Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ni Made Regina Dwijayanti

Nomer : 30
Kelas : XI MIPA 8
-Sejarah Indonesia (Tugas Individu)

C. Dominasi Pemerintahan Kolonial Belanda


Salah satu isi Konvensi London adalah Indonesia dikembalikan kepada Belanda. Sesuai isi
Konvensi London tersebut pada tahun 1816 kepulauan Nusantara kembali dikuasai Belanda.
Sejak itulah pemerintahan kolonial Belanda dimulai.
1) Pemerintahan Komisaris Jenderal
Setelah berakhirnya kekuasaan Inggris di Indonesia, Indonesia kembali dikuasai oleh
pemerintah Hindia-Belanda. Pada mulanya pemerintahan ini merupakan pemerintahan
kolektif yang terdiri dari tiga orang, yaitu Flout, Buyskess, dan Van der Capellen yang
berpangkat komisaris jenderal.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan komisaris jenderal dalam menjalankan
pemerintahannya adalah sebagai berikut.
a) Sistem residen tetap dipertahankan.
b) Dalam bidang hukum, sistem juri dihapuskan.
c) Kedudukan para bupati sebagai penguasa feodal tetap dipertahankan.
d) Desa sebagai satu kesatuan unit tetap dipertahankan serta para penguasanya
dimanfaatkan untuk pelaksanaan pemungutan pajak dan hasil bumi.
e) Dalam bidang ekonomi memberikan kesempatan kepada penguasa-penguasa asing
untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

2) Sistem Tanam Paksa (Cultuurstelsel)


Istilah cultuurstelsel sebenarnya berarti sistem tanaman. Terjemahannya dalam bahasa
inggris adalah culture system atau cultivation system. Lebih tepat lagi diterjemahkan
menjadi system of government controlled agricultures karena pengertian dari
cultuurstelsel sebenarnya adalah kewajiban rakyat (Jawa) untuk menanam tanaman
ekspor yang laku dijual di Eropa.
Adapun sebab-sebab dilaksanakan tanam paksa di Indonesia antara lain sebagai
berikut.
a) Pemerintah Belanda dililit utang luar negeri sehingga perlu biaya besar untuk
membayarnya.
b) Pemerintah Belanda banyak mengeluarkan biaya untuk perang melawan
Pangeran Diponegoro, Perang Padri, dan perang di berbagai daerah.
c) Pemasukan uang dari penanaman kopi tidak banyak.
d) Terjadinya Perang Kemerdekaan Belgia yang diakhiri dengan pemisahan
Belgia dari Belanda pada tahun 1830.

Ketentuan pokok sistem tanam paksa terdapat dalam Staatsblad (Lembaran Negara) Tahun
1834 Nomor 22 yang berisi hal-hal berikut.
a) Setiap petani diwajibkan menyerahkan seperlima dari tanahnya untuk ditanami
tanaman yang hasilnya laku di pasar Eropa, seperti kopi, nila, tebu, tembakau dan teh.
b) Tanah yang diserahkan kepada pemerintah tidak dikenai pajak.
c) Jika hasil tanaman yang diserahkan kepada pemerintah melebihi pajak, kelebihan
tersebut akan dikembalikan kepada petani.
d) Waktu yang diperlukan untuk mengerjakan tanah tidak boleh melebihi waktu untuk
menanam padi.
e) Penduduk yang tidak memiliki tanah wajib bekerja di perkebunan pemerintah Belanda
selama 65 hari.
f) Kerusakan tanaman karena bencana alam ditanggung oleh pemerintah.
g) Pelaksanaan tanam paksa diserahkan kepada pemimpin-pemimpin pribumi dan
pegawai Eropa bertindak sebagai pengawas.

Berikut adalah penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan sistem tanam


paksa.
a) Rakyat yang tidak memiliki tanah harus bekerja melebihi waktu yang ditentukan
b) Jatah tanah untuk tanaman berkualitas ekspor melebihi seperlima dari lahan garapan.
c) Lahan yang disediakan untuk tanaman wajib dikenai pajak tanah.
d) Setiap kelebihan hasil panen tidak dikembalikan lagi kepada petani.
e) Kegagalan panen tanaman wajib tetap menjadi tanggung jawab rakyat.

