Lettu Dul Arief : Pasukan dengan sasaran Jendral Nasition, dipimpin oleh Raja Pedut.
(Istirahat ditempat)
Raja Pedut : SIAP! (tegak lalu Kembali istirahat di tempat)
Lettu Dul Arief : Pasukan dengan sasaran Jendral Ahmad Yani, dipimpin oleh Lettu Mukijan.
Lettu Mukijan : SIAP!
Lettu Dul Arief : Pasukan yang menculik Jendral Soeprapto, dipimpin oleh Sulaiman.
Sulaiman : SIAP!
Lettu Dul Arief : Untuk jendral Haryono, dipimpin oleh Serjaent Bungkus
Serjent Bungkus : SIAP!
Lettu Dul Arief : Untuk sasaran jendral S. Parman dipimpin oleh Serjent Satar
Serjent Satar : SIAP!
Lettu Dul Arief : Untuk sasaran Bridgjen Pandjaitan, dipimpin oleh Serjent Sukardjo
Sukardjo : SIAP!
Lettu Dul Arief : Pasukan yang harus menculik Bridgjen Soetoyo, dipimpin oleh Soerono
Soerono :SIAP!
Pada satu oktober 1965 dini hari, pasukan penculikan 7 Jendral dilakukan secara serentak
dengan membagi 7 pasukan yang dikerahkan ke kediaman para Jendral, mereka harus
membawa para Jendral ke markas PKI di lubang buaya dalam keadaan hidup atau mati.
Jendral Nasuiton berhasil melarikan diri dengan memanjat tembok, namun kaki kirinya
terkena tembakan saat memanjat, Pierre Tendean menemui Pasukan Pasopati dan mengakui
dirinya sebagai Jendral Nasution.
Pierre Tendean yang mengakui dirinya sebagai Nasution dibawa ke markas besar PKI.
Ahmad Yani meninggal di keidamannya, jenazah diseret ke mobil PKI untuk dibawa ke
Markas Besar PKI di Lubang Buaya.
Soetoyo pun dibawa ke Markas Besar PKI di Lubang Buaya dalam keadaan hidup.
Ketujuh Jendralpun dibawa kelubang buaya 4orang dalam keadaan hidup dan 3 orang dalam
keadaan Mati, Mereka yang hidup disuruh menandatangani sebuah pernyataan mengenai
dewan jendral.
PKI 2 : ini ada surat pernyataan tentang dewan jendral,Ayo!Akui dewan jendral itu ada!
PKI 1 : darah itu merah jendral! seperti amarah!
PKI 2 : mana Nasution? Jawab!!!
PKI 1 : Penderitaan itu pedih Jendral! Sekarang coba rasakan siletan ini! Belum mau bicara?
Bicara!Ayolah bicara setan!
PKI 2 : belum juga
PKI 1 : masih mau tutup mulut,masih ga mau ngomong!
PKI 2 : silahkan taken surat pernyataan ini atau Arit yang bicara!
(Jendral yang hidup teriak teriak)
Para jenderal yang masih hidup disiksa habis-habisan sambil ditanya dimana nasution dan
dipaksa membuat surat pernyataan tetapi para jenderal tersebut tetap tutup mulut dan
tidak mau melaksanakan perintah-perintah tersebut. Lalu pada akhimya jenderal-jenderal
tersebut tewas karena disiksa habis-habisan kemuadian jasadnya pun dibuang ke sumur kecil
di Lubang Buaya "Jakarta" Setelah disiksa hingga mati para jendralpun diseret, dimasukan
dan dikubur kedalam satu lubang berukuran 12 meter dan Panjang diameternya
75centimeter, kemudian dari atas sumur itu, bagaikan manusia tak bersimpati, para Jendral
tetap ditembaki. PKI lalu menutup lubang tersebut dan kemudian diatasnya ditaruh pohon
pisang untuk penyamaran…
Hingga kini peristiwa itu masih tetap di kenang sebagai Sejarah kelam bangsa Indonesia. Dan
tempat peristiwa tersebut pun dikenal dengan nama Lubang Buaya, serta Peristiwa tersebut
masih senantiasa membekas kisah nya yang dikenal sebagai kisah Gerakan 30 September
oleh Partai Komunis Indonesia atau biasa disebut G30S/PKI.