Anda di halaman 1dari 6

 Tugas 1.

Puisi "Aku Ingin" dan "Sajak Anak Muda"


Soal
1. Tentukan suasana dlm puisi tsb.
J : puisi aku ingin memberi suasana atau ungkapan seseorang yang mencintai
kekasihnya dan puisi Sajak anak muda mengungkapkan kekesalan terhadap kehidupan
pemuda dan pemudi Indonesia yang sebenarnya memiliki Pendidikan yang tinggi tetapi
menyianyiakannya sehingga ilmu yang didapatkan tidak di implementasikan sesuai dengan
koridor yang benar.

2. Temukan tema dan makna puisi.


J: mana dari puisi aku ingin berthema tentang cinta dan makna dari puisi ini yaitu
seseorang yang ingin mencintai seseorang dengan sederhana tetapi mampu untuk
menyayangi dan melindungi perempuan tersebut sepenuh hati dengan perasaan yang
romantis. Sedangkan Tempi Sajak mudah temanya adalah Pendidikan serta makna dari puisi
ini adalah Pendidikan di Indonesia yang lebih menekankan kepatuhan dibandingkan
mengembangkan potensi maupun ilmu siswa tersebut dari proses pertukaran pemikiran
guru guru hanya sekedar memberikan sebuah hafal An dibandingkan mendidik dan
mengembangkan apa yang menjadi potensi setiap siswanya, sehingga lulusan sekolah pada
hari ini hanya sekedar menerima apa yang diberikan tanpa mengembangkannya dan
Pendidikan model semacam ini yang ada di Indonesia hanya menjadikan lulusan lulusan
yang tidak bisa berbuat apa apa selain Patuh terhadap seseorang yang lebih kuat tanpa bisa
memberikan kontribusi yang nyata untuk Indonesia

3. Bacakan sebuah puisi bebas (video)

 Tugas 2

A. PUISI DOA
1.  Diksi
       Pada puisi Doa karya Chairil Anwar diceritakan bahwa penyair tengah mengalami krisis
iman, sehingga diksi yang digunakan oleh penyair adalah diksi yang menggambarkan
perasaan yang ragu, bimbang, dan lemah. Pada puisi tersebut terdapat beberapa diksi
seperti “Penuh seluruh” memang dua kata tersebut mempunyai makna yang sama namun
penulis menuliskannya sedemikian rupa untuk menyatakan bahwa Tuhan ada dan berada
dimana-mana.
       Lalu, ada pula kata “Lilin”. Dari kondisi penulis yang krisis iman penulis memunculkan
kata lilin. Lalu menyandingkannya dengan kalimat “Kerlip lilin di kelam sunyi”. Pada kutipan
tersebut kata lilin berarti penerangan dan dalam kehidupan kita bisa diartikan sebagai
petunjuk.
       Lalu pada larik ke-9 terdapat kata “Hilang bentuk”. Kata hilang bentuk menggambarkan
bahwa penulis tengah mengalami keadaan yang luar bisa, tidak seperti kondisi pada
umumnya. Penulis telah hancur atau sudah terjerumus terlalu dalam pada kesesatan yang
akhirnya mengakibatkan dirinya hancur.
2.  Imaji 
       Penyair mengajak pembaca untuk membayangkan dirinya sendiri yang mengalami
luntur iman, kemudian meyakini bahwa tidak ada jalan lain baginya kecuali kembali ke jalan
Tuhan. Terdapat imaji cita rasa yang membuat pembaca seakan ikut mengelus dada, dan
menyadari dosa-dosanya. Kemudian pembaca merasa yakin bahwa hanya dengan mengikuti
jalan Tuhanlah akan selamat. 
      Imaji penglihatan terdapat pada kata “tinggal kerdip lilin di kelam sunyi” dengan
pengkajian tersebut penyair mengajak pembaca melihat seberkas cahaya kecil walau hanya
sebuah perumpamaan. Pembaca diajak seolah-plah mendengar ucapan tokoh aku dalam
menyebut nama Tuhan  “aku masih menyebut namaMu”.  Penyair menyampaikan kepada
pembaca nikmatnya sinar suci Tuhan sehingga pembaca seolah merasakannya “cahaya-mu
panas suci.”
      Dalam puisi “Doa” penyair memanfaatkan citraan untuk menghidupkan imaji pembaca
melalui ungkapan yang tidak langsung. Pada bait 1 penyair memanfaatkan citraan visual
dengan memanfaatkan bahasa kias berupa majas metafora untuk melukiskan kedekatan
antara penyair dengan Tuhan, sehingga timbul keakraban, kekhusukan ketika merenung
menyebut nama Tuhannya.
      Penyair juga menggunakan citraan visual untuk melukiskan sesuatu secara berlebihan.
Hiperbola dimanfaatkan untuk menyangatkan arti guna menciptakan efek makna khusus.
Yaitu melukiskan kedekatan antara penyair dengan Tuhannya. Yang dilukiskan pada baris
ketiga, disini penyair melebih-lebihkan kedekatannya, ketulusan, dan kepasrahannya kepada
Tuhan “Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi”. Disini kedekatan antara penyair dan Tuhan,
didalam sebuah kesunyian ketika merenung berdoa, hanya cahaya lilin yang redup dalam
kesunyian malam.
      “Mengingat Kau penuh seluruh / Caya-Mu panas suci / Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi”
menggunakan citraan visual memanfaatkan majas hiperbola pada baris kedua “Aku hilang
bentuk remuk” yaitu melukiskan sesuatu yang berlebihan sehingga menimbulkan efek
makna khusus. Disini dalam keheningan malam, berdoa menyebut nama Tuhannya dengan
sepenuh hati hingga badannya bagaikan hilang dan remuk, rela badanya remuk tak tersisa
demi Tuhannya.
      “Tuhanku / Aku hilang bentuk / Remuk” pada kutipan ini menggunakan pencitraan visual
yang melukiskan kedekatan antara penyair dengan Tuhannya. 
      “Tuhanku / Di Pintu-Mu aku mengetuk / Aku tidak bisa berpaling”. Pemanfaatan
pencitraan dalam puisi tersebut mampu menghidupkan imaji pembaca dalam merasakan
apa yang diasakan oleh penyair, dengan menghayati pengalaman religi penyair.

