Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ ANALISIS WACANA ”.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini, dan juga kepada sumber-sumber yang digunakan untuk menunjang
penyelesaian makalah ini.
Tidak lupa juga ucapan terima kasih kepada seluruh anggota kelompok yang telah bekerja sama dalam
penyelesaian makalah ini.
Demikianlah makalah yang telah kami selesaikan. Tiada gading yang tak retak, begitu pula makalah
ini yang tak luput dari kekurangan. Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk menunjang keberhasilan
dari makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Bengkulu, 2022
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
C. MEDIA KOMUNIKASINYA
D. CARA PENGUNGKAPANNYA
E. PEMBEBERANNYA
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau tuturan. Kata wacana adalah
salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya demokrasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup.
Seperti halnya banyak kata yang digunakan, kadang-kadang pemakai bahasa tidak mengetahui secara
jelas apa pengertian dari kata yang digunakan tersebut. Ada yang mengartikan wacana sebagai unit
bahasa yang lebih besar dari kalimat. Ada juga yang mengartikan sebagai pembicaraan. Di dalam wacana
juga terdapat sejarah,prinsip-prinsip, dan pondasi yang disampaikan penulis. Seperti yang dipakai oleh
banyak kalangan mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, sastra dan sebagainya.
Pembahasan wacana berkaitan erat dengan pembahasan keterampilan berbahasa terutama keterampilan
berbahasa yang bersifat produktif , yaitu berbicara dan menulis. Baik wacana maupun keterampilan
berbahasa, sama-sama menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Wacana berkaitan dengan unsur
intralinguistik (internal bahasa) dan unsur ekstralinguistik yang berkaitan dengan proses komunikasi
seperti interaksi sosial (konversasi dan pertukaran) dan pengembangan tema (monolog dan paragraf).
Realitas wacana dalam hal ini adalah eksistensi wacana yang berupa verbal dan nonverbal. Rangkaian
kebahasaan verbal atau language exist (kehadiran kebahasaan) dengan kelengkapan struktur bahasa,
mengacu pada struktur apa adanya; nonverbal atau language likes mengacu pada wacana sebagai
rangkaian nonbahasa (rangkaian isyarat atau tanda-tanda yang bermakna). Wujud wacana sebagai media
komunikasi berupa rangkaian ujaran lisan dan tulis. Sebagai media komunikasi wacana lisan, wujudnya
dapat berupa sebuah percakapan atau dialog lengkap dan penggalan percakapan. Wacana dengan media
komunikasi tulis dapat berwujud sebuah teks, sebuah alinea, dan sebuah wacana.
B. RUMUSAN MASALAH
3. MEDIA KOMUNIKASINYA ?
4. CARA PENGUNGKAPANNYA ?
5. PEMBEBERANNYA ?
C. TUJUAN
1. UNTUK MENGETAHUI PENGERTIAN ANALISIS WACANA
Kata wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya demokrasi, hak asasi
manusia, dan lingkungan hidup. Seperti halnya banyak kata yang digunakan, kadang-kadang
pemakai bahasa tidak mengetahui secara jelas apa pengertian dari kata yang digunakan tersebut.
Ada yang mengartikan wacana sebagai unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Ada juga yang
mengartikan sebagai pembicaraan. Kata wacana juga banyak dipakai oleh banyak kalangan
mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, sastra dan sebagainya.
Wacana merupakan satuan bahasa di atas tataran kalimat yang digunakan untuk
berkomunikasi dalam konteks sosial.Satuan bahasa itu dapat berupa rangkaian kalimat atau
ujaran.Wacana dapat berbentuk lisan atau tulis . Dalam peristiwa komunikasi secara lisan, dapat
dilihat bahwa wacana sebagai proses komunikasi antarpenyapa dan pesapa, sedangkan dalam
komunikasi secara tulis, wacana terlihat sebagai hasil dari pengungkapan ide/gagasan penyapa.
Disiplin ilmu yang mempelajari wacana disebut dengan analisis wacana.Analisis wacana
merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah,
baik dalam bentuk tulis maupun lisan. Analisis wacana atau discouse analysis adalah cara yang
digunakan untuk membongkar makna atau pesan komunikasi yang terdapat dalam suatu teks
baik secara tekstual maupun kontekstual.
Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau tuturan. Wacana
merupakan rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan proposisi yang satu dengan
proporsi yang lainnya, membentuk satu kesatuan sehingga terbentuklah makna yang serasi di
antara kalimat-kalimat itu. (J.S.Badudu,2000). Sedangkan ( Hawtan,1987 ) wacana adalah
komunikasi kebahasaan yang terlibat sebagai sebuah pertukran diantara pembicara dan
pendengar, sebagai sebuah aktivitas personal di mana bentuknya ditentukan oleh tujuan
sosialnya.
