Disusun Oleh:
Kelompok 5
Navitri Medika A.S (44214010005)
Nestiti Artha F (44214010006)
Yuliana Yursaldi (44214010020)
Ratna Destiana (44214010028)
Rika Ameliya (44214010029)
Monicha Permata F (44214010033)
PUBLIC RELATIONS
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau tuturan. Kata
wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya demokrasi, hak asasi manusia,
dan lingkungan hidup. Seperti halnya banyak kata yang digunakan, kadang-kadang pemakai
bahasa tidak mengetahui secara jelas apa pengertian dari kata yang digunakan tersebut. Ada yang
mengartikan wacana sebagai unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Ada juga yang
mengartikan sebagai pembicaraan. Kata wacana juga banyak dipakai oleh banyak kalangan
mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, sastra dan sebagainya.
Pembahasan wacana berkaitan erat dengan pembahasan keterampilan berbahasa terutama
keterampilan berbahasa yang bersifat produktif , yaitu berbicara dan menulis. Baik wacana
maupun keterampilan berbahasa, sama-sama menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi.
Wacana berkaitan dengan unsur intralinguistik (internal bahasa) dan unsur ekstralinguistik yang
berkaitan dengan proses komunikasi seperti interaksi sosial (konversasi dan pertukaran) dan
pengembangan tema (monolog dan paragraf).
Realitas wacana dalam hal ini adalah eksistensi wacana yang berupa verbal dan
nonverbal. Rangkaian kebahasaan verbal atau language exist (kehadiran kebahasaan) dengan
kelengkapan struktur bahasa, mengacu pada struktur apa adanya; nonverbal atau language
likes mengacu pada wacana sebagai rangkaian nonbahasa (rangkaian isyarat atau tanda-tanda
yang bermakna). Wujud wacana sebagai media komunikasi berupa rangkaian ujaran lisan dan
tulis. Sebagai media komunikasi wacana lisan, wujudnya dapat berupa sebuah percakapan atau
dialog lengkap dan penggalan percakapan. Wacana dengan media komunikasi tulis dapat
berwujud sebuah teks, sebuah alinea, dan sebuah wacana.
Berdasarkan uraian di atas, betapa pentingnya apa itu wacana dan memahaminya supaya
tidak terjadinya kesalah pahaman dalam pengertian wacana, maka dari itu kami membahas
topik wacana.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
HAKIKAT WACANA
Kata wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya demokrasi, hak asasi
manusia, dan lingkungan hidup. Seperti halnya banyak kata yang digunakan, kadang-kadang
pemakai bahasa tidak mengetahui secara jelas apa pengertian dari kata yang digunakan tersebut.
Ada yang mengartikan wacana sebagai unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Ada juga yang
mengartikan sebagai pembicaraan. Kata wacana juga banyak dipakai oleh banyak kalangan
mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, sastra dan sebagainya.
a. Pengertian Wacana
Wacana merupakan satuan bahasa di atas tataran kalimat yang digunakan untuk
berkomunikasi dalam konteks sosial. Satuan bahasa itu dapat berupa rangkaian kalimat atau
ujaran.Wacana dapat berbentuk lisan atau tulis .
Dalam peristiwa komunikasi secara lisan, dapat dilihat bahwa wacana sebagai proses
komunikasi antarpenyapa dan pesapa, sedangkan dalam komunikasi secara tulis, wacana terlihat
sebagai hasil dari pengungkapan ide/gagasan penyapa. Disiplin ilmu yang mempelajari wacana
disebut dengan analisis wacana.Analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti atau
menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk tulis maupun lisan.
Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau tuturan. Menurut
Alwi, dkk (2003:42), wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan sehingga membentuk
makna yang serasi di antara kalimat-kalimat itu. Menurut Tarigan (dalam Djajasudarma,
1994:5), wacana adalah satuan bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau
klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan, yang mampu mempunyai
awal dan akhir yang nyata. Lebih lanjut, Syamsuddin (1992:5) menjelaskan pengertian wacana
sebagai rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang
disajikan secara teratur, sistematis, dalam satu kesatuan yang koheren, dibentuk dari unsur
segmental maupun nonsegmental bahasa.
Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa wacana adalah satuan
bahasa yang lengkap yang disajikan secara teratur dan membentuk suatu makna.
4
e) Kohesi leksikal
Kohesi leksikal dapat terjadi melalui diksi (pilihan kata) yang memiliki hubungan
tertentu dengan kata yang digunakan terdahulu. Kohesi leksikal dapat berupa
pengulangan, sinonimi dan hiponimi, serta kolokasi.
f) Konjungsi
Konjungsi merupakan unsur yang menghubungkan konjoin (klausa/kalimat) di dalam
wacana.
