Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PEMBELAJARAN DI LUAR

SEKOLAH KE
MUSEUM MANDALA WANGSIT

NAMA : GHINA SABRINA


KELAS : X APL 4

2017-2018

GHINA SABRINA XAPL 4 1


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas taufik dan
hidayah-Nya, kami bisa menyusun karya tulis ini dengan baik.Sebagai tanda bukti
bahwa saya telah mengunjungi obyek-obyek penelitian.
Karya tulis ini telah saya lengkapi dengan gambar-gambar dan informasi dari
obyek-obyek penelitian yang telah saya kunjungi.
Upaya penyusunan acara ini tidak lepas dari bantuan dan arahan dari berbagai
pihak, maka saya mengucapkan terimakasih.
Karya tulis yang kami susun ini jauh dari kesempurnaan. Saya memohon maaf jika ada
kesalahan dalam penyusunan karya tulis ini..
Semoga karya tulis sederhana ini, dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Bandung, 11 Maret 2018

GHINA SABRINA XAPL 4 2


DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan…………………………………………………….……………….4
A. Latar belakang…………………………………..…………………………………..4
B. Rumusan masalah……………………………………………………………..….....4
C. Tujuan penelitian ……………………………………………………………….......4
D. Manfaat penelitian …………………………..……………………//…………….....4

Bab II Pembahasan…………………………………………………………………….5
A.Museum wangsit siliwangi
a. Sejarah……………………………………...…………………………………...9
b. Ruang-ruangan dan koleksi………………………………………….………...9

Bab III Penutup…………………...…………………………………………………..15

GHINA SABRINA XAPL 4 3


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelaksanaan kunjungan museum merupakan kegiatan wajib sekolah. Kunjungan
moseum ini dilaksanakan setiap satu tahun sekali.Kunjungan moseum ini diikuti oleh
kelas X karena pada agenda sekolah kunjungan museum dilaksanakan pada kelas X.
Dipilihnya objek museum mandala wangsit siliwangi karena untuk mengetahui lebih
jelas. Di sana kita semua dapat mengetahui secara gambaran bagaimana para pahlawan
memperjuangkan Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Museum mandala wangsit siliwangi?
2. Dimana letak Museum mandala wangsit siliwangi ?
3. Bagaimana sejarah diberi nama wangsit siliwangi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah Museum wangsit siliwangi
2. Untuk mengetahui letak Museum wangsit siliwangi
D. Manfaat
Penulisan karya tulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
A. Penulis :
1. Menambah wawasan siswa.
2. Menggali potensi siswa untuk dimanfaatkan sebagai sarana menambah nilai sosial
dan rasa ingin tahu perkembangan sejarah Indonesia.
3. Untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air.
4. Meningkatkan ketaqwaaan atas ciptaan Tuhan YME.
B. Pembaca :
1. Penulisan ini diharapkan dapat membuka wawasan masyarakat tentang sejarah
evolusi nenek moyang di Indonesia.
2. Dapat membuka kepedulian masyarakat tentang museum sejarah di Indonesia.

