Anda di halaman 1dari 8

NAMA: RAHMA AYU NOVERA

NIM: I1B120038

MATA KULIAH: LINGUISTIK

REVIEW JURNAL

Judul : Metafora dalam lirik lagu Dangdut ; Kajian Semantik Kognitif

Penulis : Gunawan Wiradharma, Afdol Tharik WS

Kata sandi : Metafora, Semantik Kognitif, Lirik lagu Dangdut

LANDASAN TEORI

Semantik adalah cabang linguistik yang mempelajari makna / arti yang terkandung dalam bahasa,
kode, atau jenis lain dari representasi. Dengan kata lain, semantik adalah studi tentang makna.
Semantik biasanya berhubungan dengan dua aspek lain: sintaks, pembentukan simbol kompleks dari
simbol yang lebih sederhana, dan pragmatis, penggunaan praktis simbol oleh rakyat dalam konteks
tertentu.

Semantik di dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Inggris semantics, dari bahasa Yunani Sema
(Nomina) ‘tanda’: atau dari verba samaino ‘menandai’, ‘berarti’. Istilah tersebut digunakan oleh para
pakar bahasa untuk menyebut bagian ilmu bahasa yang mempelajari makna. Semantik merupakan
bagian dari tiga tataran bahasa yang meliputi fonologi, tata bahasa (morfologi-sintaksis) dan semantik.

PENDAHULUAN

Setiap lagu terdapat musik dan lirik di dalamnya. Lirik lagu tercipta berdasarkan pengalaman eksistens i al
pengarangnya dengan dunia sekelilingnya. Seorang pencipta atau penyanyi menyampaikan gagasan, pikiran,
dan perasaannya melalui lirik lagu. Lirik lagu merupakan media untuk menyampaikan pesan kepada orang lain
bahkan untuk memberikan informasi tentang realitas sosial yang terdapat dalam masyarakat atau sebuah
kebudayaan. Apabila dipisah dari unsur - unsur musiknya, yaitu melodi, irama, rima, dan penyusunan larik dan
bait, lirik lagu dapat dianalisis sebagai teks (Sudjiman, 1992: 64). Selain itu, bentuk penulisan lirik lagu pun
sama dengan puisi, yai tu terdiri atas bait dan larik. Bertolak dari batasan di atas, lirik lagu dapat dimasukkan ke
dalam batasan puisi karena memiliki ciri - ciri yang sama dengan teks puisi.

Dengan demikian, lirik lagu dapat dianalisis sebagaimana halnya sebuah teks. Selain itu , menurut Jacobson
dalam Budiman (2004), unsur pembangun yang dominan di dalam sebuah puisi adalah metafora. Metafora
digunakan di dalam lirik lagu dengan tujuan estetis agar lagu tersebut menjadi indah, enak didengar, serta
membantu pendengar agar lebih m udah memahami makna sebuah lagu.

metafora berkaitan dengan pemakaian bahasa dalam menyampaikan makna. peneliti tertarik untuk mengkaji
lebih dalam mengenai metafora dalam lirik lagu dangdut karena acapkali menggunakan metafora untuk
menyampaikan maksud atau makna terhadap suatu realitas sosial yang terjadi di mas yarakat.penelitian ini ingin
menganalisis metafora dalam lirik lagu dangdut. dalam croft dan cruse (2004), terdapat dua hal yang
dibandingkan dalam metafora yang disebut dengan domain (ranah) yang terdiri atas source (sumber) yang
merupakan ranah yang mend ukung ekspresi makna literal dan target (sasaran) yang merupakan hasil verbalisasi
pengolahan konsep makna ranah sumber ke ranah sasaran mengenai sesuatu. dengan metafora kemudian
didapatkan satu konsep abstrak yang dapat dilihat sebagai pemetaan sederhana satu ranah ke dalam ranah
lainnya.
Didalam Jurnal ini juga membahas perubahan pada lirik lagu Dangdut dari masa kemasa yang mengandung
metafora dalam mengungkapkan realitas sosial yang terjadi di Masyarkat Data yang digunakan penelitian ini
adalah metafora yang terdapat pada tataran kata dan frasa.

