Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS GAYA BAHASA LAGU ASMARALIBRASI KARYA SOEGI BORNEAN

Shopia Maya Fariza / 2000025063 / Analisis Wacana A

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk pendengar lagu Asmaralibrasi karya Soegi Bornean
memahami makna dari pilihan diksi yang digunakan sebagai lirik lagu tersebut. Serta menambah ilmu
pengetahuan mengenai gaya bahasa untuk para penulis. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan
terhadap gaya bahasa yang digunakan oleh penulis lagu. Penelitian ini menggunakan metode analisis
deskriptif kualitatif dengan teknik mendengar dan mencatat data yang telah ditemukan dengan langkah-
langkah: pemilihan data, pengkodean, klasifiksi data, deskripsi data, dan interpretasi data. Lagu
merupakan ekspresi seseorang ataupun sebuah curahan hati untuk berkomunikasi. Lagu Asmaralibrasi
karya Soeg Bornean ini memiliki makna tentang pasangan yang telah siap untuk berkomitmen dengan
janji suci pernikahan dan tentang bagaimana kehidupan pernikahan yang diharapkan seperti hidup di
ruang biru. Dalam lagu ini banyak pelajaran yang dapat ditangkap dan dipelajari untuk memahami makna
pernikahan. Penelitian ini menekankan pada pemaknaan diksi yang digunakan penulis lagu, diksi sendiri
adalah pilihan kata yang akan digunakan untuk menyampaikan gagasan, Diksi juga termasuk dalam gaya
bahasa. Gaya bahasa adalah bahasa yang memiliki nilai estetika dan keindahan. Penelitian ini juga
menambah wawasan tentang kosakata bahasa Sanskerta yang indah dan memiliki nilai estetika serta
bagaimana penggunaan diksi yang tepat pada sebuah karya sastra.
Kata kunci: Asmaralibrasi, Soegi Bornean, Lirik, Lagu, Pernikahan, Percintaan.

