Anda di halaman 1dari 3

7 Rahasia Sukses Berbisnis ala Orang Jepang

1. Watak
Masyarakat Jepang dikenal sebagai orang kejam dan tamak. Hal itu
sebenarnya bukannlah kepribadian bangsa Jepang seutuhnya. Mereka
hanya ingin berusaha mewujudkan keinginannya untuk menjadi negara
penguasa di dunia.

Kepribadian bangsa Jepang yang sebenarnya adalah bangsa yang bekerja
keras untuk mewujudkan segala keinginannya. Mereka tidak menjadikan
halangan sebagai sesuatu yang ditakuti, tetapi penghalang itu dijadikan
sebagai tantangan dan memacu Jepang untuk menjadi lebih baik lagi.
Meskipun terhalang dengan kondisi budaya dan kondisi fisik yang tidak
memungkinkan, bangsa Jepang tetap maju dan pantang menyerah.

Itu semua diwujudkan dengan usaha yang pantang menyerah, disiplin
keras, dan semangat kerja keras yang turun temurun. Bangsa Jepang tidak
kenyerah pada kesusahan. Malah kesusuhan itu dianggap sebagai
tantangan menuju suatu kesuksesan. Mereka sangat menjunjung tinggi
harkat dan martabat negaranya.

2. Kebangkitan Jepang
Jepang merupakan salah satu negara di Asia yang kondisi
perekonomiannya menyamai perekonomian Amerika. Padahal, Jepang baru
saja mengalami keterpurukan saat peristiwa pengeboman Hiroshima dan
Nagasaki 1945. Namun, Jepang cepat bangkit dan mengembangkan dirinya
dari keadaan ekonomi yang terpuruk. Jepang sudah menjadi salah setu
negara yang berpengaruh di dunia.

Awal kebangkitannya, produk Jepang dianggap paling rendah. Sekarang,
produk Jepang sudah bisa disejajarkan dengan produk-produk berkualitas
buatan Eropa dan Amerika. Negara yang dikenal sebagai negara matahari
terbit ini juga dikenal sebagai negara pengendali industri.

Kemajuan negara Jepang dapat kita kihat dari tingginya pendapatan per
kapita dan taraf hidup negara ini yang menempati posisi kedua negara di
dunia setelah Swiss.

3. Kondisi Ekonomi Stabil
Kondisi perekonomian Jepang relatif stabil dibandingkan dangan negara-
negara lainnya di dunia. Selain itu, angka pengangguran di Jepang sangat
rendah. Hal itu disebabkan karena tingginya kualitas sumber daya manusia
di Jepang. Bangsa Jepang sangat menghargai pendidikan dan kesehatan.
Oleh sebab itu, negara Jepang dinobatkan sebagai pemenang dalam
kategori pendidikan dan kesehatan. Untuk stabilkan ekonominya, Jepang
memiliki simpanan dana yang besar di luar negeri.

4. Kondisi Alam
Meskipun kondisi alam Jepang tidak memungkinkan untuk bertani, tetapi
masyarakat tetap memaksimalkan penggunaan tanah. Karena penggunaan
tanah di Jepang sangat tinggi dan ketat. Mereka menanam padi di halaman
rumah mereka. Mereka tidak membiarkan sejengkal tanah pun menjadi
sia-sia.

Jepang tidak memiliki sumber daya alam sendiri. Jepang selalu mengimpor
barang-barang alam dari penghasil terbesarnya. Namun begitu, Jepang
memiliki hasil pertanian tertinggi di dunia.

5. Terampil dan Ulet
Kecekatan, keahlian, dan kecepatan dikenal ciri pekerja-pekerja Jepang.
Karena itu tidak mengherankan jika perekonomian Jepang bisa tumbuh
dengan pesat.

Seorang pekerja di Jepang mampu melakukan pekerjaan lima orang
pekerja di negara lain. Oleh karena itu, harga unuk seorang pekerja
Jepang jauh lebih mahal dibandinakan negara lainnya. Mereka tidak
banyak bicara dalam bekerja. Bagi mereka sangatlah penting
mempersiapkan tugas yang diberikan secara maksimal.

