2
Buku Panduan:Kuliah
Jurnalistik
3
Kata Pengantar
4
Kami kira perlu dibuatkan semacam buku panduan
mengingat LPM Al-Mizan bergelut di bidang penulisan
Jurnalistik. Perlu fasilitas semacam itu agar bisa digunakan
sebagai bahan rujukan diskusi selama kuljur. Lebih dari itu,
anggota baru dapat menjadikannya sebagai pengingat pasca-
Kuljur.
Salam Persma!
Pengurus 2019
5
Daftar Isi
6
Hukum dan Etika Media Massa
Prasetyo Aji
7
Lpm Al-Mizan dalam hal ini sebagai bagian dari Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak di 6 M itu, juga punya
badan hukum yang resmi. Yaitu surat keputusan (SK) resmi
yang diturunkan Rektor IAIN Pekalongan dari tahun 1997. Yang
diperbarui tiap tahunnya. Sehingga struktur kepengurusan dan
kantor sekretariat pun badan hukum yang jelas.
Etika Jurnalistik
8
Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan
tidak menerima suap.
9
Membidik Peristiwa Menjadi Berita
Muhammad Arsyad
10
dan tersaji. Wartawan tinggal melahap apa saja yang dia temui
pada kegiatan itu. Waktu itu saya sebagai jurnalis amatir dan
masih magang, jelas sangat mudah memanfaatkan momentum
menjadi sebuah berita. Tapi itu pun karena saya kebetulan lagi
sudah memperoleh bekal jurnalistik dari LPM Al-Mizan. Saya
tidak kebayang, andaikata saya tidak pernah menyentuh dan
belajar soal jurnalistik di LPM Al-Mizan, ya walaupun belajar
jurnalistik bisa dimana saja.
11
Mulai dari situ saya akhirnya berpikir bahwa ada dua hal
yang perlu saya kuasai. Mencari peristiwa dan mendapatkan
berita. Peristiwa saya ibaratkan sebagai ikan, namun ikan
disini bukan ikan yang sudah siap digoreng, melainkan yang
masih hidup dan hilir mudik berenang di empang, sungai,
bahkan samudera. Sedangkan, berita saya ibaratkan sebagai
ikan goreng, ikan panggang, ikan bakar, dan jenis olahan ikan
lainnya. Jadi, sebelum kita membuat hidangan berupa ikan
goreng, kita wajib mencari ikannya terlebih dahulu. Begitu pula
dalam menulis berita, berita kerusakan lingkungan misalnya,
mana mungkin kita bisa menulis berita kerusakan lingkungan
jika tak menemukan kerusakan lingkungan itu sendiri, minimal
di sekitar kita misalnya?
12
sebagai jurnalis harus tahu lebih dulu mana peristiwa yang
layak dijadikan berita, dan mana yang bukan. Karena nelayan
pun enggak akan menangkap ikan yang tidak ingin dia tangkap,
atau yang tidak bisa ia jual kembali.
Tiga Senjata
13
mantan wartawan kompas.com, Riana A. Ibrahim.3 Belum lagi
tuntutan media online yang serba cepat, dalam hal ini editor
beritagar.id, Muammar Fikrie mengatakan dalam menulis
berita online hanya membutuhkan what, when, dan who.4
14
Mulai Merumuskan Topik
15
tahu, bahwa Pemilu masuk ke dalam agenda publik. Secara
otomatsis, apa saja yang ada di agenda publik itu layak
diberitakan. Kenapa? Kembali lagi ke fungsi berita itu sendiri.
Berita hardir untuk memberikan informasi kepada publik.
Artinya, kita sebagai jurnalis atau pemvberi informasi adalah
pelayan publik. Apapun yang berhubungan dengan publik kita
wajib mengetahuinya dan mengejarnya, termasuk Pemilu.
16
dibuat beritanya bagaimana? Jangan terburu-buru, karena sya
dari tadi baru membahas senjata yang pertama. Selanjutnya,
kita akan membahas cara memanfaatkan senjata kedua dalam
membidik peristiwa menjadi berita.
Menyiapkan Kail
17
Jika kita mendapatkan topik tersebut dari masyarakat,
akan lebih mudah kalau kita mengambil kailnya masyarakat
itu sendiri. Kita bisa mulai menarik benang merah antara
masyarakat dan topik Banyaknya Nyamuk tadi. Kita taruh topik
Banyaknya Nyamuk menjadi variabel pertama, dan masyarakat
sebagai variabel kedua. Seorang jurnalis harus bisa terlatih
untuk mencari korelasi antara variabel satu dan dua, mirip
seperti pembuatan disertasi.