GHINA SABRINA XAPL 4 4


BAB II
PEMBAHASAN
A. Museum wangsit siliwangi
Museum Wangsit Mandala Siliwangi adalah museum militer yang berada di Kota
Bandung, Jawa Barat. Siliwangi merupakan nama komando daerah militer TNI-AD
di Jawa Barat dan Banten yang namanya diambil dari raja dari Kerajaan Sunda yang
beribukota di Pakuan Pajajaran yang kekuasaanya konon tak terbatas, juga arif dan
bijaksana serta wibawa dalam menjalankan roda pemerintahan. Sedangkan arti
Mandala Wangsit merupakan sebuah tempat untuk menyimpan amanat, petuah atau
nasihat dari pejuang masa lalu kepada generasi penerus melalu benda-benda yang
ditinggalkannya. Museum ini diresmikan oleh panglima divisi Siliwangi Kolonel
Ibrahim Adjie pada tanggal 23 Mei 1966.
Museum ini berlokasi di Jalan Lembong, kecamatan Sumurbandung. Jalan ini
diambil dari nama Letkol Lembong, salah satu prajurit Siliwangi yang menjadi
korban dalam Peristiwa Kudeta Angkatan Perang Ratu Adil. Sebelumnya jalan itu
bernama Oude Hospitaalweg.
Museum Mandala Wangsit, sebuah museum yang berada di hiruk pikuk kota,
tepatnya di Jalan Lembong No. 38, Braga, Bandung, Jawa Barat. Sebuah museum
yang memuat banyak sejarah pra-kemerdekaan hingga pasca kemerdekaan yang
berada disekitar objek wisata utama Kota Bandung. Namun pada kenyataannya
museum ini seringkali hanya dilewati oleh banyak orang yang melewat di depannya
karena seakan-akan keberadaan museum ini kurang nampak yang disebabkan oleh
banyaknya gedung-gedung tinggi di sekitarnya seperti Hotel Grand Royal
Panghegar hingga Hotel Crown Plaza. Saat pertama memasuki area museum ini,
pengunjung akan sedikit kebingungan, terutama bagi pengendara kendaraan
bermotor karena sama sekali tidak ada petunjuk arah kemana motor harus diparkir.
Selain itu, papan petunjuk museum pun hanya ada satu buah dan itupun terletak di
area museum bagian dalam, tidak sewaktu pertama kali memasuki area museum
petunjuk-petunjuk arah itu disimpan.
Nama museum ini adalah Mandala Wangsit, merujuk pada asal katanya yang dari
bahasa Sansekerta, “Mandala” berarti tempat dan “Wangsit” berarti pesan. Sehingga
dengan penjabaran tersebut dapat diartikan bahwa Museum Mandala Wangsit

GHINA SABRINA XAPL 4 5


merupakan Museum dimana koleksinya merupakan pesan-pesan dari para pejuang.
Museum ini dikelola dibawah naungan Tentara Nasional Indonesia (TNI),
pengelolanya pun merupakan anggota TNI yang berjumlah 7 orang yang telah
diberikan pendidikan tentang kemuseuman oleh TNI.
Museum Mandala Wangsit memiliki beberapa keunikan sekaligus menjadi ciri khas
museum. Pertama, bangunan gedung museum ini bernuansa hijau, selaras dengan
TNI yang memiliki ciri khas warna hijau. Kedua, di area depan sewaktu memasuki
area museum, pengunjung akan disuguhkan oleh kendaraan-kendaraan perang pada
era dulu, seperti panser, ambulance, dll. Ketiga, koleksi di dalam museum semuanya
murni merupakan peninggalan-peninggalan era peperangan dari mulai era pra-
kemerdekaan hingga pasca kemerdekaan.
Bangunan museum Mandala Wangsit sudah ada sejak tahun 1926, saat itu bangunan
museum ini merupakan rumah perwira Belanda, lalu pada tahun 1950 bangunan ini
dialihfungsikan menjadi markas divisi Siliwangi I dan pada tahun itu terjadi
penyerangan oleh APRA dan mengakibatkan gugurnya Letkol Lembong, sehingga
jalan di depan museum ini diberi nama jalan lembong sebagai bentuk penghargaan
kepada Letkol Lembong. Museum Mandala Wangsit sendiri resmi menjadi museum
pada tahun 1966, diresmikan oleh Kolonel Ibrahim Adjie dan tahun 1980 dibangun
pameran museum. Sehingga dapat di kalkulasi bahwa usia bangunan museum ini
sudah 89 tahun dan 49 tahun sudah beroperasi sebagai museum. Bangunan museum
ini tidak sengaja dibangun untuk dijadikan museum, karena menilik dari sejarahnya
bahwa bangunan museum ini pertamanya merupakan rumah Perwira Belanda. Bila
pengunjung pertama memasuki area museum, bangunannya memang tidak
menunjukkan seperti bangunan museum, tetapi seperti bangunan bersejarah biasa,
karena posisi museumnya sendiri tidak berada di depan area museum, tapi di
belakang bangunan rumah bersejarah yang dijadikan sebagai Komando Pelatihan
Mental Rindam III Siliwangi.
Saat pertama kali pengunjung akan memasuki museum, pengunjung akan terkejut
oleh pintu masuk museum. Karena posisi dari pintu masuknya berada sangat tidak
terlihat dan strategis. Pintu masuk Museum Mandala Wangsit layaknya pintu masuk
gedung atau ruangan biasa, tidak ada yang unik atau berkesan saat melihat pintu

