Anda di halaman 1dari 7

1.

menganalisis proses masuk dan perkembangan penjajahan bangsa Portugis ke Indonesia

Rombongan penjelajah Eropa dari Bangsa Portugis pertama kali sukses masuk wilayah Indonesia pada
tahun 1511 Msehi, dengan dipimpin Alfonso de Albuquerque. Sejarah mencatat orang-orang Portugis
merupakan bangsa Eropa pertama yang memasuki wilayah Nusantara, tepatnya di kesultanan Malaka.

Sejak abad 15, bangsa Portugis telah menjelajahi lautan dan memiliki armada laut yang kuat. Ketika
mengetahui di Asia Timur Jauh, terdapat tanah yang kaya akan rempah, Raja Manuel I memanggil Vasco
da Gama, seorang pelaut berpengalaman asal Portugis untuk melakukan ekspedisi menjelajahi
samudera.

Tujuan utama ekspedisi Portugis itu mencari rempah-rempah yang menjadi barang mahal di Eropa.
Bangsa Barat menggunakan rempah-rempah sebagai bahan baku obat, parfum, dan yang paling penting
adalah untuk pengawet makanan dan bumbu masakan. Pengawetan makanan termasuk kebutuhan vital
di Eropa saat musim dingin tiba.

Rombongan kapal-kapal Bangsa Portugis itu berusaha mencari wilayah sumber rempah-rempah
(nusantara) lewat rute yang pernah dilalui Bartholomeus Diaz. Nama terakhir merupakan penjelajah
Portugis yang berhasil mencapai ujung paling selatan Benua Afrika dan singgah di Tanjung Harapan.

Maka, rombongan kapal yang dipimpin oleh Vasco da Gama mengawali penjelajahannya dengan menuju
kawasan yang kini menjadi wilayah Afrika Selatan itu. Di Tanjung Harapan, Vasco da Gama menyewa
pelaut bangsa Moor, yang pernah berlayar ke Asia Timur Jauh, untuk menjadi penunjuk arah.

Pada tahun 1498, rombongan Vasco da Gama berhasil mencapai Kalikut dan Goa, yang merupakan
wilayah India. Vasco da Gama kemudian tinggal di India karena mengira daerah tersebut adalah Hindia
Timur, negeri penghasil rempah. Namun, setelah tinggal beberapa tahun dia menyadari bahwa tempat
tersebut bukan penghasil rempah-rempah yang sebenarnya.

Maka itu, Portugis lantas memberangkatkan ekspedisi lanjutan di bawah pimpinan Alfonso de
Albequerque untuk menuju wilayah Malaka. Armada Portugis itu berangkat ke Malaka dengan
menggunakan kapal yang dilengkapi dengan peralatan perang yang lengkap, seperti senapan dan
meriam.

Pada tahun 1511, armada Portugis berhasil menguasai Malaka, dan mulai memasuki wilayah Kepulauan
Nusantara yang mereka sebut sebagai tanah India (Hindia). Orang-orang Portugis pun segera
mengetahui bahwa Kepulauan Nusantara merupakan tanah penghasil rempah-rempah, terutama
wilayah Maluku.

Rombongan Alfonso de Albequerque ternyata membawa ambisi yang jauh lebih besar daripada sekadar
kulakan rempah-rempah. Orang-orang Portugis tersebut segera menyerbu Kesulatanan Malaka dan
merebut wilayah yang memungkinkan mereka melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah.
Mereka bisa melakukan monopoli itu karena menguasai pelabuhan penting di selat Malaka, jalur laut
utama yang menghubungkan wilayah Nusantara dengan dunia luar. Tidak heran, setelah Portugis
menguasai Malaka di tahun 1511, banyak pihak menentang mereka.

Salah satunya adalah Kesultanan Demak dari Pulau Jawa yang mengirim armada laut ke Malaka pada
tahun 1512 untuk memerangi orang-orang Portugis. Serangan yang dipimpin Pati Unus itu ternyata
gagal mengusir Portugis.

Karena memiliki persenjataan yang lebih lengkap dan maju secara teknologi, Portugis selalu berhasil
meredam setiap perlawanan yang dilakukan oleh kerajaan-kerajaan di Nusantara. Hal itu pun membuat
Portugis semakin kuat dan berusaha untuk terus memperluas daerah kekuasaannya di wilayah yang kini
menjadi Indonesia.

Pada tahun 1512, mereka telah sampai di Maluku dan diterima dengan baik oleh Sultan Ternate. Pada
waktu itu, kesultanan Ternate sedang bermusuhan dengan Tidore. Sultan Ternate meminta pasukan
Portugis yang memiliki persenjataan lengkap untuk membantu mereka melawan Tidore. Sebagai
imbalan, Portugis diizinkan mendirikan benteng dan mendapatkan hak monopoli perdagangan rempah-
rempah di wilayah yang dikuasai Ternate.