BAB I
PENDAHULUAN

Sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup secara individual, sudah semestinya manusia untuk
memahami bahasa yang digunakan di tempatnya tinggal. Diperlukan pemahaman mendalam mengenai
bahasa demi kelangsungan hidup manusia di bumi. Sebagai sarana komunikasi umat manusia, menurut
Keraf (2004: 3) bahasa memiliki fungsi sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, sebagai alat
komunikasi, sebagai alat adaptasi sosial dan integrasi, dan terakhir sebagai alat kontrol sosial. Bila setiap
umat manusia tidak mengerti satupun bahasa, maka tidak akan tercipta sebuah interaksi sosial sesama
manusia. Maksud, tujuan, dan pendapat tidak akan tersampaikan dengan baik dan benar. Sebagai lambang
bunyi yang arbitrer, bahasa menjadi alat yang tepat untuk menghubungkan pikiran manusia,
berkomunikasi, dan mengidektifikasi diri bagi sekelompok anggota sosial demi tercapainya tujuan hidup
agar bisa bekerja sama sehingga maksud dan tujuan yang diinginkan bisa dipahami dan diterima dengan
benar pada orang yang dituju.
Ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang bahasa disebut dengan linguistik. Linguistik menurut
Yendra (2018) adalah sebuah bidang ilmu yang mempelajari dan mengkaji mengenai segala sesuatu
tentang bahasa mulai dari bentuk, fungsi, nilai, makna, hingga wacana secara ilmiah. Ilmu linguistik biasa
dijumpai pada jenjang Perguruan Tinggi (PT) khususnya dalam bidang bahasa dan sastra Indonesia karen
sifatnya yang lebih kompleks dan menyeluruh dalam mengkaji sebuah bahasa. Sedangkan menurut
Kridalaksana (1983) yang menegaskan bahwa linguistic merupakan ilmu yang mengkaji dan menelaah
hakikat dan seluk beluk bahasa, yakni bahasa secara umum yang dimiliki manusia maupun bahasa
sebagai alat komunikasi atau linguistic sebagai baahsa dan ilmu tentang menyelediki bahasa secara
ilmiah. Dalam linguistik struktur terkecil atau terendah diduduki oleh fonem sedangkan struktur tertinggi
diduduki oleh wacana.
Penelitian ini termasuk ke dalam analisis wacana. Menurut Baryadi (2002) wacana sendiri berasal
dari kosakata Sanskerta yaitu “vacana” yang berarti bacaan. Kemudian kata “vacana” itu masuk ke dalam
bahasa Jawa Kuno dan bahasa Jawa Baru dengan nama “wacana” yang berarti bicara, kata, atau ucapan.
Dalam unsur linguistik, wacana menduduki posisi paling atas dan paling besar, sehingga wacana
mencakup kalimat, gugus kalimat, dan paragraf. Cabang linguistik yang secara khusus mengkaji tentang
wacana adalah analisis wacana. Menurut Baryadi (2002) analisis wacana memiliki tugas untuk mengkaji
segala jenis struktur dan bagiannya baik secara internal maupun eksternal dan keterkaitannya dengan
pembicara, penulis hal yang dibicarakan, hal yang ditulis, dan hubungan penulis dengan pembaca.
Wacana menurut (Foucault, 2972: 48-49) meruapkan rangkaian ujaran yang utuh pada tindak komunikasi
yang teratur dan sistematis serta mengandung makna, konsep, dan efek yang tercipta pada konteks
tertentu. Contoh wacana adalah pidato, puisi, lirik lagu, ceramah, dan masih banyak lagi.
Lagu merupakan salah satu karya yang menggunakan bahasa sebagai fondasinya. Diiringi musik
sebagai latar belakang, setiap lagu yang diciptakan penulis pasti memiliki elemen yang membuat lagu
tersebut menjadi utuh. Lagu yang diciptakan biasanya memiliki makna dari penciptanya, entah tentang
cinta, kebahagiaan, kesedihan, agama, hingga kematian. Banyak orang yang suka mendengarkan musik,
biasanya tertarik dengan alunan melodi yang menjadi latar belakang lagu tersebut, atau tertarik dengan
lirik lagu yang disajikan penulis atau penyanyi lagu tersebut. Menurut (Moeliono (Peny.), 2003: 278) lirik
lagu terbagi menjadi dua pengertian, yaitu 1) karya sastra (puisi) yang berisikan curahan perasaan pribadi,
dan 2) sebagai rangkaian sebuah nyanyian. Lirik lagu yang dipilih biasanya melibatkan imajinasi dan
penggunaan diksi yang dapat memperindah lagu tersebut. Lagu tak jarang dianggap sebagai ekspresi
penciptakan terhadap sesuatu yang ia rasakan, dilihat, didengar, maupun dialaminya. Memainkan setiap
kosakata bahasa untuk menciptakan sebuah rangkaian indah dan diperkuat oleh alunan melodi yang enak
didengar sehingga mampu menarik tiap pembaca ataupun pendengarnya.
Penciptaan sebuah lagu tidak bisa lepas dari penggunaan bahasa. Dalam bahasa ada yang dikenal
dengan gaya bahasa. Gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek estetika
dalam sebuah karya. Menurut Tarigan (2013: 04) gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk
memperkuat sebuah efek karya sastra dengan mengenalkan atau membandingkan sebuah benda yang
sudah dikenal secara umum. Dalam gaya bahasa ada yang dikenal dengan diksi. Diksi menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pilihan kata yang tepat dan sesuai untuk mengungkapkan sebuah
gagasan. Penggunaan diksi dalam lagu memang sudah sangat sering digunakan, tidak jarang pula para
penulis menggunakan diksi dari bahasa asing seperti bahasa Sanskerta. Seperti yang terdapat dalam lagu
Asmaralibrasi karya Soegi Bornean yang menggunakan beberapa bahasa Sanskerta dan bahasa Jawa
sebagai diksi yang dipilihnya.
Lagu Amaralibrasi ini dibawakan oleh salah satu band indie asal Semarang Soegi Bornean yang
dirilis pada 21 Juli 2019. Pembuatan lagu dini dilakukan pada Mei 2019 yang pertama muncul dari Dimec
Tirta yang kemudian dikembangkan dan digarap oleh Erick selaku manager Soegi Bornean, Fanny Soegi,
Aditya Ilyas, dan Damar (Soegi Bornean). Awal mula terciptanya lagu ini karena anggota band sangat
menyukai sastra dan gemar membaca buku, selain itu juga menjadi pegiat teater. Hal unik yang ada dalam
lagu ini adalah penggunaan diksinya. Tidak sedikit orang yang mendengarkan lagu ini bingung karena
asing dengan kosakata yang digunakannya. Namun karena pemilihan diksi inilah yang menjadi ciri khas
dari lagu Asmaralibrasi milik Soegi Bornean. Asmaralibrasi bercerita tentang rasa cinta sepasang kekasih,
komitmen dan kompromi dalam kehidupan pernikahan.
Penelitian ini mengunakan metode penelitian analisis isi dengan teknik mendengar, membaca,
dan mencatat. Langkah-langkah yang dilakukan, sebagai berikut: pemilihan data, pengkodean, klasifiksi
data, deskripsi data, dan interpretasi data. Metode analisis isi (Contebt Analysis Method) menurut Bungin
(2011) adalah Teknik penelitian kualitatif yang menekankan pada isi, makna isi, pembacaan simbol-
simbol, dan pemaknaan isi teks. Metode ini dipelopori oleh Harold D. Lasswell dan konsisten membahas
mengenai makna dalam sebuah teks. Penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran mengenai makna
dalam lirik lagu Asmaralibrasi dan menambah wawasan penulis tentang penggunaan diksi baik diksi
bahasa Indonesia, bahasa Sanskerta maupun diksi bahasa Jawa. Penelitian ini juga diharapkan bermanfaat
bagi pembaca agar dapat memahami makna dari penggunaan diksi lagu Asmaralibrasi dan menambah
kosakata dari bahasa Sanskerta dan bahasa Jawa. Oleh karena itu, peneliti melakukan analisis gaya bahasa
dalam lirik lagu Asmaralibrasi milik Soegi Borenan.

