Anda di halaman 1dari 4

OUTlINE PROPOSAL METODE PENELITIAN

BAHASA ARAB

Disusun oleh :

Mutiara Anissa

Bahasa dan sastra Arab

UIN Raden Fatah Palembang

Judul : penempatan tempat wisata alam di muaraenim kajian semantik

A. latar belakang

Manusia menggunakan bahasa untuk menyampaikan ide dan gagasan secaratepat. Menurut Bloomfield
bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer(manasuka) yang digunakan oleh para anggota
kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri (dalam
Sumarsono,2007:18). Bahasa sebagai alat komunikasi, digunakan untuk berinteraksi denganmanusia lain
dan untuk mendapatkan informasi, sehingga bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia
(Keraf, 1993:1).Bahasa bersifat universal artinya ciri-ciri yang sama dimiliki setiap bahasayang ada di
dunia ini, ciri-ciri universal iu tentunya merupakan unsur bahasayang paling umum, yang bisa dikaitkan
dengan sifat-sifat bahasa yang lain. Buktilain dari keuniversalan bahasa adalah bahwa setiap bahasa
mempunyai satuan-satuan bahasa yang bermakna, baik dalam bentuk kata, frase, klausa, kalimat
danwacana (Chaer, 2014:52)Persoalan makna bukanlah sekedar mencari arti kata tersebut di
dalamkamus tetapi mengacu pada banyak hal. Makna referensial adalah makna yang berhubungan
langsung dengan kenyataan atau referen (acuan), disebut jugamakna kognitif, karena memiliki acuan
(Djajasudarma, 1999: 11). Pateda (1989

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diperoleh tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk:1.

mendeskripsikan bentuk kata dalam penamaan tempat wisata alam diKabupaten muaraenim 2.

memaparkan referen yang mendasari pemberian nama pada tempat wisataalam di Kabupaten
muaraenim

C. data penelitian
Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Budiman (2011) dalamskripsinya yang berjudul

Analisis Semantik Pada Penamaan Rumah Makan di Purwokerto.

Penelitian ini meneliti bentuk penamaan rumah makan yangterdapat di purwokerto. Dalam penelitian
ini, budiman menggunakan duametode yaitu metode simak dan metode cakap. Tahap analisis
menggunakanmetode padan, teknik pilah unsur penentu sebagai teknik dasar dan teknikhubung
membandingkan sebagai teknik lanjutannya. Teknik hubung bandingyang digunakan adalah teknik
hubung banding membedakan. Hasil penelitianini menunjukan bahwa bentuk penamaan rumah makan
memiliki acuan terhadap pemiliknya. Dalam pemilihan nama tersebut mengandung doa atau harapan
yangdiinginkan pemilik terhadap rumah makan tersebut.Penelitian sebelumnya juga telah dilakukan
oleh Setyarini (2006) dalamskripsinya yang berjudul

“Kajian Semantik Penamaan Nama Diri Pedagang diPasar Jatibarang dan Pasar Brebes”. Penelitian ini
bertujuan untuk meneliti

tentang makna nama diri, tujuan pemberian nama diri, asal bahasa pada namadiri, dan perbedaan
penamaan pedagang yang lahir pada tahun 50-60an di PasarJatibarang dengan pedagang yang lahir
pada tahun 70-80an di pasar Brebes

Tahap analisis menggunakan metode padan, teknik pilah unsur penentu dengandaya pilah referensial
sebagai teknik dasar. Penelitian ini merupakan jenis penelitiaan kualitatif. Berdasarkan hasil analisis
datanya dapat diambilkesimpulan bahwa nama para pedagang yang mempunyai makna di
pasarJatibarang lebih banyak daripada yang tidak mempunyai makna. Tujuan pemberian nama diri
adalah memperingati saat kelahiran, menjadi anak yangkuat, dan bertujuan untuk religi. Asal bahasa
nama diri ada tiga, yaitu nama yang berasal dari bahasa Arab, bahasa Jawa, dan bahasa Indonesia. Di
Pasar Brebesnama para pedagang lebih banyak mempunyai makna, dibandingkan yang tidakmempunyai
makna. Tujuan pemberian nama diri yaitu memperingati kelahiran,mngaitkan nama dengan peristiwa
penting yang terjadi saat anak dilahirkan,mempunyai tujuan baik, agar hidupnya selamat, pemberian
nama diri sebagaiidentitas. Bahasa nama diri di Pasar Brebes berasal dari tiga bahasa yaitu bahasaArab,
bahasa Jawa dan berasal dari gabungan beberapa bahasa

-landasan teori

Semantik adalah cabang dari linguistik yang menyelidiki tentang makna bahasa. Dengan kata lain,
semantik adalah pembelajaran tentang makna.