KEUNGGULAN

Jurnal ini mampu menjelaskan pemaknaan frasa metafora kedalam tiga jenis metafora yaitu; ke dalam tiga jenis,
yaitu metafora ontologis, metafora struktural, dan metafora orientasional. Didalam jurnal ini juga menjelaskan
semantik dari kata kata yang tidak terdapat di KBBI serta yang sangat asing untuk didengar.

Serta jurnal ini juga menjelaskan penggunaan metafora struktural yang digunakan pada lirik lagu dangdut yang
digunakan sebagai pengganti kata objek yang dianggap tabu, lalu ada Metaora dalam lirik lagu dangdut yang
mengonsepkan hal hal yang abstrak, seperti pikiran, pengalaman, dan proses ke dalam sesuatu yang bersifat
konkret.

Semua hal diatas dijelaskan secara rinci dan teratur sehingga memudahkan pembaca untuk memahami semua
informasi yang disampaikan pada Jurnal ini.

KEKURANGAN

Kesimpulan yang terdapat pada Jurnal ini kurang bisa dipahami oleh para pembaca, serta kurang memaparkan
lebih rinci lagi yang mencakupsemua isi dari Jurnal ini, lalu didalam Jurnal ini juga banyak menggunakan Istilah
istilah yang tidak dijelaskan yang mengakibatkan kekurang pahaman para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/arkhais/article/view/389/330
NAMA: RAHMA AYU NOVERA

NIM: I1B120038

MATA KULIAH: LINGUISTIK

REVIEW JURNAL

Judul : DAYA PRAGMATIK TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARANBAHASA


INDONESIAPADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Penulis : Rina Yuliana, Muhammad Rohmadi, Raheni Suhita

Kata sandi : tindak tutur, pragmatik, bahasa, proses pembelajaran

LANDASAN TEORI

Pragmatik dapat dimaknai sebagai “penggunaan bahasa”, bukan “bahasa sebagai sistem”. Jika kita
membandingkan istilah competence dan performance dari Chomsky, pragmatik lebih mengarah kepada
performance. Performance adalah tindakan berbahasa seseorang yang memang didasarkan pada competence,
tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti ingatan, keadaan, dan sebagainya. Sedangkan, competence
sendiri adalah perangkat aturan-aturan bahasa yang dimiliki seseorang sehingga mampu membuat kalimat-
kalimat.

Istilah pragmatik secara lebih luas lagi adalah aturan-aturan pemakaian bahasa, yaitu pemilihan bentuk bahasa
dan penentuan maknanya sehubungan dengan maksud pembicara sesuai dengan konteks dan keadaan. Dengan
demikian, pragmatik di sini juga mencakup mengapa seseorang bisa mengatakan “trims” (terima kasih) kepada
teman sebaya, tetapi tidak bisa kepada guru atau orang tua.

PENDAHULUAN

Bahasa merupakanhal yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, manusia tidak pernah terlepas dari
pemakaian bahasa. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya selalu menginginkan adanya kontak
dengan manusia lain, sedangkan alat yang paling efektif untuk keperluanitu adalah bahasa, dengan
bahasa seseorang dapat menunjukkan peranan dan keberadaannya dalam lingkungan.

Masyarakat pengguna bahasa dalam situasi tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu akan selalu
berusaha memilih dan menggunakan kaidah-kaidah tuturan yang sesuai dengan peraturan. Selain itu,
masyarakat pengguna bahasa juga harus memperhatikan tata cara berbahasa yang disesuaikan dengan
norma atau aspek sosial dan budaya yang ada dalam masyarakat tertentu. Apabila tata cara berbahasa
seseorang tidak sesuai dengan norma sosial dan budaya, ia akan mendapat nilai negatif, misalnya
dikatakan orang yang tidak santun, sombong, angkuh, egois, tidak beradat, bahkan tidak berbudaya.

Didalam jurnal ini memaparkan pragmatik atau tutur kata seseorang kepada lawan bicaranya, terkhususnya
Guru yang mengajar Bahasa Indonesia kepada siswa siswi sekolah menengah pertama.

