Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS TEKSTUAL

LIRIK LAGU “BERITA KEPADA KAWAN”

Textual Analysis of Song Lyrics: “Berita kepada Kawan”

Nursyamsi
Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah
Jalan Untad I, Bumi Roviga, Tondo, Palu 94118
Telepon (0451)4705498
Posel: e_syamsi70@yahoo.co.id

Abstract

As the text, song is a sistem tanda which has been organized by the codes which has reflected
the certain value, behaviour, and believed. As a discourse, song has a complete and sound concept. It
as also complete message, cohesive in form and coherence in meaning. This paper is arranged to
reveal the discourse of song lyrics “Berita kepada Kawan” by Ebiet G. Ade taken from textual, that
consists of grammatical and lexical aspect. The method applied are library method, analytic-
descriptive, and narative arrangement. The textual aspect analysis has result that gramatical aspect
which is applied in the song lyric are reference (personal, demonstrative, and comparative
reference), ellipsis, and conjunction. Lexical aspects are repetition (anaphore, epizeuksis), synonymy,
collocation, antonymy, and hyponimy.

Keyword: textual, gramatical, lexical.

Abstrak

Lagu sebagai sebuah teks merupakan sistem tanda yang terorganisasi menurut kode-kode yang
merefleksikan nilai-nilai tertentu, sikap, dan keyakinan tertentu. Sebagai sebuah wacana, lagu
mengandung sebuah konsep yang utuh dan lengkap, mengandung amanat yang lengkap, dan bersifat
kohesif dilihat dari segi bentuk dan koheren dari segi makna. Penelitian ini mengkaji wacana lirik
lagu “Berita kepada Kawan” karya Ebiet G. Ade secara tekstual dari aspek gramatikal dan leksikal.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, deskriptif analitik, dan
penyajian secara naratif. Hasil analisis tekstual menunjukkan bahwa aspek gramatikal yang
dimanfaatkan pencipta lagu dalam lirik lagu BKK, yakni referensi (pengacuan) yang terdiri atas
pengacuan persona, pengacuan demonstratif, dan pengacuan komparatif, pelesapan (elipsis), dan
perangkaian (conjunction). Aspek leksikal yang dimanfaatkan pencipta lagu, yakni repetisi yang
terdiri atas repetisi anafora dan repetisi epizeuksis, sinonimi, kolokasi (sanding kata), antonimi (lawan
kata), dan hiponimi (hubungan atas-bawah).

Kata kunci: tekstual, gramatikal, leksikal.

PENDAHULUAN tentang tempo, nada, dan irama, tetapi juga


Musik merupakan kombinasi antara penghayatan lirik lagu menjadi bagian yang
nada dan lirik. Jika perpaduannya indah, tidak dapat terpisahkan. Kemampuan
nada dan lirik akan menghasilkan lagu yang memberikan penghayatan terhadap lirik lagu
sangat berkualitas. Menciptakan lagu tidak akan memberikan keindahan dan daya tarik
hanya mengetahui berbagai seluk beluk tersendiri bagi penikmatnya.
Nursyamsi: Analisis Tekstual Lirik Lagu
“Berita Kepada Kawan”

Lagu merupakan salah satu media peristiwa sosial dan peristiwa alam yang
untuk mengekspresikan situasi emosi yang pernah terjadi beberapa waktu lalu di negeri
dirasakan oleh manusia. Menciptakan lagu kita, Indonesia, dan mungkin peristiwa yang
merupakan aktivitas pencurahan jiwa yang terjadi sekarang. Peristiwa tersebut, seperti
padat (liris dan ekspresif) sehingga bersifat bencana kekeringan, banjir, dan meletusnya
sugestif dan asosiatif. Seseorang yang gunung berapi. Meskipun telah dibuat
menciptakan sebuah lagu biasanya beberapa waktu silam, jiwa lagu tersebut
terinspirasi dari pengalaman pribadinya. sampai saat ini masih menggetarkan sanubari
Biasanya seseorang atau pencipta lagu akan pendengarnya.
memberikan tema-tema tertentu dalam setiap Suatu peristiwa bisa menginspirasi
lirik lagunya untuk menghibur penikmatnya. seseorang untuk menciptakan lagu. Lagu
Lirik lagu yang bertema percintaan misalnya, “Untuk Kita Renungkan” diciptakan Ebiet
sangat digandrungi, khususnya kalangan setelah bencana Gunung Galunggung
anak muda. Tidak hanya bertema percintaan, meletus pada tahun 1982. Meskipun dibuat
lirik lagu yang bertema kritik sosial terhadap sudah cukup lama, lirik lagu tersebut masih
ketidakadilan hukum, korupsi, alam, religi relevan dengan peristiwa-peristiwa yang
dan lain-lain juga menjadi perhatian terjadi saat ini, di antaranya bencana
pencipta lagu untuk disajikan kepada meletusnya Gunung Sinabung di Karo,
penikmatnya. Selain itu, penghayatan Sumatera Utara dan Gunung Kelud di Jawa
terhadap lirik lagu yang ditulis oleh Timur tahun 2014. Lagu “Berita Kepada
penulisnya juga sangat diperlukan. Kawan” diciptakan pada bulan Juni 1978
Salah seorang penyanyi sekaligus setelah terjadi bencana gas beracun di
pencipta lagu di Indonesia yang sering Dataran Tinggi Dieng. Peristiwa serupa
menciptakan lagu dengan beragam tema terjadi kembali di beberapa wilayah di
adalah Abid Ghoffar Aboe Djafar yang lebih Indonesia, seperti yang pernah terjadi di
dikenal dengan nama Ebiet G. Ade. Lagu- Sidoarjo, Jawa Timur. Masih banyak
lagu yang diciptakannya tidak hanya bertema peristiwa yang terjadi di negeri kita yang
cinta, tetapi juga lagu-lagu yang bertema mengilhami Ebiet untuk menciptakan lagu.
sosial politik, religius, alam, dan keluarga. Lagu-lagu yang diciptakan Ebiet syarat
Meskipun lagu-lagu yang diciptakannya makna dalam melukiskan suasana hati, alam,
berbagai macam tema, Ebiet lebih dikenal ataupun keadaan negeri ini. Lirik lagunya
sebagai pencipta lagu yang sering selalu menggugah para penggemarnya untuk
menggambarkan suasana alam dan duka selalu merefleksi diri. Lirik lagu “Berita
nestapa anak manusia. Selain itu, ia juga Kepada Kawan” (BKK) misalnya,
menjadi legendaris musik tanah air melalui menggambarkan betapa negeri ini begitu
syair-syair sendunya. Hal itu terlihat dalam sarat bencana. Bencana tersebut membuat
lirik lagu “Aku Ingin Pulang”, “Berita rakyat menderita dan kehilangan segala yang
Kepada Kawan”, “Kupu-Kupu Kertas”, dimilikinya termasuk kehilangan nyawa.
“Untuk Kita Renungkan”, dan beberapa lagu Kita (manusia) bertanya apakah Tuhan
baladanya yang lain selalu menggambarkan marah kepada kita atau tidak. Mungkinkah
keadaan hidup manusia. Lagu-lagu tersebut Tuhan mulai bosan melihat tingkah laku
masih sangat relevan dengan peristiwa- manusia yang selalu salah dan bangga

