Anda di halaman 1dari 25

KOLONIALISME DAN

IMPERIALISME
DI INDONESIA
Oleh : Mufti Nurlita Sari, S. Pd
VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie )
 VOC merupakan sebuah kongsi dagang Bangsa Eropa yang dibentuk oleh
Pemerintah Belanda untuk wilayah India dan Wilayah Timur.
 Dianggap sebagai perusahaan multinasional pertama yang ada di dunia, juga
merupakan perkumpulan dagang pertama yang melakukan sistem pembagian
keuntungan (deviden) bagi para pemegang sahamnya.
Tujuan dibentuknya VOC yaitu :
1. Menghindari persaingan tidak sehat diantara pedagang Belanda
2. Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dengan serikat
dagang Eropa lainnya
3. Memonopoli perdagangan rempah di Indonesia
4. Membantu Pemerintah Belanda yang sedang melawan Spanyol
HAK ISTIMEW.A VOC

VOC mendapatkan octrooi (Hak Istimewa) dari Pemerintah Belanda :


1. Hak monopoli perdagangan
2. Hak memiliki tentara
3. Hak melakukan ekspansi ke Asia, Afrika dan Australia
4. Hak melakukan peperangan, membuat perdamaian dan membuat
perjanjian dengan wilayah yang dikuasai
5. Hak mencetak uang dan memungut pajak.
6. Menyelenggarakan pemerintahan sendiri
KEBIJAKAN VOC DI INDONESIA ?
 Menerapkan dua jenis pajak kepada rakyat, yaitu :
1. Contingenten, yaitu pajak wajib yang berupa hasil bumi. Pajak
ini diterapkan didaerah Contingenten yaitu jajahan langsung yaitu
Batavia
2. Verplichte Leverantie yaitu penyerahan wajib hasil bumi dengan
harga yang telah ditentukan VOC, berlaku diwilayah jajahan tidak
langsung yaitu Kesultanan Mataram Islam.
 Menyingkirkan pedagang-pedagang lain selain VOC dari
perdagangan rempah di Indonesia. (termasuk pedagang pribumi)
 Melakukan kebijakan ekstirpasi, yaitu menebang kelebihan
jumlah tanaman agar produksi tidak berlebih dan harga
tetap.
 Menentukan luas area penanaman (berlaku di Maluku)
 Mewajibkan setiap kerajaan yang terikat perjanjian dengan
VOC untuk membayar upeti tahunan
 Mewajibkan rakyat untuk menanam tanaman tertentu yang
nantinya dijual ke VOC dengan harga yang murah.
GUBERNUR JENDRAL VOC
Beberapa gubernur jendral VOC, yaitu :

1. Pieter Both (1610-1614)


2. Jan Pieterszoon Coen (1619-1623 & 1627-1629)
3. Pieter de Carpentier (1623-1627)

Sebutkan kebijakan-kebijakan dari setiap gubernur Jendral di atas!


BERAKHIRNYA VOC
 Banyak pegawai VOC yang curang dan korupsi
 Banyak pengeluaran untuk biaya peperangan
 Banyaknya gaji yang harus dibayar karena kekuasaan yang luas membutuhkan pegawai
yang banyak
 Pembayaran dividen (keuntungan) bagi pemegang saham turut memberatkan setelah VOC
mengalami kekurangan pemasukan
 Bertambahnya saingan dagang di Asia terutama Inggris dan Perancis
 Perubahan politik di Belanda

Sehingga VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 dengan utang 136,7 juta
gulden.
PASCA VOC
 Belanda diduduki Perancis (1795) dan VOC dibubarkan (1799)
membuat terjadi kekosongan kekuasaan di Indonesia. Di sisi lain,
Inggris terus mengincar Jawa.
 Hal tersebut diperparah dengan situasi perang di Eropa antara
Perancis (dan Belanda) melawan Inggris. Inggris berhasil menguasai
wilayah laut.
 Belanda mengangkat Herman Willem Daendels (1808-1811) untuk
menjadi perwakilan Belanda di Nusantara
 Daendels mengemban tugas untuk mempertahankan Pulau Jawa agar
tidak jatuh ke tangan Inggris dan untuk memperbaiki tanah jajahan
dalam segala aspek.
KEBIJAKAN DEANDELS
 Membuat jalan Raya Pos (Grote Postweg) dari Anyer sampai ke
Panarukan. Untuk memudahkan pengangkutan kopi ke Batavia.
Untuk menyukseskan tujuan tersebut, Daendels memberlakukan kerja
wajib (vervlichte diensten)
 Mendirikan benteng-benteng pertahanan
 Membangun pangkalan militer, pabrik senjata dan rumah sakit yang
baru
 Membagi Pulau Jawa menjadi 9 perspektur
 Menaikan gaji para pegawai
 Daendels memerintah di Indonesia dengan otoriter, berani menjual
tanah pemerintah kepada swasta untuk memajukan dan
mempertahankan Jawa. Akan tetapi hal tersebut dianggap
melanggar UU sehingga Daendels dipulangkan ke Belanda.
 Kemudian diganti oleh Jan Willem Janssens, pada masanyalah
kemudian Inggris berhasil menguasai Jawa dan Nusantara dengan
ditandatanganinya Perjanjian Tuntang (1811). Dimulailah
kekuasaan Inggris di Indonesia.
PENGAYAAN
Berilah penjelasan terhadap sejumlah kebijakan VOC sebagai serikat
dagang yang mempunyai hak istimewa dari pemerintah Belanda berikut ini :

