Anda di halaman 1dari 8

MULTIPLE CHOICE

1. Bacalah kutipan puisi berikut ini!


Kisah Perjuanganku

Sejak awal ku memulai mengenal dunia


Sejak itu juga kumemulai memahami arti hidup
Banyak kisah yang telah aku lewati
Demi mengejar impian
Semua kisah itu tak dapat ku lupakan dari memoriku
Tentang perjuangan kehidupanku untuk meraih impianku
Walau banyak rintangan yang harus dihadapi
Namun bukan itu yang membuatku harus menyerah
Nilai-nilai yang di tanamkan penulis dalam kutipan puisi di atas adalah …
A. Seseorang yang tidak menyerah meskipun melewati banyak rintangan demi mengejar
dan meraih impian.
B. Seseorang yang selalu berusaha meraih impiannya dengan beragam cara untuk meraih
impiannya.
C. Seseorang yang harus menyerah dalam meraih impiannya karena telah melewati banyak
rintangan.
D. Seseorang yang rela meninggalkan kenikmatan dunia untuk mengejar impiannya yang
belum diraihnya.
E. Seseorang yang memulai mengenal duniah dan belum menemukan Impian dalam
hidupnya.
ANS: A

2. Bacalah kutipan puisi berikut ini!


Pada Masa
Oleh: Minehaway

Pada masa yang berbeda


Aku masih sama
Tak berdaya mengubah suasana
Terlena gemerlap dunia
Lelap pada mimpi yang tak kunjung nyata

Waktu menggilas
Aku masih pulas
Ditelan ombak, terantuk batu cadas
Tersungkur hancur
Melebur bersama ubur-ubur
Tak bisakah aku kabur?
Makna larik keempat bait pertama puisi di atas adalah …
A. Sering terbawa mimpi saat tidur.
B. Nyaman dengan kenikmatan dunia.
C. Sering mengunjungi diskotik.
D. Berkelip-kelip Bintang di langit malam.
E. Terbawa arus ombak di pantai.
ANS: B

3. Bacalah kutipan puisi berikut ini!


Sang Penyemangat
Hatiku begitu menggebu
Setiap kudengar tausyiah suci itu
Rangkai katanya merona hatiku
Alur ritmiknya memerah telingaku

Jiwaku menggebu haru bertalu


Setiap derap pergerakan dihentakkan
Menyentak rasa lengang sanubari
Menggetar senyap keterlenaanku
Makna diksi sanubari pada larik ke-7 adalah ….
A. pikiran kritis
B. hati nurani
C. kenangan
D. cita-cita
E. putus asa
ANS: B

4. Bacalah kutipan puisi berikut ini!


Jarum Jam
Jarum jam masih berdenting
Aku terdiam tak sanggup bergeming
Berdiri ataukah kembali terbaring
Bagaikan kayu yang sudah kering

Jarum jam masih berdenting


Aku masih terdiam berbaring
Meratapi nasib yang demikian menggiring
Menggiringku ke pusatnya, hingga kepala ini pusing

Jarum jam masih berdenting


Aku memberanikan diri untuk berontak
Aku tak mau lagi terdiam berbaring
Karena aku makhluk yang berotak
Amanat puisi di atas adalah …
A. Memberanikan diri untuk memberontak kepada siapa saja.
B. Saat jam masih berdenting, saatnya untuk tidur berbaring.
C. Harus berani bergerak maju ketika dalam keadaan terpuruk.
D. Belajar memikirkan bagaimana caranya menjadi kayu kering.
E. Meratapi nasib yang selalu membuat kepala pusing.
ANS: C

5. Bacalah kutipan puisi berikut ini!


Perenang Buta
Karya: Nirwan Dewanto

Sepuluh atau seribu depa


ke depan sana, terang semata.
Dan arus yang membimbingnya
seperti sobekan pada jubah
tanjung yang dicurinya.
Tak beda ubur-ubur atau dara
mendekat ke punggungnya
yang tumbuh sekaligus memar
oleh kuas gerimis akhir Mei.
Ia seperti hendak kembali
ke arah teluk, di mana putih layar
pastilah iri pada bola matanya.
Tapi ia hanya berhenti, berhenti
di tengah, di mana rambutnya
bubar seperti ganggang biru
atau gelap seperti akar benalu
sehingga betapa mercusuar itu
ragu-ragu memandangnya.
Komentar yang tepat untuk menyatakan kekurangan puisi di atas adalah …
A. Pemilihan diksi (kata) yang digunakan sangat variatif.
B. Gaya bahasa yang digunakan penulis sulit dipahami.
C. Penggunaan gaya bahasa unik, berbeda dari yang lain.
D. Panjang bait dan larik sudah pas, tidak terlalu panjang.
E. Bagi pecinta puisi, puisi satu ini bisa jadi referensi terbaik.
ANS: B

6. Bacalah kutipan puisi berikut ini!


Hujan malam ini, seperti air mata
Panasnya dingin, membekukan hati
Bumi merintih dalam kehausan
Mereka yang tuli, mendengar rintihan itu
(….)
Larik bermajas yang tepat untuk melengkapi bait puisi di atas adalah …
A. Bintang dan bulan tak Nampak mala mini
B. Suasana malan sangat sepi dan hening
C. Pohon-pohon menari dalam hujan malam
D. Jalanan tergenang sisa air hujan
E. Malam semakin larut semakin dingin
ANS: C

7. Bacalah kutipan puisi berikut ini!


Jangan sangka, kehidupan selalu bahagia
Jangan dipikir, hidup hanya enak-enak saja
Jika kau berpikir hanya sampai itu saja
Maka, kau perlu melihat luasnya dunia

Banyak orang yang ingin menjatuhkan


Tutur katanya yang menyakitkan
Sehingga tak jarang membuat hidup berantakan
(….)
Larik berima yang tepat untuk melengkapi puisi di atas adalah ….
A. Ulah manusia membuat hati semakin pilu
B. Tak jarang yang mati karena perbuatannya
C. Marilah berusaha hidup saling menghargai
D. Itulah manusia, hidup untuk saling menyakiti
E. Itulah hidup, butuh untuk diperjuangankan
ANS: E

8. Bacalah kutipan naskah drama berikut ini!


Shani : Ndi, bagaimana dengan naskah novelmu? Diterima penerbit tidak?
Andi : Nggak, nih Shan. Malahan, aku disuruh revisi sama penerbitnya. Mana
revisiannya banyak lagi. Ah, mimpi indah untuk bikin novel fantasi mimpi yang
bisa aku wujudkan.
Shani : Yaelah, Ndi. Naskah kamu kan cuma disuruh direvisi; bukan ditolak. Jadi, naskah
kamu masih punya peluang buat diterbitkan oleh penerbit. Lagian, jika tidak
diterbitkan di penerbit yang kamu tuju itu, kamu masih bisa kirim ke penerbit
lain. Iya, kan?
Andi : Iya sih, Shan. Eh, ngomong-ngomong, terima kasih ya atas masukannya.
Shani : Sama-sama, Ndi.
Andi pun kembali merevisi naskah novelnya tersebut. Shani sebagai sahabatnya pun terus
memberi dukungan dan memberi masukan kepada Andi. Cerita pendek, novel karangan fantasi
Andi pun diterbitkan dan digemari oleh banyak pembaca.
Konflik dalam kutipan naskah drama di atas adalah …
A. Andi diminta merevisi naskah novelnya.
B. Shani mengejek naskah novel buatan Andi.
C. Shani menolak naskah novel Andi.
D. Penerbit menolak naskah novel Andi.
E. Novel karya Andi digemari banyak pembaca.
ANS: A

9. Bacalah kutipan naskah drama berikut ini!

Seorang tukang becak asal Madura yang dipergoki seorang polisi saat memasuki kawasan
“Becak Dilarang Masuk!”
Dengan santainya si tukang becak itu melintas di depan polisi sampai polisi datang meniup
peluit.
Polisi : Apakah kamu tidak melihat gambar di sana? Becak tidak boleh masuk ke
jalan ini, dengan nada tinggi sambil menunjuk rambu-rambu.
Tukang becak : Oh, iya saya lihat Pak Polisi. Tapi itu kan gambar becaknya kosong, tidak
ada orangnya. Sementara becak saya kan ada orangnya, berarti boleh
masuk.
Polisi : Bodoh! Apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar itu kan ada
tulisannya becak dilarang masuk!
Tukang becak : Memang tidak bisa baca saya, Pak. Kalau saya bisa baca, pasti saya bisa
jadi polisi seperti Bapak, bukan jadi tukang becak seperti sekarang.
Alur cerita yang sesuai dengan kutipan naskah drama di atas adalah …
A. Seorang warga yang marah-marah kepada seorang polisi karena becak yang ia tumpangi
tidak diperbolehkan melewati jalan.
B. Seorang warga yang marah-marah kepada seorang poilisi yang menilangnya setelah
melewati jalan di area “Becak Dilarang Lewat!”
C. Seorang polisi yang memarahi seorang pengendara sepeda motor yang melintas di area
“Sepeda Motor Dilarang Masuk!” karena tidak bisa membaca rambu-rambu lalu lintas.
D. Seorang polisi yang memarahi seorang pengendara becak yang melintas di area “Becak
Dilarang Masuk!” karena tidak bisa membaca rambu-rambu lalu lintas.
E. Seorang tukang becak yang marah-marah kepada seorang polisi yang telah melarangnya
masuk di area “Becak Dilarang Masuk!”
ANS: D
10. Bacalah kutipan naskah drama berikut ini!
Pada tahun 1934, Soekarno, seorang pemimpin nasionalis yang berani dan karismatik,
diasingkan oleh pemerintah kolonial Belanda ke Ende, Flores. Di sana, ia tinggal bersama
istrinya, Fatmawati, dan teman-temannya, Hatta dan Sjahrir. Meskipun hidup dalam
pengawasan ketat dan kesulitan, Soekarno tidak pernah kehilangan semangat dan cita-citanya
untuk memerdekakan Indonesia dari penjajahan.
Soekarno : (Sedang membaca buku di ruang tamu)
Aku membaca buku ini, Fat. Buku ini berjudul The History of Java karya
Thomas Stamford Raffles. Buku ini menceritakan tentang sejarah pulau
Jawa dari zaman Hindu-Buddha hingga zaman Islam. Buku ini sangat
menarik dan menginspirasi.
AFatmawat : (Sedang menjahit bendera merah putih di ruang tamu)
i Apa yang menginspirasimu, Soe?
Soekarno : Aku terinspirasi oleh kejayaan dan kebudayaan bangsa kita di masa lalu.
Aku terinspirasi oleh semangat dan perjuangan rakyat kita melawan
penjajah. Aku terinspirasi oleh cita-cita dan harapan rakyat kita untuk
merdeka.
Fatmawati : Aku juga terinspirasi olehmu, Soe. Aku bangga menjadi istrimu. Aku bangga
menjadi bagian dari perjuanganmu.
soekarni : (Memeluk Fatmawati)
Terima kasih, Fat. Kamu adalah istri yang setia dan penyabar. Kamu adalah
teman yang baik dan penghibur. Kamu adalah wanita yang cantik dan
cerdas.
Karakter tokoh Soekarno pada kutipan teks drama di atas adalah …
A. Sosok yang pasrah menerima kenyataan hidup.
B. Sosok berjiwa sosial tinggi terhadap sesama manusia.
C. Sosok pantang menyerah memperjuangkan hak orang lain.
D. Sosok orang tua yang sayang terhadap anak-anaknya.
E. Sosok yang senang membaca buku-buku ilmu pengetahuan.
ANS: C

11. Bacalah kutipan naskah drama berikut ini!


Raja Prabu segera memberikan kalung kepada putrinya di malam perayaan pesta ulang
tahunnya, tetapi Putri terlihat tidak menyukai kalung tersebut.
Sang putri : Hemm. Kalung apa ini ayah. Kalung ini sangat jelek aku tidak mau
mengenakannya di leherku yang cantik ini, kalung itu hanya akan membuat
leherku ini menjadi gatal saja nantinya"
Tidak ada satu orang pun yang menyangka Sang Putri akan mengatakan hal tersebut,
semuanya terdiam, tiba-tiba terdengar isak tangis sang Ratu yang kemudian diikuti oleh
tangisan semua orang.
Ratu : "Hu hu hu hu, ada apa denganmu nak?"
Sang putri : Aku takkan mengenakan kalung itu!"
Sang putri segera membuang kalung itu ke halaman istana, kalung tersebut menjadi rusak dan
permatanya tersebar ke seluruh halaman istana.
Tokoh penyebab konflik pada kutipan naskah drama di atas adalah ….
A. Sang Putri
B. Ratu
C. rakyat
D. Sang Prabu
E. pengawal raja
ANS: D

12. Bacalah kutipan naskah drama berikut ini!


Beberapa suat lamanya panggung sepi saja. Suasana lebih gelap. Kemudian, masuk seorang
perempuan tua renta, rambutnya putih. Pakaiannya bagus, dan dipergunakannya tongkat untuk
berjalan. Tampak jarinya banyak bercincin. Air mukanya sedih sewaktu ia berjalan pelan-pelan
ke arah orang yang tidur itu. Sampai ke situ, ia berhenti, sebentar mengamat amati air muka
orang di balai-halai itu dengan iba hati, lalu menggeleng gelengkan kepala.
Orang tua : Ia tidur... tidur nyenyak! Kau yang banyak menderita, kau yang banyak
musuh. Kau yang keras hati, anakku. Tubuhmu lelah jiwamu sedih. Sebab
keras kepalamu (menggelengkan kepala), ah... begitu keras hatinya!
Damai, damailah, Nak! (mengusap air matanya)
Lelaki : (bercakap dalam tidurnya) Ibu... ibu!
Orang tua : Tidurlah dulu, enakkan badanmu, kau lelah.
Lelaki : (menyingkapkan selimutnya, turun dari tempat tidurnya, berlutut di lantai,
memegang tangan ibunya serta menciumnya)
Ibu... di sini! Dari mana Ibu datang?
Orang tua : Ya, kau tak tahu bahwa aku sudah tak ada di dunia ini. Dari itu, aku datang
untuk mengatakan ini kepadamu. Kau anak tunggalku. Tak ada orang ingin
yang lebih kusayangi daripadamu.
Lelaki : (memegang dadanya, menundukkan kepalanya)
Duh! Aku mendurhaka besar terhadap Ibu. Maafkan aku, Bu!
Orang tua : Ayahmu meninggal sebelum aku, Nak.
Lelaki : Ayah!
Orang tua : Ya! Dan belum kau berdamai dengan dia. Kau dan ayahmu selalu bertengkar,
kedua-duanya sama keras hati. Sama keras kepala. Kata-katanya yang
penghabisan adalah untukmu, Nak. Ia menanyakan kau. Dan kecewa ia bahwa
kau tak ada pada saatnya yang terakhir di bumi. Mengapa, mengapa kau tak
mau datang, waktu kami kabarkan bahwa ayahmu sakit keras"
Lelaki : (tersedu) Maaf, maaf, Bu!
Amanat yang bisa diambil dari kutipan naskah drama di atas adalah …
A. Jangan sesekali membuat orang lain kecewa karena sikap kita.
B. Hargailah orang lain seperti menghargai diri kita sendiri.
C. Hormatilah kedua orang tua kita selagi masih ada di dunia.
D. Jangan tidur di sore hari agar tidak bermimpi yang aneh-aneh.
E. Doakanlah orang tuamu supaya panjang umur dan sehat selalu.
NAS: C

13. Bacalah kutipan naskah drama berikut ini!


Ibu : Bukan begitu cara memecah kemiri, nanti hancur!
(suara ibu menyela)
dr. Hen : Memang apa bedanya, Bu? Toh, sama-sama akan dihaluskan juga.
(dr. Hen menyanggah dan Ibu menggeleng tanda tidak setuju)
Ibu : Kau tahu setiap manusia ini akhirnya akan mati dan hancur dalam tanah kan?
dr. Hen : (mengangguk)
Lalu, apa hubungannya dengan cara memecah kemiri?
Ibu : Kalau sudah tahu akan mati dan hancur, apa sembarangan juga perlakuanmu
saat mengeluarkan bayi dari perut ibunya?
(dr. Hen terdiam dan menyaksikan ibu memecah kemiri. Gerakannya hati-hati
sekali. Persis seperti menolong bayi memecah gelap rahim menuju bumi.
Mulamula ibu menjepit kemiri dengan telunjuk dan jempol, lalu ulekan ia
ketukkan sehingga terdengar suara kulit keras yang rekah. Ibu kemudian
melebarkan rekahan dengan ujung pisau
hingga terpisah).
Lampu meredup dan musik ringan menutup babak ini.
Latar tempat kutipan naskah drama di atas adalah ….
A. kamar tidur
B. dapur
C. teras rumah
D. ruang tamu
E. halaman rumah
ANS: B

14. Bacalah kutipan naskah drama berikut ini!


Bu Amin baru ingat bahwa garam yang dicarinya ternyata sudah habis. Kemudian Bu Amin
memanggil Gino yang sedang asyik melihat TV, dengan maksud agar dia mau membelikan
garam.
Bu Amin : Gin, Gino, tolong ibu belikan garam nak!
Gino : (….) Uh!! Ibu, Gino kan lagi asyik melihat TV.
Bu Amin : lya Gil, sebentar saja, nanti kan kamu bisa melihat TV lagi.
Ekspresi tokoh yang tepat untuk melengkapi bagian rumpang naskah drama di atas adalah ….
A. melotot ke ibunya
B. tersenyum nyengir
C. tertunduk tak bicara
D. tertawa terbahak-bahak
E. raut muka kesal
ANS: E

15. Bacalah kutipan naskah drama berikut ini!


Suasana di rumah Gino, Ibu Amin sedang menunggu kedatangan Gino yang di suruh membeli
garam.
Pak : Assalamu'alaikum, Assalamu'alaikum.
Abdul
Bu Amin : Walaikumsalam,
(dari dalam rumah, setelah membuka pintu terkejut)
Aa…ada apa Pak Abdul, kenapa dengan Gino Pak?
Pak Abdul pun kemudian menceritakan kejadian yang dialami Gino. Setelah menceritakan
kejadian yang dialami Gino Pak Abdul pamit mau pulang.
Gino : Terima kasih Pak.
Bu Amin : Terima kasih Pak.
Pak : Terima kasih kembali. Assalamu'alaikum.
Abdul
Bu Amin : Waalaikumsalam.
Setelah Pak Abdul pergi Bu Amin pergi ke belakang untuk mengambil air dan plester.
Kemudian dengan sayangnya Bu Amin membersihkan luka Gino dan membalutnya dengan
plester. Tetapi Bu Amin tidak menyadari, diam-diam Gino meneteskan air mata, dalam hati dia
sangat menyesal karena tidak pernah mau membantu ibunya. Tiba-tiba dia merangkul ibunya
dan dengan terbata-bata dia meminta maaf pada ibunya.
Latar dan properti yang tepat untuk kutipan naskah drama di atas adalah …
A. Ruang tamu, sebuah meja kayu, tiga buah kursi kayu, jam dinding persegi, dan kalender
yang tergantung di dinding.
B. Ruang makan, sebuah meja kayu bulat, empat buah kursi kayu, tudung saji di atas meja,
dan lampu gantung di atas meja.
C. Dapur, sebuah meja kayu Panjang, sebuah kompor gas, sebuah tabung gas, rak piring,
beberapa panci tergantung di dinding.
D. Kamar tidur, sebuah dipan kayu dengan kasur berseprai warna biru, sebuah meja belajar
dengan beberapa buku di atasnya.
E. Kamar mandi, cermin yng tergantung di dinding, sebuah ember besar warna cerah,
gayung berwarna cerah, dan beberapa peralatan mandi tergantung di dinding.
ANS: A

Anda mungkin juga menyukai