18
Memilah Bukan Menyaring
19
Berita dan Feature berpendapat ada 11 news value yang harus
diperhatikan wartawan. Namun Asti Musman dan Nadi Mulyadi
dalam Jurnalisme Dasar menerangkan bahwa dalam menulis
berita membutuhkan 10 news value. Saya ketika mengikuti
perkuliahan Pak Burhan, dia juga menyampaikan 10 news
value.
20
memberikan efek kejut kepada khalayak. Sehingga
berita yang aktual pasti akan mendapatkan pembaca.
Belum lagi, arus informasi yang cepat menuntut
wartawan memberitakan peristiwa secepatnya.
21
dan hadir memang untuk mahasiswa kampus
tersebut. Al-Mizan akan kehilangan pembaca jika ia
menanggalkan informasi yang berhubungan dengan
IAIN Pekalongan.
Penting
22
itu menjadi berita. Hal ini sangat erat kaitannya
dengan aspek prominance dari tokoh yang terlibat
dalam peristiwa itu.
23
Konflik (Conflict)
Keunikan (Unique)
Informasi
24
adalah berita. Tentu informasi yang dimaksud ialah
yang harus diketahui publik, artinya mengandung
kepentingan publik di daamnya. Misalnya,
informasi soal rencana pembangunan jalan tol yang
disampaikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang, Basuki Hadimuljono, atau rencana
akan diberlakukannya Kartu Indonesia Sehat oleh
Persiden RI, Joko Widodo wajib diketahui oleh publik,
dan tugas wartawan adalah untuk memberikan
informasi tersebut ke publik.
Human Interest
25
sebenarnya tidak begitu menganggu kinerja wartawan, dengan
catatan, apabila si jurnalis tidak dibatasi ruang liputannya.
Permasalahan sesungguhnya adalah ketika wartawan sudah
mendapat berita kemudian disetorkan ke redaksi, tapi ketika
dimuat di koran, beritanya jadi lain. Para kalangan jurnalis dan
redaktur menyebutnya dengan framming atau angle berita.
26
framming, kecuali dia adalah wartawan atau mantan wartawan.
Perlu diingat: framming tidak termasuk dalam tiga senjata yang
saya sebutkan di atas.
Waktunya Hunting
27
Teknik Reportase
Saiful Ibad
28
yang lebih lengkap atau layak.
2. Wawancara Non-Direktif
“Bila saya kamu, saya akan pergi tidur lebih cepat pada hari-
hari biasa dan lebih lambat malam Sabtu dan malam
Minggu.” (memberi nasehat)
“Oh ya, saya tahu, saya kira itu biasa. Tidak ada yang harus
dikhawatirkan.” (penentraman hati)
29
“Kedengarannya tugas-tugas anda mengesalkan hati
anda.” (penguraian dengan kata-kata sendiri atau
paraphrasing)
Bentuk-bentuk Wawancara
30
• Konferensi Pers
31
Dibandingkan wawancara via telepon, wawancara
langsung atau tatap muka lebih memungkinkan
wartawan mendapatkan informasi yang lebih luas
dan mendalam karena wawancara langsung bisa
dilakukan pada waktu yang lebih lama dan tidak
tergesa-gesa. Untuk keperluan menulis profil seorang
tokoh dan kehidupannya, harus dilakukan wawancara
langsung. Keterangan narasumber bisa direkam atau
dicatat secara panjang-lebar, termasuk gerak-gerik
dan suasana yang mewarnai proses wawancara itu
karena seringkalai menjadi penting dalam sajian hasil
wawancara.
• Wawancara Tertulis
32
Kebanyakan wawancara bentuk ini merupakan
alternatif terakhir ketika sumber berita menolak untuk
diwawancarai langsung atau melalui telepon.
• Wawancara ekslusif
• Wawancara Bersama
33
sudah direncanakan sebelumnnya.1
Pertanyaan Menyelidik
Contoh:
• Teruskan.
• Ya?
34
• Dapatkah anda menambahkan lagi?
• Mengapa?
• Apa sebabnya?
Pertanyaan Menggiring
Pertanyaan Netral
Pertanyaan Membebani
35
Etika Wawancara
Teknik Lobying
36
Cara Menentukan Narasumber
37
Penulisan Berita
Ana Risqiana
38
itu. Jadi, jika suatu peristiwa sudah dituliskan sebagai
berita langsung, maka masih bisa dituliskan menjadi
berita ringan asal saja memasukkan unsur-unsur
manusiawi itu didalamnya. Pada dasarnya, yang
ditonjolkan adalah unsur menarik dan menyentuh
perasaaan pembaca.
