Jenderal P : (Berjalan perlahan dan mengambil batu besar kemudian mendekat perlahan kearah
serdadu yang akan menembak kedua temannya) “Prakkkk!” (Memukulkan batu pada kepala Serdadu)
“Modharrr kowe” (Mengambil pistol dan memastikan serdadu tersebut bener-bener mati)
Jenderal P: (Mengangkat kepala Kustio dan memberikan minum dan kemudian menuju Margono)
Jenderal P : Suro diro joyodiningrat lebur dening pangastuti : Semua keberanian, kekuatan, kejayaan,
dan kemewahan yang ada dalam diri manusia yang menimbulkan kerusakan,
ketakaburan, kelicikan, dan angkara murka akan dikalahkan , dihancurkan oleh kasih
sayang dan kebaikan. (Mengambil bendera Belanda dan merobek warna birunya)
Margono : Di..Ga Bahaya ta? (Mengingatkan Jenderal P untuk tidak memasang merah putih di depan
tempat persembunyian mereka)
Jenderal P: Rawe-rawe rantas malang-malang tuntas, Bekupon omahe doro melu kompeni urip
tambah sengsoro (Dengan gagah Jenderal P menghadap merah putih dan memberikan
hormat, namun tiba-tiba ada rentetan tembakan membabi buta tanpa tau darimana
arahnya sehingga Jenderal P pun tersungkur dengan menahan bilah kayu yang ia pasang
bendera)
Narator : Setiap jengkal dari bumi pertiwi adalah darah, setiap helaan napas dan tarikan nya di alam
Nusantara adalah berkah Tuhan YME, atas usaha dan perjuangan deraian nyawa yang
tercecer tanpa terhitung lagi jumlahnya. Indonesia tidak lagi dalam cengkraman
kolonialisme. Indonesia tidak juga dalam penindasan imperialisme, bahkan Indonesia
bukan negara yang menganut kapitalisme. Masa berganti dengan makmur nya Negeri
akan sumber daya alam yang tiada tertandingi, manusia Indonesia bangkit menjadi
pribadi-pribadi yang sadar akan arti mengisi kemerdekaan bangsa, mengisi kemerdekaan
bangsa adalah buah cipta proklamasi. Bukan hadiah dari negara penjajah atau justru hasil
mereka yang pintar menjilat ludah.
Orang 3 : Merdeka!....
Jenderal P : Apa benar kita sudah merdeka? Kustio kemana? Margono Kemana? Apakah mereka di
tangkap kumpeni, atau di kuburan ? (Berharap mendapat jawaban dan menangis terisak, sambil terus
berjalan)
Bocil 6 : Selamat Siang Jenderal, Lapor hari Jum’at 10 Nopember 2023 kami siap mengikuti
perintah Jenderal
Bocil 6 : Siap Jenderal, Untuk mengenang hari 10 Nopember doakan arwah para pejuang
Para Bocil : Sorak-sorak bergembira, bergembira semua, sudah bebas negeri kita, Indonesia
merdeka…dst.
Jenderal P : (Kaget dan menggigil kemudian mendekat ke wanita itu) Merdeka!… (Sambil
meninggalkannya
Para Bocil : Jenderal jangan pergi (menahan Jenderal dan mencoba mengeringkan baju jenderal
yang basah)
Jenderal P : Siap gerak, balik kanan gerak, jalan ditempat gerak, majuuu jalan…..