Dari Ternate, armada Portugis berhasil menguasai perdagangan rempah-rempah, terutama yang berasal
dari Indonesia Timur. Mereka kemudian melakukan ekspedisi lanjutan di tahun 1522 ke wilayah
Pajajaran yang ada di Pulau Jawa.

Selain mengadakan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku, Portugis juga aktif menyebarkan
agama Katolik. Tokoh penyebar agama Katolik dari Portugis yang terkenal adalah Franciscus Xaverius.

2. menganalisis strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap bangsa Portugis

Strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Eropa adalah dengan menggunakan
fisik secara peperangan.

Perlawanan rakyat di demak dengan Portugis

Atas bantuan dari kerajaan Aceh pada 1513, Demak menyerang Portugis. Pada masa Adipate Unus yang
merupakan kesultanan Demak melakukan blokade atas beras untuk portugis sehingga Portugis
kekurangan bahan makanan.

Perlawanan Aceh dengan Portugis

Pada awalnya hubungan Ternate dengan Portugis berlangsung cukup baik. Tetapi dalam
perkembangannya Portugis ingin menguasai perdagangan dengan memonopoli hasil rempah. Hal ini
mengerakan Sultan Ternate untuk menyatukan kekuatan hingga ke Jawa dan mendesak Portugis dan
meminta bantuan dari Malaka sehingga terjadi penyerbuan atas pasukan Portugis.

Perlawanan Kraton Yogyakarta dengan Inggris


Atas kekosongan pemerintahan Belanda kemudian digantikan oleh Inggris yakni Raffles. Sikap keras
Sultan Hamengkubuwana II atas pemerintahan kolonial membuat pertengkaran terjadi.

3. menganalisis dampak politik, budaya, sosial, ekonomi, dan pendidikan pada masa penjajahan
bangsa Portugis dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini

Masa penjajahan Portugis yang terjadi selama puluhan tahun tidak hanya meninggalkan luka. Namun
beberapa perubahan dalam berbagai bidang yang bernilai positif.

Warisan positif dari Portugis masih tetap lestari, bahkan menyatu sempurna dengan sendi kehidupan
indonesia dari beberapa segi. Berikut di antaranya :

Segi Politik

Dampak penjajahan Portugis dalam bidang politik ternyata memiliki pengaruh besar sampai kehidupan
sekarang, berikut diantaranya :

Adanya hukum perdata dan pidana yang dipakai saat pengadilan merupakan bentuk dari politik Portugis
kala itu yang berhubungan dengan nilai dan norma sosial.

Ketika Portugis menduduki Indonesia, suasana politik tidaklah kondusif. Rakyat tidak bisa
menyampaikan apresiasi mereka.

Sang penguasa cenderung dimanfaatkan Portugis untuk memeras dan menekan rakyat.

Para pemimpin seperti bupati tidak dihormati oleh penjajah. Wibawa mereka hilang di hadapan rakyat.

Segala tindakan diawasi oleh pimpinan penjajah. Mereka harus tunduk pada aturan yang dibuat pihak
penjajah.

Pihak Portugis tidak mengizinkan pimpinan seperti bupati membela rakyat. Kalau nekat maka
penghasilan, jabatan, keluarga, nyawa mereka taruhannya.

Segi Ekonomi

Penjajahan portugis bagi bangsa indonesia juga memiliki dampak dalam bidang ekonomi, yaitu :

Penjajah membuat sistem perekonomian memakai model monopoli. Semuanya dikuasai oleh penjajah
tanpa terkecuali.

Memberlakukan sistem tanam paksa. Rakyat semakin miskin dan kelaparan.

Tidak ada lagi hubungan sosial yang dinamis antar individu sebagai pribadi merdeka.

Menerapkan sistem liberal pintu terbuka. Jadi dapat dibayangkan bukan? Pihak pemilik modal terbanyak
akan menguasai. Pribumi lagi-lagi ditekan.
Sampai sekarang kaum barat adalah pemilik kapital yang telah menguasai bidang industri di negara
tercinta ini. Jika hal tersebut dibiarkan maka bangsa kita akan tergerus pihak asing. Apalagi sektor
industri merupakan wahana empuk untuk para kapitalis. Kaum muda profesional bisa tersisih karena
kekuasaan mereka.

Segi Sosial Budaya

Lamanya portugis menguasai indonesia menjadikan indonesia terperosok ke dalam sosial dan
kebudayaan portugis, berikut di antaranya :

Ketika Indonesia dimasuki oleh penjajah dari golongan kulit putih seperti Portugis. Ternyata mereka
begitu kejam mengguncang kondisi sosial, dengan melakukan intimidasi dan diskriminasi.