67
Multilingual, Volume XIII, No. 1, Tahun 2014

dengan dosa-dosa. Kita tidak dapat khotbah, dan dialog, sedangkan wacana yang
mengetahui jawaban Tuhan tentang bencana dinyatakan tertulis dapat berupa cerpen,
yang diberikan kepada kita. Kita hanya novel, teks drama, puisi, buku, surat,
mampu memaknai bencana tersebut bahwa dokumen tertulis, dan sebagainya. Dilihat
Tuhan murka kepada makhluk-Nya yang dari struktur lahirnya, wacana itu bersifat
sudah tidak taat lagi dengan cara kohesif atau saling terkait, Dilihat dari
memberikan teguran melalui datangnya struktur batinnya, wacana itu bersifat
sebuah bencana. koheren atau terpadu (Sumarlam, 2003: 15).
Lagu dibangun oleh rentetan kalimat Berkaitan dengan kajian wacana,
yang berhubungan, menghubungkan Kridalaksana (2008: 259) dan Depdiknas
proposisi yang satu dengan proposisi lainnya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
dan membentuk satu kesatuan informasi. (2008: 1552) mengemukakan bahwa
Dengan demikian, lagu termasuk salah satu wacana adalah satuan bahasa terlengkap,
bentuk wacana yang dapat dikaji dari aspek dalam hierarki gramatikal merupakan satuan
kohesi tekstual dan kontekstual dengan gramatikal tertinggi atau terbesar yang
menggunakan pendekatan mikrostruktual direalisasikan dalam bentuk karangan atau
dan makrostrukstural. Lirik lagu BKK laporan utuh, seperti novel, buku, artikel,
memiliki makna yang mendalam sehingga pidato, atau khotbah. Berdasarkan penyataan
menarik untuk dianalisis sebagai sebuah tersebut dapat dikemukakan bahwa wacana
wacana. Oleh karena itu, lagu yang dijadikan merupakan satuan gramatikal tertinggi yang
objek kajian dalam analisis wacana ini dapat dinyatakan secara lisan dan tulis.
adalah lagu “Berita Kepada Kawan” ciptaan Sejalan dengan pandangan tersebut,
Ebiet G. Ade. wacana memuat rentetan kalimat yang
Dari uraian itu, rumusan masalah berhubungan, menghubungkan proposisi
yang dikaji dalam penelitian ini yang berupa yang satu dengan proposisi lainnya dan
lirik lagu BKK dengan analisis tekstual membentuk satu kesatuan informasi
adalah aspek gramatikal dan aspek leksikal (Djajasudarma, 1994: 1—2). Wacana adalah
apa saja yang dimanfaatkan pencipta lagu satuan bahasa terlengkap (utuh) dengan
dalam menyampaikan pesan (komunikasi) amanat lengkap serta koherensi dan kohesi
dalam lirik lagu BKK? Berdasarkan rumusan yang tinggi. Jadi, wacana memiliki ciri (1)
masalah yang telah disebutkan, tujuan yang satuan bahasa terlengkap atau utuh, (2)
ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu mengandung amanat yang lengkap, (3) dapat
untuk mengungkap aspek gramatikal dan dinyatakan secara lisan ataupun tulis, dan (4)
aspek leksikal apa saja yang dimanfaatkan bersifat kohesif dilihat dari segi bentuk dan
penyair untuk menyampaikan pesan koheren dilihat dari segi makna.
(komunikasi) dalam lirik lagu BKK. Berkaitan dengan wacana, Sumarlam
(2003: 23) menjelaskan bahwa wacana yang
LANDASAN TEORETIS padu adalah wacana yang apabila dilihat dari
Wacana adalah satuan bahasa segi hubungan bentuk atau struktur lahirnya
terlengkap yang dinyatakan secara lisan bersifat kohesif dan dilihat dari segi
ataupun tertulis. Wacana yang dinyatakan hubungan makna atau struktur batinnya
secara lisan dapat berupa pidato, ceramah, bersifat koheren. Dalam analisis wacana,

