Anda di halaman 1dari 5

Nama : Sumarni, S.

Pd
Nim : 20216011019
Semester/Kelas : I, A.29

Tuhanku Dalam termangu


Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh Mengigat Kau penuh seluruh
CayaMu panas suci Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku Aku hilang bentuk Remuk
Tuhanku aku mengembara di negara asing
Tuhanku Di pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling

Berdasarkan dari puisi diatas, maka peneliti dapat menganilisis sekaligus


menceritakan beserta memaknai dari puisi yang sudah dipaparkan diatas. Adapun
pembahasannya sebagai berikut:
A. STRUKTUR FISIK PUISI DOA
1. Diksi
Pada puisi Doa karya Chairil Anwar diceritakan bahwa penyair tengah
mengalami krisis iman, sehingga diksi yang digunakan oleh penyair adalah
diksi yang menggambarkan perasaan yang ragu, bimbang, dan lemah. Pada
puisi tersebut terdapat beberapa diksi seperti “Penuh seluruh” memang dua
kata tersebut mempunyai makna yang sama namun penulis menuliskannya
sedemikian rupa untuk menyatakan bahwa Tuhan ada dan berada dimana-
mana.
Lalu, ada pula kata “Lilin”. Dari kondisi penulis yang krisis iman
penulis memunculkan kata lilin. Lalu menyandingkannya dengan kalimat
“Kerlip lilin di kelam sunyi”. Pada kutipan tersebut kata lilin berarti
penerangan dan dalam kehidupan kita bisa diartikan sebagai petunjuk.
Lalu pada larik ke-9 terdapat kata “Hilang bentuk”. Kata hilang bentuk
menggambarkan bahwa penulis tengah mengalami keadaan yang luar bisa,
tidak seperti kondisi pada umumnya. Penulis telah hancur atau sudah
terjerumus terlalu dalam pada kesesatan yang akhirnya mengakibatkan dirinya
hancur.
2. Kata Konkret
Di dalam puisi tersebut terdapat beberapa kata konkret meliputi,
“Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi.” Kata lilin yang disandingkan dengan kata
tinggal kerlip menggambarkan petunjuk dalam kehidupan yang hanya tinggal
secercah dalam kesesatan. Kesesatan disini digambarkan dengan kalimat kelam
sunyi.
Lalu pada kutipan puisi “Di pintu-Mu aku mengetuk”. Kata pintu disini
menggambarkan jalan. Lalu diiringi dengan kata aku mengetuk
menggambarkan keadaan yang ingin kembali. Jadi pada kutipan tersebut
dimaksudkan bahwa penulis sadar dengan krisis iman yang tengah ia alami dan
ia ingin kembali ke jalan-Nya (jalan yang benar).
3. Imaji
Penyair mengajak pembaca untuk membayangkan dirinya sendiri yang
mengalami luntur iman, kemudian meyakini bahwa tidak ada jalan lain baginya
kecuali kembali ke jalan Tuhan. Terdapat imaji cita rasa yang membuat
pembaca seakan ikut mengelus dada, dan menyadari dosa-dosanya. Kemudian
pembaca merasa yakin bahwa hanya dengan mengikuti jalan Tuhanlah akan
selamat.
Imaji penglihatan terdapat pada kata “tinggal kerdip lilin di kelam
sunyi” dengan pengkajian tersebut penyair mengajak pembaca melihat
seberkas cahaya kecil walau hanya sebuah perumpamaan. Pembaca diajak
seolah-plah mendengar ucapan tokoh aku dalam menyebut nama Tuhan “aku
masih menyebut namaMu”. Penyair menyampaikan kepada pembaca
nikmatnya sinar suci Tuhan sehingga pembaca seolah merasakannya “cahaya-
mu panas suci.”
Dalam puisi “Doa” penyair memanfaatkan citraan untuk menghidupkan
imaji pembaca melalui ungkapan yang tidak langsung. Pada bait 1 penyair
memanfaatkan citraan visual dengan memanfaatkan bahasa kias berupa majas
metafora untuk melukiskan kedekatan antara penyair dengan Tuhan, sehingga
timbul keakraban, kekhusukan ketika merenung menyebut nama Tuhannya.
Penyair juga menggunakan citraan visual untuk melukiskan sesuatu
secara berlebihan. Hiperbola dimanfaatkan untuk menyangatkan arti guna
menciptakan efek makna khusus. Yaitu melukiskan kedekatan antara penyair
dengan Tuhannya. Yang dilukiskan pada baris ketiga, disini penyair melebih-
lebihkan kedekatannya, ketulusan, dan kepasrahannya kepada Tuhan “Tinggal
kerlip lilin di kelam sunyi”. Disini kedekatan antara penyair dan Tuhan,
didalam sebuah kesunyian ketika merenung berdoa, hanya cahaya lilin yang
redup dalam kesunyian malam.
“Mengingat Kau penuh seluruh/Caya-Mu panas suci / Tinggal kerlip
lilin di kelam sunyi” menggunakan citraan visual memanfaatkan majas
hiperbola pada baris kedua “Aku hilang bentuk remuk” yaitu melukiskan
sesuatu yang berlebihan sehingga menimbulkan efek makna khusus. Disini
dalam keheningan malam, berdoa menyebut nama Tuhannya dengan sepenuh
hati hingga badannya bagaikan hilang dan remuk, rela badanya remuk tak
tersisa demi Tuhannya.
“Tuhanku / Aku hilang bentuk / Remuk” pada kutipan ini menggunakan
pencitraan visual yang melukiskan kedekatan antara penyair dengan Tuhannya.
“Tuhanku / Di Pintu-Mu aku mengetuk / Aku tidak bisa berpaling”.
Pemanfaatan pencitraan dalam puisi tersebut mampu menghidupkan imaji
pembaca dalam merasakan apa yang diasakan oleh penyair, dengan menghayati
pengalaman religi penyair.
4. Tipografi
Penulis menggunakan huruf kapital di setiap awal larik. Penulisan huruf
kapital di setiap awal larik menggambarkan sesuatu yang tegas. Maksudnya,
penulis mengungkapkan dengan tegas dan terang-terangan bahwa ia
mengalami krisis iman
Ada bait yang menjorok ada yang tidak. Menggambarkan keadaan
penulis yang kacau dan tidak teratur saat dirinya mengalami krisis iman. Pada
puisi Doa tidak digunakan tanda baca titik (.). Hal ini menggambarkan bahwa
masalah krisis iman yang dialami tokoh terus berlanjut dan berhubungan antara
satu dan lainnya sehingga tidak diberikan tanda baca titik untuk memperjelas
bahwa masalah yang tengah dialami tokoh bersifat kronologis dan sebab akibat
yang tidak dapat dipisahkan.
5. Susunan Rima
Pada bait I susunan rima ( u-u-u-u-u-i-i). Merupakan rima acak.
Didominasi oleh vokal u yang merupakan vokal berat. Hal itu menggambarkan
bahwa masalah krisis iman yang dialami penulis merupakan masalah yang
berat.
Pada bait II susunan rima (u-u-u-u-i-u-i). Merupakan rima acak.
Didominasi oleh vokal u yang merupakan vokal berat. Hal itu menggambarkan
bahwa masalah krisis iman yang dialami penulis merupakan masalah yang
berat.
6. Majas
“Aku mengembara di negeri asing” merupakan majas metafora,
membandingkan sesuatu tanpa menggunakan perbandingan. Membandingkan
keseriusannya dan kekhusukannya dalam berdoa, dengan pengembaraannya ke
negeri asing. Majas hiperbola juga dimanfaatkanuntuk melukiskan sesuatu
secara berlebihan. Dalam hal ini hiperbola menyatakan kedekatannya antara
penyair dengan Tuhan, rela mengembara ke sebuah negeri asing yang sangat
jauh demi mendekatkan diri pada Tuhannya yang dilukiskan dengan “Aku
mengembara di negeri asing”. Disini keseriusan dalam berdoa diibaratkan
mengembara ke negeri asing. Dimanapun berada tetap ingat dan patuh dengan
menyebut nama Tuhannya, karena kita hidup hanyalah sebagai sebuah
pengembaraan. Lalu pada kutipan “Aku hilang bentuk / Remuk” mengandung
majas hiperbola yang