Pribumi tidak memiliki perlindungan hukum, dililit kewajiban, kesempatan pendidikan tidak diberikan,
begitu juga dalam posisi di pemerintahan.

Membentuk feodalisme yang lebih memuliakan pangkat daripada prestasi. Jadi, bentuk bentuk interaksi
sosial dalam kehidupan bermasyarakat masih perlu diperbaiki sesuai dengan identitas bangsa yang
tercantum pada bhineka tunggal ika.

Pada abad 15, masyarakat kita yang masih tradisional telah diajari cara bergaul, gaya berpakaian, gaya
hidup, pendidikan model bangsa barat. Bahkan beberapa ajaran mereka bertentangan seperti mabuk,
seks bebas, pemerasan, penindasan. Bahkan sampai hari ini pun kebiasaan itu belum bisa hilang.

Segi Pendidikan

Dalam beberapa sisi, ternyata dampak penjajahan portugis juga dapat di temukan dalam bidang
pendidikan, antara lain :

Saat pertama kali portugis masuk ke Indonesia mereka membentuk sekolah agama katolik yang letaknya
di Maluku. Seiring berjalannya waktu penjajah juga mendirikan sekolah kejuruan. Sekolah kejuruan
Dibagi dua yaitu jurusan kedokteran dan calon pegawai negeri.

Banyak kosakata yang memang mirip seperti milik penjajah. Tentu saja ini sebuah hal positif yang
mereka tinggalkan. Khususnya terkait dunia pendidikan.

Berkembangnya teknologi terhadap pendidikan merupakan dampak dari penjajahan portugis.

Segi Teknologi

Setelah portugis masuk, perkembangan teknologi di indonesia melesat maju, berikut di antaranya :

Ketika Indonesia didatangi pihak penjajah, segalanya masih bersifat manual dan tradisional. Lebih
banyak menggunakan layar dan sistem kemudi kapal pakai manual. Saat penjajah ini masuk sistem
penggeraknya menggunakan mesin yang kompleks.
Indonesia mulai mengenal mesin cetak dan telegraf. Mengobarkan semangat juang melalui media cetak
koran lewat berita-berita. Dari situlah rakyat tersulut untuk merebut kemerdekaan dari cengkeraman
penjajah.

Indonesia mulai komunikasi atau memberikan informasi penting secepat kilat. Karena ada mesin telegraf
yang diwariskan penjajah.

Segi Pertahanan

Portugis memberikan pengaruh pertahanan yang banyak bagi indonesia seperti berikut ini :

Mudahnya Indonesia pada abad ke 15 silam dimasuki penjajah karena minimnya sistem pertahanan
negara. Itu terbukti dengan mudahnya mereka dihasut oleh penjajah. Namun setelah beberapa tahun
lamanya dijajah, sistem pertahanan Indonesia maju.

Selain itu tentara Indonesia semakin kuat dengan tambahan personil yang memiliki kemampuan perang.
Saat awal bangkit jumlah angkatan perang menembus angka 30000.

Pabrik senjata bermunculan di daerah Gresik dan Semarang. Sehingga saat perang tidak pakai bambu
runcing lagi.

Benteng pertahanan juga banyak dibangun di tiap daerah.

Didirikannya pangkalan laut besar di Ujung Kulon serta Surabaya.

Ada dampak yang memang berpengaruh positif untuk kemajuan bangsa. Tidak ada lagi ketertinggalan,
cara berpikir dan bekerja lebih modern.

Begitulah efek panjang ketika suatu negara pernah dijajah oleh pihak yang sudah memiliki keunggulan
lebih.

4. menghargai nilai nilai sumpah pemuda dan maknanya bagi kehidupan bangsaan di Indonesia
pada masa kini

Penerapan nilai-nilai sumpah pemuda dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan di Indonesia pada
masa kini adalah

a. Cinta Bangsa dan Tanah Air

b. Persatuan

c. Sikap Rela Berkorban

d. Mengutamakan Kepetingan Bangsa

e. Menerima dan Menghargai Perbedaan

f. Semangat Persaudaraan
g. Meningkatkan Semangat Gotong Royong atau Kerjasama.

5. menganalisis sifat penduduk Portugis dan respon bangsa Indonesia

Sebelum bangsa Eropa datang dan menjajah, rakyat Indonesia hidup di bawah kekuasan kerajaan-
kerajaan Nusantara.

Bangsa Eropa yang pertama datang untuk menjajah adalah Portugis. Sama seperti Belanda, Portugis
berusaha menguasai Nusantara dan kekayaannya.

