Kelas : X.1
Mapel : Sejarah
. Di dalam museum terdapat foto foto, tulisan, patung mini yang memperagakan sebuah
gerak/pose, dan juga terdapat senjata senjata dan baju peninggalan masa penjajahan.
Perasaan sedih dan tegang yang dirasakan pada saat melihat lihat isi dari museum tersebut,
merasakan betapa pedih dan tersiksanya para pahlawan dan orang orang yang tinggal atau
hidup pada masa penjajahan.
Penjelasan tentang monumen pancasila
Sebelum berkeliling Monumen Pancasila Sakti, kami di kumpulkan terlebih dahulu di gapura
museum. Di sana Pak Yudi sebagai pemandu lokal memberitahu latar belakang berdirinya
Monumen Pancasila Sakti.Monumen Pancasila Sakti merupakan sebuah museum yang
dibangun di Jl. Raya Pd. Gede, RT.4/RW.12 , Daerah Lubang Buaya Kecamatan Cipayung,
Jakarta Timur. Ide itu lahir dari gagasan presiden kedua Republik Indonesia Jenderal besar
TNI Haji Muhammad Soeharto Hai dibuat oleh maestro seni Indonesia Edhi Sunarso.
Bangunan tersebut didirikan diatas tanah yang memiliki luas 14,6 hektar Sebelum menjadi
sebuah museum sejarah tempat ini merupakan tanah atau kebun kosong yang dijadikan
sebagai tempat penimbunan para jenderal dari keganasan Gerakan 30 September 1965.
Monumen Pancasila Sakti dalam sejarahnya dibangun untuk menyatakan bahwa Pancasila
tidak berhasil digoyahkan oleh usaha pemberontakan apa pun dan akan tetap tegak berdiri
sebagai ideologi negara yang sah.
Pada tanggal 1 Oktober 1948 TNI berhasil menguasai Dungus yang dijadikan PKI sebagai
daerah pengunduran PKI setelah kekalahan mereka di Madiun. Para pimpinan PKI dan
pasukannya melarikan diri ke arah selatan dan berusaha menguasai Ponorogo. Serangan
mereka ke kota ini, 8 Oktober 1948, gagal. Pimpinan PKI terpecah menjadi beberapa
rombongan yang berusaha menyelamatkan diri masing-masing.Musso dan Amir Sjarifuddin
dikawal oleh dua batalyon yang cukup kuat melarikan diri menuju Gunung Gambes. Usaha
PKI untuk mengadakan konsolidasi di daerah Gunung Liman yang sudah dipersiapkan
sebagai pusat pertahanan setelah kekalahan mereka di Madiun, berhasil digagalkan TNI.
Serangan mereka ke Ponorogo juga gagal. Pimpinan pemberontak terpecah menjadi
beberapa rombongan yang berusaha menyelamatkan diri masing-masing. Amir Sjarifuddin
dan Musso dikawal Oleh dua batalyon yang cukup kuat, melarikan diri ke Gunung Gamber di
sebelah barat Madiun. Di tengah perjalanan mereka berpisah.
Dalam rangka melancarkan jalan bagi Partai Komunis Indonesia untuk meraih kekuasaan,
maka dibentuklah Biro Khusus PKI yang beranggotakan : Syam Kamaruzaman, Pono dan
Waluyo. Mereka berada langsung di bawah Ketua PKI yaitu D.N. Aldit.
Pada bulan September 1965 Ketua CC PKI D.N. Aidit memerintahkan Syam Kamaruzaman,
pimpinan Biro Khusus untuk menyusun suatu rencana pemberontakan.
Untuk persiapan pemberontakan, PKI mengadakan latihan kemiliteran bagi para anggotanya.
Dalih yang digunakan ialah melatih para sukarelawan dalam rangka konfrontasi terhadap
Malaysia. PKI menuntut agar pemerintah membentuk Angkatan ke-5 dengan
mempersenjatai buruh dan tani. Anggota- anggota yang dilatih di Desa Lubang Buaya,
Jakarta Timur disebut Sukarelawan Kita