68
Nursyamsi: Analisis Tekstual Lirik Lagu
“Berita Kepada Kawan”

segi bentuk atau struktur lahir wacana Analisis wacana yang dilakukan dalam
disebut aspek gramatikal wacana, sedangkan penelitian ini adalah analisis wacana lirik
segi makna atau struktur batin wacana lagu. Lirik lagu merupakan sebuah teks
disebut aspek leksikal wacana. karena di dalam lagu terdapat rangkaian
Sehubungan dengan kajian wacana, pernyataan bahasa, secara konkret berupa
Baryadi (2002: 3) menyatakan bahwa untaian kata-kata dan baris-baris kalimat
analisis wacana mengkaji wacana, baik dari yang disusun oleh pencipta lagu. Wacana
segi internal maupun eksternalnya. Dari segi lagu dapat dikategorikan sebagai wacana
internal, wacana dikaji dari jenis, struktur, puisi dilihat dari segi genre dan tergolong
dan hubungan bagian-bagiannya. Dari segi wacana rekreatif. Lagu, serupa dengan puisi,
ekternal, wacana dikaji dari keterkaitan itu adalah karya sastra dengan bahasa yang
dengan pembicara, hal yang dibicarakan, dan dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama
mitra bicara. Dengan demikian, tujuan dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-
pengkajian wacana adalah untuk kata kias (imajinatif). Kata yang singkat dan
mengungkap kaidah kebahasaan yang padat yang dipilih memiliki persamaan bunyi
mengonstruksinya, pemroduksiannya, (rima), mewakili makna yang lebih luas dan
memahami wacananya, dan sistem banyak. Oleh karena itu, dicari konotasi dan
perlambangan di dalamnya. makna tambahan dan dibuat bergaya dengan
Pernyataan tersebut tidak jauh berbeda bahasa figuratif (Waluyo, 2002:1).
dengan yang disampaikan oleh Velde (dalam Wacana lirik lagu, seperti halnya puisi
Tarigan, 1987: 97) yang menyebutkan bahwa atau sajak, selalu berhadapan dengan
analisis merupakan kajian kohesi tekstual keadaan yang paradoksal. Di satu pihak puisi
dan kontekstual dengan menggunakan merupakan keseluruhan yang bulat, berdiri
pendekatan makrostruktural dan sendiri, otonom, dan yang boleh dan harus
mikrostruktural. Pendekatan makrostruktural dipahami dan ditafsirkan pada dirinya. Puisi
adalah pendekatan dengan sebagai sebuah dunia rekaan yang tugasnya
mempertimbangkan faktor background dan adalah patuh dan setia pada dirinya sendiri.
foreground, konteks situasi, sosial kultural, Di pihak lain, tidak ada puisi mana pun yang
serta budaya yang melingkupinya, sedangkan berfungsi dalam situasi kosong. Setiap puisi
pendekatan mikrostruktural menitikberatkan merupakan aktualisasi atau realisasi tertentu
pada mekanisme kohesi tekstual untuk dari sebuah sistem konvensi atau kode sastra
mengungkapkan urutan kalimat yang dapat dan budaya, merupakan pelaksanaan pola
membentuk sebuah wacana sehingga harapan pada pembaca yang ditimbulkan dan
menjadi koheren. Analisis wacana tekstual ditentukan oleh sistem kode dan konvensi
dengan pendekatan mikrostruktural meliputi (Teeuw, 1983: 11). Konvensi tersebut, antara
aspek gramatikal dan aspek leksikal. Dengan lain pemakaian tata bahasa untuk
demikian, untuk dapat memahami wacana mendukung makna dan aspek puitis, seperti
dengan baik diperlukan pengetahuan dan aspek bunyi dengan pola-pola rimanya. Puisi
penguasaan kohesi yang baik pula, yang seperti halnya lagu adalah karya estetis,
tidak saja bergantung pada pengetahuan bermakna, dan selalu berubah, selalu terjadi
tentang kaidah-kaidah bahasa, tetapi juga ketegangan antara konvensi dan inovasi.
dibekali pengetahuan mengenai realitas.

69
Multilingual, Volume XIII, No. 1, Tahun 2014

Puisi selalu berubah sesuai dengan evolusi Metode yang dimanfaatkan pada tahap
selera dan perubahan konsep estetik. kedua atau tahap penganalisisan data adalah
Menciptakan puisi merupakan aktivitas metode deskriptif analitik. Menurut Ratna
yang bersifat pencurahan jiwa yang padat (2004: 53) dan Nazir (1988: 65), tujuan
(liris dan ekspresif) sehingga bersifat sugestif pemanfaatan metode ini adalah untuk
dan assosiatif (Pradopo, 1999: 12). Sebuah membuat deskripsi, gambaran atau uraian
wacana lagu atau puisi dikatakan puitis jika secara sistematis, faktual dan akurat
bisa membangkitkan perasaan, menarik mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta
perhatian, menimbulkan tanggapan yang hubungan antarfenomena yang diselidiki.
jelas, atau secara umum dapat menimbulkan Pada tahap ketiga atau tahap penyajian hasil
keharuan. analisis pada penelitian ini disajikan dengan
menggunakan metode naratif, yakni
METODE PENELITIAN menyajikan hasil temuan dan pembahasan
Ditinjau dari sifat penelitian, penelitian dalam bentuk narasi.
ini bersifat kualitatif analitik.Tahapan atau
langkah-langkah yang dilakukan berkaitan HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan sifat penelitian ini adalah tahapan Teks dapat dipahami sebagai suatu
pengumpulan data, penganalisisan data, dan rangkaian pernyataan bahasa secara
penyajian hasil analisis. Pada tahap pertama, terstruktur. Lagu sebagai suatu karya seni
tahap pengumpulan data, langka-langkah merupakan suatu teks karena dalam lagu
yang ditempuh, yaitu (1) menelusuri di terdapat lirik yang merupakan suatu
internet lirik lagu BKK karya Ebiet G. Ade rangkaian pernyataan bahasa. Rangkaian
yang dijadikan objek analisis; (2) pernyataan bahasa dalam lagu secara konkret
mengumpulkan berbagai penelitian yang berupa untaian kata-kata dan baris-baris
berkaitan dengan kajian wacana khusus lirik kalimat yang disusun oleh penciptanya.
lagu; dan (3) mengumpulkan ulasan atau Dengan demikian yang dimaksud dengan
pembahasan yang berkaitan dengan objek di analisis tekstual adalah analisis wacana yang
berbagai media, baik media cetak maupun bertumpu secara internal pada teks yang
elektronik.Tahap kedua, penganalisisan data. dikaji, yaitu berupa lirik lagu tersebut
Data yang berupa lirik lagu dianalisis secara (Sumarlam, 2004 : 87). Lirik lagu BKK
tekstual. Langka-langkah yang ditempuh sebagai suatu teks dapat dianalisis secara
dalam penganalisisan data, yaitu (1) tekstual. Lirik lagu BKK karya Ebit G. Ade
melakukan pembacaan teks lirik lagu, (2) dianalisis secara tekstual dari aspek
mengidentifikasi dan mengklarifikasi, (3) gramatikal dan leksikal. Artinya, analisis
menemukan dan menganalisis secara tekstual wacana yang bertumpu secara internal pada
dari aspek gramatikal dan leksikal yang teks.
dimanfaatkan penyair dalam menyampaikan Untuk kepentingan analisis, berikut
pesan, dan (4) menguji kesahihan data dan ini disajikan lirik lagu BKK. Penomoran
ketajaman analisis. Tahap berikutnya atau dilakukan oleh penulis untuk kepentingan
tahap yang ketika adalah penyajian hasil praktis analisis dan mempermudah
analisis. perujukan.

