Anda di halaman 1dari 7

Puisi Taufik Ismail

MENGANALISIS PUISI UNSUR SEJARAH DALAM PUISI


DISKUSI KELOMPOK
Mendiskusikan unsur dalam puisi bedasarkan:

1. Pendahuluan
Berisi gambaran kondisi bangsa atau sejarah sehingga pengarang mengangkat masalah ini
dalam puisi

2. Aspek Pengarang dan Aspek Pembaca


● Apakah pengarang tahu persis kondisi atau ikut merasakan kondisi

● Aspek pembaca (Siapakah pembaca yang akan ditujukkan, kedudukan pembaca


apakah sebagai penilai atau pengeritik, bagaimana hubungan pengarang dengan
pembaca, dan bagaimana hubungan dengan sosiologi pembaca)
2. Keterkaitan struktur yang menggambarkan unsur sejarah
1. Tema
2. Bagaimana diksi atau pilihan kata pendukung tema
3. Bagaimana penggunaan majas mendukung tema
4. Bagaimana suasana mendukung tema
5. Apakah ada unsur bunyi (Rima) yang mendukung suasana tertentu
6. Apakah ada unsur imaji ( Taktil, auditif, dan visual)
3. Penutup
● Mempertegas analisis (kesimpulan)
● Saran buat pembaca

Teks Puisi :
“KITA ADALAH PEMILIK SYAH REPUBLIK INI”
Karya :Taufik Ismail

KITA ADALAH PEMILIK SYAH REPUBLIK INI

Tidak ada lagi pilihan lain. Kita harus


Berjalan terus
Karena berhenti atau mundur
Berarti hanyut

Apakah akan kita jual keyakinan kita


Dalam pengabdian tanpa harga
Akan maukah kita duduk satu meja
Dengan para pembunuh tahun yang lalu
Dalam setiap kalimat yang berakhiran:
“Duli Tuanku”?

Tidak ada lagi pilihan lain. Kita harus


Berjalan terus
Kita adalah manusia bermata sayu, yang ditepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya diam inikah yang namanya merdeka
Kita yang tak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara

Tidak ada lagi pilihan lain. Kita harus


Berjalan terus

dari: Tirani

Pertanyaan :
● Bagaimanakah kondisi bangsa Indonesia sosial politik dan kondisi ekonomi yang terdapat dalam
puisi “Kita adalah Pemilik Syah Republik Ini?”
● Diskusikan penerapan unsur diksi majas yang suasana dalam puisi tersebut?

PUISI TAUFIK ISMAIL


Teks Puisi :
DARI SEORANG IBU DEMONSTRAN
Karya: Taufik Ismail
Ibu telah merelakan kalian
Untuk berangkat demonstrasi
Karena kalian pergi menyempurnakan
Kemerdekaan negeri ini
Ya, ibu tahu, mereka tidak menggunakan gada
Atau gas airmata
Tapi langsung peluru tajam
Tapi itulah yang dihadapi
Ayah kalian almarhum
Delapan belas tahun yang lalu
Pergilah pergi, setiap pagi
Setelah dahi dan pipi kalian
Ibu ciumi
Mungkin ini pelukan penghabisan
(Ibu itu menyeka sudut-matanya)
Tetapi ingatlah, sekali lagi
Jika logam itu memang memuat nama kalian
(Ibu itu tersedu sesaat)
Ibu relakan
Tapi jangan disaat terakhir
Kauteriakkan kebencian
Atau dendam kesumat
Pada seseorang
Walaupun betapa zalimnya
Orang itu
Niatkanlah menegakkan kalimah Allah
Diatas bumi kita ini
Dengan menegakkan Keadilan
Dan kebenaran
Tanpa dendam dan kebencian
Kemudian lafazkan kesaksian pada Tuhan
Serta Rasul kita yang tercinta
Pergilah pergi
Iwa, Ida dan Hadi
Pergilah pergi
Pagi ini
(Mereka telah berpamitan dengan ibu yang tua. Beberapa saat tangannya meraba rambut mereka,
dan berangkatlah mereka bertiga, tanpa menoleh lagi, tanpa kata-kata)

Pertanyaan:
● Bagaimanakah kondisi bangsa Indonesia yang terdapat dalam puisi “Dari Seorang Ibu
Demonstran?”
● Diskusikan penerapan unsur diksi majas yang suasana dalam puisi tersebut?

