(Solo,1986)
Puisi yang berjudul “Peringatan” adalah salah satu puisi yang paling populer dari puisi-puisi
karya Wiji Thukul. Bernyali dan berani, itulah suasana yang ada dalam puisi tersebut. Puisi yang
mampu menggerakkan massa untuk ikut serta bergerak dalam melawan penindasan Hak Asasi
Manusia yang dilakukan oleh rezim orde baru.
Berikut ini adalah kumpulan puisi Wiji Thukul yang tak lakang olah zaman
jika demikian..
kalian seperti membangun bendungan yang bakal jebol
arus menggasak
hingga tamatlah kekuasaanmu
SAJAK SUARA
Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak
Kau hendaki tumbuh
Engkau lebih suka membangun
Rumah dan merampas tanah
Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak
Kau kehendaki adanya
Engkau lebih suka membangun
Jalan raya dan pagar besi
Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang
Dirontokkan di bumi kami sendiri
SUKMAKU MERDEKA
Juga jalan-jalan
Anak-anak tak pergi sekolah
Karena tak ada bis
Langit pun akan sunyi
Karena mesin pesawat terbang tak berputar
Karena lapangan terbang lumpuh mati
(12-11-94)
BURUH-BURUH
Di batas desa
Pagi – pagi
Dijemput truk
Dihitung seperti pesakitan
Diangkut ke pabrik
Begitu seterusnya
o… tidak, dik!
o… tidak, dik!
mengisi jambangan
minyak tanah
gula
hari coblosan
memproklamasikan kemerdekaanku
tinggi, tinggi
mendirikan kampung
digusur
kami pindah-pindah
menempel di tembok-tembok
dicabut
terbuangkami rumput
butuh tanah
dengar!
bungkuk
SAJAK IBU
ketabahan ibuku
jadi sedap
dengan kebajikan
solo, 1986
SAJAK BAGONG
bagong namanya
tantanglah berkelahi
bawalah whisky
ajaklah omong
ia akan kentut
bagong namanya
malam begadang
bagong ya bangong
Demikianlah kumpulan puisi sang penyair yang sampai saat ini tidak diketahui keberadaanya.
Seorang penyair yang begitu mendambakan reformasi dan terwujudnya arti demokrasi yang
sesungguhnya. Kini cita-citanya tersebut telah menjadi kanyataan. Reformasi telah tercapai,
namun jejak sang penyair sampai saat ini masih menjadi misteri. Ia telah dinyatakan menghilang
pada juli 1998. Semoga dengan membaca dan menghayati puisi di atas dapat membangkitkan
kesadaran dan semangat anda dalam mewujudkan apa yang anada cita-citakan. Puisi yang penuh
makna dan mampu menggerakan masa pada saat untuk turut bergerak melawan rezim orde baru,
serta melawan penindasan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia. Demikianlah 13 Kumpulan Puisi
Wiji Thukul yang Tak Lekang Oleh Zaman. Sekian yang dapat mimin sampaikan pada artikel
kali ini semoga bermanfaat.
SAJAK SUARA
Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak
Kau hendaki tumbuh
Engkau lebih suka membangun
Rumah dan merampas tanah
Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak
Kau kehendaki adanya
Engkau lebih suka membangun
Jalan raya dan pagar besi
Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang
Dirontokkan di bumi kami sendiri
kami rumput
butuh tanah
dengar!
Ayo gabung ke kami
Biar jadi mimpi buruk presiden!