70
Nursyamsi: Analisis Tekstual Lirik Lagu
“Berita Kepada Kawan”

Berita Kepada Kawan segi aspek gramatikal meliputi pengacuan


(referensi), pelesapan (elipsis), penyulihan
(1) Perjalanan ini (substitution), dan perangkaian
(2) Trasa sangat menyedihkan
(3) Sayang engkau tak duduk (conjunction). Peranti wacana yang cukup
(4) Di sampingku kawan dominan dimanfaatkan oleh pencipta lagu
(5) Banyak cerita BKK dalam lagu tersebut ialah referensi
(6) Yang mestinya kausaksikan (pengacuan), elipsis (pelesapan), dan
(7) di tanah kering bebatuan
konjungsi (perangkaian) sebagaimana yang
(8) Tubuhku terguncang tampak pada paparan berikut.
(9) Dihempas batu jalanan
(10) Hati tergetar menatap kering rerumputan
1. Pengacuan (Referensi)
(11) Perjalanan ini pun Pengacuan merupakan salah satu jenis
(12) Seperti jadi saksi kohesi wacana. Referensi adalah salah satu
(13) Gembala kecil menangis sedih jenis aspek gramatikal yang berupa satuan
lingual tertentu yang mengacu pada satuan
(14) Kawan coba dengar apa jawabnya
(15) Ketika dia kutanya mengapa lingual lain yang mendahului atau
(16) Bapak ibunya tlah lama mati mengikutinya (Sumarlam, 2003: 23). Ada
(17) Ditelan bencana tanah ini tiga jenis pengacuan, yakni persona,
demonstratif, dan komparatif. Ketiga
(18) Sesampainya di laut
(19) Kukabarkan semuanya pengacuan tersebut terdapat dalam lirik lagu
(20) Kepada karang, kepada ombak, kepada BKK.
matahari
Pengacuan Persona
(21) Tetapi semua diam,
(22) Tetapi semua bisu Dalam lirik lagu BKK terdapat
(23) Tinggal aku sendiri pemakaian pronomina persona, yaitu (1)
(24) Terpaku menatap langit pronomina persona tunggal -ku, ku-, aku,
(25) Barangkali di sana ada jawabnya
engkau, kau-, dia, dan -nya, (2) pronomina
(26) Mengapa di tanahku terjadi bencana
(27) Mungkin Tuhan mulai bosan persona pertama jamak kita. Pronomina
(28) Melihat tingkah kita persona pertama tunggal ada tiga bentuk,
(29) Yang selalu salah dan bangga dengan dosa- yaitu –ku, ku-, dan aku. Pronomina
dosa
persona kedua tunggal ada dua bentuk, yakni
(30) Atau alam mulai enggan engkau dan kau. Pronomina persona ketiga
(31) Bersahabat dengan kita tunggal-nya. Kehadiran beberapa pengacuan
(32) Coba kita bertanya pada rumput yang persona tersebut dapat dilihat pada uraian
bergoyang
berikut ini.
Sumber:http://liriklagupilihan.blogspot.co
m/2011/03/ lirik-lagu-ebit-gade-berita- a. Pronomina persona pertama tunggal
kepada.html Pronominal persona pertama yang
terdapat dalam lirik lagu BKK adalah –ku,
Analisis Gramatikal
ku-, dan aku. Kehadiran beberapa
Peranti wacana yang biasa digunakan
pengacuan persona tersebut dapat dilihat
untuk mendukung kepaduan wacana dari
pada data berikut ini.

71
Multilingual, Volume XIII, No. 1, Tahun 2014

(4) Di sampingku kawan b. Pronomina persona kedua tunggal


(8) Tubuhku terguncang Pengacuan pronomina persona
(26) Mengapa di tanahku terjadi bencana
kedua tunggal ada dua bentuk, yakni
Pronomina persona -ku pada data (4), (8), engkau dan kau-. Kedua bentuk tersebut
dan (26) merupakan pronomina persona sebenarnya sama karena bentuk kau-
pertama tunggal bentuk terikat lekat kanan. merupakan bentuk singkat dari kata engkau.
Pronominal persona tersebut disebut juga Perbedaan keduanya, engkau merupakan
enklitik, yaitu unsur tata bahasa yang tidak bentuk bebas sedangkan kau- merupakan
dapat berdiri sendiri dan selalu bergabung pronomina persona bentuk terikat yang
dengan kata yang mendahuluinya. Oleh ditulis serangkai dengan kata yang
karena itu, letak pronomina persona tersebut mengikutinya. Kedua pronomina persona
di belakang kata yang dilekatinya. Selain itu, tersebut bersifat eksoforis yang
pronominal tersebut bersifat eksoforis pengacuannya berada di luar teks. Engkau
karena yang diacu bentuk tersebut berada di dan kau- mengacu kepada kawan atau
luar teks. Selain pronomina persona bentuk – teman si aku lirik yang juga berada diluar
ku terdapat pula bentuk ku-. Berikut ini data teks dan bersifat eksoforis. Kedua bentuk
pronominal persona pertama ku-. persona kedua tunggal tersebut terdapat pada
data berikut.
(15) Ketika dia kutanya mengapa
(19) Kukabarkan semuanya (3) Sayang engkau tak duduk
(5) Yang mestinya kausaksikan
Pronomina persona ku- pada data (15) dan
(19) merupakan pronomina persona pertama
c. Pronomina persona ketiga tunggal
tunggal bentuk terikat lekat kiri. Pronomina
Pronomina persona ketiga tunggal
tersebut sebagai si aku lirik dan bersifat
yang ditemukan dalam lirik BKK ada dua
eksoforis karena yang diacu bentuk tersebut
bentuk, yakni dia dan -nya. Bentuk
berada di luar teks. Selain pronomina –ku
pronomina persona tersebut dapat dilihat
dan ku- terdapat juga pronomina persona
pada data berikut.
pertama tunggal aku. Berikut ini data
pronominal persona aku.
(13) Gembala kecil menangis sedih
(14) Kawan coba dengar apa jawabnya
(23) Tinggal aku sendiri
(15) Ketika dia kutanya mengapa
(16) Bapak ibunya tlah lama mati
Pronomina persona aku pada data (23)
merupakan pronomina persona pertama Pronomina persona ketiga tunggal dia
tunggal bentuk bebas. Pronominal tersebut dan –nya pada data (14), (15), dan (16)
sebagai aku lirik sama dengan bentuk merupakan pengacuan bersifat endoforis
pronominal persona terikat –ku dan ku- karena yang diacu berada di dalam teks.
dan bersifat eksoforis karena yang diacu Pronomina dia dan –nya keduanya
bentuk tersebut berada di luar teks. mengacu kepada seorang gembala kecil yang
secara eksplisit terdapat dalam lirik lagu
BKK, seperti yang terlihat pada data (13).

