Bangsa Eropa yang Pertama Kali Datang ke Indonesia adalah Portugis.Bangsa Eropa yang
pertama kali datang ke Indonesia adalah bangsa Portugis pada awal abad ke-16. Pada
tahun 1511, Portugis yang dipimpin oleh Afonso de Albuquerque menaklukkan Malaka,
sebuah pelabuhan penting di Selat Malaka yang menjadi pusat perdagangan
rempah-rempah.
Setelah itu, Bangsa Eropa yang pertama kali datang ke Indonesia adalah Portugis mulai
memperluas pengaruhnya di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. Portugis mendirikan
pelabuhan-pelabuhan di Pulau Solor, Flores, dan Timor, serta menjalin hubungan dagang
dengan Kerajaan Maluku yang terkenal dengan rempah-rempahnya, seperti cengkeh dan
pala. Sebelum kedatangan Portugis, perdagangan rempah-rempah di Indonesia didominasi
oleh pedagang Arab dan Tiongkok. Namun, pada abad ke-15, Portugis mulai mencari jalan
baru untuk mencapai sumber rempah-rempah langsung dari sumbernya, yaitu Maluku.
Mereka ingin memotong jalur perdagangan yang selama ini melibatkan pedagang-pedagang
Muslim dan Hindu yang menguasai rute laut dari India ke Asia Tenggara.Kedatangan
Portugis ini kemudian diikuti oleh kedatangan bangsa-bangsa Eropa lainnya, seperti
Spanyol, Belanda, dan Inggris, yang juga memperluas pengaruhnya di Indonesia pada
abad-abad selanjutnya. Berikut ulasan tentang Bangsa Eropa yang pertama kali datang ke
Indonesia adalah Portugis yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa
(21/3/2023).
Bangsa Eropa yang pertama kali datang ke Indonesia adalah Portugis. Latar belakang
kedatangan Portugis ke Indonesia adalah untuk menguasai perdagangan rempah-rempah
yang sangat berharga, terutama cengkih dan pala yang banyak tumbuh di wilayah Maluku
dan sekitarnya. Pada saat itu, rempah-rempah merupakan komoditas yang sangat penting
dan memiliki nilai yang sangat tinggi di Eropa karena digunakan sebagai bumbu penyedap
makanan, pengobatan, dan pengawetan makanan.
Sebelum kedatangan Portugis, perdagangan rempah-rempah di Indonesia didominasi oleh
pedagang Arab dan Tiongkok. Namun, pada abad ke-15, Portugis mulai mencari jalan baru
untuk mencapai sumber rempah-rempah langsung dari sumbernya, yaitu Maluku. Mereka
ingin memotong jalur perdagangan yang selama ini melibatkan pedagang-pedagang Muslim
dan Hindu yang menguasai rute laut dari India ke Asia Tenggara.
Pada tahun 1498, Vasco da Gama, seorang penjelajah Portugis, berhasil menemukan jalur
laut baru ke India melalui Tanjung Harapan yang terletak di ujung selatan Afrika. Hal ini
membuka peluang bagi Portugis untuk memperluas pengaruhnya di Asia, termasuk
Indonesia.
Dalam upaya menguasai perdagangan rempah-rempah, Portugis melakukan ekspansi ke
berbagai wilayah di Indonesia, seperti Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Mereka
mendirikan pos-pos perdagangan, benteng-benteng, dan membangun hubungan dagang
dengan para pemimpin lokal. Namun, kebijakan eksploitatif mereka dalam menguasai
perdagangan rempah-rempah di Indonesia memicu perlawanan dari masyarakat dan para
penguasa lokal, dan memicu konflik yang berkepanjangan.
Bangsa Eropa yang pertama kali datang ke Indonesia adalah Portugis. Meskipun pengaruh
kolonialisme Portugis di Indonesia tidak sebesar pengaruh Belanda atau Inggris, ada
beberapa pengaruh yang masih dapat dilihat hingga sekarang. Berikut pengaruh
kolonialisme Portugis di Indonesia.
1.Bahasa
2. Agama
3. Budaya
Portugis juga memberikan pengaruh pada budaya di Indonesia, terutama di wilayah timur.
Misalnya, dalam upacara adat di Flores, terdapat pengaruh dari tradisi Portugal, seperti
pemakaian topi pada saat upacara.
4. Seni
Seni rupa di Indonesia juga terpengaruh oleh Portugis, terutama dalam seni ukir kayu dan
seni tenun. Terdapat seni ukir kayu dengan corak Portugal yang masih dipraktikkan hingga
saat ini di Flores. Sementara di Timor, seni tenun khas Timor juga memiliki kemiripan
dengan seni tenun Portugal.
5. Arsitektur
Arsitektur di Indonesia juga terpengaruh oleh Portugis, terutama di wilayah timur. Terdapat
beberapa gereja dan bangunan yang memiliki arsitektur khas Portugal di Flores, seperti
gereja di Ruteng dan Gereja Bunda Maria di Maumere.