Disusun oleh:
1. Tiara Aldis Kinarti 2320085
2. Uswatun Khasanah 2320087
3. Dhea Ananda Salsabella 2320090
4. Dianatul Muqtasidah 2320093
5. Thia Nur Rahmah 2320096
KELAS D
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman,
islam, dan kesehatan bagi kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “WACANA BAHASA INDONESIA” sesuai yang diharapkan. Tak lupa juga
sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
yang kelak kita nantikan syafaatnya di yaumul qiyamah nanti.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Abdul Mukhlis, M.Pd. selaku
dosen pengampu mata kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia atas tugas yang telah diberikan
semoga dapat menambah wawasan penulis tentang wacana Bahasa Indonesia.
Demikian kata pengantar dari penulis. Penulis mohon maaf apabila dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan kepada para pembaca khususnya mahasiswa IAIN
Pekalongan, penulis harap makalah ini dapat bermanfaat. Kritik dan saran yang membangun
penulis butuhkan untuk perbaikan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Internet merupakan salah satu kecanggihan teknologi untuk membantu
memenuhi kebutuhan manusia akan informasi yang selalu baru dari hari ke hari.
Internet dapat dimanfaatkan dalam segala bidang, untuk bidang pendidikan,
pemerintah, perbankan, penyuluhan kepada masyarakat, kesehatan, dan sebagainya.
Dengan adanya internet, kita dapat mencari informasi apapun yang ingin kita ketahui.
Salah satu informasi yang kita dapatkan dari internet adalah berita. 1
Berita merupakan laporan tentang suatu kejadian yang baru atau keterangan
yang terbaru tentang peristiwa. Berita ada yang disampaikan secara lisan dan tulisan.
Salah satu tempat dimuatnya berita dalam bentuk tulisan yaitu di sebuah majalah.
Majalah adalah terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik,
pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca, dan menurut waktu
penerbitannya dibedakan atas majalah bulanan, tengah bulanan, mingguan, dan
sebagainya.
Wacana yang baik adalah wacana yang harus memperhatikan hubungan
antarkalimat, sehingga dapat memelihara keterkaitan dan keruntutan antarkalimat.
Sejalan dengan pandangan bahwa bahasa itu terdiri atas bentuk dan makna, hubungan
dalam wacana dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu hubungan bentuk yang disebut
kohesi dan hubungan makna atau hubungan semantis yang disebut koherensi.
Wacana dapat dibagi menjadi dua macam yaitu wacana lisan dan wacana tulis.
Wacana lisan adalah jenis wacana yang disampaikan secara lisan atau langsung dengan
bahasa verbal. Jenis wacana ini sering disebut sebagai tuturan atau ujaran. Untuk
wacana yang disampaikan secara tertulis, penyampaian isi atau informasi disampaikan
secara tertulis. Ini dimaksudkan agar tulisan tersebut dapat dipahami dan
diinterprestasikan oleh pembaca.
Hubungan antarkalimat dalam sebuah wacana tulis tersusun berkesinambungan
dan membentuk suatu kepaduan. Oleh karena itu, kepaduan makna dan kerapian bentuk
pada wacana tulis merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam rangka
meningkatkan keterbacaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi atau pengertian dari wacana?
2. Bagaimana penjelasan tentang ragam wacana?
3. Apa saja alat-alat pembentuk wacana?
4. Bagaimana praktik analisis wacana pada media massa?
1
Analisis koheksi dan koherensi wacana berita oleh Wisnu Widiatmoko tahun 2015
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi atau pengertian dari wacana.
2. Untuk memahami penjelasan tentang ragam wacana.
3. Untuk mengetahui alat-alat pembentuk wacana.
4. Untuk mengetahui dan memahami praktik analisis wacana pada media massa.
BAB II
PEMBAHASAN
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa wacana merupakan satuan
bahasa yang tertinggi atau terbesar yang memiliki serentetan proposisi yang
berkesinambungan, memiliki awal dan akhir yang jelas dan memiliki kohesi dan koherensi
baik dalam bentuk lisan maupun tertulis.
B. Ragam Wacana
Kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari adanya komunikasi baik lisan ataupun tulisan.
Komunikasi lewat tulisan atau lisan dapat berupa kata, kalimat atau bahkan wacana. Wacana merupakan
rentetan kalimat yang berkaitan dan menghubungkan preposisi satu dengan yang lainnya sehingga
menduduki tingkat gramatikal yang tertinggi. Hal ini sesuai dengan teori dari Kushartanti & Yuwono
(2005: 92) yang menyatakan bahwa wacana adalah kesatuan makna (semantis) antarbagian di dalam
suatu bangun bahasa. Dengan kesatuan makna, wacana dilihat sebagai bagian di dalam itu berhubungan
secara padu.