72
Nursyamsi: Analisis Tekstual Lirik Lagu
“Berita Kepada Kawan”

Pronomina persona dia merupakan bentuk yang jauh, yakni di sana. Pengacuan
bebas sedangkan –nya merupakan bentuk demostrasi tempat itu menunjukkan suatu
terikat kanan. tempat yang jauh (tidak dekat dengan
penutur) dan tidak jelas di mana tepatnya
d. Pronomina persona pertama jamak tempat itu. Pengacuan demostratif tempat,
Selain pengacuan persona tunggal di sana, terdapat pada data (25).
terdapat juga pronomina persona pertama
jamak kita dalam lirik lagu BKK. Bentuk (25) Barangkali di sana ada jawabnya
tersebut dapat dilihat pada data berikut ini.
Selain pengacuan demostrasi tempat,
ini dan di sana, terdapat juga tanah dan di
(28) Melihat tingkah kita
(31) Bersahabat dengan kita laut. Tanah pada data (7) menunjuk pada
(32) Coba kita bertanya pada rumput yang suatu daerah atau tempat yang kering dan
bergoyang berbatu, sedangkan tanah pada data (17) dan
(26) menunjuk pada suatu daerah, wilayah,
Pronomina persona pertama jamak atau negeri. Tanah, meskipun tidak
kita merupakan eksoforis karena yang dinyatakan dengan jelas atau terang-terangan
diacu berada di luar teks, yaitu si aku lirik (implisit), demonstratif tempat tersebut
dan teman-temannya atau siapa saja yang mengacu pada suatu negeri, yaitu negeri si
dianggap sebagai kawan si aku lirik tersebut aku lirik. Pengacuan demonstratif tempat, di
atau siapa saja yang menyanyika lagu laut, secara eksplisit terlihat pada lirik lagu
tersebut. BKK, yaitu pada data (18). Beberapa
pengacuan demonstratif tempat tersebut
Pengacuan Demonstratif dapat dilihat pada data berikut.
Pangacuan demonstratif yang terdapat
dalam lirik lagu BKK adalah demonstratif (7) Di tanah kering bebatuan
tempat, seperti tampak pada data berikut. (17) Ditelan bencana tanah ini
(26) Mengapa di tanahku terjadi bencana
(1) Perjalanan ini
(18) Sesampainya di laut
(11) Perjalanan ini pun
(17) Ditelan bencana tanah ini
Pengacuan Komparatif
Pengacuan demostratif tempat ini Pengacuan komparatif adalah
menunjukkan dekat dengan penutur atau pengacuan yang bersifat membandingkan
pembicara. Data (1) dan (11) perjalanan ini dua hal atau lebih yang mempunyai
merujuk pada apa yang sedang dirasakan kemiripan atau kesamaan. Dalam lirik lagu
dan dekat dengan aku lirik. Pada data (17) BKK hanya ada satu yang ditemukan
pengacuan demostrasi tempat ini menunjuk pengacuan komparatif (perbandingan), yakni
pada tempat, tanah, daerah, wilayah, atau seperti. Dalam perjalanan yang dilakukan
negeri sebagai tempat berpijak di mana aku oleh si aku lirik menyaksikan segala yang
lirik berada saat itu. menjadi akibat suatu bencana. Perjalanan itu
Selain pengacuan demonstratif tempat menjadikan dia sebagai saksi terhadap apa
yang menunjuk pada tempat yang dekat yang dilihatnya berupa akibat dari suatu
terdapat pula pengacuan demonstratif tempat bencana, seperti tanah menjadi kering,

73
Multilingual, Volume XIII, No. 1, Tahun 2014

rumput menjadi kering, dan penderitaan Pelesapan prefiks se- dan sufiks -kan
yang dirasakan oleh seorang gembala kecil terlihat pada data (6) dan (14) dan bentuk
yang ditinggal mati oleh orang tuanya. lengkap kedua pelesapan tersebut dapat
Pengacuan komparatif, seperti, terlihat pada dilihat pada data (6a) dan (14a).
data (12).
(6) Yang Ømestinya kau saksikan
(11) Perjalanan ini pun (6a) Yang semestinya kau saksikan
(12) Seperti jadi saksi (14) Kawan coba dengar Ø apa jawabnya
(14a) Kawan coba dengarkan apa jawabnya
2. Pelesapan (Elipsis)
Serupa dengan puisi, lagu merupakan
Elipsis berwujud penghilangan suatu
salah satu jenis karya sastra yang
unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi
memanfaatkan kata seminimal mungkin,
atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca atau
tetapi memiliki makna yang padat. Kata-kata
pendengar sehingga struktur gramatikal atau
yang dianggap tidak mewakili idenya atau
kalimatnya memenuhi pola yang berlaku
dianggap tidak memiliki makna tambah
(Keraf, 2007: 132). Dalam analisis wacana,
sengaja dihilangkan atau dilesapkan. Elipsis
unsur yang dilesapkan biasa ditandai dengan
atau pelesapan yang terdapat pada data (6)
konstituen nol atau zero (atau dengan
dan (14) dalam bentuk pelesapan afiks se-
lambang Ø). Dalam wacana lagu
dan sufiks kan merupakan wujud sikap
penggunaan alat kohesi tersebut untuk
pencipta lagu untuk menampilkan kata-kata
menciptakan kepraktisan, efektivitas, dan
yang dianggap dapat mewakili idenya dan
efesiensi, serta mengejar harmoni lirik agar
kata-kata yang dianggap tidak memiliki
lebih ekspresif sesuai dengan keinginan
makna tambah sengaja dilesapkan.
penulis syair lagu. Selain itu, pelesapan
Selain pelesapan afiks se- dan -kan
yang dilakukan penulis lagu untuk
terdapat juga pelesapan partikel –lah yang
mendapatkan efek musikalitas termasuk
merupakan bentuk terikat untuk
menghilangkan unsur kalimat, bisa berupa
menekankan makna kata yang di depannya.
kata atau afiks. Pelesapan yang terdapat pada
Partikel
lirik lagu BKK berupa penghilangan bunyi
–lah pada data (23) berfungsi untuk
e, pelesapan afiks, dan kata. Berikut data
menegaskan makna. Pelesapan partikel –lah
pelesapan tersebut.
dan bentuk lengkap data tersebut dapat
(2) TØrasa sangat menyedihkan dilihat pada data (23) dan (23a) berikut.
(2a) Terasa sangat menyedihkan
(16) Bapak ibunya tØlah lama mati (23) TinggalØ aku sendiri
(16a) Bapak ibunya telah lama mati (23a) Tinggallah aku sendiri

