Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK

Kerajinan Dengan Inspirasi Objek Budaya Lokal


(WAYANG)

Disusun oleh:

1.Artha Adjie Pangestu (08)

2.Evy nurhayati Sri hardini (14)

3.Indah Dwi Nur Kholifah (16)

4.Nurul Huda Setiawan (26)

5.Zulfikar Isvahany (36)


Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan pada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta nikmatNya

pada kami, berupa nikmat Islam, Iman, kesehatan, berpikir dan lain sebagainya. Sehingga kami dapat

menyelesaikan tugas makalah kami ini tanpa ada suatu halangan yang berarti.

Penyusunan makalah ini tentunya masih jauh dari kata sempurna, baik itu tata bahasanya, maupun

kesimpulannya. Kami mohon maaf yang setulus tulusnya jika ada kesalahan dalam makalah ini.

Maka dari itu kami berharap bapak ibu guru, serta teman teman berkenan memberikan kritik dan

saran yang membangun untuk makalah ini.

Harapan terbesar dalam penulisan makalah ini, semoga apa yang kami tulis dapat berguna nantinya

bagi orang lain. Tidak merugikan pihak lain tentunya.

Simo,17 November 2016

penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ...................................................................................................................... i


Daftar isi ............................................................................................................................... ii
BAB 1 .................................................................................................................................... 1
Pendahuluan ............................................................................................................. 1
Latar belakang masalah ........................................................................................... 2
Tujuan ..................................................................................................................... 3
Manfaat ................................................................................................................... 3
BAB 2 .................................................................................................................................. 4
Pengertian kerajinan ............................................................................................... 4
Macam tekhnik pembuatan .................................................................................... 5
BAB 3 .................................................................................................................................... 6
Pembuatan ................................................................................................................ 6
Tekhnik pembuatan ................................................................................................. 6
Alat bahan ............................................................................................................... 7
Langkah kerja ......................................................................................................... 7
Rencana anggaran belanja ...................................................................................... 7
BAB 4 ................................................................................................................................. 8
Kesimpulan ........................................................................................................... 8
Saran ..................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 9

Ii
BAB 1
PENDAHULUAN

a.Latar Belakang

Wayang adalah salah satu kesenian yang telah ada di Indonesia sejak ajaran Hindhu masih
tersebar di seluruh Nusantara. Wayang sendiri mengambil tokoh-tokoh dewa maupun ksatria yang ada
dalam agama Hindhu dari India. Wayang di Indonesia tersebar dalam beberapa versi sesuai dengan
daerah, sebagai contoh Wayang Ringgit, Wayang Uwong dari Jawa, Wayang Golek dari Sunda dan
Jawa Barat, Wayang Bali dari Bali, Wayang Palembang dari Sumatra Selatan, Wayang Sasak dari
Nusa Tenggara Barat, baik Wayang Cina yang berasal dari Cina yang diadopsi dan berkembang pesat
di masyarakat Tiong Hoa di Indonesia.
Wayang adalah seni pertunjukkan asli Indonesia yang berkembang pesat di Pulau Jawa dan
Bali. UNESCO, lembaga yang membawahi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003
menetapkan wayang sebagai pertunjukkan bayangan boneka tersohor dari Indonesia, sebuah warisan
mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of
Humanity). Sebenarnya, pertunjukan boneka tak hanya ada di Indonesia. Banyak negara memiliki
pertunjukkan boneka. Namun, pertunjukkan bayangan boneka (Wayang) di Indonesia memiliki gaya
tutur dan keunikkan tersendiri, yang merupakan mahakarya asli dari Indonesia. Dan untuk itulah
UNESCO memasukannya ke dalam Daftar Warisan Dunia pada tahun 2003.
Tak ada bukti yang menunjukkan wayang telah ada sebelum agama Hindu menyebar di Asia
Selatan. Diperkirakan seni pertunjukkan dibawa masuk oleh pedagang India. Namun demikian,
kejeniusan local, kebudayaan yang ada sebelum masuknya Hindu menyatu dengan perkembangan
seni pertunjukkan yang masuk memberi warna tersendiri pada seni pertunjukkan di Indonesia. Sampai
saat ini, catatan awal yang bisa didapat tentang pertunjukkan wayang berasal dari Prasasti Balitung di
Abad ke 4 yang berbunyi si Galigi mawayang
Ketika agama Hindu masuk ke Indonesia dan menyesuaikan kebudayaan yang sudah ada, seni
pertunjukkan ini menjadi media efektif menyebarkan agama Hindu, dimana pertunjukkan wayang
menggunakan cerita Ramayana dan Mahabharata.
Demikian juga saat masuknya Islam, ketika pertunjukkan yang menampilkan Tuhan atau Dewa
dalam wujud manusia dilarang, munculah boneka wayang yang terbuat dari kulit sapi, dimana saat
pertunjukkan yang ditonton hanyalah bayangannya saja, yang sekarang kita kenal sebagai wayang
kulit.
Akan tetapi hidup wayang kulit saat ini sudah memprihatinkan. Meskipun hidup, seolah telah
kehilangan roh-nya. Tengok saja di Taman Hiburan Rakyat Sriwedari, Solo, pertunjukan wayang
kulit mulai jarang. Acara-acara hajatan, maupun perayaan tidak lagi menanggap wayang kulit. Namun
menanggap dangdut, atau jenis musik yang lain.