BAB II
PEMBAHASAN
Lagu Asramalibrasi karya Soegi Bornean ini menggunakan berbagai diksi yang memperindah
tiap rangkaian kalimat sehingga menjadi sebuah lirik lagu yang utuh. Kata Asmaralibrasi sendiri tersusun
dari dua kata yang berbeda yaitu “Asmara” yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
perasaan senang atau tertarik terhadap lawan jenis dan “Kalibrasi” yang memiliki makna sebuah kegiatan
yang menentukan kebenaran konvensional nilai alat ukur dengan cara membandingkan dengan standar
ukurnya. Oleh karena itu, makna dari kata Asmaralibrasi adalah rasa cinta berlebih dari sepasang kekasih
yang memuat tentang komitmen dan kompromi yang ingin mengikat janji untuk ke jenjang yang lebih
serius.
Pernikahan menjadi sebuah titik dimana banyak orang mempercayainya sebagai sebuah ikatan
perjanjian setia sehidup semati antar pasangan yang saling mencintai dan mengasihi. Namun jenjang
pernikahan juga menjadi hal berat yang tidak bisa langsung diputuskan begitu saja sehingga biasanya tiap
pasangan akan merasakan keraguan dan ketakutan akan dunia pernikahan. Lagu Asmaralibrasi ini
membahas sedikit banyak tentang bagaimana kehidupan pernikahan yang seharusnya terjadi.

Asmaralibrasi – Soegi Bornean


Asmara telah terkalibrasi frekuensi yang sama
Saatnya 'tuk mengikat janji merangkum indahnya
Laras rasa nihil ragu
Biar, biarlah merayu di ruang biru
Bias kita jadi taksu gairah kalbu mendayu
Sabda diramu
Jadikan hanya aku satu-satunya
Sang garwa pambage, sang pelipur lara
Nyanyikan 'ku kidung setia
Jadikan hanya aku satu-satunya
Sang garwa pambage, sang pelipur lara
Nyanyikan 'ku kidung setia
Kini saatnya merangkai binar asmara
Melebur 'tuk satukan ego dalam indahnya
Berdansa dalam bahtera mahligai rasa
Merajut ketulusan jiwa
Mengabdi dalam indahnya kalbu
Mengukir ruang renjana selamanya
Jadikan hanya aku satu-satunya
Sang garwa pambage, sang pelipur lara
Nyanyikan 'ku kidung setia
Jadikan hanya aku satu-satunya
Sang garwa pambage, sang pelipur lara
Nyanyikan 'ku kidung setia
Berdansa dalam bahtera mahligai rasa
Merajut ketulusan jiwa
Mengabdi dalam indahnya kalbu
Mengukir ruang renjana selamanya
Jadikan hanya aku satu-satunya
Sang garwa pambage, sang pelipur lara
Nyanyikan 'ku kidung setia
Jadikan hanya aku satu-satunya
Sang garwa pambage, sang pelipur lara
Nyanyikan 'ku kidung setia
Asmara telah terkalibrasi
Asmara telah terkalibrasi
Dan jadikan 'ku kidung setia
Asmara telah terkalibrasi
Asmara telah terkalibrasi
Dan jadikan 'ku kidung setia