3 Ibid., hal 17
4 Asep Syamsul, Jurnalistik Praktis, (Bandung: 2009), hal 3
5 Ibid., hal 17
6 Ibid., hal 19
39
• Why, menanyakan mengapa peristiwa itu bisa
terjadi.
40
piramida terbalik sebagai struktur penulisan berita.7
Dengan cara ini, wartawan menempatkan semua
informasi penting pada bagian awal, kemudian makin
ke bawah memuat informasi yang kurang penting.
Pada bagian atas berisi inti informasi, kemudian
penjelasan dan perincian, selanjutnya hal-hal pelengkap
informasi.8
41
kemampuan. sehingga jangankan lanjut membaca,
melirik lagi saja belum tentu berkenan. Adapun tata
penulisan judul yang tepat, sebagai berikut:
Contoh;
Contoh;
42
Fotografi Jurnalistik
Ikhtaroza
Contoh :
43
yang terdapat di depan sensor.
https://fstoppers.com/education/
44
https://digital-photography-school.com/
45
Semakin besar bukaan lensa, semakin sempit depth of field
(ruang tajam / foto semakin bokeh/blur) yang diperoleh, dan
sebaliknya.
https://fstoppers.com/education/
Jadi kalau ingin mendapatkan foto yang bokeh (biasanya
digunakan untuk pemotretan manusia / potraiture),
gunakan aperture terbesar (f-number terkecil) yang dimiliki
oleh lensa kamu, contoh : f/1.2.
46
Hal ini tentu berakibat pada Shutter Speed..
Lihat gambar..
https://fstoppers.com/education/
.. di f/1.4, shutter speed yang diperoleh 1/1000s, sedangkan
di f/8.0 shutter speed yang diperoleh 1/30s.
47
Tugas setiap semut pekerja adalah memungut cahaya
yang masuk melalui lensa dan bertugas membuat gambar.
Jika menggunakan 2 buah lensa yang masing-masing diatur
pada aperture f/1.4, dengan pengaturan ISO kamera pertama
menggunakan ISO 200 sementara kamera kedua ISO 100, maka
kamera siapakah yang paling cepat menghasilkan gambar?
48
Mengapa Perlu Menaikkan ISO?
49
Namun dengan menaikkan nilai ISO, akan mengakibatkan
kualitas gambar yang dihasilkan menjadi berkurang, akan
muncul noise atau bintik-bintik pada foto.
http://www.hardwarezone.com.sg/review-revolutionary-
compact-canon-powershot-s90/performance-5a
Namun teknologi terus berkembang, kamera-kamera high-
end saat ini sudah menawarkan peningkatan dalam merender
gambar dengan menggunakan ISO tinggi agar hasil yang
didapatkan tetap terlihat baik.
50
Untuk mendapatkan exposure yang benar (correct
exposure), dibutuhkan pengaturan ISO, Aperture serta Shutter
Speed yang tepat sesuai kebutuhan.
Kombinasi ISO, Aperture dan Shutter Speed ini biasa disebut
sebagai segitiga exposur (The Triangle Exposure).
Tapi..
51
https://fstoppers.com/education/
Perhatikan shutter speed..
52
adalah dengan menaikkan ISO. Misalnya dari ISO 100 ke ISO
400 dan seterusnya hingga mendapatkan kecepatan minimal
tadi.
Contoh Pemotretan Landscape (Pemandangan)
https://fstoppers.com/education/
Sesuai dengan penjelasan sebelumnya, untuk
mendapatkan foto yang tajam secara keseluruhan maka
f-number yang digunakan adalah angka terbesar di lensa kamu,
biasanya f/22.
Semakin besar f-number, semakin kecil jendela terbuka
sehingga cahaya yang masuk semakin minim. Hal ini akan
53
mengakibatkan shutter speedyang dibutuhkan semakin lama.
Kalau shutter speed masih wajar (1/FL), kamera bisa dipegang
secara handheld.jika shutter speed sangat rendah, wajib gunakan
tripod.
Pada pemotretan landscape, usahakan menggunakan
ISO paling rendah misalnya ISO 100 atau ISO 50 karena
foto landscape pada umumnya harus meminimalisir noise agar
foto terlihat sangat tajam.
Dengan rendahnya ISO, lagi-lagi shutter speed akan semakin
panjang.
Alih-alih menaikkan ISO, fotografer landscape akan
memilih menggunakan tripod sehingga shutter speed yang
diperoleh semakin panjang dan hasil foto lebih dramatis.