Teks Puisi :
SEORANG TUKANG RAMBUTAN KEPADA ISTRINYA
Karya: Taufik Ismail
Tadi siang ada yang mati,
Dan yang mengatar banyak sekali
Ya. Mahasiswa-mahasiswa itu. Anak-anak sekolah
Yang dulu berteriak: dua ratus, dua ratus!
Sampai bensin juga turun harganya
Sampai kita bisa naik bis pasar yang murah pula
Mereka kehausan dalam panas bukan main
Terbakar mukanya diatas truk terbuka
Saya lemparkan sepuluh ikat rambutan kita, bu
Biarlah sepuluh ikat juga
memang sudah rejeki mereka
Mereka berteriak kegirangan dan berebutan
Seperti anak-anak kecil
Dan memyoraki saja. Betul bu, menyoraki saja
‘Hidup tukang rambutan! Hidup tukang rambutan!’
Dan ada yang turun dari truk, bu
Mengejar dan menyalami saja
‘Hidup rakyat!’ teriaknya
Saya dipanggul dan diarak-arak sebentar
‘Hidup pak rambutan!’ sorak mereka
‘Terima kasih pak, terima kasih!
Bapak setuju kami, bukan?’
Saya mengangguk-angguk. Tak bisa bicara
‘Doakan perjuangan kami, pak!’
Mereka naik truk kembali
Masih meneriakkan terima-kasihnya
‘Hidup pak rambutan! Hidup rakyat!’
Saya tersedu, bu. Belum pernah seumur hidup
Orang berterimakasih begitu jujurnya
Pada orang kecil seperti kita”.

Pertanyaan :
● Bagaimanakah kondisi bangsa Indonesia yang terdapat dalam puisi “Dari Seorang Ibu
Demonstran?”
● Diskusikan penerapan unsur diksi majas yang suasana dalam puisi tersebut?

Teks Puisi :
MALAM SABTU
Karya: Taufik Ismail
Berjagalah terus
Segala kemungkinan bisa terjadi
Malam ini

Maukah kita dikutuk anak-cucu


Menjelang akhir abad ini
Karena kita kini berserah diri?
Tidak. Tidak bisa

Tujuh korban telah jatuh. Dibunuh


Ada pula mayat adik-adik kita yang dicuri
Dipaksa untuk tidak dimakamkan semestinya
Apakah kita hanya akan bernafas panjang Dan seperti biasa: sabar mengurut dada?
Tidak. Tidak bisa

Dengarkan. Dengarkanlah di luar itu


Suara doa berjuta-juta
Rakyat yang resah dan menanti
Mereka telah menanti lama sekali
Menderita dalam nyeri
Mereka sedang berdoa malam ini
Dengar. Dengarlah hati-hati.

1966

Pertanyaan:
● Bagaimanakah kondisi bangsa Indonesia yang terdapat dalam puisi “Malam Sabtu?”

● Diskusikan penerapan unsur diksi majas yang suasana dalam puisi tersebut?

Indonesia.
Teks Puisi:
BENTENG
Karya: Taufik Ismail

Sesudah siang panas yang meletihkan


Sehabis tembakan-tembakan yang tak bisa kita balas
Dan kita kembali ke karnpus ini berlindung
Bersandar dan berbaring, ada yang merenung

Di lantai bungkus nasi bertebaran


Dari para dermawan tidak dikenal
Kulit duku dan pecahan kulit rambutan
Lewatlah di samping Kontingen Bandung
Ada yang berjaket Bogor. Mereka dari mana-mana
Semuanya kumal, semuanya tak bicara
Tapi kita tldak akan terpatahkan
Oleh seribu senjata dari seribu tiran

Tak sempat lagi kita pikirkan


Keperluan-keperluan kecil seharian
Studi, kamar-tumpangan dan percintaan
Kita tak tahu apa yang akan terjadi sebentar malam
Kita mesti siap saban waktu, siap saban jam.

Pertanyaan :
● Bagaimanakah kondisi bangsa Indonesia yang terdapat dalam puisi “Benteng?”

● Diskusikan penerapan unsur diksi majas yang suasana dalam puisi tersebut?

Anda mungkin juga menyukai