GHINA SABRINA XAPL 4 6


masuk museum ini. Tidak ada fasilitas-fasilitas untuk orang-orang berkebutuhan
khusus, tidak ada lift dalam museum ini karena bangunannya hanya 2 lantai.
Suasana pertama yang akan pengunjung rasakan saat memasuki museum ini adalah
suasana yang dingin, sunyi, sepi, ditambah dengan penerangan yang redup di setiap
sisi ruangan. Semakin menjadikan nuansa museum ini seakan-akan menyeramkan.
Pengelola museum hanya mengantarkan pengunjung hingga pintu masuk saja,
pengunjung dipersilahkan untuk menelusur museum ini dari pintu masuk hingga
pintu keluar secara mandiri terkecuali memang ada permintaan dari pengunjung
secara langsung kepada pengelola untuk menjadi guide, barulah pengelola akan
mengantarkan pengunjung dari awal hingga akhir. Pengelola museum memiliki tata
bahasa dan perilaku yang baik terhadap pengunjung, sehingga pengunjung tidak
akan merasa canggung ataupun kaku saat hendak berbicara ataupun bertanya kepada
pengelola. Museum Mandala Wangsit tidak menerapkan system ticketing kepada
pengunjung, melainkan hanya menarik uang untuk perawatan dan pengelolaan
museum dan itupun tidak dipatok seberapa banyak ataupun besar nominalnya.
Museum Mandala Wangsit memiliki kurang lebih 1500 koleksi, yang
keseluruhannya merupakan koleksi asli (bukan replika), yaitu merupakan benda-
benda peninggalan sejarah. Koleksi-koleksi yang dipamerkan di Museum Mandala
Wangsit adalah koleksi-koleksi peninggalan sejarah perjuangan Indonesia seperti
pakaian, senjata, foto-foto peristiwa, lukisan, bendera, kain, furniture, dll. Koleksi-
koleksi senjata tajam di museum ini masih dapat digunakan dengan baik, sedangkan
koleksi senjata api sudah tidak dapat digunakan. Perawatan koleksi-koleksi ini
dilakukan secara rutin tetapi masih menggunakan metode yang manual, yaitu
dengan mengoleskan minyak senjata. Untuk koleksi-koleksi berjenis kain
dibersihkan dengan kuas agar hilang debu-debu yang menempel.
Seluruh koleksi Museum Mandala Wangsit diberikan kamper agar menghindari
serangga-serangga perusak seperti rayap. Untuk benda-benda koleksi yang terlihat,
dilakukan perawatan setiap hari perawatan menyeluruh dilakukan setiap satu
minggu sekali. Dana untuk perawatan ini didapat dari iuran yang tidak mematok
nominal kepada pengunjung. Dalam pengadaan koleksinya, museum menerima
koleksi dengan catatan benda tersebut memiliki deskripsi, misalnya pernah
digunakan saat perang, dll. Koleksi museum didapat dari perorangan (veteran)