Nama Kebijakan Penjelasan Dampak terhadap rakyat jajahan


Contingenten
Verplichte Leverantie
Preangerstelsel
Ekstirpasi
Hongi Tochten
Devide et Impera
Recognitie Penningen
KEKUASAAN INGGRIS DI INDONESIA
(1811-1814)
 Gubernur Jendral Inggris = Thomas Stamford Raffles
Kebijakannya
 Menghapus sistem kerja paksa dan perdagangan budak
 Membebaskan rakyat memilih tanaman untuk ditanam
 Menghapus pajak hasil bumi
 Menetapkan tanah sebagai milik pemerintah dan pemungutan pajak sewa tanah
 Membentuk system pemerintahan yang sama dengan yang ada di Inggris
 Raffles memiliki hobi yaitu menyelidiki flora dan fauna Indonesia dan
peninggalan-peninggalan kuno. Belajar Bahasa Melayu dan menulis
hasil dari penyelidikannya dalam buku History of Java.
 Kekuasaan Raffles terbilang sebentar, karena kekalahan Perancis di
Eropa menyebabkan Belanda merdeka. Sehingga membuka ruang bagi
perundingan dengan Inggris terkait daerah jajahan. Maka
dilaksanakanlah Konvensi London (1814).
 Salah satu isi pentingnya yaitu Belanda mendapatkan kembali seluruh
wilayah jajahannya di Nusantara kecuali Bengkulu. Sehingga
dimulailah kekuasaan Belanda kedua di Indonesia.
SISTEM TANAM PAKSA
(CULTUURSTELSEL)
Mulai tahun 1830 pemerintah Belanda menerapkan sistem
tanam paksa (cultuurstelsel). Dengan sistem ini, rakyat
dipaksa menanam tanaman-tanaman tertentu yang sangat laku
di pasaran Eropa. Tanaman-tanaman yang wajib ditanam
antara lain cengkeh, kopi, lada serta tembakau.
Ciri utama sistem tanam paksa yang diperkenalkan oleh Van
den Bosch ialah keharusan bagi rakyat di Jawa untuk
membayar pajak mereka dalam bentuk barang, yakni hasil-
hasil pertanian mereka
Sistem tanam paksa dilaksanakan oleh pemerintah kolonial
Belanda, antara lain karena alasan-alasan berikut :

1. Kas negara Belanda yang kosong akibat dana yang telah dipakai
untuk membiayai Perang Diponegoro dan pemberontakan di
Belgia.
2. Memburuknya keadaan di tanah jajahan.
3. Warisan hutang VOC yang harus ditanggung oleh pemerintah
Belanda.
4. Pemasukan uang sewa tanah atau cara-cara lain yang tidak
banyak memberikan hasil.
Menurut peraturan yang dibuat pemerintah Akan tetapi dalam praktiknya banyak sekali terjadi
Belanda, sistem tanam paksa dilakukan dengan cara penyimpangan. Penyimpangan-penyimpangan itulah yang
sebagai berikut: memberatkan rakyat. Contoh penyimpangan dalam
pelaksanaan sistem tanam paksa ini adalah sebagai berikut:
1. Penduduk desa diwajibkan menyediakan
seperlima dari tanahnya untuk ditanami tanaman 1. Tanah yang digunakan untuk tanam paksa dalam
yang ditetapkan pemerintah Belanda praktiknya melebihi seperlima, malah ada yang
2. Hasil tanaman dijual kepada pemerintah Belanda sampai setengahnya.
2. Tanah yang ditanami tanaman ternyata masih dikenai
dengan harga yang ditetapkan pemerintah.
pajak.
3. Tanah yang disediakan untuk penanaman 3. Tanah yang dipilih umumnya subur, sedangkan yang
dibebaskan dari pembayaran pajak tanah. tidak subur untuk keperluan rakyat.
4. Pekerjaan yang diperlukan untuk menanam 4. Lamanya bekerja melebihi waktu yang ditentukan,
tanaman perdagangan tidak boleh melebihi 60 5. Panen yang gagal, walaupun bukan karena kesalahan
hari. rakyat, pada praktiknya mejadi tanggungan rakyat.
5. Yang bukan petani harus bekerja selama 66 hari 6. Adanya sistem cultuurprocenten (hadiah) kepada
dalam setahun di kebun-kebun milik pemerintah. pengawas pemerintah, bupati dan kepala desa yang
6. Penanaman dan penggarapannya di bawah berhasil atau melampaui target produksi yang
pengawasan langsung penduduk pribumi. dibebankan kepada tiap-tiap desa
PENGHAPUSAN SISTEM TANAM PAKSA

