(2 Penjajah dan 2 budak yang membawa minum masuk, penjajah mencicipi melempar
gelas ke dua budak tersebut… hingga meninggalkan panggung satu persatu)
Rezim yang berkuasa bergerak seenaknya
Perjalanan pun menghadirkan cerita yang akan dikenang
Perjuangan yang begitu panjang
(Penjajah masuk membawa pecutan, yang dipecutkan kepada para budak (pecutnya
kelantai ya kids))
Berontak. bergerak. melawan
Pertumpahan darah tak terelakkan
(Intro (Pembaca puisi dan cast masuk panggung semua, cast berdialog))
Pemuda tombak negeriku bergeraklah, jangan hanya membisu
Pemuda tombak negeriku tegakkan kepalamu, kobarkan semangatmu
Dua puluh delapan Oktober 1928, hari yang menjadi saksi dari harapan tanah air
Sumpah layaknya janji suci terdengar hingga menusuk ke hati
All:
SUMPAH PEMUDA
1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air
Indonesia
2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia
MERDEKA!!
(Semua meninggalkan panggung)