Anda di halaman 1dari 4

SEJARAH LAMPUNG

Clara Ledy Ashari Siringo-ringo

XII MIPA II

06

1. Meester in de Rechten Herman Willem Daendels (21 Oktober 1762 – 2 Mei 1818), adalah seorang
politikus Belanda yang merupakan Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke-36. Ia memerintah antara
tahun 1808 – 1811. Masa itu Belanda sedang dikuasai oleh Prancis.Pada tahun 1808, Louis Napoleon
dari Perancis menunjuk Daendels ke Batavia untuk menjadi gubernur jendral di Indonesia.Dalam buku
Sejarah Indonesia Modern: 1200-2004 (2005) karya M.C Ricklefs, tugas utama Daendels sebagai
gubernur jendral adalah memperkuat pertahanan Jawa sebagai basis militer Perancis untuk melawan
pasukan Inggris di kawasan Samudra Hindia.Deandels memerintah Indonesia dengan sistem
kediktatoran dan modernitas. Berikut merupakan kebijakan Daendels di berbagai bidang kehidupan
masyarakat Indonesia.Kebijakan Politik dan Pemerintahan

Daendels melakukan perubahan yang mendasar dan menyeluruh pada sistem politik dan pemerintahan
Indonesia.Pada awal pemerintahan, Daendels melakukan reorganisasi sistem pemerintahan dan
birokrasi di Jawa. Daendels menerapkan sistem pemerintahan sentralisasi kekuasaan dan menjadikan
Batavia sebagai pusat kekuasaan.

Berikut merupakan kebijakan Daendels dalam bidang politik dan pemerintahan :

*Membatasi pengaruh kekuasaan kerajaan-kerajaan tradisional Indonesia terhadap aspek-aspek


kehidupan masyarakat

*Menmbagi pulau Jawa menjadi 23 karisidenan

*Kedudukan Bupati sebagai penguasa tradisional daerah diubah menjadi pegawai dibawah pemerintah
kolonial

*Membagai wilayah Jawa bagian timur menjadi 5 prefektur (setingkat provinsi) yaitu Surabaya,
Sumenep, Rembang, Pasuruan, Gresik

2.Di bulan Mei tahun 1811, Daendels dipanggil untuk kembali ke negaranya, Belanda. Untuk
melanjutkan masa pemerintahannya di Hindia Belanda, pemerintah Republik Bataaf memanggil Jan
Willem Janssen. Janssen ini dikenal sebagai seorang ahli politik berkebangsaan Belanda. Sebelum
memerintah di Hindia Belanda, Janssen menjabat sebagai Gubernur Jenderal di Tanjung Harapan yang
sekarang menjadi daerah Afrika Selatan di tahun 1802-1806. Tahun 1806, Janssen terpaksa harus keluar
dari Tanjung Harapan karena daerah itu sudah ditaklukkan oleh Inggris.

3.Inggris berhasil menduduki Batavia pada tanggal 26 Agustus 1811 dan pada tanggal 18 September
1811 Belanda menyerah melalui Kapitulasi Tuntang. Isi Kapitalis Tuntang adalah:
Isi Kapitalis TuntangPulau Jawa dan sekitarnya di kuasai Inggris.Semua tentara Belanda menjadi tawanan
Inggris.Orang Belanda dapat di jadikan pegawai Inggris.Pemerintahan Inggris di Indonesia dipegang oleh
Raffles. Raffles diangkat sebagai Letnan Gubernur dengan tugas mengatur dan peningkatan
perdagangan dan keamanan. Selama Raffles diangkat sebagai Letnan Gubernur, banyak tindakan yang
dia lakukan untuk Indonesia. Diantaranya sebagai berikut:

Bidang PemerintahanMembagi Pulau Jawa menjadi 18 karesidenan.Mengangkat Bupati menjadi


pegawai negeri yang digaji.Mempraktekkan sistem yuri dalam pengadilan seperti di
Inggris.Mempraktekkan adanya perbudakanMembanguan pusat pemerintahan di Istana Bogor.Bidang
Perekonomian dan KeuanganMelaksanakan sistem sewah tanah (Land rente), tindakan ini didasarkan
pada pendapatan bahwa pemerintahan Inggris adalah yang berkuasa atas semua tanah, sehingga
penduduk yang menempati tanah wajib membayar pajak.Meneruskan usaha yang pernah dilakukan
Belanda misalnya penjualan tanah kepada swasta, serta penanaman kopi.Melakukan penanaman bebas,
melibatkan rakyat ikut serta dalam perdagangan.Memonopoli garam agar tidak dipermainkan dalam
perdagangan karena sangat penting bagi rakyat.Menghapus sagala penyerahan wajib dan kerja rodi.

Membangun gedung Harmoni di Jalan Majapahit Jakarta untuk Lembaga Ilmu Pengetahuan yang berdiri
sejak tahun 1778 bernama Bataviaasch Genootschap.Menyusun sejarah Jawa berjudul "Histori of Jawa"
yang terbit tahun 1817.Namanya diabadikan pada nama bunga Bangkai raksasa yang ditemukan seorang
ahli botani bernama Arnold di bengkulu dan Raffles adalah gubernur Jenderal di daerah tersebut. Bunga
itu bernama Rafflisia Arnoldi.Isteri Raffles bernama Olivia Marianne merintis pembuatan kebun Raya
Bogor.Tindakan yang merugikan Indonesia adalah pada masa Raffles, benda-benda purbakala boyang
untuk memperkaya musium Calcutta di India diantaranya prasasti Airlangga tahun 1042 yang sering
disebut Batu Calcutta.Pemerintahan Raffles berakhir sampai tauhn 1816 karena keadaan di negeri
jajahannya sangat bergantung pada keadaan di negeri

4.John Fendall menyerahkan wilayah Indonesia kepada Belanda karena sesuai dengan kesepakatan
dalam konvensi London 1814.

Pembahasan

Wilayah Indonesia pernah berada di bawah kekuasaan Prancis setelah Prancis mengalahkan Belanda
dalam perang Napoleon (1803-1815). Belanda secara resmi dianeksasi Perancis pada tahun 1810
sehingga Indonesia bisa dibilang saat itu berada di bawah kekuasaan Prancis, walaupun Prancis tetap
menyerahkan pemerintahannya di Indonesia di tangan Belanda. Pada tahun 1811 Napoleon mencopot
kedudukan Gubernur Jenderal Daendels, dengan alasan terlalu keras dalam menjalankan pemerintahan.
Sebagai gantinya, dianggap jenderal Janssens.Setelah Gubernur Jenderal Daendels dipanggil pulang ke
Eropa, Inggris menyerbu pulau Jawa. Jan Willem Jansens yang menggantikan Daendels tidak mampu
menahan serangan Inggris dan terpaksa menyerahkan kekuasaan Belanda di Indonesia atas kepada
Inggris pada tanggal 18 September 1811 melalui perjanjian Tuntang yang berisi:

1. Pulau Jawa, Palembang dan Makassar diserahkan kepada Inggris. 2. Semua anggota tentara Belanda

ditahan.

3. Pemerintah Inggris tidak akan mengakui hutang-hutang yang dibuat oeh pemerintah Prancis selama
masa kekuasaan Daendels.

4. Pegawai-pegawai pemerintah yang masih ingin bekerja di bawah pemerintahan Inggris boleh tetap
memegang jabatannya.Sejak saat itu, dimulailah masa penjajahan Inggris di Indonesia, dengan Thomas
Stamford Raffles dianggkat sebagai Gubernur Jenderal. Sebagai orang yang beraliran liberal, Raffles ingin
mengadakan perubahan-perubahan dalam sistem pemerintahan di Indonesia termasuk di bidang onomi,
yaitu didasarkan atas dasar-dasar kebebasan. Dalam masa pemerintahannya, Raffles melaksanakan
kebijakan sebagai berikut:

*Penghapusan semua bentuk penyerahan wajib dan kerja paksa atau rodi

*Para petani wajib membayar sewa tanah kepada pemerintah

*Hubungan antara pemerintah dengan rakyat berdasarkan sistem kontrak yang merupakan hal baru
bagi masyarakat pribumi.