3.  Kata Konkret
       Di dalam puisi tersebut terdapat beberapa kata konkret meliputi, “Tinggal
kerlip lilin di kelam sunyi.” Kata lilin yang disandingkan dengan kata tinggal
kerlip menggambarkan petunjuk dalam kehidupan yang hanya tinggal secercah dalam
kesesatan. Kesesatan disini digambarkan dengan kalimat kelam sunyi.
       Lalu pada kutipan puisi “Di pintu-Mu aku mengetuk”. Kata pintu disini menggambarkan
jalan. Lalu diiringi dengan kata aku mengetuk menggambarkan keadaan yang ingin kembali.
Jadi pada kutipan tersebut dimaksudkan bahwa penulis sadar dengan krisis iman yang
tengah ia alami dan ia ingin kembali ke jalan-Nya (jalan yang benar).

B. PUISI
1. Diksi
. "Berteriak menuju hotel Yamato tengah kota" Hotel Yamato adalah hotel yang
berada di Surabaya, yang diberi nama dengan Bahasa Jepang setelah masa kependudukan
Jepang di Indonesia. Namun demikian, apakah latar belakang puisi ini adalah pada saat masa
pendudukan Jepang? Hal ini perlu dianalisis lebih lanjut.

"Kibar bendera merah -putih-biru itu  "Menggemuruhkan gelegak antipati pada hati"
Pertanyaan pada poin 1 terjawab pada baris ini. Seperti yang telah kita ketahui bersama,
bendera merah-putih-biru adalah bendera Belanda. Mengapa bendera Belanda seakan
memancing kemarahan? Dapat disimpulkan latar belakang situasi yang digambarkan oleh
puisi ini adalah pada masa pendudukan Belanda di Indonesia. 

"Ribuan orang memanjat itu ,dan kau Telah robek kain biru pada bendera itu"
menggambarkan dengan jelas situasi yang terjadi pada 10 November 1945, yaitu peristiwa
perobekan bendera Belanda di Surabaya sebagai puncak kemarahan dari ribuan warga
Surabaya yang merindukan kemerdekaan.

"Jika tak enyah dari negriku,  bambu runcing". "Akan menuding mengusirmu!”Baris
ini menggambarkan kemarahan sekaligus semangat yang menggebu-gebu dari warga
Surabaya. Mereka siap melawan, tidak cuma duduk berdiam diri menghadapi penjajahan. 

"Jika tak juga enyah,  kutawarkan semangat" . Dilanjutkan dengan baris berikutnya,
"Dan darah kami muntah, biarkan tubuh kami Berdarah - darah,  tetapi kau harus
menyerah!"
Ini menggambarkan bahwa masyarakat Surabaya tahu bahwa mereka memiliki keterbatasan
senjata jika dibandingkan dengan pasukan Belanda (karena baris sebelumnya membahas
mengenai perlawanan menggunakan bambu runcing) Masyarakat Surabaya tahu bahwa
kemungkinan besar mereka akan kalah dan gagal mengusir Belanda dari tanah
Indonesia. Akan tetapi, berbekalkan semangat juang dan semangat untuk merdeka, mereka
siap untuk mengorbankan jiwa dan raga melawan Belanda.