Tabel analisis makna gaya bahasa yang digunakan pada lirik lagu Asmaralibrasi karya Soegi
Bornean:
No Lirik Makna
1. Asmara telah terkalibrasi frekuensi Memiliki makna yaitu tentang sepasang kekasih yang
yang sama tengah dalam hubungan asmara dengan segala
perbedaan dari kedua belah pihak baik kepribadian,
pendidikan, pekerjaan, budaya, ras, hingga suku dan
berusaha untuk saling melengkapi hingga akhirnya
berhasil menemukan frekuensi yang membuat
keduanya nyaman dan saling memahami dan berakhir
dengan hubungan asrama diantara keduanya.

2. Saatnya 'tuk mengikat janji Bermaknakan sebuah keberanian dan kesepakatan


merangkum indahnya diantara keduanya untuk maju ke jenjang berikutnya
yaitu menjalin komitmen yang terikat oleh janji suci
sehidup semati bernama pernikahan dengan harapan
bahwa keduanya bisa hidup dengan bahagia dengan
hari-hari yang indah dan menyenangkan bersama
berdua.

3. Laras rasa nihil ragu Kata “nihil” dalam lirik ini memiliki arti tidak ada
ataupun kosong. Kata “laras” memiliki makna irama
atau sejalan, sehingga makna dari bait kedua dari lirik
lagu Asmaralibrasi ini adalah keselarasan rasa yang
tidak ada sama sekali keraguan. Pada lirik ini
keduanya diharapkan sudah tidak ada lagi keraguan
yang terpendam dalam perasaan masing-masing dan
saling menyerasikan perasaan untuk menjalani
kehidupan bersama yang akan datang.

4. Biar, biarlah merayu di ruang biru Kata “ruang biru” yang dimaksudkan dalam lirik
merujuk kepada sebuah perumpamaan kepada air, laut,
langit yang mempresentasikan lambang kedamaian,
tenang, dan hangat. Oleh karena itu maksud dari bait
ini adalah untuk saling merayu dalam hubungan
pernikahan agar tercipta kedamaian dan keharmonisan
dalam hubungan dan tak ada yang Namanya
perpecahan atau kesalahpahaman.

5. Bias kita jadi taksu gairah kalbu Pada lirik ini, kata “bias” memiliki arti
mendayu kesalahpahaman sedangkan kata “taksu” memiliki arti
kecerdasan, sehingga keutuhan makna dari bait lirik ini
adalah bahwa kesalahpahaman dalam hubungan
pernikahan adalah hal yang sangat mungkin terjadi,
namun dengan kecerdasan yang telah diberikan Tuhan,
manusia dapat berpikir dan hendaknya
kesalahpahaman tersebut dijadikan pembelajaran agar
kesalahan tidak terulang kembali dan tidak membuat
hati saling menjauh hingga berakhir perpisahan.

6. Sabda diramu Kata “sabda” dalam KBBI memiliki arti perkataan,


ucapan, atau perintah, sedangkan kata “dira” memiliki
dua arti dari dua bahasa yang berbeda, yaitu bahasa
Swahili yang berarti arah mata angin atau petunjuk dan
bahasa Sanskerta yang memiliki arti kebajikan. Pada
lirik ini memiliki arti untuk saling berkata hal baik
agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dan rasa
sakit hati atas apa yang diucapkan, dan selalu berdiri di
jalan yang benar agar tidak kehilangan arah.

7. Jadikan hanya aku satu-satunya Pada lirik ini bermaknakan bahwa dalam pernikahan
yang sudah diikat oleh janji suci tidak boleh dilanggar,
jika sudah terikat maka pasangan sudah siap
berkomitmen untuk menjadikan masing-masing adalah
satu-satunya pasangan dalam hidup tanpa adanya
orang ketiga di tengah-tengah demi kehidupan
pernikahan yang harmonis dan damai.

8. Sang garwa pambage, sang pelipur Pada lirik ini terdapat penggunaan bahasa Sanskerta
lara dan bahasa Jawa. Kata “garwa” pada lirik merujuk
pada istri atau suami, sedangkan kata “pambage” yang
berasal dari bahasa Jawa memiliki arti saling berbagi,
lalu kata “pelipur” berartikan meringankan,
menghilangkan, dan meleburkan, dan kata “lara”
bermaknakan rasa sakit, sedih, kecewa, sehingga
makna utuh dari lirik ini adalah para istri dan suami
hendaknya berbagi perasaan dan menjadi sandaran
ketika perasaan sedih, sakit, kecewa hadir serta untuk
saling mengobati satu sama lain.