Jika ada negara yang ingin menjadi seperti Jepang, maka negara itu harus
punya pekerja yang mampu mengerjakan berbagai pekerjaan dalam waktu
yang sama. Selain itu, pekerja Jepang tidak terlalu pusing dengan bayaran.
Mereka rela tidak dibayar untuk lembur.

6. Organisasi Bisnis
Sifat keorganisasian di Jepang sangat bagus. Karena lebih mementingkan
kerja sama kelompok dari pribadi. Perundingan dan pembicaraan dapat
menghasilkan hasil baik.

Setiap anggota organisasi baik tingkat bawah sampai tingkat atas memiliki
peranan dan kewajiban yang sama. Tidak ada pembedanya. Bahkan antara
yang satu dengan yang lain saling melengkapi.

Dalam organisasi Barat, terdapat jurang pemisah antara atasan dengan
bawahan. Sehingga tidak jarang terjadi masalah komunikasi di antara
mereka. Untuk bertemu dengan atasan harus membuat janji terlebih
dahulu.

Di Jepang, banyak pimpinan perusahaan yang berasal dari golongan bawah
dan mengalami kenaikan secara perlahan. Oleh karena itu antara pimpinan
dan bawahan lebih akrab dibanding dengan pimpinan AS.

Kenaikan pangkat itu disesuaikan dengan prestasi, hasil, kemampuan,
sikap terhadap pekerjaan, pengalaman, serta kemampuan dia dalam
berorganisasi,. Sehingga para bawahan cenderung setia dengan
pimpinannya, karena pekerja telah menjalin hubungan yang sangat baik
dengan pimpinan perusahaan.

Pimpinan tidak akan merasa malu untuk meminta bantuan kepada
karyawannya, bahkan pimpinan perusahaan tersebut selalu menghargai
karyawannya. Dengan begitu, antara pimpinan dan karyawan akan saling
terbuka.

Hal ini akan mengurangi terjadinya konflik di antara mereka. Tim
merupakan fondasi dasar dalam organisasi usaha Jepang. Melalui tim kerja
yang harmonis, hubungan yang baik akan terjalin sehingga motivasi dan
semangat dalam bekerja dapat ditingkatkan.
7. Seni Pengelolaan Bisnis
Bangsa Jepang sangat senang jika dilibatkan terhadap organisasi yang
besar dan berprestasi. Mereka bangga jika telah memberikan kesetiaan
dan keahlian mereka pada organisasi yang mereka ikuti. Oleh karena itu,
mereka selalu melakukan hal yang terbaik dalam lingkungan kerja mereka.

Bangsa Jepang memiliki semangat kebersamaan yang tinggi. Inilah yang
membuat Jepang sebagai negara penguasa ekonomi. Setiap keputusan
yang dibuat mencerminkan sikap organisasi yang didukungnya. Mereka
sanggup mengorbankan apa pun demi organisasi yang dijalankannya.

Selain itu, kemampuan orang Jepang menjadi hamba organisasi
menjadikannya penguasa besar ekonomi. Walaupun dalam pengelolaan
melemahkan bagsa Jepang secara individu, tetapi dari sisi lain,
menghasilkan organisasi yang mantap dan kuat. pimpinan perusahaan
selalu loyal terhadap karyawannya. Dengan demikian, para karyawan akan
manyelesaikan pekerjaan yang ada.

Seni pengelolaan di Jepang menitikberatkan pada kepentingan setiap
anggota tanpa memandang status dan kedudukannya. Individu bukanlah
apa-apa dibandingkan dengan organisasi.

Dalam mengambil keputusan, individu selalu memandang organisasi
sebagai titik tolaknya. Seni pengelolaan perusahaan Jepang harus
dikembangkan untuk memberi perhatian kepada pembangunan manusia
dan nilai kemanusiaan dalan pembangunannya. Jika hal ini sudah
dilakukan, maka organisasi tidak perlu khawatir dengan kinerja
karyawannya.

Anda mungkin juga menyukai