Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH CRINICAL ANALYSIS DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

" ANALISIS WACANA "

Disusun Oleh :

1. Novellya Angel Tania (P05140320030)

2. Nur Rosyidah Qurrota A'yun (P05140320031)

3. Raisya Khalida A.R (P05140320034)

4. Renvita Ariny (P05140320035)

Dosen Pengampu :

Rialike Burhan, M.Keb

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

SARJANA TERAPAN KEBIDANAN DAN PROFESI

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ ANALISIS WACANA ”.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini, dan juga kepada sumber-sumber yang digunakan untuk menunjang
penyelesaian makalah ini.

Tidak lupa juga ucapan terima kasih kepada seluruh anggota kelompok yang telah bekerja sama dalam
penyelesaian makalah ini.

Demikianlah makalah yang telah kami selesaikan. Tiada gading yang tak retak, begitu pula makalah
ini yang tak luput dari kekurangan. Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk menunjang keberhasilan
dari makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bengkulu, 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

B. JENIS WACANA MENURUT REALITASNYA

C. MEDIA KOMUNIKASINYA

D. CARA PENGUNGKAPANNYA

E. PEMBEBERANNYA

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau tuturan. Kata wacana adalah
salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya demokrasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup.
Seperti halnya banyak kata yang digunakan, kadang-kadang pemakai bahasa tidak mengetahui secara
jelas apa pengertian dari kata yang digunakan tersebut. Ada yang mengartikan wacana sebagai unit
bahasa yang lebih besar dari kalimat. Ada juga yang mengartikan sebagai pembicaraan. Di dalam wacana
juga terdapat sejarah,prinsip-prinsip, dan pondasi yang disampaikan penulis. Seperti yang dipakai oleh
banyak kalangan mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, sastra dan sebagainya.

Pembahasan wacana berkaitan erat dengan pembahasan keterampilan berbahasa terutama keterampilan
berbahasa yang bersifat produktif , yaitu berbicara dan menulis. Baik wacana maupun keterampilan
berbahasa, sama-sama menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Wacana berkaitan dengan unsur
intralinguistik (internal bahasa) dan unsur ekstralinguistik yang berkaitan dengan proses komunikasi
seperti interaksi sosial (konversasi dan pertukaran) dan pengembangan tema (monolog dan paragraf).

Realitas wacana dalam hal ini adalah eksistensi wacana yang berupa verbal dan nonverbal. Rangkaian
kebahasaan verbal atau language exist (kehadiran kebahasaan) dengan kelengkapan struktur bahasa,
mengacu pada struktur apa adanya; nonverbal atau language likes mengacu pada wacana sebagai
rangkaian nonbahasa (rangkaian isyarat atau tanda-tanda yang bermakna). Wujud wacana sebagai media
komunikasi berupa rangkaian ujaran lisan dan tulis. Sebagai media komunikasi wacana lisan, wujudnya
dapat berupa sebuah percakapan atau dialog lengkap dan penggalan percakapan. Wacana dengan media
komunikasi tulis dapat berwujud sebuah teks, sebuah alinea, dan sebuah wacana.

B. RUMUSAN MASALAH

1. PENGERTIAN ANALISIS WACANA ?

2. JENIS WACANA MENURUT REALITASNYA ?

3. MEDIA KOMUNIKASINYA ?

4. CARA PENGUNGKAPANNYA ?

5. PEMBEBERANNYA ?

C. TUJUAN
1. UNTUK MENGETAHUI PENGERTIAN ANALISIS WACANA

2. UNTUK MENGETAHUI JENIS WACANA MENURUT REALITASNYA

3. UNTUK MENGETAHUI MEDIA KOMUNIKASINYA

4. UNTUK MENGETAHUI CARA PENGUNGKAPANNYA

5. UNTUK MENGETAHUI PEMBEBERANNYA


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wacana

Kata wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya demokrasi, hak asasi
manusia, dan lingkungan hidup. Seperti halnya banyak kata yang digunakan, kadang-kadang
pemakai bahasa tidak mengetahui secara jelas apa pengertian dari kata yang digunakan tersebut.
Ada yang mengartikan wacana sebagai unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Ada juga yang
mengartikan sebagai pembicaraan. Kata wacana juga banyak dipakai oleh banyak kalangan
mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, sastra dan sebagainya.