Semantik mempunyai hubungan yang erat dengan ilmu-ilmu sosial lainseperti sosiologi dan antropologi.
Hubungan dengan sosiologi sering dijumpaikenyataan bahwa penggunaan kata-kata tertentu untuk
mengatakan sesuatumakna dapat menandai identitas kelompok dalam masyarakat,
sedangkanantropolinguisik dapat menjanjikan klasifikasi praktis tentang kehidupan budaya pemakainya
(Chaer, 2002:04).

Jenis semantik dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu semantik leksikaldan semantik gramatikal.
Semnatik leksikal apabila objek kajiannya adalahleksikon dari bahasa itu, sedangkan semantik gramatikal
seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi (Chaer, 2002:62).

Makna atau arti adalah hubungan antara lambang bunyi dengan acuannya. Makna merupakan bentuk
responsi dari stimulus yang diperoleh pemeran dalam komunikasi sesuai dengan asosiasi maupun hasil
belajar yang dimiliki. Makna terbagi ke dalam dua kelompok besar: speaker-sense dan linguistic-sense

-jenis jenis makna

Makna Leksikal

Sunting

Makna leksikal adalah makna kata atau leksem sebagai lambang benda, peristiwa, objek, dan lain-lain.
Makna ini dimiliki unsur bahasa lepas dari penggunaan atau konteksnya.

Makna kiasan atau asosiatif adalah makna kata atau leksem yang didasarkan atas perasaan atau pikiran
yang timbul pada penyapa dan manusia yang disapa. Makna ini muncul sebagai akibat asosiasi perasaan
pemakai bahasa terhadap leksem yang dilafalkan atau didengarnya.

Dilihat dari nilai rasa yang terkandung di dalamnya, makna kiasan (asosiatif) dibedakan atas makna
konotatif, makna stilistik, makna afektif, makna replektif, makna kolokatif, dan makna idiomatis.

Makna Struktural

Sunting

Makna struktural adalah makna yang muncul sebagai akibat hubungan antara unsur bahasa yang satu
dengan unsur bahasa yang lain dalam satuan yang lebih besar, baik yang berkaitan dengan unsur fatis
maupun unsur musis. Unsur fatis adalah unsur-unsur segmental yang berupa morfem, kata, frasa,
klausa, dan kalimat, sedangkan unsur musis adalah unsur-unsur bahasa yang berkaitan dengan supra-
segmental seperti irama, jeda,tekanan, dan nada. Makna struktural yang berkaitan dengan unsur fatis
disebut makna gramatikal, sedangkan yang berkaitan dengan unsur musis disebut makna tematis
Makna Gramatikal

Sunting

Makna gramatikal adalah makna yang muncul sebagai akibat hubungan antara unsur-unsur gramatikal
dalam satuan gramatikal yang lebih besar. Misalnya, hubungan morfem dan morfem dalam kata, kata
dan kata lain dalam frasa atau klausa, frasa dan frasa dalam klausa atau kalimat.

Makna Tematis

Sunting

Makna tematis adalah makna yang muncul sebagai akibat penyapa memberi penekanan atau fokus
pembicaraan pada salah satu unsur kalimat.

Metode Penelitian

Bentuk PenelitianMetode penelitian bahasa adalah cara kerja untuk memahami objek ilmu bahasa.
Objek ilmu bahasa adalah bahasa. Metode penelitian bahasa menyangkutcara kerja dalam rangka
memerikan bahasa. Pemerian bahasa yang dimaksudtidak hanya terbatas pada memaparkan apa dan
bagaimana bahasa, tetapi jugamemaparkan mengapanya dan bahkan juga kapannya bahasa
(Sudaryanto,1992:7) dalam Kesuma, 2007:4)Bentuk penelitian ini adalah penelitian deskriptif kulitatif,
yaitu penelitian yang berupaya meneliti, menggali, dan memeriksa secara cemat danmeneliti fakta-fakta
kebahasaan, menggolong-golongkan atas dasar pertimbangan tujuan penelitian yang akan dicapai.
Penelitian ini menalisis kajianmakna pada nama tempat wisata alam di kabupaten muaraenim

Daftar Pustaka

https://menatapnegeri.com/wisata-muara-enim/

Anda mungkin juga menyukai