KEUNGGULAN

Jurnal yang memanfaatkan teori Pragmatik ini mampu dibuat dengan metode penelitian secara langsung kepada
siswa SMP Negeri 2 Kebakkramat Kabupaten Karanganyara, yang membuat isi jurnal ini lebih terpercaya
dan terbuka.

Hasil penelitian yang sangat rinci memaparkan tindak Daya tutur guru kepada sisiwanya, seperti Memberi
Informasi, Mempengaruhi,Menyuruh, Menengur, Mengkritik, Menyarankan, Memuji, Memutuskan, Menyindir,
bahkan Memarahi, semuanya tidak luput dari penelitian. Pemaparan Dialog dialog secara nyata dan fakta yang
sebenarnya terjadi, membantu para pembaca mengambil kesimpulan dari judul besar Jurnal ini.
Di dalam Jurnal ini juga memiliki kesimpulan yang nyata dan jelas, adapun kesimpulannya yaitu, semakin
sering tuturan tidak langsung diucapkan semakin kuat daya pragmatiknya.

KEKURANGAN

Meskipun didalam Jurnal ini telah tertera berbagai macam penjelsan yang lengkap dan memuaskan, namun
didalam pemaparan Dialog antara guru dan sisiwa masih menggunakan bahasa Daerah,Dimana bahasa daerah
tersebut mungkin saja tidak dipahami maknanya oleh para pembaca yang bukan berasal dari daerah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

file:///D:/Rahma%20ayu%20file/Rahma%20ayu%20file/pragmatik.pdf
NAMA: RAHMA AYU NOVERA

NIM: I1B120038

MATA KULIAH: LINGUISTIK

REVIEW JURNAL

Judul : Wacana Tekstual dalam Iklan Selebriti

Penulis : NURUL AISHAH, MOHD RADZINORMALIZA,ABD RAHIMNOR AZUWAN YAAKOB

Kata kunci : Wacana, iklan selebriti, endorser, analisis wacana kritis, tekstual.

LANDASAN TEORI

Wacana merupakan salah satu kajian dalam ilmu linguistik yakni bagian dari kajian dari pragmatik. Wacana
memiliki kedudukan lebih luas dari klausa dan kalimat, karena wacana mencakup suatu gagasan dan konsep
suatu teks. Wacana dalam bahasa Inggris disebut discourse diartikan sebagai ungkapan dalam suatu interaksi
komunikasi.

Wacana merupakan rangkaian ujaran yang untuh pada suatu tindak komunikasi yang teratur dan sistematis yang
mengandung gagasan, konsep, atau efek yang terbentuk pada konteks tertentu (Foucault, 1972:48-49). Setiap
tindak komunikasi merupakan bagian dari wacana, karena komunikasi melibatkan penyampai pesan, penerima
pesan, dan pesan atau kesatuan makna yang untuh yang ingin disampaikan.

Wacana dapat berwujud lisan dan tulis yang disebut sebagai teks dalam wacana. Wacana lisan berupa ujaran
baik dalam bentuk teks lisan yang diucapkan. Contoh wacana lisan yakni pada monolog, dialog, pidato,
percapan, wawancara, dan ujaran lainya yang dapat didengar oleh penerima. Wacana tulis berupa teks tertulis
yang dapat dibaca. Contoh wacana tulis dapat dijumpai pada selebaran, poster, koran, majalah, buku dan teks
tertulis lain yang mengandung unsur kebahasaan. Dapat disimpulkan bahwa wacana bukan saja dalam bentuk
kalimat dan pargraf yang panjang tetapi dapat berupa satuan lingual yang lebih kecil seperti kata, frasa, dan
klausa.