Bangsa Indonesia awalnya menyambut ramah kedatangan Portugis. Namun rakyat berbalik melawan
setelah mengetahui niat tamak Portugis.

Kedatangan Portugis ke Indonesia Perlawanan Kesultanan Malaka Pada 1509, Portugis mengutus Diogo
Lopes de Sequeira. Ia diminta untuk menemukan Malaka, menjalin persahabatan dengan penguasa
setempat, dan menetap di sana sebagai wakil raja Portugal wilayah sebelah timur India. Setibanya di
Malaka, Sequeira disambut dengan ramah oleh penguasa Kesultanan Malaka, Sultan Mahmud Syah.
Namun para pedagang Islam internasional yang ada di Malaka meyakinkan sang sultan bahwa Portugal
merupakan ancaman berat. Sultan Mahmud Syah pun berbalik melawan Sequeira. Anak buah Sequiera
ditangkap dan dibunuh. Empat kapal Portugis berusaha diserang sebelum akhirnya berlayar ke laut
lepas.

pada April 1511, Portugis mengutur Alfonso de Albuquerque berlayar dari Goa ke Malaka dengan 1.200
prajurit dan 18 kapal. Malaka jatuh ke tangan Portugis. Peperangan segera dimulai dan berlangsung
secara sporadis sepanjang Juli hingga awal Agustus.

Perlawanan Kesultanan Aceh Setelah Portugis menguasai Malaka pada 1511 dan memonopoli
perdagangan di sana, para pedagangan Islam pindah ke Aceh. Aceh yang tadinya berupa pelabuhan kecil
pun tumbuh menjadi titik perdagangan yang kuat. Tak senang dengan hal ini, Portugis berusaha
menguasai Aceh juga.

Masuknya Islam Hingga Kolonialisme (2020), Aceh melawan Portugis hingga abad ke-17. Di bawah
kepempinan raja pertama, Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1530), Aceh berhasil menyergap kapal-kapal
Portugis dan mendapat meriam. Kemudian di masa Sultan Alaudin Riayat Syah (1537-1568), Portugis
bekerja sama dengan musuh Kesultanan Aceh yakni Kesultanan Johor. Aceh dengan meriam yang lebih
banyak dari Portugis, menaklukkan daerah-daerah di sekitarnya mulai dari Pidie, Deli, Pedir, Pasai,
hingga wilayah kekuasaan Johor. Aceh menjadi sangat kuat ketika dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda
(1607-1636). Aceh mendapat bantuan dari Turki, Persia, dan Gujarat (India). Beberapa pedagang muslim
di Jawa bahkan mengirimkan kapal, prajurit, dan makanan. Baca juga: Tujuan Bangsa Eropa Datang ke
Indonesia Aceh tercatat menyerang Portugis dan sekutunya Johor berkali-kali di antaranya pada 1614,
1617, dan 1629. Perlawanan Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore Tak lama setelah menetap di
Malaka, Portugis di bawah pimpinan Francisco Serrao pun mencoba berlayar ke Timur. Pada 1512, kapal
Portugus tiba di Hitu, Ambon sebelah utara. Penguasa setempat menyambut ramah karena terkesan
akan keterampilan perang yang ditunjukkan Portugis. Di kepulauan Maluku, Portugis disambut baik
karena membawa bahan panganan dan membeli rempah-rempah yang dijual di sana. Pada 1522,
Portugis bersekutu dengan Ternate yang sedang bersaing dengan Tidore. Namun hubungan baik Ternate
dengan Portugis tak bertahan lama. Portugis membangun benteng di sana dan memonopoli
perdagangan. Baca juga: Ternate dan Tidore, Pusat Rempah Dunia Hubungan Portugis dengan penguasa
yang beragama Islam menjadi tegang karena Portugis berusaha membuat rakyat berpindah keyakinan
ke Katolik. Orang-orang Portugis juga tidak sopan dan tidak menyenangkan penduduk setempat.
Penguasa Portugis juga terlalu campur tangan dengan urusan kerajaan-kerajaan. Kemudian pada 1575,
orang-orang Portugis diusir dari Ternate setelah terjadi pengepungan yang berlangsung lima tahun.
Portugis pun pindah ke Tidore dan membangun sebuah benteng baru pada 1578. Rakyat Ternate
akhirnya bersatu dengan Tidore melawan Portugis pada 1565. Setelah Sultan Hairun dibunuh, putranya,
Sultan Baabullah melanjutkan perlawanan. Portugis bertahan di Indonesia timur hingga 1605. Portugis
diusir dari Maluku setelah kongsi dagang Belanda, VOC, tiba di Maluku. Portugis terpukul mundur ke
Timor Leste.

Anda mungkin juga menyukai