Pelesapan untuk pemadatan atau penyatuan Pelesapan pronomina persona pertama


suku kata terdapat dalam lirik lagu BKK tunggal bentuk terikat lekat kanan, -ku,
dengan penghilangan fonem e pada kata yang berfungsi sebagai enklitik atau
terasa dan telah. Pelesapan tersebut terlihat berfungsi sebagai pemilik (posesif) dapat
pada data (2) dan (16) dan bentuk lengkap dilihat pada data (10). Bentuk lengkap dari
dari kedua pelesapan tersebut dapat dilihat data (10) tersebut terlihat pada data (10a).
pada data (2a) dan (16a). Pelesapan pronomina persona pertama

74
Nursyamsi: Analisis Tekstual Lirik Lagu
“Berita Kepada Kawan”

tunggal bentuk bebas, aku, dapat diamati yang terbatas, tetapi dapat mengungkapkan
pada data (18) dan bentuk lengkap dari data makna dan maksud yang diinginkan.
tersebut dapat dilihat pada data (18a).
Berikut data pelesapan pronomina, -ku dan 3. Perangkaian (Conjunction)
aku. Konjungsi adalah salah satu aspek
gramatikal yang dilakukan dengan cara
(10) HatiØ tergetar menatap kering rerumputan menghubungkan unsur yang satu dengan
(10a) Hatiku tergetar menatap kering rerumputan unsur yang lain dalam wacana. Unsur yang
(18) Sesampainya Ø di laut dirangkaikan dapat berupa satuan lingual
(18a) Sesampainya aku di laut
kata, frasa, klausa, kalimat, dan dapat juga
Pelesapan kata juga terdapat pada lirik berapa unsur yang lebih besar dari itu,
lagu BKK, yakni kata Aku mengabarkan misalnya alinea dengan pemarkah lanjutan,
dan laku yang terlihat pada data (20) dan dan topik pembicaraan dengan pemarkah alih
(28). Pelesapan aku dan mengabarkan topik atau pemarkah disjungtif (Sumarlam,
pada data (20) merupakan pelesapan bagian 2003: 32). Konjungsi atau disebut juga
kalimat yang berfungsi sebagai subjek dan dengan perangkaian terdapat dalam lirik lagu
predikat. Bentuk lengkap data (20) dapat BKK. Konjungsi yang terdapat pada lagu
dilihata pada data (20a). Pelesapan kata laku BKK, yakni ketika, tetapi, dan, dan atau.
yang terdapat pada data (28) bila dilengkapi Konjungsi tersebut dapat diamati pada data
menjadi tingkah laku yang berarti kelakuan berikut.
atau perangai. Bentuk lengkap data (28)
dapat dilihat pada data (28a). Berikut data (14) Kawan coba dengar apa jawabnya
(15) Ketika dia kutanya mengapa
pelesapan aku mengabarkan dan laku (19) Kukabarkan semuanya
serta bentuk lengkap kedua pelesapan (20) Kepada karang, kepada ombak,
tersebut. kepada matahari
(21) Tetapi semua diam,
(20) Ø Kepada karang, kepada ombak, kepada (22) Tetapi semua bisu
matahari (27) Mungkin Tuhan mulai bosan
(20a) Aku mengabarkan kepada karang, kepada (28) Melihat tingkah kita
ombak, kepada matahari (29) Yang selalu salah dan bangga
(28) Melihat tingkah Ø kita dengan dosa-dosa
(28a) Melihat tingkah laku kita (30) Atau alam mulai enggan

Pada data (15) terdapat konjungsi, ketika,


Pelesapan dalam lirik lagu tentu bukan
yang menyatakan makna waktu atau saat
tanpa tujuan. Dalam hal ini, pencipta
yang merupakan konjungsi antara klausa
melakukan pelesapan beberapa unsur dalam
kawan coba dengan apa jawabnya data
lirik lagu itu dengan tujuan untuk
(14) dan klausa dia kutanya mengapa data
menghasilkan kalimat (baris lagu) yang
(15). Suatu peristiwa menggambarkan aku
efektif; atau dengan kata lain demi
lirik bercerita kepada kawannya tentang apa
efektivitas kalimat maka pelesapan itu
yang dilihatnya dalam perjalanan berupa
dilakukan. Dengan kalimat yang efektif
bencana yang sangat menyedihkan. Ia
maka akan terjadi efisiensi dalam pemakaian
melihat seorang gembala kecil menangis
bahasa pada lagu. Artinya, dengan kata-kata