9. Nyanyikan 'ku kidung setia Pada lirik tersebut, kata “kidung” memiliki arti lagu,
yang artinya sebuah pernyataan tentang kesetian dalam
pernikahan, karena dalam pernikahan sudah diikrarkan
bahwa masing-masing adalah satu-satunya yang akan
menjadi pasangan hinggga akhir hayat, itulah yang
disebut setia.

10. Kini saatnya merangkai binar asmara Pada lirik ini memiliki makna untuk memulai
menjalani dan merangkai kehidupan yang harmonis
penuh cinta dan bahagia dalam hubungan pernikahan
hanya berdua hingga sampai nanti hadir buah hati
dalam kehidupan.

11. Melebur 'tuk satukan ego dalam Bait lirik ini memiliki arti bahwa pernikahan
indahnya merupakan sebuah komitmen dari dua jiwa yang
berbeda dengan kepribadian, ego, dan sifat yang
berbeda. Untuk bisa menciptakan kehidupan yang
harmonis dan damai, pasangan perlu saling
memahami, mengerti, dan mengasihi satu sama lain
sehingga ego tidak akan menyakiti dan mengancam
hubungan pernikahan.
12. Berdansa dalam bahtera mahligai Pada lirik ini kata “bahtera” memiliki makna sebuaah
rasa kapal yang besar yang merujuk kepada sebuah wadah
perasaan dalam pernikahan, sedangkan kata “mahligai”
yang berasal dari bahasa Sanskerta memiliki arti
sebagai istana, sehingga lirik ini memiliki makna
bahwa pernikahan itu ibarat sebuah kapal yang terus
melaju dan tak takut dengan deburan ombak yang
menabrak karang ataupun badai yang menerjang hujan,
dengan awak kapal yaitu suami, istri, dan anak-anak
serta dengan sebuah perasaan yang semegah istana
hubungan pernikahan akan tetap kokoh dan kuat

13. Merajut ketulusan jiwa Memiliki makna bahwa dalam setiap hari perasaan dari
pasangan akan terus bertambah dan kian hari kian
berkembang, dan menjalani kehidupan dengan setulus
hati tanpa penyesalan.

14. Mengabdi dalam indahnya kalbu Bait lirik ini bermakna bahwa setiap pasangan yang
telah melakukan komitmen dengan janji pernikahan
akan terus mengabdi pada satu hati, satu cinta, dan satu
jiwa yaitu pasangannya sendiri dan akan terus
menjalani kehidupan dengan indah dan bahagia
bersama saling melengkapi dan menjaga sepenuh hati.

15. Mengukir ruang renjana selamanya Kata “renjana” berasal dari bahasa Sanskerta yang
berarti cinta. Dalam bait lirik ini menyatakan pada
setiap pasangan bahwa pernikahan merupakan sebuah
ruang atau istana (mahligai) yang akan menjadi saksi
bisu untuk terus merasakan tumbuhnya cinta, kasih
sayang, dan kesetiaan yang akan terukir di dalam hati
untuk selamanya hingga maut memisahkan dan
bertemu kembali nanti di surga sana.

16. Asmara telah terkalibrasi Seperti judul lagunya, asmara telah terkalibrasi yang
berarti hubungan cinta sudah mendapatkan pengukuran
yang tepat, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
dalam hati, dan siap untuk meyambut jenjang yang
lebih tinggi yaitu pernikahan.