Eduard Douwes Dekker (Multatuli) merupakan seorang pengkritik


terkenal sistem tanam paksa menulis buku yang isinya mengisahkan kisah
para petani yang menderita karena kebijakan yang semena-mena dari
Belanda.
Akhirnya sistem Tanam paksa dihapus setelah dikeluarkannya UU
Agraria yang bertujuan melindungi petani dari pengusaha dan pemodal
asing, memberi peluang bagi pemodal asing untuk menyewa tanah dari
penduduk Indonesia, dan untuk membuka kesempatan kerja kepada
penduduk menjadi buruh perkebunan. Dan UU Gula yang bertujuan
memberikan kesempatan yang luas kepada pengusaha gula untuk
mengambil alih pabrik gula milik pemerintah.
KEBIJAKAN PINTU
TERBUKA (1870-1900)
 Dipengaruhi oleh perubahan sistem politik di Belanda
 Bertujuan untuk membuka pintu seluas-luasnya bagi swasta untuk melakukan kegiatan
ekonomi di Indonesia
 Dipengaruhi oleh liberalism dan kapitalisme
 Dampak kebijakan ini untuk Belanda yaitu meningkatkan kemakmuran, sedangkan
untuk rakyat Indonesia menambah penderitaan.
 Terjadi eksploitasi manusia yaitu pengerahan tenaga manusia secara besar-besaran
dengan perlakuan yang tidak adil dan tidak manusiawi.
 Selain itu juga, terjadi ekploitasi agrarian
 Praktik ini membuat kaum humanis Belanda bersuara, mereka mendesak pemerintah
untuk memperbaiki nasib rakyat Indonesia. Sehingga lahirlah Politik Etis.
POLITIK ETIS (1901)
 Mencakup dua bidang : Politik dan ekonomi
 Dalam bidang ekonomi : Trias Van Deventer (Irigasi, Migrasi, Edukasi)
 Dalam bidang politik : desentralisasi (dari Den Haag ke Batavia, dari Batavia
ke daerah-daerah, dan dari orang Belanda ke orang Indonesia)
 Tokoh : C. T. Van Deventer, Pieter Broosshooft
 Dalam kenyataannya, terjadi penyimpangan dari gagasan ini.
PERLAWANAN TERHADAP
KOLONIALISME SEBELUM
LAHIRNYA KESADARAN
NASIONAL
Ciri-ciri Perlawanan Sebelum Lahirnya Kesadaran Nasional :

 Bersifat lokal
Dilakukan oleh masing-masing kerajaan, sehingga kerajaan lain menganggap hal tersebut
sebagai masalah internal
 Bergantung pada seorang pemimpin yang kharismatik
Seperti raja, bangsawan, ulama dan lainnya. Ketika tokoh tersebut meninggal kemudian
rakyat tercerai berai dan perlawanan pun terhenti
 Mengandalkan kekuatan senjata
Menggunakan senjata yang masih tradisional seperti keris, bamboo runcing dan lainnya
 Mudah dipecah-belah
Kepatuhan terhadap pemimpin dan kurangnya pemahaman tentang persatuan, sehingga
mudah dipecah belah (contoh : politik devide et impera yang dilakukan Belanda)
Perlawanan Terhadap Pemerintah Kolonial Belanda

1. Perlawanan Pattimura di Maluku (1817 M)


2. Perlawanan Pangeran Diponegoro (1825-1830 M)
3. Perlawanan Kesultanan Palembang (1804-1821 M)
4. Perlawanan Sisingamangaraja XII (1870-1907 M)
5. Perang Padri (1803-1838 M)
6. Perang Aceh (1873-1904 M)
Pengaruh Kolonialisme Bagi Rakyat Indonesia

 Bidang sosial-budaya
1. Mentalitas Inlander (menganggap diri lebih rendah dari bangsa lain)
2. Sistem feodalisme
3. Perkembangan tulisan latin dan sistem Pendidikan
4. Banyak kosa kata Bahasa Indonesia yang merupakan pinjaman atau serapan
dari Bahasa Belanda
5. Gaya hidup yang kebarat-baratan
6. Berkembangnya agama Kristen Protestan di Indonesia
 Bidang ekonomi
1. Sistem sewa tanah
2. Ekonomi uang
3. Sistem kerja kontrak
 Bidang IPTEK
1. Mengenal paham liberalism
2. Teknologi berbasis mesin
3. Teknologi komunikasi dan informasi
 Bidang politik dan Hukum
1. Hukum Belanda dan istilah Bahasa Belanda mulai diperkenalkan di Indonesia
(contoh :advokat)
2. Menerapkan system politik Belanda

Anda mungkin juga menyukai