Pelaksanaan sistem tanam paksa memberikan dampak bagi rakyat Indonesia, baik positif
maupun negatif. Dampak positif maupun dampak negatif pelaksanaan tanam paksa tersebut
antara lain sebagai berikut.
a) Dampak Positif
(1) Rakyat Indonesia mengenal teknik menanam jenis-jenis tanaman baru.
(2) Rakyat Indonesia mulai mengenal tanaman dagang yang berorientasi ekspor.
b) Dampak Negatif
(1) Kemiskinan serta penderitaan fisik dan mental yang berkepanjangan.
(2) Beban pajak yang berat.
(3) Pertanian, khususnya padi, banyak mengalami kegagalan panen.
(4) Kelaparan dan kematian terjadi di banyak tempat sehingga jumlah penduduk
(Indonesia mengalami penurunan.

3) Sistem Usaha Swasta


Pelaksanaan tanam paksa telah berhasil memperbaiki perekonomian Belanda, bahkan
dengan keuntungan tanam paksa telah mendorong Belanda berkembang sebagai
negara industri. Sehubungan dengan hal itu, telah mendorong pula tampilnya kaum
liberal yang didukung oleh para pengusaha. Oleh karena itu, mulai muncul perdebatan
tentang pelaksanaan tanam paksa. Masyarakat Belanda mulai mempertimbangkan
baik buruk dan untung ruginya pelaksanaan tanam paksa serta muncul pro dan kontra
tentang pelaksanaan tanam paksa
Adapun pihak yang menentang pelaksanaan tanam paksa adalah kelompok
masyarakat yang merasa kasihan terhadap penderitaan rakyat pribumi. Umumnya
kelompok yang kontra dipengaruhi oleh ajaran agama dan penganut asas liberalisme.
Kaum liberal menghendaki tidak adanya campur tangan pemerintah dalam urusan
ekonomi. Sebaiknya kegiatan ekonomi diserahkan kepada pihak swasta.

4) Sistem Politik Ekonomi Liberal ( 1870)


a) Pelaksanaan Sistem Politik Ekonomi Liberal
Penghapusan tanam paksa merupakan bukti kemenangan kaum liberal dalam
parlemen Belanda. Kaum liberal menuntut penghapusan tanam paksa karena
alasan kemanusiaan. Namun di balik itu, ada tujuan tersembunyi yaitu ingin
menggantikan peran pemerintah Belanda untuk menanamkan modalnya di
Indonesia.
Sejak tahun 1870 pemerintah Belanda di Indonesia didominasi oleh golongan
liberal. Dengan demikian, politik yang dijalankan adalah politik liberal.
Tujuan utamanya memajukan usaha swasta.
b) Akibat Pelaksanaan Sistem Politik Ekonomi Liberal
(1) Bagi Indonesia
(a) Kemerosotan tingkat kesejahteraan penduduk.
(b) Adanya krisis perkebunan pada tahun 1885 karena jatuhnya
harga kopi dan gula.
(c) Menurunnya konsumsi bahan makanan, terutama beras,
sementara pertumbuhan penduduk Jawa meningkat cukup
pesat.
(d) Menurunnya usaha kerajinan rakyat karena kalah bersaing
dengan barang-barang impor dari Eropa.
(e) Pengangkutan dengan gerobak menjadi merosot
penghasilannya setelah adanya angkutan dengan kereta api.
(f) Rakyat menderita karena masih diterapkannya kerja rodi dan
adanya hukuman yang berat bagi yang melanggar peraturan
Poenale Sanctie.

(2) Bagi Belanda


(a) Belanda menjadi pusat perdagangan hasil dari tanah jajahan.
(b) Hasil-hasil produksi perkebunan dan pertambangan mengalir ke
Belanda.
(c) Memberikan keuntungan yang sangat besar kepada kaum
swasta Belanda dan pemerintah kolonial Belanda.
Penerbit : (2017, VIVA PAKARINDO, HAL. 17-20, LKS SEJARAH
INDONESIA)
Sumber : https://www.mikirbae.com/2016/06/dominasi-pemerintahan-
kolonial-belanda.html?m=1
Minggu, 06/11/2022, 10.57 WITA

Kesimpulan: Setelah mundurnya kekuasaan Inggris di Indonesia, muncul


babak baru yang dinamakan dominasi Pemerintahan Belanda. Pada masa ini
dikenal dengan Pemerintahan Belanda baru yang dipimpin oleh van der
Capellen.

Anda mungkin juga menyukai