Siapa yang tidak kenal Pieter Both? Beliau adalah Gubernur Jenderal Hindia
Belanda pertama yang berkuasa di Hindia Belanda. Meskipun ketenarannya
masih kalah dari ketenaran Daendels dan Raffles, Pieter Both mempunyai
beberapa kebijakan di saat awal-awal berdirinya VOC. Pendirian pos
perdagangan di Banten dan pembuatan perjanjian dengan Pulau Maluku demi
penguasaan rempah-rempah, adalah kebijakan yang dibuat Gubernur
Jenderal Hindia Belanda pertama tersebut.
Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke 4 ini tidak kalah tenar dengan gubernur
jenderal lainnya. Jan Pieterszoon Coen atau J.P Coen, adalah orang yang
memindahkan markas VOC dari Banten ke Jayakarta, kemudian nama
Jayakarta sendiri diubah menjadi Batavia. J.P Coen juga dikenal sebagai
pembesar VOC yang cukup berpengaruh di Hindia Belanda.
Nama gubernur jenderal ini sudah tidak asing lagi bagi kita. Daendels, adalah
gubernur jenderal yang memerintah tahun 1808-1811. Pemerintahannya
sendiri adalah sebagai wakil Perancis di Indonesia. Belanda sendiri pada masa
itu takluk oleh Perancis, sehingga seluruh tanah jajahan Belanda jatuh ke
tangan Perancis, salah satunya Indonesia.
Pada masa itu pula, Inggris sedang berperang dengan Perancis, sehingga
apabila Inggris masuk ke Indonesia lalu menuju ke Pulau Jawa, itu adalah
ancaman besar bagi Perancis. Karena itu, tugas utama Daendels di Indonesia
adalah mempertahankan pulau Jawa, yang merupakan pusat pemerintahan,
dari serangan Inggris.
Raffles, adalah Gubernur Jenderal Inggris yang memerintah pada tahun 1811-
1816. Dibuatnya Kapitulasi Tuntang, telah mengakhiri kekuasaan Belanda di
Hindia Belanda untuk sementara, dan Inggris berkuasa di Hindia Belanda.
Thomas Stamford Raffles membuat banyak kebijakan, yakni sebagai berikut,
1. Bidang Politik
2. Bidang Ekonomi
4. Bidang Sosial
Namun, karena dianggap lemah oleh Belanda, maka Van Der Capellen
dipanggil pulang ke Belanda, kemudian digantikan oleh Markus De Kock.
Pada masa pemerintahan Capellen, meletus juga Perang Diponegoro atau
Perang Jawa pada tahun 1825, yang berakhir pada tahun 1830.
Selain sistem tanam paksa, Van Den Bosch juga melakukan usaha untuk
memadamkan perlawanan Pangeran Diponegoro dan perlawanan Kaum Paderi
di Sumatra Barat. Perlawanan Diponegoro dapat berakhir pada tahun 1830,
namun perlawanan Kaum Paderi atau perang Paderi terus berlanjut hingga
tahun 1837.
7. Van Limburg Stirum (Memerintah pada tahun 1916-1921)
Mungkin nama gubernur jenderal yang satu ini kurang terkenal. Namun,
beliau mempunyai kebijakan yang cukup berpengaruh pada masanya.
Van Limburg Stirum adalah orang yang mendirikan Volksraad, atau biasa
disebut dewan rakyat. Volksraad didirikan pada tahun 1918. Volksraad adalah
perwakilan rakyat Hindia Belanda.
Selain itu, Limburg Stirum juga membentuk komisi perubahan untuk
memperbaiki kondisi sosial-ekonomi rakyat Hindia Belanda.
Limburg Stirum adalah orang yang menjadi pilihan terbaik untuk menjadi
gubernur jenderal, dikarenakan kepeduliannya terhadap Indonesia atau
Hindia Belanda. Pada masa itu, Belanda menerapkan politik balas budi
terhadap rakyat pribumi.