Raffles juga mendekati dan mencampuri urusan internal beberapa kerajaan dan daerah serta berhasil
mempengaruhi mereka untuk bekerja sama dengan Inggris. Contohnya, dia mengasingkan Sri Sultan
Hamengkubuwono II ke Pinang dan menggantinya dengan Sri Sultan Hamengkubuwono III pada tahun
1811. Dia juga menyerahkan sebagian wilayah Kesultanan Yogyakarta kepada Pengeran Natakusumah
umtuk memperlemah Kesultanan. Selain itu dia juga memperkecil wilayah Kasunanan
Surakarta.Kekuasaan Inggris atas Indonesia semakin lemah setelah negara-negara yang melawan
Napoleon mengadakan perjanjian untuk membentuk kerajaan Belanda yang baru. Akhirnya, pada
tanggal 13 Agustus 1814 ditandatangani Konvensi London di mana Inggris setuju bahwa semua harta
dan kekayaannya di Indonesia dikembalikan kepada perjanjian untuk membentuk kerajaan Belanda yang
baru. Akhirnya, pada tanggal 13 Agustus 1814 ditandatangani Konvensi London di mana Inggris setuju
bahwa semua harta dan kekayaannya di Indonesia dikembalikan kepada pemerintah Belanda. Hal ini
diperkuat dengan keputusan kongres Wina pada tahun 1815 yang menyebutkan bahwa sebagai bagian
dari perjanjian yang mengakhiri perang Napoleon, Inggris harus mengembalikan Jawa dan daerah
Indonesia lainnya kepada Belanda. Serah terima kekuasaan dilaksanakan pada bulan Agustus 1816 dari
Letnan Gubernur John Fendall (Inggris) kepada tiga komisaris Belanda, yaitu Cornelis Theodore Elout,
Arnold Ardiaan Buijskes dan Alexander Gerard Philip Baron Van der Capellen. Dengan ini berakhirlah
kekuasaan Inggris di Indonesia.

Selanjutnya, pada tahun 1824 Inggris dan Belanda kembali berunding dalam Treaty of London yang
isinya antara lain menegaskan bahwa:

*Belanda memberikan Malaka kepada Inggris, sebaliknya Inggris memberikan Bengkulu kepada Belanda.

*Belanda dapat berkuasa di sebelah selatan garis paralel Singapura sedangkan Inggris berkuasa di
sebelah Utara

5.John Fendall menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang terakhir saat Inggris menduduki Hindia
Belanda. Kekuasaan Inggris diambil alih oleh Belanda, yang kembali menduduki Hindia Belanda dari
1816 hingga 1949.Siapa sajakah Gubernur Jenderal Hindia Belanda mulai dari 1816 hingga 1875? Berikut
penjelasannya yang dilansir dari situs Dinas Pariwisata Jakarta dan Encyclopedia DKI Jakarta:

Gubenur Jenderal G.A.G.Ph. van der Capellen (1816-1826)

Gubernur Jenderal Leonard Pierre Joseph du Bus de Gisignies (1826-1830)

Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch (1830-1833)

Gubernur Jenderal Jean Chretien Baud (1833-1836)

Gubernur Jenderal Dominique Jacques de Eerens (1836-1840)

Gubernur Jenderal Carel Sirardus Willem van Hogendorp (1840-1841)

Gubernur Jenderal Jan Cornelis Reijnst (1844-1845)

Gubernur Jenderal Jan Jacob Rochussen (1845-1851)

Gubernur Jenderal Albertus Jacobus Duymaer van Twist (1851-1856)

Gubernur Jenderal Charles Ferdinand Pahud (1856-1861)

Gubernur Jenderal Ary Prins (1861-1861) dan (1866-1866)

Gubernur Jenderal Ludolph Anne Jan Wilt Sloet van de Beele (1861-1866)

Gubernur Jenderal Ludolph Anne Jan Wilt Sloet van de Beele (1861-1866)

Gubernur Jenderal James Loudon (1872-1875)

Anda mungkin juga menyukai