Lagu Asmaralibrasi ini menargetkan pada pasangan-pasangan yang sudah berpacaran dan
sedang menimbang untuk lanjut ke jenjang berikutnya yaitu pernikahan. Dengan anggapan bahwa lagu ini
mampu memberi sedikit gambaran tentang bagaimana seharusnya hal-hal yang dilakukan oleh sepasang
kekasih ketika sudah sah menjadi suami istri dalam ikatan pernikahan. Sebab banyak makna lirik yang
mengacu pada perasaan pasangan seperti untuk tidak saling memberi kesalahpahaman, saling menjaga,
saling memahami dan mengesampingkan ego masing-masing demi tercapainya sebuah kehidupan
pernikahan impian setiap orang yang damai, bahagia, penuh cinta dan kasih sayang hingga akhir hayat.
Lagu ini memiliki banyak penggunaan diksi dari bahasa Sanskerta dan bahasa Jawa dalam
liriknya. Kosakata yang digunakan pun bersifat konotatif guna memperindah sebuah ungkapan pada suatu
kalimat atau kata sehingga yang ditunjukkan bukanlah makna sebenerarnya atau yang disebut dengan
kiasan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indoneisa (KBBI) makna konotasi merupakan sebuah tautan
pikiran yang menimbulkan sebuah rasa pada seseorang ketika bertemu dengan sebuah kata atau kalimat.
Lagu ini memiliki banyak makna tersirat dan perlu dilakukan analisis atau pemahaman mendalam karena
tidak bisa langsung dimengerti dalam sekali baca atau sekali dengar.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dalam lagu Amaralibrasi
karya Soegi Bornean terdapat 16 lirik yang dapat diteliti dan dipaparkan maknanya. Dari ke-16 lirik
tersebut ada 11 lirik diantaranya terdapat penggunaan diksi dari bahasa Sanskerta dan bahasa Jawa serta
menggunakan makna konotatif dan membuat lirik tersebut tidak bisa dipahami secara langsung atau lirik
tersebut bukan makna yang sebenarnya. Beberapa lirik yang menggunakan diksi diantaranya adalah
“Asmara telah terkalibrasi frekuensi yang sama”, “Laras rasa nihil lagu”, “Biar, biarlah merayu di ruang
biru”, “Bias kita jadi taksu gairah kalbu mendayu”, “Sabda diramu”, “Sang garwa pambage, sang pelipur
lara”, “Nyanyikan ‘ku kidung setia”, “Berdansa dalam bahtera mahligai rasa”, “Mengabdi dalam
indahnya kalbu”, “Mengukir ruang renjana selamanya”, dan terakhir “Asmara telah terkalibrasi”.
Dalam lagu Asmaralibrasi milik Soegi Bornean juga terdapat banyak pelajaran yang dapat
diambil untuk para pendengar dan pembaca, baik tentang ilmu pengetahuan bahasa dan sastra yaitu
tentang penggunaan gaya bahasa, diksi, dan maknanya, serta tentang bagaimana sikap yang perlu
dilakukan oleh pasangan kekasih ketika akan melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius,
bagaimana seharusnya suami dan istri harus bersikap untuk mendapatkan kehidupan pernikahan yang
dianggap damai dan harmonis, serta tentang pasangan yang telah memutuskan untuk berkomitmen harus
setia pada satu cinta. Lagu Asmaralibrasi ini bisa dijadikan salah satu referensi untuk gambaran kepada
pasangan kekasih yang akan lanjut dengan serius hingga pelaminan.

DAFTAR PUSTAKA

KBBI
(2023, 5 16). Retrieved from Kamus Besar Bahasa Indonesia: https://kbbi.web.id/
Apriliyani, R., Siagian, I. (2023). Analisis Gaya Bahsa pada Lagu Asmaralibrasi Karya Soegi Bornean.
Jurnal Pendidikan Tambusai, 2624-2628.
Irviani, Y. (2022). Analisis Penggunaan dan Makna Diksi Lagu Asmaralibrasi Soegi Bornean. Inspirasi
Dunia: Jurnal Riset Pendidikan dan Bahasa, 86-94.
Kristiyanti, T. J. (2012). Analisis Gaya Bahasa dan Pesan Moral pada Lirik Lagu Grup Band Nidji Dalam
Album Breajthru' dan Let's Play. Skripsi Sarjana Pendidikan, 1-18.
Mardiwarsito, L., Adiwimarta S. S., Suratman S. T. (1992). Kamus Indonesia-Jawa Kuno. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Noviasari, Y., Rahma K. F. (2022). Majas Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Asmaralibrasi Karya Dimec
Tirta, Erick dan Soegi Bornean dalam Album Atma. Jurnal Jupensi, 28-32.
Purwadi, Purnomo, E. P. (2008). Kamus Sansekerta Indonesia. Yogyakarta: BudayaJawa.com.
Rohana, Syamsuddin. (2021). Analisis Wacana. CV. Samudra Alif-Mim.
Sarwoyo, V., Nesi A. (2012). Analisis Wacana Logis Berwacara dan Santun Bertutur. Yogyakarta: Nusa
Indah (IKAPI).

Anda mungkin juga menyukai