yang dapat menyerahkan hasil panen dengan jumlah lebih dan tepat waktu.
Hal tersebut membuat pampng praja selaku penyelenggara tanam paksa selalu
menindas rakyat untuk mengejar cultur procenten.
Semakin banyak hasil maka semakin banyak upah yang di dapat, sehingga mereka
menggunakan cara kotor untuk meningkatkan keuntungan pribadi, rakyat pun
menjadi sasaran tindak kekerasan dan eksploitasi untuk bekerja dengan keras