B. STRUKTUR BATIN
Dari penjelasan struktur fisik di atas, dapat diketahui struktur batin dari
puisi tersebut. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
a. Tema
Pada puisi Doa karya Chairil Anwar tema yang diambil adalah
Ketuhanan. Khususnya hubungan antara hamba dengan Tuhannya. Hal ini dapat
dibuktikan melalui kutipan puisi “Tuhanku / Dalam termangu / Aku masih
menyebut nama-Mu”. Dalam kutipan tersebut menggambarkan hubungan antara
hamba dengan Tuhannya. Kata “masih” menggambarkan keadaan seorang
hamba yang akan selalu mengingat Tuhannya dalam keadaan apapun.
Lalu dapat dibuktikan pula melalui kutipan “ Tuhanku / Di pintu-Mu aku
mengetuk”. Hal ini menggambarkan hubungan hamba dengan Tuhannya dimana
hamba tersebut ingin kembali di jalan Tuhannya (di jalan yang benar).
b. Suasana
Suasana dalam puisi tersebut adalah menyedihkan dan mengharukan. Hal
ini dibuktikan dalam kutpan “dalam termangu aku masih menyebut nama-Mu”
hal ini menunjukkan bahwa penulis termenung memikirkan perbuatan salahnya
dan benar benar menyesal atas apa yang ia telah perbuat. Suasana yang
mengharukan dibuktikan dalam kutipan “Di pintu-Mu aku mengetuk” yang
menunjukkan penyesalan penulis dan rasa ingin bertaubat dengan sungguh-
sungguh.
c. Nada
Nada yang digunakan dalam puisi tersebut adalah sedih karena pada
puisi tersebut bercerita tentang seseorang yang sangat menyesal atas apa yang ia
perbuat.
d. Amanat
Sebagai seorang manusia memang tidak luput dari kesalahan namun,
walaupun begitu kita harus menyadari kesalahan kita dan segera bertaubat

Anda mungkin juga menyukai