Hubungan Semantik
KAREKTERISTIK WACANA
Wacana merupakan medium komunikasi verbal yang bisa diasumsikan dengan adanya
Satuan gramatikal
Satuan terbesar, tertinggi, atau terlengkap
Untaian kalimat-kalimat
Memiliki hubungan proposisi
Memiliki hubungan kontinuitas, berkesinambungan
Memiliki hubungan koherensi
Memiliki hubungan kohesi
Rekaman kebahasaan utuh dari peristiwa komunikasi
Bisa transaksional juga interaksional
6
tutur
Wacana mengungkap suatu hal (subjek)
Penyajian teratur, sistematis, koheren, lengkap dengan semua situasi pendukungnya
Memiliki satu kesatuan misi dalam rangkaian itu
Dibentuk oleh unsur segmental dan nonsegmental
berkaitan
dengan
unsur
intralinguistik
(internal
bahasa)
dan
unsur
ekstralinguistik yang berkaitan dengan proses komunikasi seperti interaksi sosial (konversasi dan
pertukaran) dan pengembangan tema (monolog dan paragraf).
3. Konteks dan Ko-teks
Wacana merupakan bangunan semantis yang terbentuk dari hubungan semantis antar
satuan bahasa secara padu dan terikat pada konteks. Ada bermacam-macam konteks dalam
wacana. Wacana lisan merupakan kesatuan bahasa yang terikat dengan konteks situasi
penuturnya. Konteks bagi bahasa (kalimat) dalam wacana tulis adalah kalimat lain yang sebelum
dan sesudahnya, yang sering disebut ko-teks.
4. Teks
Fairdough (dalam Eriyanto, 2008:289) melihat teks dalam berbagai tingkatan. Sebuah
teks bukan hanya menampilkan bagaimana suatu objek digambarkan tetapi juga bagaimana
hubungan antarobjek didefinisikan. Setiap teks pada dasarnya, menurut Firdough dapat diuraikan
dan dianalisis dari ketiga unsur tersebut.
Unsur
Representasi
Relasi
Identitas
sifat
objeknya,
deskripsi
dibedakan
atas
macam,
yaitu
deskripsi
kerangka
karangan,
dan
mengembangkan
kerangka
menjadi
pendapat
tema
pengarang.Tahapan
atau
topik
menulis
permasalahan,
karangan
merumuskan
argumentasi,
tujuan
yaitu
penulisan,
mengumpulkan data atau bahan berupa: bukti-bukti, fakta, atau pernyataan yang
8
Pemaparan wacana sama dengan tinjauan isi, cara penyusunan, dan sifatnya. Berdasarkan
pemaparan, wacana meliputi naratif, prosedural, hortatori, ekspositori, dan deskriptif.
d. Jenis Pemakaian Wacana
Jenis pemakaian wacana berwujud monolog, dialog, dan polilog. Wacana monolog
merupakan wacana yang tidak melibatkan bentuk tutur percakapan atau pembicaraan
antara dua pihak yang berkepentingan. Wacana yang berwujud dialog berupa percakapan
atau pembicaraan antara dua pihak. Wacana polilog melibatkan partisipan pembicaraan di
dalam konservasi.
2.4
CONTOH WACANA
JANGAN ABAIKAN PEKERJAAN RUMAH
Secara umum tugas dari guru untuk siswa dinamakan PR atau pekerjaan rumah. PR
memperhatikan kegiatan belajar putra-putrinya akan sangat membantu guru dalam menjalankan
tugasnya.
Banyak guru sependapat bahwa anak-anak yang rajin membuat PR apabila ulangan
mereka akan mendapatkan nilai yang memuaskan. Sayangnya, justru anak-anak yang pandailah
lebih rajin membuat PR daripada anak-anak yang kurang pandai. Ada anak yang kurang pandai,
tetapi rajin membuat PR. Namun, banyak pekerjaannya yang salah sehingga menjadi malas.Anak
model itu harus dibimbing dan selalu didekati.
Sesungguhnya tidak ada anak yang pandai secara tiba-tiba atau dalam waktu yang sangat
pendek.Semua keberhasilan biasanya dicapai secara bertahap melalui kerja keras yang dibina
sejak kecil dan berkelanjutan terus-menerus. Tidak ada salahnya apabila kita membiasakan diri
untuk bekerja keras sejak usia dini dan menghargai waktu serta menggunakannya dengan
baik.latihan ini akan bermanfaat.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau tuturan. Kata
wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya demokrasi, hak asasi manusia,
dan lingkungan hidup. Seperti halnya banyak kata yang digunakan, kadang-kadang pemakai
bahasa tidak mengetahui secara jelas apa pengertian dari kata yang digunakan tersebut. Ada yang
mengartikan wacana sebagai unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Ada juga yang
mengartikan sebagai pembicaraan. Kata wacana juga banyak dipakai oleh banyak kalangan
mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, sastra dan sebagainya.
11
Wacana merupakan satuan bahasa di atas tataran kalimat yang digunakan untuk
berkomunikasi dalam konteks social. Satuan bahasa itu dapat berupa rangkaian kalimat atau
ujaran.Wacana dapat berbentuk lisan atau tulis .
DAFTAR PUSTAKA
Djajasudarma, Fatimah. 1994. Wacana: Pemahaman dan Hubungan Antarunsur. Bandung:
Eresko.
Eriyanto. 2009. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKIS Printing
Cemerlang.
Kushartanti, Multamia dan Lauder, Untung Yuwono. 2008. Pesona Bahasa: Langkah Awal
Memahami Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Syamsuddin A.R. 1992. Studi Wacana: Teori-Analisis Pengajaran. Bandung: FPBS IKIP
Bandung.
12
13