Anda di halaman 1dari 5

Nama ; Syaharani Gustiawati

Kelas : 3B
NIM : 2001045078
Hari/Tanggal : Senin,08 November 2021

Mengkaji Unsur Intrinsik dan Unsur Ekstrinsik Puisi


Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini
(Taufik Ismail) 1966

Tidak ada pilihan lain


Kita harus
Berjalan terus
Karena berhenti atau mundur
Berarti hancur
Apakah akan kita jual keyakinan kita
Dalam pengabdian tanpa harga
Akan maukah kita duduk satu meja
Dengan para pembunuh tahun yang lalu
Dalam setiap kalimat yang berakhiran
Duli Tuanku ?¡

Tidak ada lagi pilihan lain


Kita harus
Berjalan terus
Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka
Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus.

1. Tema : Dalam puisi berjudul Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini karya
Taufiq Ismail,penyair mengangkat tema mengenai perjuangan. Perjuangan
Bangsa Indonesia untuk terus maju dan bersatu memperbaiki citra dan
haknya sebagai warga. Terlihat pada penggalan puisi di bawah ini ;
Tidak ada pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Terlihat jelas pada penggalan puisi di atas yang mengisahkan tentang
perjuangan untuk tetap maju dan bersatu dalam teguh.

2. Diksi : Pemilihan kata atau diksi dalam puisi karya Taufiq Ismail berjudul
Kita adalah Pemilik Sah Republik Ini,penyair memilih diksi dengan bijak.
Seperti pada kata kita dalam penggalan puisi di bawah ini :
Kita harus
Berjalan terus
Penyair mengambil kata tersebut disebabkan kata kita memiliki makna
seluruh rakyat Indonesia yang secara tak langsung mengajak untuk bangkit
dan maju bersama.
Selain itu,pada kata Duli dalam penggalan puisi bait pertama baris ke 11
Duli Tuanku ?¡
Penyair menggunakan diksi Duli yang bermakna debu melekat pada kaki.
Bahwasanya rakyat Indonesia siap menjalankan tugas sebagai warga yang dapat
diajak bekerja sama untuk memajukan kesejahteraan negara.
Kemudian,dalam kata pembunuh,pada penggalan puisi bait pertama baris
ke 9
Dengan para pembunuh tahun yang lalu
Penyair mengambil kata tersebut karena pembunuh dimaksudkan oleh
seorang pejuang atau penjajah. Model dan pengemasan diksi yang dilakukan
penyair dikemas dalam bentuk gaya,sehingga pembaca harus dapat menafsirkan
maksud dan makna dari kata tersebut.
Lalu,pemilihan kata atau diksi pada penggalan puisi bait kedua baris ke 7
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Penyair menggunakan diksi tersebut untuk menggambarkan kesusahan dan
penderitaan rakyat Indonesia yang harus dapat keluar dari kondisi seperti itu. Oleh
karenanya,penyair juga mengambil diksi
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus.
Yang bermakna bahwa tak ada pilihan lagi untuk tetap maju dan berjuang
bersama dalam mensejahterakaan Indonesia.

3. Ritme : Ritme atau nada dalam puisi tersebut memiliki gelora yang
membuat pembaca juga ikut akan merasakan. Disebabkan,penyair
menuliskannya dengan nada bersifat mendorong atau membangkitkan
semangat rakyat Indonesia. Terlihat pada penggalan puisi bait pertama
Akan maukah kita duduk satu meja
Dengan para pembunuh tahun yang lalu

Tidak ada lagi pilihan lain


Kita harus
Berjalan terus
Penyair memiliki maksud kepada pembaca agar bangkit dari penjajahan
yang mengakibatkan penderitaan rakyat merosot. Oleh sebab itu,penyair
menggelorakan dan menyemangatkan hati pembaca agar tetap berjalan
untuk maju.
4. Pengimajian : Puisi karya Taufiq Ismail berjudul Kita Adalah Pemilik Sah
Republik Ini memiliki beberapa pengimajian atau citraan. Terlihat pada
penggalan bait kedua baris keempat
Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan
Dalam kata “sayu” merupakan imaji atau citraan penglihatan. Sebab,penyair
melihat langsung kondisi tersebut yang dapat dilihat secara nyata.

5. Amanat : Amanat dalam puisi Taufiq Ismail ini memiliki pesan bahwa
sebaiknya kita sebagai rakyat Indonesia harus mampu mempertahankan
persatuan dan kesatuan kemerdakaan untuk berjuang bersama melakukan
perubahan dalam kondisi nyata maupun tidak nyata menjadi bangsa yang
sejahtera,mandiri,bermoral bagi negara.

1. Unsur Biografi :
- Taufiq Ismail lahir di Bukittinggi pada tanggal 25 Juni 1935 yang
merupakan seorang penyair dan sastrawan Indonesia.
- Karir sebagai penyair terlihat jelas pada 1966 yang berawal dari
menulis puisi-puisi demonstrasi.
- Dikenal sebagai penyair partisan dalam aksi demontrasi mahasiswa
tahun 1966.
- Taufiq Ismail menjadi konsultan Balai Pustaka dan memimpin
majalah Horison hingga saat ini.

2. Hubungan karya sastra dengan kondisi sosial masyarakat pada saat


karya sastra lahir :
- Prosa berjudul “Kita adalah Pemilik Sah Republik Ini” dipengaruhi
beberapa faktor sosial pada kala itu. Terlihat jelas dalam penggalan
puisi
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Yang mengakibatkan rakyat terpuruk dalam kesengsaraan dengan
penderitaan oleh penjajah.
- Puisi ini dibuat sejak awal kemerdekaan,sehingga berisikan sindiran
sekaligus semangat untuk melakukan perubahan
- Kondisi masyarakat pada kala itu menderita dan miskin
- Penjajah bangsa Indonesia merebut kebahagiaan,sehingga kondisi
kala itu tepuruk.

Anda mungkin juga menyukai