.. misalnya air terjun yang terlihat lembut, pergerakan awan
yang seperti slow motion.
Itulah mengapa fotografer landscape selalu membawa
tripod kemanapun ia pergi.
Demikian artikel Memahami ISO, Aperture, dan Shutter
Speed di Fotografi (Segitiga Exposure).1
54
hanya untuk mengulang-ulang informasi. Karenanya, untuk
membuatcaption yang tersusun dan rapi tentunya dibutuhkan
panduan yang baik, berikut adalah susunan yang baik dalam
membuat caption:
Who (Siapa)
Nama subjek terfoto. Selalu tanyakan bagaimana
mengejanya supaya tidak salah dalam penulisan.
Tanyakan umur, jika dalam foto memuat anaknya
tanyakan juga umurnya dan duduk di kelas berapa si anak
bersekolah.
Tanyakan alamat subjek tinggal.
Nomor telepon jika di butuhkan untuk informasi dan/
atau konfirmasi.
Tanyakan hal-hal lain yang relevan dengan diri subjek,
misalnya apa pekerjaannya dan bagaimana kehidupannya.
Saat memotret personal militer berusahalah agar
memperoleh nama dan kesatuannya. Jangan berasumsi satu
pasukan berasal dari kesatuan yang sama. Sebagian mereka
bisa berasal dari marinir atau justru pasukan yang berbeda.
What (Apa)
Selalu identifikasi peristiwa dengan benar secara
menyeluruh. Misalnya untuk sebuah acara parade sekolah,
jangan lupa menyertakan keterangan apakah itu acara tahunan
dan seterusnya.
Pastikan akurasinya, jangan menduga-duga.Cari informasi yang
spesifik tentang apa yang ada di dalam foto.
When (Kapan)
Tulislah hari dan bulan yang relevan. Jika foto dibuat
dan kemudian dimuat pada tahun yang sama maka keterangan
tahun boleh saja tidak ditulis, namun jika pemuatan foto setelah
55
tahun tersebut maka tahun pembuatan harus di cantumkan.
Yang penting untuk diperhatikan adalah perbedaan antara foto
dibuat dengan peristiwanya. Sering kali foto jurnalistik dibuat
sesaat setelah peristiwa terjadi.
Pada peristiwa tertentu jurnalis foto harus tahu waktunya
dengan pasti, misalnya sebuah kebakaran berawal pada pukul
8.20 WIB dan seterusnya.
Where (Dimana)
Carilah data lokasi peristiwa dengan lengkap: nama
jalan, desa, kecamatan, kabupaten, dan seterusnya.
Carilah data tempat yang lebih spesifik. Misalnya nama gedung,
atau pemilik tempat.
Why (Mengapa)
Pastikan memperoleh data Why dengan benar (valid).
Misalnya kenapa sebuah acara diadakan di atas danau, seorang
Ibu menangis pilu, dan seterusnya. Atau keterangan berupa
sebab dari suatu kejadian. Seringkali data-data tentang why ini
tidak dibutuhkan dalam penulisan caption, tapi jurnalis foto
memerlukannya untuk menjelaskan fotonya.
Keterangan foto lengkap yang memuat semua informasi
cerita dalam foto. Caption yang lengkap biasanya disertai
kelengkapan data 5W + 1H. Penulisannya berformat gaya
penulisan berita, yang dapat menjawab semua pertanyaan
terkait foto.
Berikut adalah beberapa foto yang saya coba paparkan
kedalam foto jurnalistik beserta captionnya2
2 https://www.kamerashot.com/memahami-iso-fotografi/
56
Bagaimana Menulis Esai dan Opini?
Muharom Syifa
57
Dari sini bisa kita tarik pemahaman bahwa mengapa
disebut artikel karena memuat karangan tertulis yang memuat
gagasan dimana tidak ada batasan dalam pendek ataupun
panjangnya kata. Sehingga kita dapat bebas menulis tanpa
cemas akan adanya batasan kalimat. Selama masih memuat
gagasan itu masih disebut artikel. Biasanya, dalam membuat
artikel terdapat anatomi tulisan mulai judul, pendahuluan, isi
tulisan yang memuat identifikasi masalah dan penutup.
Akan tetapi secara umum, ada lima jenis artikel yang
sering kita baca sehari-hari. Mengacu pada pengertian artikel
di atas, adapun jenis-jenis artikel adalah sebagai berikut:
1. Narasi
Artikel narasi adalah jenis artikel yang isinya
menceritakan tentang rangkaian peristiwa secara sistematis
(awal, tengah, dan akhir). Di dalam narasi terdapat tokoh,
konflik, dan penyelesaian masalah. Contoh narasi; biografi,
autobiografi, kisah pengalaman.