"Tinggal merah-putihnya , kian terasa indah Di mata,  mata kita semua!" Bait terakhir
menggambarkan situasi puncak setelah warga Surabaya berhasil merobek warna biru
bendera Belanda dan menyisakan bendera merah dan putih. Gemuruh riuh kemarahan yang
telah berganti dengan gemuruh rasa puas karena berhasil melawan ketidakberdayaan dan
keputusasaan akibat penjajahan. 

2. Imaji
Citra penglihatan dalam puisi ini tergambar dalam baris-baris berikut:
 \Ribuan orang bergerak sepanjang jalan\ (bait 1,2,dan 3 baris 1)
 \Kibar bendera merah -putih-biru itu\ (bait 1, baris 3)
 \Ribuan orang memanjat itu ,dan kau\ (bait 2 baris 3)
 \Di mata, mata kita semua!\ (bait 5 baris 3)

Citra pendengaran dalam puisi ini tergambar dalam baris-baris berikut:


 \Berteriak menuju hotel Yamato tengah kota\ (bait 1,2, dan 3 baris 2)
 \Ribuan orang bersorak , gemuruh\ (bait 2 baris 5)
 \Sorak gemuruh mereka itu kian riuh\ (bait 3 baris 3)

Citra perasaan dalam puisi ini tergambar dalam baris-baris berikut:


 \Menggemuruhkan gelegak antipati pada hati\ (bait 1, baris 4)
 \Tinggal merah-putihnya, kian terasa indah\ (bait 5 baris 2)

3. Kata Konkret
Ribuan orang bergerak sepanjang jalan 
berteriak menuju hotel yamato tengah kota
kibar bendera merah-putih-biru itu 
menggemuruhkan gelegak antipati pada hati
tanpa henti tanpa kompromi

ribuan orang bergerak sepanjang jalan 


berteriak menuju hotel yamato tengah kota
ribuan orang memanjat hotel itu, dan kau
telah robek kain biru pada bendera itu
ribuan orang bersorak, gemuruh
“Merdeka negeriku!
Merdeka Indonesiaku”

ribuan orang bergerak sepanjang jalan 


berteriak menuju hotel yamato tengah kota
sorak gemuruh mereka itu kian riuh
“Ini negaraku, negara tercinta
Satu Republik, Indonesia Raya!”

hai bangsa pemabuk, pemilik 


bendera merah-putih-biru
jika tak enyah dari negeriku, bambu runcing
akan menuding mengusirmu! 
jika tak juga enyah, kutawarkan semangat
dan darah kami muntah, biarkan tubuh kami
berdarah-darah, tapi kau harus 
berserah. kau harus menyerah!

telah kau robek kain biru pada bendera itu


tinggal merah-putihnya, kian terasa indah
di mata, mata kita semua!
Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Jayalah bangsaku, jayalah negeriku!
Jayalah Indonesiaku!

 Tugas 3

A. Puisi ibu

1. rima asonansi dengan bunyi vocal “u”, “a”, “i” lalu persamaan
bunyi konsonan “n”, serta bunyi asfiran “h”
larik puisi : kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan

lantaran aku tahu

-rima akhir berbentuk aliterasi


dengan konsonan “k” dan bunyi sangau “ng”
larik puisi : ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku di sini
saat bunga kembang menyemerbak bau saying

2. peristiwa : seorang anak yang sedang merantau, dan Ibu adalah seorang yang sangat berjasa
di kehidupan kita dengan segala hal yang diberikan olehnya, dan bagaimana seorang anak yang
telah hidup berpisah dari ibunya harus tetap mengingat dan berbakti kepada orang tuanya.

B. Puisi doa

Kepada Pemeluk teguh


Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tak bisa berpaling
1. Pada bait I susunan rima ( u-u-u-u-u-i-i) rima acak.
Pada bait II susunan rima (u-u-u-u-i-u-i) rima acak.

2. peristiwa : Penyair mengajak pembaca untuk membayangkan dirinya sendiri yang


mengalami luntur iman, kemudian meyakini bahwa tidak ada jalan lain baginya kecuali kembali
ke jalan Tuhan.

3. PUISI

Pekerjaan Rumah

Dari sekolah ku mendapatkan PR

Dari mengaji aku juga mendapatkan PR

Seakan-akan hidupku selalu ada yang namanya PR

Dan kini ku mengerti akan manfaat itu

Dahulu ku sempat tak terima

Jika aku mendapatkan PR yang selalu menumpuk dari setiap ibu bapak guru ku

Setelah ku menyadari akan semua itu

Ternyata semua itu membawa manfaat bagiku

Karena mu aku belajar di rumah

Karenamu aku kembali mengulas pelajaran yang sudah di ajarkan

Dan kini ku mengerti akan maksud semua itu

Anda mungkin juga menyukai