GHINA SABRINA XAPL 4 7


secara hibah ataupun hadiah. Timbal balik yang dapat museum berikan kepada
orang yang mau memberikan koleksi bersejarahnya adalah dengan memberikan
sertifikat kepada setiap pemilik benda-benda bersejarah tersebut.
Koleksi yang dipamerkan di museum akan menimbulkan kesan yang mendalam bagi
para pecinta sejarah, terutama sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Namun
bagi orang-orang yang kurang begitu menyukai sejarah mengenai peperangan akan
cenderung merasa bosan, tidak tertarik, bahkan takut dengan koleksi-koleksi yang
dipamerkan. Koleksi-koleksi di Museum Mandala Wangsit ditempatkan pada 11
ruangan yang terbagi berdasarkan peristiwa dan disusun secara kronologis.
Pada R1 dan R2 merupakan pameran koleksi berupa amunisi produk PT. Pindan,
Vitrin I, Vitrin II, Bedugsimawa Rame, Tongtong/Kohkol, lukisan-lukisan, Baju
Kurung (Jubah), Pedang Bambu, Sorban Debus, Diorama Detik-Detik Proklamasi,
Peristiwa Bojong Soang, dll. Dalam R3 berisi koleksi berupa Helm, Pedang,
Klewang, Pedang Belanda, Machruf Ardiwinata, Alat-Alat Perhubungan, Pedang
Samurai, Weker/jam, dll. Di ruang R4 terdapat Peta (Long March), Senjata Bahu
(Senapan), Riffle, Tanda Pangkat dari masa ke masa, Mata uang RI, Ikat Kepala,
Turban, Baret, Ransel, Karung, Baju, Jas, dll. R5 berisi peristiwa pemberontakan
DI/TII yang menampilkan koleksi berupa Teks Proklamasi berdirinya Negara Islam,
Bendera DI/TII, Tanda Pangkat Angkatan Perang Negara Islam Indonesia, Anti
Gerilya, Foto-foto keganasan DI/TII, Lukisan Peristiwa Peracunan, Diorama
Peristiwa Trowek, Diorama Penghadangan, Lukisan Gugurnya Mayor Utarya, dll.
Berikutnya R6 yang didalamnya terdapat koleksi peristiwa penumpasan DI/TII yang
berupa koleksi Pagar Betis, Kain Batik dan Kebaya yang digunakan oleh istri
gembong DI/TII, Pakaian Loreng dan Tutup Kepala, dll. Pada R7 berisi koleksi
lambang-lambang satuan divisi Siliwangi beruapa senjata, pakaian seragam, mata
uang PGRI, baju kurung, bendera Republik Maluku Selatan, dll. Di R8 terdapat
koleksi mengenai pemberontakan APRA-RMS di Sulawesi Selatan berupa pakaian
loreng dan pet, pakaian seragam, foto Kahaz Muzakar, Foto Andi Sale, dll. Pada R9
menampilkan koleksi penumpasan G-30 S/PKI dan Tugas Internasional 1965-1974.
Di ruangan R10 berisi operasi Seroja Timur yang memamerkan koleksi berupa 14
buah lagu-lagu kemerdekaan, senjata, dll. Dan pada ruangan terakhir yaitu R11
dipamerkan koleksi mengenai Mantan-Mantan Panglima Divisi Siliwangi,

GHINA SABRINA XAPL 4 8


koleksinya berupa foto-foto, senjata, kain adat, mata uang yang pernah berada di
Timor Timur, bendera UDT, bendera apodet, senjata tajam, piagam, dll. Selain itu
juga terdapat ruangan rahasia Wangsit Siliwangi yang berisi kitab kerjang, senjata-
senjata, dan lukisan hibah dari Raden Muhammad Hasan.

a. Sejarah
Bangunan museum yang memiliki gaya arsitektur Romantisisme akhir ini
dibangun di era kolonial Belanda antara tahun 1910-1915 sebagai tempat tinggal
para perwira Belanda. Setelah Jepang menduduki Indonesia di tahun 1942,
bangunan ini dijadikan markas untuk sembunyi dari pihak Jepang. Setelah
kemerdekaan, bangunan ini diambil alih oleh pasukan Siliwangi dan digunakan
sebagai markas Divisi Siliwangi (Akademi Militer Bandung) pada tahun 1949-1950.
Bangunan ini berdiri di atas tanah seluas 4.176 m2 dengan luas bangunan 1.674 m2.
Pada tanggal 23 Mei 1966 bangunan ini beralih fungsi menjadi Museum yang
diresmikan oleh panglima divisi Siliwangi ke-8 yaitu Kolonel Ibrahim Adjie. Lalu
tahun 1979 gedung ini direhabilitasi kembali menjadi gedung bertingkat dua,
kemudian diresmikan penggunaannya di tanggal 10 November 1980 oleh Pangdam
Siliwangi ke-15, Mayjen Yoga Sugama dan dengan penandatangannan prasasti oleh
Presiden Soeharto.

