenai pajak tanah
3. Jika hasil tanaman yang diserahkan Setiap kelebihan hasil panen tidak dikembalikan
kepada pemerintah melebihi aturan lagi kepada petani
pajak, kelebihan tersebut akan
dikembalikan kepada petani
4. Pendudk yang tidak memiliki tanah Rakyat yang tidak memilki tanah harus bekerja
wajib bekerja di perkebunan melebihi waktu yang ditentukan
pemerintah Belanda selama 65 hari
5. Kerusakan tanaman karena benca Kegagalan panen wajib tetap menjadi tanggung
alam ditanggung oleh pemerintah jawab rakyat/petani
6. Pelaksanaan tanam paksa diserahkan
kepada pemimpin-pemimpin pribumi
dan oegawai Eropa bertindak sebagai
pengawas
Muncul istilah cultuur procenten: persen/ hadiah bagi pelaksana tanam paksa
yang dapat menyerahkan hasil panen dengan jumlah lebih dan tepat waktu.
Hal tersebut membuat pampng praja selaku penyelenggara tanam paksa selalu
menindas rakyat untuk mengejar cultur procenten.

Semakin banyak hasil maka semakin banyak upah yang di dapat, sehingga mereka
menggunakan cara kotor untuk meningkatkan keuntungan pribadi, rakyat pun
menjadi sasaran tindak kekerasan dan eksploitasi untuk bekerja dengan keras

Dampak positif tanam paksa:


1. Rakyat Indonesia mengenal teknik
menanam jenis-jenis tanaman baru
2. Rakyat Indonesia mengenal tanaman
yang bisa di ekspor

Dampak negatif tanam paksa:


1. Kemiskinan serta penderitaan fisik dan
mental yang berkepanjangan
2. Beban pajak yang berat
3. Pertanian, kususnya padi banyak mengalami
kegagalan panen
4. Kelaparan dan kematian terjadi, sehingga
jumlah penduduk mengalami penurunan
3) Sistem usaha swasta
Pelaksanaan tanam paksa talah
berhasil memperbaiki perekonomian Mendorong pula munculnya kaum
Belanda Bahkan mendorong Belanda liberal yang didukung oleh pengusaha
sebagai negara Industri
Mulailah muncul perdebatan mengenai
pelaksanaan tanam paksa
Kaum konservatif dan para pegawai Kaum liberal
pemerintah Adalah pihak yang menentang tanam
meninginkan agar tanah jajahan paksa karena merasa kasihan terhadap
dikelola pemerintah dengan penderitaan kaum prbumi, kaum liberal
perusahaan NHM yang memegang menghendaki tidak adanya campur
saham dan mendapat hak monopoli tangan pihak pemerintah dalam urusan
untuk mengangkut hasil tanam paksa ekonomi dan diserahkan pada pihak
dari Hindia ke Eropa swasta

Tahun 1850 kaum liberal mendapat kemenangan politik


di parlemen (staten General)
Tahun 1850 kaum liberal mendapat Memberikan
kemenangan politik di parlemen (staten Keleluasaan pihak
General) swasta untuk
mengelola kegiatan
ekonomi
Kaum liberal menuntut pembaruan
 Peranan pemerintah dalam
ekonomi di kurangi Akhirnya pelaksanaan tanam paksa di
 Keleluasaan pihak swasta untuk Hindia Belanda di akhiri, dengan
mengelola kegiatan ekonomi terbitnya buku-buku tahun 1860:
 Buku Max Havelaar yang ditulis oleh
 Membangun sarana dan
Eduard Douwes Dekker (Multatuli)
prasarana  Suiker Contracten (kontrak-kontrak
Gula) yang ditulis Frans van de Putte
 Tanam paksa kemudian dihapus dan mulai
diterapkannya politik liberal (pihak swasta)

 Didorong oleh kesepakatan “Traktat Sumatera


1871” bahwa Belanda diberi kebebasan untuk
meluaskan daerahnya sampai ke Aceh, namun
sebagai imbangannya, Inggris meminta Belanda
agar menerapkan politik liberal agar pihak
swasta seperti Inggris dapat menanamkan
modalnya di tanah jajahan Belanda di Hindia Frans van de Putte
(Indonesia)
4) Sistem Politik Ekonomi Liberal (1870)

a) Pelaksanaan sistem politik


Ekonomi Liberal/ politik pintu
terbuka (open door policy)

 Penghapusan sistem
tanam paksa adalah
bukti kemenangan kaum
liberal dalam parlemen
Belanda
 Tujuan: ingin
menggantikan peran
pemerintah Belanda
untuk menanamkan
modalnya di Indonesia
dan memajukan usaha
swasta
b) Akibat pelaksanaan sistem Politik Ekonomi Liberal

Bagi Indonesia
a) Kemerosotan tingkat kesejahteraan Bagi Belanda
penduduk a) Belanda menjadi pusat perdagangan
b) Adanya krisis perkebunan pada tahun hasil dari tanah jajahan
1885 karena jatuhnya harga kopi dan b) Hasil-hasil produksi perkebunan dann
gula pertambangan mengalir ke Belanda
c) Menurunnya komsumsi bahan c) Memberikan keuntungan yang sangat
makanan, terutama beras, sementara besar kepada kaum swasta Belanda
pertumbuhan penduduk Jawa dan pemerintah Kolonial Belanda
meningkat cukup pesat
d) Menurunnya usaha kerajinan rakyat
karena kalah bersaing dengan barang-
barang impor dari Eropa Berbagai penderitaan yang rakyat
e) Pengangkutan dengan gerobak Indonesia rasakan saat itu
menjadi menurun setelah adanya membuat munculnya
angkutan dan kereta api perlawananan terhadap
f) Rakyat menderita karena masih pemerintah kolonial
diterapkannya kerja rodi dan adanya Yang akan dibahas dipertemuan
hukuman yang berat bagi pelanggar berikutnya
selesai
aturan (Poenale Sanctie)

Anda mungkin juga menyukai