        Wacana merupakan satuan bahasa di atas tataran kalimat yang digunakan untuk
berkomunikasi dalam konteks sosial.Satuan bahasa itu dapat berupa rangkaian kalimat atau
ujaran.Wacana dapat berbentuk lisan atau tulis . Dalam peristiwa komunikasi secara lisan, dapat
dilihat bahwa wacana sebagai proses komunikasi antarpenyapa dan pesapa, sedangkan dalam
komunikasi secara tulis, wacana terlihat sebagai hasil dari pengungkapan ide/gagasan penyapa.
Disiplin ilmu yang mempelajari wacana disebut dengan analisis wacana.Analisis wacana
merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah,
baik dalam bentuk tulis maupun lisan. Analisis wacana atau discouse analysis adalah cara yang
digunakan untuk membongkar makna atau pesan komunikasi yang terdapat dalam suatu teks
baik secara tekstual maupun kontekstual.

        Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau tuturan. Wacana
merupakan rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan proposisi yang satu dengan
proporsi yang lainnya, membentuk satu kesatuan sehingga terbentuklah makna yang serasi di
antara kalimat-kalimat itu. (J.S.Badudu,2000). Sedangkan ( Hawtan,1987 ) wacana adalah
komunikasi kebahasaan yang terlibat sebagai sebuah pertukran diantara pembicara dan
pendengar, sebagai sebuah aktivitas personal di mana bentuknya ditentukan oleh tujuan
sosialnya.
Menurut Alwi, dkk (2003:42), wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan sehingga
membentuk makna yang serasi di antara kalimat-kalimat itu. Menurut Tarigan (dalam
Djajasudarma, 1994:5), wacana adalah satuan bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar di
atas kalimat  atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan, yang
mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata. Lebih lanjut, Syamsuddin (1992:5) menjelaskan
pengertian wacana sebagai rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan
suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam satu kesatuan yang koheren,
dibentuk dari unsur segmental maupun nonsegmental bahasa.
        Dari beberapa pendapat Yang relative penting berkaitan dengan wacana ialh definisi yang
dikemukakan oleh cook, wacana adalah suatu penggunaan bahasa dalam komunikasi, baik secara
lisan maupun tulisan.
B. Jenis- jenis Wacana

1. Wacana Berdasarkan Realitasnya

Menurut Djajasudarma (1994: 6-7), realitas wacana dalam hal ini adalah eksistensi
wacana yang berupa verbal dan nonverbal. Rangkaian kebahasaan verbal atau kehadiran
kebahasaan (language exist) dengan kelengkapan struktural bahasa, mengacu pada struktur apa
adanya; nonverbal atau language likes mengacu pada wacana sebagai rangkaian nonbahasa
(yakni rangkaian isyarat atau tanda-tanda yang bermakna (bahasa isyarat). Wacana nonbahasa
yang berupa isyarat. Pertama, Isyarat dengan gerak-gerik sekitar kepala atau muka, seperti: (a)
gerakan mata misalnya: melotot, berkedip, menatap tajam (dapatkah kita menentukan maknanya,
misalnya, melotot = ‘marah’; melotot = ‘menyuruh pergi’, dsb); (b) gerak bibir misalnya senyum,
tertawa, meringis; (c) gerak kepala misalnya mengangguk, menggeleng; dan (d) perubahan raut
muka (wajah) misalnya mengerutkan kening, bermuka manis, bermuka masam.
Kedua, isyarat yang ditunjukkan melalui gerak anggota tubuh selain kepala, seperti: (a)
gerak tangan, misalnya melambai, mengepal, mengacungkan ibu jari, menempelkan telunjuk
pada bibir, menunjuk dahi; (b) gerak kaki, misalnya mengayun, menghentak-hentakkan,
menendang-nendang; dan (c) gerak seluruh tubuh, misalnya seperti terlihat pada pantomim,
memiliki makna wacana sampai teks.
Tanda-tanda nonbahasa yang bermakna berupa: (1) tanda-tanda rambu-rambu lalu lintas,
misalnya warna lampu merah berarti berhenti, kuning berarti siap untuk maju dan hijau berarti
boleh maju; dan (2) tanda di luar rambu-rambu lalu lintas adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan
dari kentongan. Realitas makna kentongan diwujudkan oleh masyarakat pendukung wacana
tersebut.