Saat ini untuk pertunjukan wayang sendiri memang kurang diminati oleh masyarakat kita,
karena banyak pilihan hiburan lain. Mungkin wayang kulit mereka anggap membosankan. Seolah
wayang kulit sudah memasuki masa sekarat.
Berbeda dengan tahun 1950-an, ketika wayang kulit masih rutin naik panggung Taman Hiburan
Rakyat Sriwedari Solo. Saat itu masih banyak masyarakat yang berbondong-bondong menontong
wayang kulit sampai pagi. Mereka sangat menikmati salah satu seni khas tradisional jawa ini.
Bahkan tidak sedikit masyarakat yang hafal cerita wayang, baik cerita Bharatayuda, maupun cerita
Ramayana. Tokoh-tokoh punakawan menjadi bintang hiburan kala itu.
Akan tetapi seiring berkembangnya jaman, kemajuan teknologi, informasi, dan hiburan. Membuat
beberapa kesenian tradisional Indonesia tak dilirik lagi oleh masyarakatnya. Salah satunya adalah
kesenian wayang kulit. Tak banyak lagi yang menggandrungi kesenian tradisional ini. Terlebih
melestarikannya dengan mempelajari kesenian yang berasal dari kulit ini.
Yang menjadi pertanyaan apakah pengakuan atas warisan budaya ini bangsa Indonesia terutama
generasi mudanya sendiri mengerti apa itu wayang kulit (purwo) dan filosopi dibaliknya? pembahasan
dimakalah ini dimaksud untuk memperkenalkan lebih jauh tentang wayang kulit (purwo) Jawa, yang
ditujukan pada masyarakat serta generasi muda Indonesia agar lebih mengerti nilai luhur, agung serta
kearifan lokal dibaliknya.

Tujuan

Sesuai dengan permasalahan diatas tujuan yang dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Mendiskripsikan sebab sebab wayang kulit kurang dikenal masyarakat dan bahkan nyaris

terlupakan

2) Mengetahui langkah langkah menyelamatkan wayang kulit dari kepunahan

3) Mengetahui cara untuk menumbuhkan rasa cinta generasi muda terhadap wayang kulit.

Manfaat

Sebagai kegiatan untuk mengembangkan kreativitas dasar.

Menumbuhkan sikap produktif.

Menumbuhkan sikap mandiri dan mampu mengembangkan diri meski dengan fasilitas
seadanya

Meningkatkan kemampuan anak dalam menggambar

Sebagai kegiatan untuk mendorong perkembangan sikap, perilaku dan kemampuan dasar
secara umum.

Mengenal dan mengapresiasi salah satu budaya tradisional

mMeningkatkan kecintaan terhdap kesenian tradisional

Anda mungkin juga menyukai