Anda di halaman 1dari 3

Nama: Aida aqilah ananto

Kelas: X 2
Tugas: outing class

Resume kegiatan selama outing class


1. Sebelum perjalanan untuk melihat area-area bersejarah di monumen pancasila sakti
dijelaskan terlebih dahulu tentang kejadian yang terjadi disana dengan tour guide yang
bernama pak Nanan. Setelah di jelaskan pak Nanan mengarahkan untuk melihat rumah
penyiksaan yaitu tempat di siksanya pahlawan yang masih hidup ketika di culik. Lalu ke
sumur maut yaitu sumur yang digunakan PKI untuk mengubur 7 pahlawan. Lalu berfoto
di patung 7 pahlawan dan burung Garuda. Lalu ke dapur umum yaitu rumah milik ibu
Amroh seorang janda yang bekerja berdagang pakaian, lalu melihat mobil PN. ARTHA
YASA yaitu salah satu mobil yang digunakan PKI untuk membawa para pahlawan ke
desa Lubang Buaya. Setelah itu melihat mobil dinas bapak Jendral Ahmad Yani berwarna
hijau dengan plat AD – 1. Setelah itu masuk ke museum PASEBAN yaitu museum yang
di dalamnya terdapat ilustrasi beberpa kejadian yaitu ketika 7 jendral diculik di rumah
mereka masing – masing, wilayah yang dikuasai oleh PKI, ketika Ade Irma atau anak
bungsu dari A.H Nasution dipelukan sang ibunda setelah tertembak dan dikelilingi PKI.
2. Pak Nanan atau tour guide menjelaskan tentang Lubang Buaya itu adalah nama sebuah
desa tempat di siksanya 7 pahlawan oleh PKI dan juga tempat di kuburnya 7 pahlawan di
sumur maut, lalu dijelaskan juga bagaimana 7 pahlawan diculik dari rumah mereka
masing – masing, Jendral Ahmad Yani yang sedang berada di rumahnya pada dini hari
para kelompok PKI berbincang – bincang dengan pengawal Ahmad Yani dan mengatan
ada pesan dari presiden saat pengawal lengah mereka disekap dan senjata dilucuti saat
Ahmad Yani muncul didepan pintu Ruswad mengatakan bahwa presiden membutuhkan
dirinya Ahmad Yani meminta untuk mandi dan berganti baju akan tetapi permintaanya
ditolak lalu meminta untuk mencuci muka dan berganti baju tetap ditolak Ahmad Yani
pun kesal lalu menampar salah satu dari kelompok PKI tersebut saat Ahmad Yani
membalikan badan dan menutup pintu ditembak Letjen Ahmad Yani dari balik pintu
sampai bolong bagian kaca di pintu itu, lalu penculikan Mayjen Soeprapto yang tidak
bisa tidur malam itu diketuk pintunya oleh kelompok PKI mengatakan bahwa dirinya
presiden ingin bertemu denganya dengan menggunkan baju oblong, sarung, dan sandal
dibawa ke truk untuk di bawa ke desa lubang buaya, lalu penculikan Mayjen M. T.
Haryono yang mendengar suara pasukan PKI menyuruh anak – anaknya dan istrinya ke
halaman belakang lalu diketuk pintu rumahnya M. T. Haryono pun menjawab “kalau mau
ketemu besok pagi saja di kantor jam 08.00” saat itu juga kelompok PKI masuk ke rumah
M. T. Haryono dengan mendobrak pintunya di dalam rumah gelap karena semua lampu
dimatikan seketika sekelebat bayangan bergerak di tembaklah bayangan yang ternyata
adalah M. T. Haryono, lalu penculikan Mayjen S. Parman yaitu pada dini hari dirinya
mengira itu adalah perampokan di rumah tetangganya langsung terjaga bersama istrinya
Mayjen S. Parman pun bertanya kepada pasukan PKI apa yang terjadi lalu dijawab bahwa
ada perintah dari presiden untuk menjemput dirinya setelah berganti pakaian Mayjen S.
Parman membisikan kepada istrinya untuk menghubungi Letjen Ahmad Yani ternyata
pasukan PKI mendengar perintah tersebut segera pasukan PKI merampas telepon itu dan
membawa pergi Mayjen S. Parman, lalu prnculikan Brigjen D. I. Panjaitan saat pasukan
PKI tiba di rumah Beliau mereka pun membuka pagar dengan paksa kedua kerabat
Brigjen D. I. Panjaitan mendengar suara kelompok PKI mereka bergegas mempersiapkan
senjata api untuk melawan namun naas kedua kerabat Panjaitan tertembak terlebih dahulu
lalu Panjaitan diminta untuk turun dari lantai 2 jika tidak seluruh keluarga akan dibunuh
ketika ingin menghubungi polisi sambungan telepon sudah diputus lebih dulu setelah
berganti baju Panjaitan pun turun ketika di halaman rumahnya Panjaitan dipukul dan
ditembak sampai tewas ditempat, penculikan Brigjen Sutoyo Siswomiharjo ketika
pasukan penculik datang langsung melumpuhkan penjaga sipil lalu pergi ke kamar
Brigjen Sutoyo membujuk untuk membukakan pintu kamarnya dengan alasan ingin
menyampaikan surat dari Presiden ketika sudah di buka pintunya Brigjen Sutoyo
diringkus di kamarnya tanganya diikat, matanya ditutup, dan dibawa ke truk menuju ke
desa lubang buaya, lalu penculikan Jendral Nasution yang gagal dalam penculikan inu
Lettu Pierre Tendean yang merupakan ajudan Jendral Nasution menjadi korban
penculikan. Kematian Ade Irma atau anak bungsu dari Jendral Nasution karena ditembak
karena mnanjadi tameng saat ayahnya ditembak oleh pasukan PKI yang langsung dibawa
ke rumah sakit bertahan selama 6 hari lalu meninggal di rumah sakit. Saat 6 Jendral dan 1
Perwira dengan keadaan 3 dalam keadaan meninggal dan 4 dalam keadaan masih hidup,
4 pahlawan yang masih hidup di siksa di rumah penyiksaan dan setelah meninggal 7
pahlawan dimasukan ke sumur maut depan posisi kepala terlebih dahulu lalu ditembak
beberapa kali sumur itu pun ditutup dengan sampah – sampah yang ada di sana lalu
ditanam pohon pisang. Lalu pada tanggal 3 oktober ditemukan sumur maut yang di
atasnya ditanami pohon pisang dengan keadaan hujan rintik – rintik sebelum maghrib dan
tanggal 4 oktober jenazah ke 7 pahlawan di evakuasi lalu dimakamkan di Taman Makam
Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.

3.
Mobil truk PN. ARTHA YASA
Museum Paseban

Patung 7 pahlawan

Sumur maut

Anda mungkin juga menyukai