2. Wacana Berdasarkan Media Komunikasinya


Berdasarkan media yang digunakan, wacana dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
wacana tulis dan wacana lisan.
a) Wacana Tulis
Tarigan (1987: 52) menjelaskan bahwa wacana tulis atau written discourse adalah
wacana yang disampaikan secara tertulis, melalui media tulis. Untuk menerima, memahami, atau
menikmatinya, maka sang penerima harus membacanya. Berbicara mengenai wacana tulis maka
ada pula orang yang mengaitkan dengan written text yang mengimplikasikan non-interactive
monologue atau monolog yang tidak interaktif, yaitu monolog yang tidak saling mempengaruhi.
Hal ini dapat dipahami karena apa yang disebut monolog (atau bicara sendiri) itu memang selalu
bersifat satu arah saja. Wacana tulis dapat berupa wacana tidak langsung, wacana penuturan,
wacana prosa, serta wacana puisi, dan sebagainya.

b) Wacana Lisan
Menurut Tarigan (1987: 55), wacana lisan atau spoken discourse adalah wacana yang
disampaikan secara lisan, melalui media lisan. Untuk menerima, memahami, atau menikmati
wacana lisan ini maka sang penerima harus menyimak. Wacana lisan ini sering pula dikaitkan
dengan interactive discourse atau wacana interaktif. Wacana lisan ini sangat produktif dalam
sastra lisan di seluruh tanah air kita ini; juga dalam siaran-siaran televisi, radio, khotbah,
ceramah, pidato, kuliah, deklamasi, dan sebagainya.

3. Wacana Berdasarkan Cara Pengungkapannya

a) Wacana langsung atau direct discourse


Wacana jenis ini adalah kutipan wacana yang sebenarnya dibatasi oleh intonasi atau
pungtuasi (Kridalaksana dalam Tarigan, 1987: 55). Sebagai contoh wacana langsung
adalah sebagai berikut:
K.H Sukron mengatakan, “ Pada peringatan Tahun Baru Hijriyah warga kami
mendapatkan wakaf Masjid Roudlotus Solikhin dari keluarga Shaleh bin Muhammad
Harhara. Masjid yang menempati area 1000 m2 itu dibangun cukup megah atas prakarsa
masyarakat kami. Selesainya pembangunan yang bertepatan dengan Tahun Baru Hijriyah
merupakan momentum kegiatan yang berkesan bagi kami. Pembangunan masjid wakaf
ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak termasuk bupati wilayah kami yang sempat
mempersembahkan sebuah bedug yang cukup besar.”
b) Wacana tidak langsung atau direct discourse
Wacana tidak langsung adalah pengungkapan kembali wacana tanpa mengutip harfiah
kata-kata yang dipakai oleh pembicara dengan mempergunakan konstruksi gramatikal
atau kata tertentu, antara lain dengan klausa subordinatif, kata bahwa, dan sebagainya
(Kridalaksana dalam Tarigan, 1987: 55-56). Sebagai contoh wacana langsung adalah
sebagai berikut:
K.H Sukron mengatakan bahwa pada peringatan Tahun Baru Hijriyah warganya
mendapatkan wakaf Masjid Roudlotus Solikhin dari keluarga Shaleh bin Muhammad
Harhara. Masjid yang menempati area 1000 m2 itu dibangun cukup megah atas prakarsa
masyarakatnya. Selesainya pembangunan yang bertepatan dengan Tahun Baru Hijriyah
merupakan momentum kegiatan yang berkesan bagi mereka. Pembangunan masjid wakaf
ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak termasuk bupati wilayah mereka yang sempat
mempersembahkan sebuah bedug yang cukup besar.
4. Wacana Berdasarkan Cara Pembeberannya
Berdasarkan cara membeberkan atau menuturkannya, Kridalaksana (dalam Tarigan,
1983: 56) mengklasifikasikan wacana atas:

a) Wacana Pembeberan atau Expository Discourse


Wacana pembeberan merupakan wacana yang tidak mementingkan waktu dan penutur,
berorientasi pada pokok pembicaraan, dan bagian-bagian logis. Sebagai contoh:
Karangan itu memang bagus dan menarik. Temanya sesuai dengan tuntutan zaman,
sesuai dengan kemajuan bangsa. Cara memaparkan isinya sangat sistematis. Hubungan
paragraf dengan paragraf sangat logis. Bahasanya sangat baik. Singkat, padat, menuju
sasaran. Ejaannya rapi, sesuai dengan EYD. Pendeknya bentuk dan isi karangan itu serasi
benar. Pantas saja karangan itu mendapat hadiah pertama. (Tarigan, 1987: 56)
b) Wacana Penuturan atau Narrative Discourse
Wacana penuturan merupakan wacana yang menentingkan urutan waktu, dituturkan oleh
persona pertama atau ketiga dalam waktu tertentu, berorientasi pada pelaku, dan seluruh
bagiannya diikat oleh kronologi. Sebagai contoh berikut ini.
Pada hari Sabtu pukul 09.00 pagi rombangan kami berangkat dengan naik bis. Di tengah
perjalanan semua bergembira ria bernyanyi beramai-ramai. Tidak terasa hari sudah
menjelang jam 12.00 ketika kami tiba di Tawangmangu. Bis berhenti, kami beristirahat
beberapa lama, sembahyang, dan makan siang. Pada pukul 13.00 rombongan berjalan
menuju Grojogan Sewu. Setelah berjalan 15 menit, kami sampai di lokasi. Kami
menikmati keindahan alam air terjun di sana. Pada pukul 16.00 kami berkumpul di bis
kemudian pulang. Pukul 19.00 kami sampai di Pati.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau tuturan. Kata
wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya demokrasi, hak asasi manusia,
dan lingkungan hidup. Seperti halnya banyak kata yang digunakan, kadang-kadang pemakai
bahasa tidak mengetahui secara jelas apa pengertian dari kata yang digunakan tersebut. Ada yang
mengartikan wacana sebagai unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Ada juga yang
mengartikan sebagai pembicaraan. Kata wacana juga banyak dipakai oleh banyak kalangan
mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, sastra dan sebagainya.
Wacana merupakan satuan bahasa di atas tataran kalimat yang digunakan untuk berkomunikasi
dalam konteks sosial.Satuan bahasa itu dapat berupa rangkaian kalimat atau ujaran.Wacana dapat
berbentuk lisan atau tulis .

SARAN

Kami merasa pada makalah ini kami banyak kekurangan, karena kurangnya referensi dan
pengetahuan pada saat pembuatan makalah ini, kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun pada pembaca agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi

DAFTAR PUSTAKA
https://spada.uns.ac.id/mod/resource/view.php?id=11466

http://zendyaprilia.blogspot.com/2015/06/makalah-analisis-wacana_12.html

Anda mungkin juga menyukai