PENDAHULUAN

Sabariah, Emma, Abdul Latiff dan Nazra Latiff (2015) melakukan kajian dalam bidang wacana iklan. Wacana
iklan yang diteliti daripada dimensi tekstual boleh juga digabungkan dengan elemen lain bagi memberi kesan
yang lebih mendalam kepada golongan sasaran. Apabila mesej yang disalurkan mendapat perhatian daripada
pengguna, maka tarikan terhadap produk juga semakin meningkat. Hal ini adalah sama dengan dapatan kajian
oleh Putri Wahyuni dan Badrul Redzuan (2015) yang membuktikan negara Malaysia dan Indonesia memiliki
persamaan dalam penghasilan sebuah iklan, iaitu menumpukan kepada impak iklan menarik minat golongan
sasaran. Dapatan yang sama juga diperoleh daripada Syamsidah dan Raja Masittah (2014) yang menyatakan
kuasa bahasa yang digunakan oleh pengiklan mampu meningkatkan pemasaran sesuatu produk yang bermula
daripada tarikan awal dalam iklan.Hal ini juga dilihat selari dengan dapatan Tan dan Munira (2017),
pengiklanan boleh memberi daya tarikan kepada pengguna untuk mendapatkan produk dengan cara pemujukan
di samping menerapkan elemen budaya, moral dan nilai estetika tertentu.

KELEBIHAN

Didalam jurnal ini memaparkan bagaimana rancangan atau wacana dari pembuatan iklan yang dilakukan oleh
pihak tertentu,dengan usaha pemaparan yang rinci dan teratur, Kajian ini merupakan sebuah kajian yang
berbentuk kualitatif. Kajian ini juga dijalankan dengan menggunakan kaedah pemerhatian dan analisis teks bagi
iklan yang dipilih. Kajian ini disempurnakan bagi memenuhi tujuan kajian yang ingin meneliti sejauh
manakeberkesanan wacana teks iklan yang dihasilkan oleh pengiklan agar dapat menarik pengguna terhadap
produk yang diperkenalkan. Pengkaji telah membuat pemerhatian bagi mengetahui kandungan isi iklan sebelum
membuat pilihan agar berjaya memperoleh data yang tepat. Pemilihan iklan adalah berfokus kepada iklan yang
menampilkan AydaJebat sebagai endorser kepada sesuatu produk. Dengan kata lain, persampelan yang
digunakan dalam kajian ini adalah persampelan bertujuan.

Didalam Jurnal ini juga disampaikan bagaimana kosa kata atau kalimat yang disebut oleh sang pengiklan agar
menarik simpati pembeli, penyusunan kalimat yang sangat penting, agar mampu menarik minat pembeli untuk
membeli produk yang ditawarkan, selain itu jargon dalam pengiklanan juga sangat penting, jika sebuah produk
memiliki sebuah jargon yang menyenangkan dan membuatnya lengket di pikiran para konsumen, akan
memudahkannya menjadi produk yang dikenal oleh orang luas.

Wacana dalam pembuatan iklan, sudah diatur dan tersusun sedemikian rupa agar mampu mencapai target
penjualan produk yang ditawarkan.

DAFTAR PUSTAKA

file:///D:/Rahma%20ayu%20file/Rahma%20ayu%20file/wacana.pdf
NAMA: RAHMA AYU NOVERA

NIM: I1B120038

MATA KULIAH: LINGUISTIK

REVIEW JURNAL

Judul : ANALISIS KESALAHAN MORFO-SINTAKSIS PADA KARANGAN EKSPOSISI BAGI SISWA


KELAS XI SMA

Penulis : Sumarni, 2 Muhammad Darwis, 3Inriati Lewa

Kata kunci : Morfosintaksis, eksposisi

LANDASAN TEORI

Morfosintaksis dapat dikatakan sebagai kombinasi antara morfologi dan sintaksis. Hal utama yang
mendasari kombinasi ini adalah keduanya mempunyai hubungan yang erat. Dalam kaitan dengan
pembahasan tersebut, Crystal (1985: 234) berpendapat bahwa morfosintaksis adalah istilah dalam
linguistik yang digunakan untuk merujuk pada kategori gramatikal yang secara bersamaan
mempertimbangkan kriteria morfologi dan sintaksis.