b. Ruangan- ruangan dan koleksi


1. Ruang Pergerakan Nasional Indonesia (1918-1944)
Gambar Keterangan
Kris milik H. Ahsan Arief dari
cimareme garut pada tahun 1918
Di pergunakan untuk melawan
penjajahan belanda.
PISTOL LOCOK DAN
SENAPAN LOCOK senjata api
buatan rakyat menes banten
sebelum tahun 1926
dipergunakan untuk mlengkapi
modal persenjataan khususnya

GHINA SABRINA XAPL 4 9


rakyat banten dalam rangka
merebut kemerdekaan
Perang atau golok adalah senjata
tajam yang digunakan rakyat
dari daerah karawang dan
purwakarta jawa barat padav
masa perjuangan dalam merebut
kemerdekaan RI

Sebagai alat untuk


mengumpulkan para santri dan
rakyat daerah sekitar cimareme
garut.

Sebagai isyarat para santri


danpemeluk agama islam untk
menunaikan shalat lima waktu.

Ini adalah alat debus

GHINA SABRINA XAPL 4 10


2. Ruang 2 Detik-Detik Proklamasi
In adalah teks proklamasi

Ini adalah bendera merah putih


yang pertama dikibarkan di
bandung

diruangan ini terdapat lukisan-


lukisan yang menggambarkan
peristiwa sebelum proklamasi
dikumandangkan kemudian disini
pula meja dan kursi kecil yang
dipakai untuk perundingan ketika
Ir. Soekarno di culik ke
Rengasdengklok oleh beberapa
pemuda untuk segera
memproklamirkan Kemerdekaan
Republik Indonesia

3. Ruang 3 Palagan atau Pertempuran Bandung

GHINA SABRINA XAPL 4 11


4. Ruang 4 kemerdekaan

5. Ruang 5 Pemberontakan DI/TII Jawa Barat


erdapat Naskah Proklamasi Kemerdekaan DI/TII dengan Imam Negara Islam
Indonesia M. Kartosuwiryo tanggal 7 Agustus 1949

6. Ruang 6 Penumpasan DI/TII

GHINA SABRINA XAPL 4 12


Buka pedoman dan acara
pemeriksaan

7. Ruang 7 Lambang-Lambang Satuan Divisi Siliwangi


8. Ruang 8 Pemberontakan APRA-RMS di Sulawesi Selatan
APRA dipimpin oleh Westerling, seorang kapten Belanda. Pada tanggal 11
Desember 1946 pernah mengadakan pembunuhan besar-besaran di Sulawesi
Selatan. Kemudian 23 Januari 1950 melancarkan aksi pembunuhan di
Bandung. Tetapi, gerakan ini dapat segera diatasi oleh Pemerintah RIS.
Westerling melarikan diri ke luar negeri.

9. Ruang 9 Penumpasan G30S/PKI dan Penugasan Internasional 1965-1974


Gerakan 30 September 1965 adalah sebuah peristiwa yang terjadi malam
tanggal 30 September sampai dinihari tanggal 1 Oktober 1965 ketika tujuh
perwira tinggi dan militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh
dalam suatu usaha kudeta

GHINA SABRINA XAPL 4 13


PAKAIAN LORENG DAN BARET
Pakaian seragam yang dipakai oleh
colonel anumerta “M. YUSUF. S “
dalam melaksanakan tu gas
internasional sebagai anggota
bataylon garuda II di kango tahun
1962.

