Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rifa naila sugandi

Kelas : X.2

Mapel : Sejarah

Perjalanan Negara Belanda ke Indonesia

Belanda datang pertama kali di Indonesia pada tahun 1596 di bawah pimpinan Cornelis de
Hotman. Keberangkatan mereka ke Indonesia berpedoman pada buku Intinerario (Garis
Perjalanan) karya Jan Huygen van Linschoten.
Ekspedisi pertama Belanda berhasil mendarat di Pelabuhan Banten. Namun, rombongan ini
diusir penduduk pesisir karena mereka bersikap kasar dan sombong. Dua tahun berikutnya,
Belanda tetap berusaha datang ke Indonesia, kali ini dipimpin oleh Jacob van Neck. sesuai
dengan yang melatar belakangi ekspedisi Belanda, tujuan kedatangan Belanda di Indonesia
adalah mencari rempah-rempah untuk memenuhi kekosongan kas Belanda.
Pada tahun 1599, Belanda mulai memperluas kekuasaan wilayahnya menuju Maluku.
Perdagangan rempah-rempah yang terus meningkat dan memperoleh banyak keuntungan,
membuat Belanda memutuskan mendirikan kongsi dagang yang bernama VOC (Vereenigde
Oost Indische Compagnie). Tujuan dibentuknya VOC, yaitu:

1. Menghilangkan persaingan yang merugikan pedagang Belanda.


2. Menyatukan tenaga untuk menghadapi saingan dari Portugis dan pedagang Eropa
lainnya di Indonesia.
3. Mencari keuntungan yang sebesar-besarnya untuk membiayai perang melawan
Spanyol.

VOC melakukan adanya monopoli perdagangan yang merugikan rakyat Indonesia. VOC
juga melakukan peraturan yang ketat dan penuh ancaman kepada rakyat, agar tidak menjual
rempah-rempah kepada bangsa lain. Pusat-pusat perdagangan yang berhasil dikuasai oleh
VOC adalah Ambon, Jayakarta, dan Banda. Saat itu, keuntungan perdagangan rempah-
rempah mencapai 400 persen.
Pedagang Nusantara tidak lagi mampu bersaing dengan pedagang Belanda. Penyebabnya
bukan hanya monopoli perdagangan Belanda dan armada dagang yang besar, akan tetapi
pedagang Belanda juga didukung oleh kekuatan militer. Di kota-kota pelabuhan seperti
Malaka, Ambon, dan Jayakarta didirikan banteng-benteng pertahanan. Untuk melancarkan
hegemoni perdagangan di Indonesia, VOC melakukan beberapa cara, yaitu:
1. Kekerasan dan peperangan terhadap penguasa dan pedagang Nusantara.
2. Pengusiran dan pembunuhan terhadap penduduk yang menolak menjual barang kepada
VOC.
3. Penghancuran terhadap pusat perdagangan Islam Nusantara.
4. Tipu muslihat serta penyusupan terhadap urusan dalam negeri kerajaan, terutama di Jawa.
Dengan cara tersebut, selama kurang lebih 200 tahun, beberapa kerajaan Nusantara jatuh ke
tangan VOC, seperti Kerajaan Mataram, Kerajaan Banten, Kerajaan Cirebon, Kerajaan
Maluku, Kerajaan Ambon, Kerajaan Makassar, dan Kerajaan Bone berhasil dikuasai. VOC
yang telah berhasil menalukkan beberapa kerajaan di Indonesia ternyata mengalami
kemunduran. Penyebab kemunduran VOC, antara lain:
1. Utang VOC menumpuk
2. Banyak pejabat VOC melakukan korupsi dan hidup mewah
3. VOC harus membayar biaya perang yang sangat besar
4. Terjadinya persaingan dengan Inggris dan Prancis
5. Terdapat pegawai VOC yang melakukan perdagangan gelap
Pada tanggal 31 Desember 1799, akhirnya VOC resmi dibubarkan oleh Pemerintah
Belanda. Tanggal 1 Januari 1800. Kekuasaan VOC di Indonesia diarahkan oleh pemerintah
Kerajaan Belanda. Sejak saat itu, Indonesia diperintah langsung oleh pemerintah Belanda.
Pada tahun 1912, Belanda baru bisa menguasai seluruh wilayah Indonesia (kecuali Timor
Timur yang saat itu dikuasai Portugis). Karena itulah, sudah tidak terhitung lagi sebenarnya
berapa lama Belanda menjajah Indonesia. Jika dihitung dari awal terbentuknya VOC pada
1602, ditambah 350, maka Indonesia seharusnya baru merdeka tahun 1952. Atau jika
dihitung saat kedatangan Bapak Cornelis de Houtman pada 1596, maka Indonesia baru
merdeka pada tahun 1946. Padahal, Belanda menjajah Indonesia hingga tahun 1942, sebelum
Inggris datang dan setelah itu Jepang menjajah Indonesia dari tahun 1942-1945.
Belanda tidak menjajah Indonesia selama 350 tahun itulah yang harus ditonjolkan. Karena
sebenarnya, Belanda yang membutuhkan waktu lebih dari 300 tahun untuk menundukkan
Nusantara. Kalau mau disebut “Belanda menjajah Indonesia”, ini hanya terjadi selama tiga
tahun, yaitu saat peristiwa agresi militer Belanda tahun 1945-1947 setelah kemerdekaan
Indonesia.

Resink menyatakan Indonesia dijajah sekitar 40 sampai 50 tahun, hal ini Resink mulai
menghitung penjajahan tersebut setahun setelah Aceh dipaksa menandatangani suatu plakat
pendek tahun 1904 yang menyebutkan bahwa Aceh mengakui kedaulatan Hindia Belanda,
dan wilayah Aceh merupakan bagian dari wilayah Hindia Belanda. Bukan 350 tahun.
Serangan Jepang terhadap Hindia Belanda dimulai pada bulan Desember 1941, bersamaan
dengan serangan terhadap Pearl Harbor di Hawaii. Jepang ingin menguasai sumber daya alam
di Asia Tenggara untuk mendukung perangnya melawan Sekutu (Amerika Serikat, Inggris,
Prancis, dan lain-lain). Jepang juga ingin membebaskan Asia dari penjajahan Barat dengan
slogan “Asia untuk Asia”.
Belanda tidak siap menghadapi serangan Jepang, yang memiliki keunggulan militer dan
strategi. Selain itu, Belanda juga terisolasi dari negara induknya, yang telah diduduki oleh
Jerman Nazi sejak Mei 1940. Meskipun mendapat bantuan dari Sekutu, Belanda tidak mampu
mempertahankan Hindia Belandanya. Salah satu pertempuran penting adalah Pertempuran
Laut Jawa pada 27 Februari 1942, yang berakhir dengan kekalahan besar armada Sekutu oleh
armada Jepang.
Setelah itu, Jepang berhasil menguasai berbagai wilayah di Hindia Belanda, seperti
Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Bali, dan Papua. Pada 8 Maret 1942, Gubernur
Jenderal Hindia Belanda Tjarda van Starkenborgh Stachouwer menandatangani perjanjian
penyerahan tanpa syarat kepada Jenderal Jepang Hitoshi Imamura di Kalijati, Subang.
Dengan demikian, kuasa Belanda secara resmi berakhir di bumi Nusantara.

Anda mungkin juga menyukai