Karangan adalah hasil mengarang:tulisan, cerita, artikel, buah pena. Setiap tulisan yang diorganisasikan yang
mengandung isi dan ditulis untuk suatu tujuan tertentu biasanya berupa tugas di kelas. Selain pengertian
tersebut, karangan juga adalah bahasa tulis yang merupakan rangkaian kata demi kata sehingga menjadi sebuah
kalimat, paragraf dan akhirnyamenjadi sebuah wacana yang dapat dibaca dan dipahami (Keraf, 2010:19-22).
Jadi, karangan yaitu hasil perwujudan ide, gagasan dan pikiran manusia yang tersusun dari rangkaian kata demi
kata yang membentuk sebuah kalimat, paragraf, dan akhirnya menjadi wacana yang mempunyai tujuan tertentu
sehingga dapat dibaca dan dipahami maksudnya oleh pembaca. Dengan demikian, untuk membuat karangan
yang baik, tentu saja seseorang dituntut memiliki dan menguasai perbendaharaan kata dengan baik.

PENDAHULUAN

Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang digunakansesuai


normapemasyarakatanyangberlaku.BahasaIndonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan
sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Jadi, bahasa Indonesia yang baik dan
benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku dan
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku (Arifin dan Hadi, 2009:11-12)Bahasa Indonesia
merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan dalam dunia pendidikan dari tingkat Sekolah Dasar
sampai tingkat Perguruan Tinggi.Mata pelajaran Bahasa Indonesia terdiri atas
empatketerampilanberbahasa.MenurutTarigan(2008:1) dalam pengajaran Bahasa Indonesia, terdapat empat
keterampilan berbahasa, yakni keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan
keterampilan menulis. Keempat keterampilan itu merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dilepaskan
satu dengan lainnya.Di antara keempat keterampilan tersebut, yang dianggap paling membutuhkan
penguasaan keterampilan paling tinggi adalah keterampilan berbahasa dalam bidang menulis.Keterampilan
menulis merupakan salah satu dari keempat komponen keterampilan berbahasa Indonesia yang memiliki
peranan penting dalam kehidupan manusia.Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan
gagasan untuk mencapai maksud dan tujuan. Pernyataan ini sama dengan pendapat Tarigan
(2008:8) yang menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan atau aktivitas menuangkan
ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampaiannya.
KEUNGGULAN

Keunggulan dari jurnal ini adalah penelitian yang dilakukan secara langsung terhadap teks eksposisi yang ditulis
oleh siswa kelas 2 SMA Negri 11 Maros. Penelitian analisis ini secara mendasar berorientasi empiris, bersifat
menjelaskan, berkaitan dengan gejala-gejala nyata, dan bertujuan predikatif dan cendrung bersifat preskriptif
(Krippendorff, 1991:1). Menurut Sudaryanto (1988:62-63), penelitian prespektif adalah penelitian yang
cendrung menitikberatkan perhatiannyapadapenggunaan bahasa yang dianggap baik dan benar saja. Penelitian
prespektif mempertimbangkan terlebih dahulu benar salahnya pemakaian bahasa menurut norma atau kriteria
tertentu. Selanjutnya, Kridalaksana (2008:199) menjelaskan bahwa prespektif bersangkutan dengan paham
bahwa ada standar mutlak mengenai betul salah dalam bahasa dan bahwa tujuan analisis bahasa adalah
menyusun norma-norma pemakaian bahasa. Penelitian prespektif digunakan karena penulis ingin menganalisis
secara akurat penerapan kaidah bahasa Indonesia khususnya dalam karangan eksposisi. Data yang diperoleh
dikumpulkan, dianalisis dan dipilih yang relevan guna keperluan penelitian. Berikut rinciannya. (1)
Mengidentifikasi konstruksi sintaksis pada karangan eksposisi kelas XI SMAN 11 Maros. (2) Mengidentifikasi
kesalahan konstruksi sintaksis pada karangan eksposisi kelas XI SMAN 11 Maros. (3) Mengelompokkan
kesalahan konstruksi sintaksis pada karangan eksposisi kelas XI SMAN 11 Maros. (4) Mengelompokkan
kesalahan konstruksi sintaksis pada karangan eksposisi kelas XI SMAN 11 Maros. (5) Menganalisis kesalahan
konstruksi sintaksis pada karangan eksposisi kelas XI SMAN 11 Maros.

DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/5157-Article%20Text-19919-1-10-20190827.pdf

Anda mungkin juga menyukai