10. Ruang 10 Operasi Seroja Timor-Timur


Operasi Seroja atau invasi Indonesia atas Timor Timur dimulai pada tanggal
7 Desember 1975 ketika militer Indonesia masuk ke Timor Timur dengan
alasan anti-kolonialisme. Penggulingan pemerintahan Fretilin yang tengah
populer dan singkat memicu pendudukan selama seperempat abad dengan
kekerasan di mana sekitar 100-180,000 tentara dan warga sipil diperkirakan
tewas atau menderita kelapara. Namun, dua dekade terakhir, melihat
bentrokan terus-menerus antara kelompok Indonesia dan Timor Timur atas
status Timor Timur, sampai tahun 1999, Timor Timur memilih untuk
merdeka lewat referendum oleh misi PBB di Timor Timur akhirnya berdiri
sebagai negara Timor Leste

11. Ruang 11 Mantan-mantan Panglima Divisi Siliwangi


terpampang banyak foto-foto Panglima Divisi Siliwangi dan foto-foto serah
terima jabatan kodam Siliwangi oleh Panglima TNI

GHINA SABRINA XAPL 4 14


BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Museum Mandala Wangsit Siliwangi sebagai salah satu aset sejarah di kota
Bandung, perlu mensosialisasikan keberadaannya sebagai museum sekaligus saksi
perjuangan Divisi Siliwangi dan Rakyat Jawa Barat dalam memperjuangkan
kemerdekaan bangsa Indonesia, yang nasibnya kini tidak diperhatikan oleh
pemerintah dan masyarakat kota Bandung itu sendiri. Hal ini dapat dilaksanakan
melalui sejumlah aplikasi perancangan komunikasi visual yang tepat, yang
memunculkan kesan bahwa mengunjungi Museum Mandala Wangsit Siliwangi
adalah sesuatu hal yang menyenangkan dan nyaman sekaligus bukan hanya sebagai
tempat representasi sejarah, namun juga merupakan tempat untuk bermain dan
menambah wawasan yang dimana hal ini dapat menumbuhkan rasa jiwa patriotisme
dan cinta tanah air. Namun semua perancangan komunikasi tersebut harus tetap
didukung dengan pengelolaan museum yang lebih baik dan professional, yang
ditunjang oleh aspek pelayanan pembangunan fisik (gedung, fasilitas, tata pameran,
dan lain sebagainya), untuk mewujudkan Museum Mandala Wangsit Siliwangi
sebagai sarana edukasi yang rekreatif dan menarik bagi masyarakat kota Bandung
dan sekitarnya, khususnya anak remaja Indonesia berusia 8-15 tahun sebagai target
primernya dan orang tua berusia 38-45 tahun sebagai target sekundernya dengan
kelas ekonomi menengah hingga menengah atas.
SARAN
Setelah menganalisa permasalahan dan merancang, maka melalui Tugas Akhir
“Perancangan Promosi Museum Mandala Wangsit Siliwangi” ini disampaikan
beberapa saran kepada pihak pengelola Museum Mandala Wangsit Siliwangi berserta
lembaga pemerintahan yang terkait demi kemajuan museum sebagai sarana edukasi
dan rekreasi ke arah yang lebih baik, an
tara lain sebagai berikut :
a. Lembaga pemerintahan lebih memperhatian dengan sungguh
-sungguh perkembangan dan kondisi Museum Mandala Wangsit Siliwangi sebagai
aset sejarah bangsa, yaitu dengan cara memberikan dana dan dukungan yang
nyata bagi perkembangan museum itu sendiri sekaligus pihak

GHINA SABRINA XAPL 4 15


pengelolanya.
b.Pihak Museum Mandala Wangsit Siliwangi lebih meningkatkan kualitas
pelayanan dan fasilitas yang ada kepada pengunjung, misalnya dalam hal
menyediakan jasa pemandu berkompeten yang senantiasa menemani dan
memandu pengunjung selama berkeliling di area museum (khususnya
ruang pamer dalam ruangan). Sehingga diharapkan dapat menjadi
interaksi serta menciptakan susasana yang baik dan nyaman antara
pemandu dan pengunjung.
c.Pihak Museum Mandala Wangsit Siliwangi dapat mempertimbangkan
pengadaan sarana operasional. Misalnya dalam pembangunan ruang
pameran tambahan.
d.Pihak Museum Mandala Wangsit Siliwangi mengadakan event dan
eksibisi yang be

GHINA SABRINA XAPL 4 16


LAMPIRAN

GHINA SABRINA XAPL 4 17


GHINA SABRINA XAPL 4 18
GHINA SABRINA XAPL 4 19
GHINA SABRINA XAPL 4 20

Anda mungkin juga menyukai