75
Multilingual, Volume XIII, No. 1, Tahun 2014

sedih. Aku lirik lalu bertanya kepada anak yang selalu salah dan banggga dengan dosa-
tersebut seperti yang terdapat pada data (15) dosa ataukah alam mulai enggan bersahabat
ketika dia kutanya mengapa. Konjungsi, dengan manusia sehingga bencana menimpa
ketika, menyatakan waktu atau saat aku negeri (tanah) mereka.
lirik bertanya kepada gembala kecil mengapa
dia menangis dan sangat bersedih. Analisis Leksikal
Konjungsi, tetapi, pada data (21) dan Dalam lirik lagu BKK terdapat aspek
(22) merupakan konjungsi yang menyatakan leksikal berupa repetisi, sinonimi, kolokasi,
hal yang bertentangan atau tidak selaras. antonimi, dan hiponimi. Berikut uraian aspek
Konjungsi tersebut menghubungkan antara leksikal yang terdapat dalam lirik lagu BKK.
klausa yang terdapat pada data (19) dan (20)
dan klausa pada data (21) dan (22). Aku lirik 1. Repetisi (Pengulangan)
setelah tiba di laut mengabarkan semua apa Repetisi adalah perulangan bunyi, suku
yang dia saksikan kepada karang, kepada kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap
ombak, dan kepada matahari, justru benda- penting untuk memberi tekanan dalam
benda tersebut hanya terdiam dan membisu. sebuah konteks yang sesuai (Keraf,
Konjungsi, dan, menyatakan makna 2007:127). Dalam wacana lirik lagu BKK
penambahan (adiktif). Konjungsi koodinatif terdapat repetisi anafora dan repetisi
itu digunakan untuk menggabungkan dua epizeuksis.
buah kalimat (kata, frasa, atau klausa)
dengan kedudukan setara. Konjungsi, dan a. Repetisi Anafora
pada data (29) merupakan penghubung Repetisi anafora adalah pengulangan
satuan bahasa dalam hal ini kluasa yang satuan lingual berupa kata atau frasa pertama
setara, yaitu klausa melihat tingkah kita pada tiap baris atau kalimat berikutnya.
data (28) dan yang selalu salah data (29) Pengulangan kata pertama, tetapi, pada bait
dengan klausa bangga dengan dosa-dosa ketujuh baris pertama diulang kembali pada
data (29). Peristiwa Tuhan mulai bosan baris kedua kata pertama seperti yang
melihat tingkah laku kita yang selalu salah tampak pada data (21) dan (22).
seperti yang terlihat pada data (27), (28) dan
sebagian data (29) dan peristiwa (21) Tetapi semua diam,
tambahannya adalah mengenai kebanggaan (22) Tetapi semua bisu
kita (manusia) dengan dosa-dosa yang
Tujuan pengulangan kata itu untuk
terdapat pada data (29).
memberikan penekanan bahwa tak satu pun
Konjungsi, atau, merupakan
yang dijumpai si aku lirik yang mau
konjungsi untuk menandai pilihan di antara
menanggapai tentang kabar yang dia
beberapa hal. Dalam lagu BKK konjungsi,
sampaikan. Semua yang dijumpainya
atau, menandai pilihan antara klausa yang
menjadi diam dan membisu.
selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
yang terdapat pada data (29) dan klausa
b. Repetisi Epizeuksis
alam mulai enggan yang terdapat pada data
Repetisi epizeuksis adalah repetisi
(30). Pemilihan antara dua hal, yakni Tuhan
yang bersifat langsung. Artinya, kata yang
mulai bosan melihat tingkah laku manusia
dipentingkan diulang beberapa kali secara

76
Nursyamsi: Analisis Tekstual Lirik Lagu
“Berita Kepada Kawan”

berturut-turut. Dalam lagu BKK repetisi pada bentuk lain. Selain sinonimi engkau
epizeuksis terdapat pada data (20). Kata dan kau- terdapat juga sinonimi –ku, ku-
kepada diulang sebanyak tiga kali secara sebagai morfem terikat dengan morfem aku
berturut-turut. Repetisi tersebut dapat dilipat sebagai morfem bebas. Sinonimi morfem –
pada data berikut. ku, ku- dengan morfem aku dapat dilihat
pada data berikut.
(20) Kepada karang, kepada ombak, kepada
matahari (4) Di sampingku kawan
Pengulangan kata kepada sebanyak (8) Tubuhku terguncang
tiga kali berturut-turut memberi kesan (15) Ketika dia kutanya mengapa
bahwa semua yang dilihat si aku lirik dalam (19) Kukabarkan semuanya
perjalanannya dikabarkan kepada semua (23) Tinggal aku sendiri
yang dijumpainya, yakni kepada karang,
kepada ombak, dan kepada matahari. Pada data (4) dan (8) terdapat morfem
terikat lekat kanan –ku dan data (15) dan
2. Sinonimi (Padan Kata) (19) terdapat morfem terikat lekat kiri ku-.
Salah satu aspek leksikal yang Kedua morfem terikat tersebut bersinonimi
dimanfaatkan untuk mendukung kepaduan dengan morfem bebas aku yang terdapat
wacana adalah sinonimi atau padan kata. pada data (23).
Sinonimi berfungsi untuk menjalin hubungan Selain bentuk sinonimi morfem bebas
makna yang sepadan antara satuan lingual dengan morfem terikat dalam lirik lagu
yang satu dengan satuan lingual yang lain BKK terdapat juga sinonimi kata dengan
dalam wacana. Berdasarkan satuan kata, yaitu diam dan bisu. Diam dapat
lingualnya, sinonimi dapat dirinci diartikan tidak bersuara atau tidak berkata-
menjadi lima macam, yaitu sinonimi antara kata. Bisu atau membisu dapat diartikan juga
morfem bebas dengan morfem terikat, kata tidak dapat berkata-kata. Sinonimi tersebut
dengan kata, kata dengan frasa atau dapat dilihat pada data (21) dan (22) berikut.
sebaliknya, frasa dengan frasa,
klausa/kalimat dengan klausa/kalimat. (21) Tetapi semua diam
Dalam lirik lagu BKK ditemukan sinonimi (22) Tetapi semua bisu
antara morfem bebas dengan morfem terikat
Selain sinonimi kata diam dan
dan kata dengan kata. Agar lebih jelas,
bisu, dalam lirik lagu BKK terdapat pula
sinonimi tersebut dapat dilihat pada data sinonimi kata menangis dan sedih. Kata
berikut. menangis merupakan ungkapan perasaan
sedih, kecewa, menyesal, dan sebagainya
(3) Sayang engkau tak duduk dengan mencucurkan air mata. Kata sedih
(6) Yang mestinya kausaksikan bermakna perasaan sangat pilu atau merasa
susah hati. Sinonimi kedua kata tersebut
Pada data (3) dan (6) terdapat sinonimi terdapat dalam data berikut.
morfem bebas engkau dengan morfem
terikat kau-. Sebagai morfem bebas engkau (13) Gembala kecil menangis sedih
3. Kolokasi (Sanding Kata)
dapat berdiri sendiri sedangkan morfem
Kolokasi atau sanding kata adalah
terikat kau- harus menempel atau melekat
asosiasi tertentu dalam menggunakan pilihan