Tidak terkecuali dengan majalah sebagai media komunikasi tulisan terdapat ragam wacana
yang menarik untuk dianalisis. Dalam suatu wacana terdiri dari gabungan antar kalimat yang dapat
memberikan pemahaman terhadap pembaca. Berdasarkan komposisi dalam wacana yang beraneka
ragam maka perlu adanya suatu analisis yang kemudian disebut dengan analisis wacana. Dalam analisis
wacana akan dibahas bagaimana menangkap suatu informasi atau pesan dan juga tentang bagaimana
mempelajari suatu bahasa. Data untuk analisis wacana berupa tulisan ataupun rekaman interaksi, karena
memang jarang sekali orang yang berkomunikasi dengan hanya menggunakan satu kata atau kalimat
tunggal.
Menurut Sumarlam (2009: 17) wacana diklasifikasikan menjadi lima macam berdasarkan cara
dan tujuan pemaparannya, yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi dan persuasi.
1. Deskripsi
Deskripsi merupakan ragam wacana yang menggambarkan atau melukiskan sesuatu
dengan tujuan membuat pembaca seakan-akan berada di tempat kejadian, ikut merasakan,
mengalami, melihat dan mendengar mengenai satu peristiwa atau adegan berdasarkan
kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya.
2. Narasi
Narasi merupakan ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa.
Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai
fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya suatu hal.
3. Eksposisi
Eksposisi merupakan ragam wacana yang menerangkan, menyampaikan, atau
menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan
pandangan pembacanya. Eksposisi akan lebih senang mempergunakan gaya yang bersifat
informasi. Gaya ini hanya berusaha untuk menguraikan sejelas-jelasnya obyeknya,
sehinggapembaca dapat menangkap apa yang dimaksudkannnya.
4. Argumentasi
Argumentasi merupakan ragam wacana yang salah satu jenis pengembangan paragraf
dalam penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca.
Dalam penulisan argumentasi isi dapat berupa penjelasan, pembuktian, alasan, maupun
ulasan obyektif dimana disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat. Tujuannya adalah
agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Dasar karangan argumentasi adalah berpikir kritis dan logis. Oleh karena itu, harus
berdasarkan pada fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.
5. Persuasi
Persuasi merupakan suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar
mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai,
penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta.
Berdasarkan hasil temuan, dalam 1 kolom Renungan majalah Paras masing-masing ragam
wacana tidak selalu dapat berdiri sendiri. Misalnya, dalam 1 kolom Renungan yang berbentuk narasi
mungkin saja terdapat bentuk wacana deskripsi atau eksposisi, dalam kolom Renungan yang berbentuk
eksposisi bisa saja terkandung bentuk deskripsi dan narasi. Penamaan ragam suatu teks kolom
Renungan lebih didasarkan atas corak yang paling dominan pada karangan tersebut. Keragaman wacana
berdasarkan cara dan tujuan pemaparannya dalam kolom Renungan majalah Paras Edisi Januari 2012-
Mei 2013 terdiri dari dari wacana deskripsi yang menggambarkan atau melukiskan suatu keadaan,
suasana, peristiwa, atau perilaku seseorang; wacana narasi yang menceritakan kejadian berdasarkan
urutan waktu disertai oleh kisah, kehadiran tokoh, tokoh, dan alur; wacana eksposisi yang berorientasi
pada pokok pembicaraan, dan bagian-bagiannya diikat secara logis; wacana argumentasi yang berisi
ide atau gagasan yang dilengkapi dengan data-data sebagai bukti, dan bertujuan meyakinkan pembaca
akan kebenaran ide atau gagasannya; dan wacana persuasi yang bersifat memengaruhi pembaca dengan
ajakan atau bujukan.
Mulyana, Kajian wacana, Teori, Metode & Aplikasi Prinsip-Prinsip Analisis Wacana,
(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005), h. 3.
19 Ibid., h. 4
20 Alex Sobur, Analisis Teks Media suatu pengantar untuk analisis wacana, analisis
semiotik, dan analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), h. 12.
21 Yoce Aliah Darma, Analisis Wacana Kritis, (Bandung: Yrama Widya, 2009), h. 15.
22 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001), h. 3.
23 Ibid., h. 3.ijo
Junaiyah, H.M., dan E. Zaenal Arifin. Keutuhan Wacana.Grasindo.
Panggabean,S.Pengantar Wacana.Diktat WACANA Universitas HKBP Nommensen,5-13.
Brow, G dan Yuile, G. Analisis Wacana, tetjemahan I Soetikno, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
1996.
Dubin, F. et.al Teaching Second Languange Reading for.
Oktavia Ilham Prastika, 2014, “ANALISIS RAGAM WACANA DALAM KOLOM RENUNGAN
MAJALAH PARAS EDISI JANUARI 2012 – MEI 2013”, FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA