Anda di halaman 1dari 2

1. Cermatilah kutipan puisi berikut!

GADIS PEMINTA_MINTA
Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa

Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil
Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlap
Gembira dari kemayaan riang
...
Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku

Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil
Bulan di atas itu, tak ada yang punya
Dan kotaku, ah kotaku
Hidupnya tak lagi punya tanda

Larik bermajas yang dapat digunakan untuk melengkapi puisi di atas adalah...
A. Matanya berkata bahwa dia kasihan kepada anak itu
B. Dia cepat-cepat masuk ke dalam meninggalkannya
C. Miskin dan kaya di hadapan Tuhan sama saja
D. Hari ini, besok, lusa, atau minggu depan sama saja
E. Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral

2. Tak lama kemudian muncul Dany, sang juara, dengan langkah tegap, dan pada
wajahnya melekat cemooh yang menghinakan. Wajahnya lebih tua dan keras.
Jaket petinjunya bersulam benang keemasan. Kakinya yang berotot tampak
telanjang hampir sampai ke pinggangnya, menunjukkan keyakinan hatinya
sebagai pemenang. Tetapi penonton menyorakinya dengan Huuuuu!!!
Metode penokohan yang ada dalam cerita tersebut adalah...
A. Analitik
B. Dramatik
C. Langsung
D. Deskriptif
E. Deduktif

3. Bacalah dialog drama berikut dengan seksama!
Anas : (dengan tenang memindahkan anak caturnya) Sekak!
Hadi : (terkejut) Sekak? Benar Sekak?
Anas : Ya, sekak!
Hadi : (berpikir sebentar kemudian memindahkan anak caturnya)
Anas : (berteriak gembira) sekak mat, Hadi!
Hadi : (melongo)
Hasan: (menoleh kepada kedua anak tersebut)
Hadi : .....
Anas : (mengumpulkan semua anak catur dan memasukkan ke dalam kotak
tanpa sepatah kata pun kemudian pergi menuju kamarnya)
Hadi : (membentak) Anas! Mau ke mana kau?
Anas : (dengan tenang) Mau ke kamar belajar.

Kalimat yang tepat melengkapi dialog drama tersebut adalah...
A. (tiba-tiba menyapu papan catur hingga semua anak catur jatuh
berantakan) Sialan!
B. Jangan pergi kau, Anas!
C. (menyapu papan catur) Kuhajar kau, Anas!
D. (membentak) Anas! Mau ke mana kau?
E. (menyapu buah catur) Kurang ajar kau, Anas!

4. Cermati kutipan cerpen berikut!
Ajaib sekali, belum pernah aku menjumpai seorang gadis seperti Nona.
Sekarang aku merasa ngeri sendiri melihat wajah Nona.
Benar-benar aku tidak mengerti. Kau tidak main-main bukan? tiba-tiba
wajah Musthofa jadi pusat pasi, matanya terbelalak menentangku, kemudian
tunduk diam-diam.
Ya, aku main-main mungkin atau sekarang aku sedang demam, yang terang
aku ngeri menghadapi dagangan ini. Aku takut. Aku jadi demam menghadapi
mereka yang membawa musibah dari rumah. Aku tak mengerti mengapa tiap
menghadapi mereka tiba-tiba hatiku menggelegar dan aku seperti mencium
maut
Penjual Kapas, M.A. Romli
Kalimat yang bercetak miring dalam kutipan cerpen tersebut tidak padu,
seharusnya diganti dengan...
A. Jadi merah padam, matanya tegang menentangku
B. Jadi pusat pasi, matanya tegang menentangku
C. Jadi kusam, matanya muram menentangku
D. Jadi kusut, matanya memerah menentangku
E. Jadi bersemangat, matanya terbeliak menentangku

5. Novel Mariannne Katoppo yang berjudul Raumanen dapat dikategorikan
sebagai bacaan populer, plot ceritanya sederhana saja. Manen bertemu
Monang. Mereka saling mencinta. Terjadi kehamilan atas diri Manen akibat
percintaan itu. Klimaksnya terjadi waktu Monang ternyata tak berani
menikahi Manen lantaran orang tuanya menjodohkannya dengan gadis lain.
Penyelesaiannya ialah Manen bunuh diri.
Unsur intrinsik yang terdapat pada penggalan resensi di atas adalah...
A. Sudut pandang dan plot
B. Gaya dan penokohan
C. Perwatakan dan latar
D. Sudut pandang dan latar
E. Plot dan perwatakan
6. Cermatilah kutipan drama berikut!
Politikus menghantam kepalan tangan satunya ke atas meja. Sebelum ia
sempat menjawab. Si pedagang sudah mendahului.
Pedagang : Ingat Nona, Bapak ini seorang pejabat tinggi yang
menguasai seluruh wilayah ini. Bapak ini punya kuasa
dan wewenang yang sangat luas. Jangan Nona ngumbar
bicara mentang-mentang
Perempuan : ....Aku tidak peduli pada Tuan-Tuan ini. Di mataku,
Tuan-Tuan tidak lebih dari lelaki biasa yang sok alim,
sok susila! Yang dengan segala akal bulusnya pintar
main sandiwara untuk menghormatkan perbuatan
isengnya yang sama sekali tidak terhormat!
Pedagang : Suara Nona seperti guntur
Perempuan : Peduli apa. Ini di dalam rumahku sendiri. Sekalipun
sekarang ada bom jatuh kemari karena teriakan-
teriakanku aku tidak peduli. Lagi pula, bukankah Tuan
pula sendiri yang mamulai sengketa ini?
Pedagang : Celaka. Sudah! Perempuan ini sudah tidak waras
Perempuan : Pikiran Tuan sendiri bagaimana, hah! Waras? Kalau Tuan
waras, kenapa malam kemarin Tuan ngluyur coba-coba
masuk ke kamar. Mau apa Tuan kalau begitu?
(Domba-domba Revolusi, B. Soelarto, 2006)
Kalimat yang menunjukkan suasana tegang yang tepat untuk melengkapi
dialog di atas adalah...
A. Jangan sok tahu
B. Apa katamu? Aku tidak peduli
C. Mentang-mentang apa?
D. Yang kutahu kalian adalah pengacau
E. Mentang-mentang kamu pejabat negara
7. Bacalah kutipan novel berikut!

Suatu hari pertengkaran dengan Kartini mencapai puncaknya. Aku tidak bisa
mengendalikan diri lagi. Kartini kutempeleng dan ku caci maki. Sejak itu
Kartini sering keluar rumah mencari tempat pencurahan perasaannya.
Tentunya pada Anwar? Menurut pembantuku Anwar juga sering datang ke
rumah sepeninggalku. Juga sering Kartini pergi bersama Anwar. Ini
menambah kecemburuan dan amarahku. Maka kami bertengkar lagi. Kartini
kupukuli dan kucaci maki lagi. Sejak itu Kartini minggat dari rumah. (Atheis,
Achdiat Kartamiharja)

Unsur intrinsik yang mendominasi penggalan novel di atas adalah.
A. Alur
B. Penokohan
C. Gaya bahasa
D. Latar
E. Tema

8. Setiap pengarang mempunyai pandangan, ideologi, sikap, persepsi, dan style
yang khas, yang pasti berbeda dengan masalah lain. Jika ada pengarang
memperlihatkan style yang sama dengan pengarang lain, misalnya, maka
hanya ada dua kemungkinan yang dapat dikatakan tentang dirinya, yaitu
pengarang yang satu sangat terpengaruh oleh pengarang lain atau ia sebagai
pembebek (epigon).

Kutipan esai tersebut membicarakan masalah...
A. Pengarang pembebek (epigon)
B. Pengaruh seorang pengarang penerbitan buku pengarang
C. Penerbitan buku pengarang
D. Perbedaan antar pengarang
E. Ciri khas pengarang

9. Cermati puisi berikut!

Gadis Peminta-minta
Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa

Kalimat kritik terhadap kutipan puisi tersebut adalah...
A. Toto Sudarto Bachtiar ingin mengungkap nasib mereka tentang
kemiskinan dan kemelaratan. Puisi tersebut merupakan pertemuan
Toto dengan kaum gembel, orang-orang tersisih. Puisi tersebut
merupakan tuangan ekspresinya bahwa ia pun hanya seorang dari
mereka yang ingin berkata kepada pemimpin
B. Toto Sudarto Bachtiar hanya meniru puisi Gadis Kecil di
Simpang Sepi karya Muhammad Ali, penyair Surabaya
C. Toto Sudarto Bachtiar Seorang penyair yang rajin menulis puisi
bagi kalangan tersisih. Ia ingin mengungkapkan bahwa masyarakat
Indonesia masih miskin
D. Pemilihan kata yang digunakan Toto dalam puisi Gadis Peminta-
minta sangat menyentuh hati sehingga menimbulkan penafsiran
yang berbeda
E. Karya puisi Toto Sudarto Bachtiar disukai oleh masyarakat pecinta
seni karena karya-karyanya menuturkan realitas hidup yang
sebenarnya

10. Senjakala Gunung Merapi
Samar sudah mengatup batas senja
Malam bagai gadis mengurai rambutnya
Hitam: mencipta bayang-bayang di balik bulan
Berlindung awan kelam, kabut bersidekap dahan
Menanjaklah jalan ini, langkah kuayun jua
Gerimis jatuh di belahan Tanah Utara
Di kampung, kata orang, rumah terakhir
Mendesak segera, di hatimu, membujuk hadir.
Bukan, bukan salju turun di sana
Di puncak: lahar melelehkan duka
Senyap menyelimuti kabut, tanpa sapa
Sebelum beku lereng-lereng gunung terlupa
Kusilang ngungun, hari membilang tahun
Di telapak menyidem, angan bergantung
Selamat malam, kelengangan panjang
Pijar tatit sekejap, tabir tersingkap, hilang...
(Langit Kelabu, 1980, Linus Surya A.G)

Tema puisi Senjakala Gunung Merapi adalah...
A. Peristiwa yang terjadi di lereng Gunung Merapi saat senja
B. Kecintaan penulis terhadap Gunung Merapi
C. Kejadian di balik meletusnya Gunung Merapi
D. Kehidupan masyarakat di lereng Gunung Merapi
E. Lahar yang ke luar dari Gunung Merapi

11. Cermati kutipan cerpen berikut!
Ketika aku lulus sekolah dasar orang tuaku menasihatiku agar aku
masuk
sekolah guru. Katanya sangat cocok dengan kodratku sebagai wanita.
Untuk
membujukku, ibuku menambahkan bahwa libur guru sama panjangnya
dengan
anak sekolah yang melebihi orang bekerja di kantor. Kata-kata itu
diucapkan
orang tuaku karena mereka mengetahui pekerjaan apa yang sebenarnya
kuinginkan. Aku bercita-cita sebagai pegawai kantor.
Konflik yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut adalah ...
a. Orang tua aku menginginkan dia menjadi pagawai kantor, tetapi
tokoh aku
ingin menjadi guru.
a. Pertentangan keinginan si aku dengan orang tuanya.
b. Tokoh aku ingin berlibur seperti anak sekolah.
c. Tokoh aku tidak ingin menjadi pegawai kantor.
d. Tokoh aku selalu membantah orang tuanya.
4
12. Cermati kutipan puisi berikut!
Jati Cinta
Kalau cintaku tak sampai padamu
Di atas keranda telah kusiapkan kain kafan
Kemarin kubeli dengan ...
Di belakang rumah ada sepetak tanah
Warisan nenek moyangku
Kubur aku di sana
Kelak bakal tumbuh sebatang pohon tanpa nama
Tanpa ujung pangkal
Pintaku, sebut ia Jati Cinta
Asia Ramli
Kata yang tepat untuk melengkapi baris ketiga puisi tersebut
adalah ...
a. nurani
b. harga diri
c. emosi
d. berani
e. hati-hati

13. Cermati kutipan drama berikut!
1. Tuti : (Nada mengajak) Lihat itu! Ayo, cepat (Menarik tangan
Bakri) Lihat itu. (Mereka tiba di depan tembok yang bercoret-
coret dan memandangi tulisan itu) Nah, percaya tidak kamu?
2. Bakri : Gila! (Menyentuh coretan) Catnya belum kering benar, Tut.
Padahal
tembok ini baru dikapur oleh Pak Dullah seminggu yang lalu,
ya kan?
3. Tuti : (Berjalan menuju bangku dan duduk) Ya, aku juga tahu itu .
Terlalu!
4. Bakri : (Membalik ke arah Tuti)
5. Tuti : Yaaa... siapa lagi?
6. Bakri : Jadi, kamu juga sependapat dengan pak guru bahwa si Muhdom
yang
membuat corat-coret ini?
7. Tuti : Aku tidak bilang sependapat, aku hanya mengatakan siapa lagi,
kan?
8. Bakri : (Mendekati Tuti )Maksudmu siapa? (Duduk) Siapa?
9. Tuti : Aku tidak tahu. (Berdiri, berjalan ke arah tembok, kemudian
membalik ke arah Bakri) Tapi, kalau aku pikir bahwa di
sekolah kita
hanya Muhdom yang sering membantu Pak Guru membuat
dekorasi
panggung, hiasan kelas, dan sebangsanya itu. Mungkin
dugaan Pak
Guru tidak terlalu salah.
10. Bakri : Ah, kamu ini. Tut (Berdiri) Masak Muhdom? Dia sahabatku. Dan
itu
tidak mungkin.
Majalah
Dinding, Bakdi Soemanto, 2008
Konflik yang terjadi dalam kutipan drama di atas adalah ...
a. Bakri dan Tuti bertengkar gara-gara dinding sekolah dicoret-
coret.
b. Bakri tidak terima jika Tuti menuduh Muhdom yang
mencoret-coret dinding.
c. Pak Guru marah karena dinding yang baru saja dikapur telah
dicoret-coret.
d. Pak Guru menuduh Muhdom yang mencoret-coret dinding
sekolah.
e. Tuti tidak terima jika Bakri menuduh Muhdom yang
mencoret-coret dinding.

14. Cermati kutipan novel berikut!
Pikiran yang serupa itulah yang acapkali timbul, dan itulah yang
menyusahkan hatinya. Bila dikenangkannya yang demikian itu, persaan
penyakitnya bertambah berat dan kemiskinan mereka itu berlipat ganda.
Kalau ia
sekiranya tiada menaruh kepercayaan yang kuat kepada Allah, tentulah ia
akan
melarat dan tentu iblis akan mendayanya. Tetapi ia seorang yang taat dan
yakin
kepada agama. Maka keyakinannya kepada Tuhan yang Pengasih dan
Penyayang
5
itulah yang memberi kekuatan baginya akan menerima nasibnya yang baik
dan
buruk, sekaliannya ditanggungnya dengan sabar. Dari kecil pun ia
mengukirnya
sifat dan tabiat yang demikian itu di dalam hati anaknya. Siang malam ia
mendidik anaknya, supaya di belakang hari menjadi orang yang rendah
hati,
berkelakuan baik dan percaya pada Tuhan.
Azab dan Sengsara, Merari Siregar
Unsur ekstrinsik yang tergambar dalam kutipan tersebut adalah ...
a. budaya
b. agama
c. psikologi
d. politik
e. seni

15. Cermati kutipan Hikayat tersebut!
Syahdan maka adalah raja di dalam negeri itu telah kembali ke
rahmatullah.
Maka iapun tiada beranak seorang jua pun. Maka segala menteri dan
hulubalangnya dan orang-orang besar dan orang-orang membicarakan,
siapa jua
yang patut dijadikan raja menggantikan raja yang telah kembali ke
rahmatullah
itu. Maka ia pun berkata, katanya,Adapun hamba ini tua daripada tuan
hamba
sekalian itu. Jikalau ada gerangan bicara mengapa segala saudaraku ini
tiada
hendak berkata?
Isi kutipan hikayat tersebut menceritakan ...
a. Masyarakat sedang berduka atas kematian rajanya.
b. Orang tua diberi hak berbicara dalam setiap pertemuan.
c. Seorang raja telah meninggal dan tidak memiliki anak.
d. Para menteri dan orang besar melakukan musyawarah
pemilihan raja.
e. Hak orang berpendapat untuk memecahkan masalah
dalam suatu musyawarah.

Anda mungkin juga menyukai