Anda di halaman 1dari 14

Perang Diponegoro(1825 – 1830)

Sejarah Indonesia
Kelompok

• Chiko Naftali H (09)


• Hana Salsabila(15)
• Ilham Izzul F (18)
• Luli Hana S (22)
Latar belakang Jalannya
peristiwa

Perang
diponegoro
(1825-1830)

Berakhirnya
Dampak
perlawanan
Latar belakang

Penyebab umum Penyebab khusus

Penyebab Utama
Latar belakang
Penyebab Umum
Penyebab • Rakyar terlilit berbagai hutang dan berbagai bentuk pajak.
umum • Pemerintah kolonial Belanda ikut campur dalam kehidupan
politik kerajaan.
Penyebab • Rakyat menderita, sementara kehidupan kerajaan berhura-
khusus hura.
• Kekuasaan Raja Mataram semakin lemah, wilayahnya
Penyebab dipecahpecah.
Utama • Belanda ikut campur tangan dalam urusan pemerintahan dan
pengangkatan raja pengganti.
• Kaum bangsawan sangat dirugikan karena sebagian besar
sumber penghasilannya diambil alih oleh Belanda. Mereka
dilarang menyewakan tanah bahkan diambil alih haknya.
• Adat istiadat keraton menjadi rusak dan kehidupan beragama
menjadi merosot.
Latar belakang
Penyebab Penyebab Khusus
umum
• Pangeran Diponegoro tersingkir dari kalangan
Penyebab elit kekuasaan karena menolak berkompromi
khusus dengan pemerintah kolonial. Pangeran
Penyebab Diponegoro memilih untuk mengasingkan diri
Utama ke Tegalrejo.
• Pemerintah kolonial melakukan provokasi
dengan membuat jalan yang menerobos
makam leluhur dari Pangeran Diponegoro.
Latar belakang
Pada pertengahan bulan Mei 1825, Smissaert memutuskan
Penyebab untuk memperbaiki jalan-jalan kecil di sekitar Yogyakarta.
umum Namun, pembangunan jalan yang awalnya dari Yogyakarta ke
Magelang melewati Muntilan, dibelokkan melewati pagar
Penyebab
khusus sebelah timur Tegalrejo. Pada salah satu sektor, patok-patok
jalan yang dipasang orang-orang kepatihan melintasi makam
Penyebab leluhur Pangeran Diponegoro. Patih Danurejo tidak
Utama memberitahu keputusan Smissaert sehingga Diponegoro baru
mengetahui setelah patok-patok dipasang. Perseteruan terjadi
antara para petani penggarap lahan dengan anak buah Patih
Danurejo sehingga memuncak di bulan Juli. Patok-patok yang
telah dicabut kembali dipasang sehingga Pangeran Diponegoro
menyuruh mengganti patok-patok dengan tombak sebagai
pernyataan perang.
JALANNYA PERISTIWA

Pada tahun 1825-1830, Pangeran Diponegoro membentuk pasukan dan


mengobarkan Perang Jawa. Banyak rakyat yang menderita , serta ulama dan
bangsawan yang kecewa terhadap belanda dan akhirnya ikut bergabung dengan
Pangeran Diponegoro , serta ikut dalam peperangan.
Dalam perlawanan tersebut, Pangeran Diponegoro memiliki dua tokoh
tangguh, yakni Kiai Mojo seorang ulama dari Surakarta dan Sentot Prawirodirjo
sebagai panglima perang Pangeran Diponegoro.
Pada tahun 1825-1826 Pangeran Diponegoro mampu mengalahkan pasukan
perang yang dipimpin oleh Jenderal H.M. de Kock.
Kemenangan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :
• Semangat yang tinggi dari pasukan Pangeran Diponegoro
• Siasat perang gerilya Pangeran Diponegoro yang belum tertandingi.
• Sebagian pasukan Belanda masih berada di Sumatera Barat menghadapi
perang Padri.
JALANNYA PERISTIWA

 Perlawanan dari pasukan pangeran Diponegoro terus


meningkat dengan pergerakan pasukan yang meluas ke
daerah Banyumas, Kedu, Pekalongan, Semarang,
Rembang, Madiun, dan Magetan.
 Pada tahun 1827, Belanda melakukan penyerangan
terhadap Diponegoro dengan menggunakan sistem
benteng sehingga Pasukan Diponegoro terjepit.
 Pada tahun 1829, Kyai Modjo, sebagai pemimpin
spiritual pemberontakan, ditangkap. Menyusul
kemudian Pangeran Mangkubumi dan panglima
utamanya Alibasah Sentot Prawirodirjo menyerah
kepada Belanda.
BERAKHIRNYA PERANG BERAKHIRNYA PERANG

 Melihat semakin kuatnya pasukan Pangeran Diponegoro serta meluasnya medan


pertempurannya, membuat belanda menerapkan taktik perang benteng stelsel
(sistem benteng), yakni dengan mendirikan benteng di daerah yang berhasil di rebut
dari pasukan Pangeran Diponegoro.
 Dengan menjalankan taktik benteng stelsel, belanda mulai unggul dalam
pertempuran. Satu per satu daerah pertahanan Pangeran Diponegoro jatuh ke
tangan belanda.
 Hal tersebut membuat banyak pasukan yang gugur dan tertangkap oleh belanda, hal
ini menjadi pukulan bagi pangeran Diponegoro. Akan tetapi mereka tetap
melakukan perlawanan dengan taktik gerilyanya.
 Pada tanggal 28 Maret 1830, belanda mengusulkan perundingan dengan Pangeran
Diponegoro yang diselenggarakan di Magelang. Akan tetapi belanda berbut licik.
Jenderal de Kock memerintahkan atas penangkapan Pangeran Diponegoro.
Selanjutnya Pangeran diponegoro diasingkan ke Manado, kemudian dipindahkan ke
Makassar dan akhirnya wafat pada tanggal 8 Januari 1855.

BACK
ONEGORO DAMPAK PERANG DIPONEGORO
• Berakhirnya Perang Jawa merupakan akhir perlawanan bangsawan
Jawa. Perang Jawa ini banyak memakan korban dipihak
pemerintah Hindia sebanyak 8.000 serdadu berkebangsaan Eropa,
7.000 pribumi, dan 200.000 orang Jawa. Setelah perang berakhir,
jumlah penduduk Yogyakarta menyusut separuhnya.
• Karena bagi sebagian orang Kraton Yogyakarta, Diponegoro
dianggap pemberontak. Konon keturunan Diponegoro tidak
diperbolehkan lagi masuk ke Kraton hingga Sri Sultan
Hamengkubuwono IX memberi amnesti bagi keturunan
Diponegoro dengan mempertimbangkan semangat kebangsaan
yang dipunyai Diponegoro kala itu. Kini anak cucu Diponegoro
dapat bebas masuk Kraton, terutama untuk mengurus silsilah bagi
mereka, tanpa rasa takut akan diusir.

Anda mungkin juga menyukai