Anda di halaman 1dari 3

Nama:Raffi Lintang Pangeran

Kelas : X.1
Mapel : Sejarah

Aktivitas Perjalanan Outing Class


Setelah selesai berkunjung dari gedung DPR sekitar jam 14.05, kami berjalan menuju ke
Monumen Pancasila Sakti, dan pada jam 15.10 kami telah sampai di Monumen Pancasila
Sakti tersebut. Setelah sampai kami menunggu bis lainnya datang terlebih dahulu, saat
semua bis telah sampai kami semua dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok A dan
kelompok B, masing masing memiliki tour guidenya.
Yang pertama kami dijelaskan terlebih dahulu tentang sejarah tempatnya, lalu diarahkan
masuk ke dalam museumnya, kita diberi penjelasan tentang foto foto ataupun patung
miniatur yang berada di dalam kacanya, menceritakan sebuah perjalanan para pahlawan
dan perjalanan pada masa penjajahan dari awal hingga akhir

. Di dalam museum terdapat foto foto, tulisan, patung mini yang memperagakan sebuah
gerak/pose, dan juga terdapat senjata senjata dan baju peninggalan masa penjajahan.

Perasaan sedih dan tegang yang dirasakan pada saat melihat lihat isi dari museum tersebut,
merasakan betapa pedih dan tersiksanya para pahlawan dan orang orang yang tinggal atau
hidup pada masa penjajahan.
Penjelasan tentang monumen pancasila
Sebelum berkeliling Monumen Pancasila Sakti, kami di kumpulkan terlebih dahulu di gapura
museum. Di sana Pak Yudi sebagai pemandu lokal memberitahu latar belakang berdirinya
Monumen Pancasila Sakti.Monumen Pancasila Sakti merupakan sebuah museum yang
dibangun di Jl. Raya Pd. Gede, RT.4/RW.12 , Daerah Lubang Buaya Kecamatan Cipayung,
Jakarta Timur. Ide itu lahir dari gagasan presiden kedua Republik Indonesia Jenderal besar
TNI Haji Muhammad Soeharto Hai dibuat oleh maestro seni Indonesia Edhi Sunarso.
Bangunan tersebut didirikan diatas tanah yang memiliki luas 14,6 hektar Sebelum menjadi
sebuah museum sejarah tempat ini merupakan tanah atau kebun kosong yang dijadikan
sebagai tempat penimbunan para jenderal dari keganasan Gerakan 30 September 1965.
Monumen Pancasila Sakti dalam sejarahnya dibangun untuk menyatakan bahwa Pancasila
tidak berhasil digoyahkan oleh usaha pemberontakan apa pun dan akan tetap tegak berdiri
sebagai ideologi negara yang sah.

Diorama” yang ada di sana diantaranya pertistiwa 3 daerah


Sesudah Proklamasi kemerdekaan, kelompok komunis bawah tanah mulai muncul mereka
memasuki organisasi-organisasi massa dan pemuda seperti Angkatan Pemuda Indonesia ,
Angkatan Muda Republik Indonesia .Dengan menggunakan organisasi-organisasi massa
Pemuda orang-orang komunis memimpin aksi penggantian para pejabat pemerintah di 3
kabupaten karesidenan Pekalongan yang meliputi kabupaten Brebes, Tegal, Pemalang.
Usaha untuk meredam gerakan mereka dilakukan oleh komite Nasional Indonesia daerah
Tegal tetapi gagal. Setelah gagal merebut kota Trenggalek, batalyon Maladi Yusuf, membuat
kubu pertahanan di desa Sooko, di kaki gunung Wilis, Ponorogo. Di sini terdapat pula
pasukan PKI lainnya di bawah pimpinan Soebardi dan pasukan panjang Djokopriyono
sehingga pertahanan pasukan PKI bertambah kuat. Lawan politiknya, antara lain asisten
wedana Sooko sudah lebih dulu dibersihkanPada tanggal 28 September 1948, Kompi Sumadi
dari Batalyon Sunandar den Kompi Sabirin Muchtar dari Batalyon Mujayin melakukan serbuan
terhadap kubu pertahanan pasukan PKI tersebut dari dua arah.

Pada tanggal 1 Oktober 1948 TNI berhasil menguasai Dungus yang dijadikan PKI sebagai
daerah pengunduran PKI setelah kekalahan mereka di Madiun. Para pimpinan PKI dan
pasukannya melarikan diri ke arah selatan dan berusaha menguasai Ponorogo. Serangan
mereka ke kota ini, 8 Oktober 1948, gagal. Pimpinan PKI terpecah menjadi beberapa
rombongan yang berusaha menyelamatkan diri masing-masing.Musso dan Amir Sjarifuddin
dikawal oleh dua batalyon yang cukup kuat melarikan diri menuju Gunung Gambes. Usaha
PKI untuk mengadakan konsolidasi di daerah Gunung Liman yang sudah dipersiapkan
sebagai pusat pertahanan setelah kekalahan mereka di Madiun, berhasil digagalkan TNI.
Serangan mereka ke Ponorogo juga gagal. Pimpinan pemberontak terpecah menjadi
beberapa rombongan yang berusaha menyelamatkan diri masing-masing. Amir Sjarifuddin
dan Musso dikawal Oleh dua batalyon yang cukup kuat, melarikan diri ke Gunung Gamber di
sebelah barat Madiun. Di tengah perjalanan mereka berpisah.

Diorama yang terdapat di museum paseban diantaranya:


Diorama yang terdapat di museum paseban diantaranya

Dalam rangka melancarkan jalan bagi Partai Komunis Indonesia untuk meraih kekuasaan,
maka dibentuklah Biro Khusus PKI yang beranggotakan : Syam Kamaruzaman, Pono dan
Waluyo. Mereka berada langsung di bawah Ketua PKI yaitu D.N. Aldit.
Pada bulan September 1965 Ketua CC PKI D.N. Aidit memerintahkan Syam Kamaruzaman,
pimpinan Biro Khusus untuk menyusun suatu rencana pemberontakan.
Untuk persiapan pemberontakan, PKI mengadakan latihan kemiliteran bagi para anggotanya.
Dalih yang digunakan ialah melatih para sukarelawan dalam rangka konfrontasi terhadap
Malaysia. PKI menuntut agar pemerintah membentuk Angkatan ke-5 dengan
mempersenjatai buruh dan tani. Anggota- anggota yang dilatih di Desa Lubang Buaya,
Jakarta Timur disebut Sukarelawan Kita

Berikut sisa-sisa dokumentasi:

Anda mungkin juga menyukai