77
Multilingual, Volume XIII, No. 1, Tahun 2014

kata yang cenderung digunakan secara buah kata yang keduanya saling berkaitan.
berdampingan. Kata-kata yang berkolokasi Bapak adalah orang tua laki-laki biasa
adalah kata-kata yang cenderung dipakai disebut ayah, sedangkan ibu adalah wanita
dalam suatu ranah tertentu untuk mendukung yang telah melahirkan seseorang atau wanita
suatu tema tertentu. Lagu BKK yang sudah bersuami. Dengan demikian,
mengisahkan seseorang dalam perjalanannya bapak ibu adalah bentuk antonimi yang
menyaksikan akibat yang ditimbulkan oleh saling berhubungan satu sama lain.
suatu bencana yang terjadi di negerinya.
Dia mencari tahu mengapa bencana itu 5. Hiponimi (Hubungan Atas-Bawah)
terjadi. Dia bertanya kepada siapa dan apa Sumarlan (2003: 43) menyatakan
saja yang dijumpainya,tetapi tak mendapat bahwa hiponimi merupakan salah satu aspek
jawaban. Ia merenung dan mencari sendiri leksikal yang berupa satuan bahasa yang
jawaban dari pertanyaannya.Mungkinkah maknanya dianggap merupakan bagian dari
ulah manusia sendiri sehingga bencana makna satuan lingual lainnya. Berdasarkan
melanda negerinya. pembacaan terhadap lirik lagu BKK karya
Sehubungan dengan tema lagu BKK, Ebiet G. Ade menujukkan bahwa ada
yakni akibat suatu bencana, terdapat kata- menggunakan unsur hiponimi. Lagu BKK
kata berkolokasi yang mendukung tema menggunakan hiponimi yang berhubungan
tersebut, seperti tanah kering, kering dengan alam. Ada beberapa benda yang
rerumputan, ditelan bencana, bencana, kesemuanya terdapat di alam sekitar kita
terjadi bencana. Tanah menjadi kering dan (manusia), yakni tanah, bebatuan,
rumput pun menjadi kering akibat suatu rerumputan, rumput, laut, karang,
bencana yang menimpa negeri tersebut. ombak, langit dan matahari. Benda-benda
Seorang anak menangis sedih karena harus tersebut merupakan bagian atau hiponim
kehilangan kedua orang tuanya yang ditelan dari alam. Segala yang ada di langit dan di
oleh bencana. Kedua orang tuannya harus bumi itulah alam. Pencipta lagu
kehilangan nyawa. Semua yang terjadi menggunakan kata-kata tersebut karena ingin
sangat menyedihkan akibat bencana. menggambarkan ada bencana yang terjadi
Bencana membawa kesedihan didukung oleh pada alam. Hal itu dapat dilihat pada data
kata menangis sedih, mati, dan berikut.
menyedihkan.
(7) di tanah kering bebatuan
(9) Dihempas batu jalanan
4. Antonimi (Lawan Kata)
(10) Hati tergetar menatap kering
Antonimi adalah kata yang rerumputan
berlawanan makna dengan kata yang lain. (17) Ditelan bencana tanah ini
Pada lirik lagu BKK terdapat antonimi pada (18) Sesampainya di laut
(20) Kepada karang, kepada ombak,
data (16).
kepada matahari
(24) Terpaku menatap langit
(16) Bapak ibunya tlah lama mati (26) Mengapa di tanahku terjadi bencana
Kata bapak dan ibu adalah antonimi (30) Atau alam mulai enggan
relasional, serupa dengan suami istri. (32) Coba kita bertanya pada rumput yang
bergoyang
Antonimi relasional adalah pertentangan dua

78
Nursyamsi: Analisis Tekstual Lirik Lagu
“Berita Kepada Kawan”

SIMPULAN pengacuan komparatif, pelesapan (elipsisi),


Berdasarkan hasil analisis tekstual dan perangkaian (conjunction). Aspek
terhadap lirik lagu BKK menunjukkan leksikal yang dimanfaatkan pencipta lagu
bahwa pencipta lagu memanfaatkan berbagai dalam lirik lagu BKK adalah repetisi
aspek gramatikal dan aspek leksikal. aspek (repetisi anafora dan repetisi epizeuksis),
gramatikal yang dimanfaatkan adalah sinonimi, kolokasi (sanding kata), antonimi
referensi (pengacuan) yang terdiri atas (lawan kata), dan hiponimi (hubungan atas-
pengacuan persona, pengacuan demonstratif, bawah).

DAFTAR PUSTAKA

Baryadi, Praptomo. 2002. Dasar-Dasar Analisis Wacana dalam Ilmu Bahasa.


Yogyakarkarta: Pustaka Gondho Suli.

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Djajasudarma, T. Fatimah. 1994. Wacana: Pemahaman dan Hubungan Antarunsur.


Bandung: Eresco.

Http://www.dbiografi.com/2013/12/biografi-ebiet-g-ade-penggembala-lagu-sendu.html
(diunduh 1 Februari 2014)
Http://liriklagupilihan.blogspot.com/2011/03/lirik-lagu-ebit-gade-berita-kepada.html
(diunduh 1 Februari 2014)

Keraf, Gorys. 2007. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia.

Pradopo, Rachmad Djoko. 1999. Pengkajian Puisi Analisis Strata Norma dan Analisis
Struktural dan Semiotik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ratna, Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.

Sumarlam (Ed). 2003. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka Cakra.

-----------. (Ed). 2004. Analisis Wacana. Bandung: Pakar Raya.

Teeuw, A. 1983. Tergantung pada Kata. Jakarta: Pustaka Jaya.

Waluyo, Herman J. 2002. Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

79

Anda mungkin juga menyukai