Menurut Alwi, dkk (2003:42), wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan sehingga
membentuk makna yang serasi di antara kalimat-kalimat itu. Menurut Tarigan (dalam
Djajasudarma, 1994:5), wacana adalah satuan bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar di
atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan, yang
mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata. Lebih lanjut, Syamsuddin (1992:5) menjelaskan
pengertian wacana sebagai rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan
suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam satu kesatuan yang koheren,
dibentuk dari unsur segmental maupun nonsegmental bahasa.
Dari beberapa pendapat Yang relative penting berkaitan dengan wacana ialh definisi yang
dikemukakan oleh cook, wacana adalah suatu penggunaan bahasa dalam komunikasi, baik secara
lisan maupun tulisan.
B. Jenis- jenis Wacana
Menurut Djajasudarma (1994: 6-7), realitas wacana dalam hal ini adalah eksistensi
wacana yang berupa verbal dan nonverbal. Rangkaian kebahasaan verbal atau kehadiran
kebahasaan (language exist) dengan kelengkapan struktural bahasa, mengacu pada struktur apa
adanya; nonverbal atau language likes mengacu pada wacana sebagai rangkaian nonbahasa
(yakni rangkaian isyarat atau tanda-tanda yang bermakna (bahasa isyarat). Wacana nonbahasa
yang berupa isyarat. Pertama, Isyarat dengan gerak-gerik sekitar kepala atau muka, seperti: (a)
gerakan mata misalnya: melotot, berkedip, menatap tajam (dapatkah kita menentukan maknanya,
misalnya, melotot = ‘marah’; melotot = ‘menyuruh pergi’, dsb); (b) gerak bibir misalnya senyum,
tertawa, meringis; (c) gerak kepala misalnya mengangguk, menggeleng; dan (d) perubahan raut
muka (wajah) misalnya mengerutkan kening, bermuka manis, bermuka masam.
Kedua, isyarat yang ditunjukkan melalui gerak anggota tubuh selain kepala, seperti: (a)
gerak tangan, misalnya melambai, mengepal, mengacungkan ibu jari, menempelkan telunjuk
pada bibir, menunjuk dahi; (b) gerak kaki, misalnya mengayun, menghentak-hentakkan,
menendang-nendang; dan (c) gerak seluruh tubuh, misalnya seperti terlihat pada pantomim,
memiliki makna wacana sampai teks.
Tanda-tanda nonbahasa yang bermakna berupa: (1) tanda-tanda rambu-rambu lalu lintas,
misalnya warna lampu merah berarti berhenti, kuning berarti siap untuk maju dan hijau berarti
boleh maju; dan (2) tanda di luar rambu-rambu lalu lintas adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan
dari kentongan. Realitas makna kentongan diwujudkan oleh masyarakat pendukung wacana
tersebut.
b) Wacana Lisan
Menurut Tarigan (1987: 55), wacana lisan atau spoken discourse adalah wacana yang
disampaikan secara lisan, melalui media lisan. Untuk menerima, memahami, atau menikmati
wacana lisan ini maka sang penerima harus menyimak. Wacana lisan ini sering pula dikaitkan
dengan interactive discourse atau wacana interaktif. Wacana lisan ini sangat produktif dalam
sastra lisan di seluruh tanah air kita ini; juga dalam siaran-siaran televisi, radio, khotbah,
ceramah, pidato, kuliah, deklamasi, dan sebagainya.
Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau tuturan. Kata
wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya demokrasi, hak asasi manusia,
dan lingkungan hidup. Seperti halnya banyak kata yang digunakan, kadang-kadang pemakai
bahasa tidak mengetahui secara jelas apa pengertian dari kata yang digunakan tersebut. Ada yang
mengartikan wacana sebagai unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Ada juga yang
mengartikan sebagai pembicaraan. Kata wacana juga banyak dipakai oleh banyak kalangan
mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, sastra dan sebagainya.
Wacana merupakan satuan bahasa di atas tataran kalimat yang digunakan untuk berkomunikasi
dalam konteks sosial.Satuan bahasa itu dapat berupa rangkaian kalimat atau ujaran.Wacana dapat
berbentuk lisan atau tulis .
SARAN
Kami merasa pada makalah ini kami banyak kekurangan, karena kurangnya referensi dan
pengetahuan pada saat pembuatan makalah ini, kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun pada pembaca agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA
https://spada.uns.ac.id/mod/resource/view.php?id=11466
http://zendyaprilia.blogspot.com/2015/06/makalah-analisis-wacana_12.html