2. Deskripsi
Artikel deskripsi adalah jenis artikel berupa karangan
yang menggambarkan tentang suatu hal kepada pembacanya,
sehingga pembaca seolah-oleh dapat merasakan, melihat, dan
mendengar isi dari deskripsi.
3. Eksposisi
Artikel eksposisi adalah jenis artikel yang isinya
menjelaskan atau memberikan informasi mengenai suatu topik
agar menambah pengetahuan pembacanya. Artikel eksposisi
biasanya dilengkapi dengan gambar, grafik, dan informasi
pendukung lainnya.
58
4. Argumentasi
Artikel argumentasi adalah suatu karangan yang
tujuannya ingin membuktikan kebenaran sebuah pendapat
dengan menyajikan data/ fakta sebagai alasan. Di dalam artikel
argumentasi biasanya terdapat unsur opini dan data, serta fakta
sebagai pendukung opini.
5. Persuasi
Artikel persuasi adalah artikel yang isinya bertujuan
untuk mempengaruhi pembaca sehingga bersedia melakukan
sesuatu yang dianjurkan oleh si penulis dalam karangannya.
Artikel seperti ini banyak digunakan dalam kampanye-
kampanye, misalnya kampanye anti Narkoba yang isinya
menjelaskan tentang bahaya Narkoba.
Tempo Institut telah merangkum bagaimana langkah-
langkah menulis Artikel yang baik dan enak dibaca yaitu
sebagai berikut:
Menemukan Ide
Tanpa ide, menulis adalah pekerjaan yang mustahil;
seseorang tak bakal kesulitan menggoreskan kata apa pun. Dan
bila kata-kata absen, bisa ditebak bagaimana lanjutannya, kan?
Novelis Ernest Hemingway menggambarkan situasi “selembar
kertas kosong” itu sebagai keadaan paling menakutkan dalam
pekerjaan menulis. Tapi bagaimana menemukan ide?
59
seminar, dan menonton. Entah menarik entah tidak, itu perkara
nanti. Sering pula ide yang pertama kali muncul belum solid,
berantakan dan tidak runtut. Tak mengapa, yang penting
tulislah dulu.
Menetapkan Angle
Langkah selanjutnya adalah memilih satu saja aspek
dari ide tersebut yang paling menarik dan paling penting. Inilah
yang disebut angle, yaitu membidik suatu persoalan hanya dari
satu sudut pandang. Angle harus jelas, jernih, dan tajam. Agar
mudah, rumuskan angle dalam kalimat tanya.
60
Kerangka tulisan
Kerangka tulisan atau outline tulisan akan membantu
penulis atau wartawan dalam dua hal: memetakan kronologi
peristiwa, data yang dibutuhkan, serta informasi utama lain
(berupa kesan atas narasumber hingga referensi tertulis) dan
mengalirkan cerita jurnalistiknya.
Menulis
Tahap berikutnya adalah menuliskan semua bahan yang
telah terkumpul, berdasarkan ide dan angle yang tajam. Tuliskan
dengan bantuan kerangka yang telah dibuat agar tulisan tak
melantur. Dalam tahap ini, penulis tak perlu terlalu memikirkan
detail-detail kecil yang bisa mengganggu fokus penulis. Tuliskan
saja, kesalahan-kesalahan kecil dan detail bisa diperbaiki di
tahap berikutnya, yaitu editing atau penyuntingan. Tapi bukan
berarti penulis berhak menulis dengan sembarangan.
Editing
Editing atau penyuntingan tak hanya bertujuan
menajamkan isi berita dengan gaya bahasa tertentu, tapi
juga membuat berita jadi menarik. Di Tempo tulisan harus
memenuhi semua persyaratan, berisi, enak dibaca dan perlu,
61
sesuai dengan aturan Tempo. Jika sudah selesai, tulisan harus
diperiksa aspek kebahasaannya. Tak berhenti di situ, tulisan
diuji kembali dalam proses proof reading untuk mengecilkan
resiko kesalahan dalam tulisan.
Publikasi
Tahap terakhir adalah menyebarkan tulisanmu ke
pembaca. Jangan malu untuk menyebarkan tulisanmu, mulai
dari orang-orang di sekitar. Anda bisa mendapatkan masukan
dan komentar dari orang-orang di sekitar, dengan begitu Anda
bisa memperbaiki dan terus menulis lebih baik lagi. Sebarkan
seluas-luasnya, agar gagasanmu atau informasi yang kamu
sampaikan didengar banyak orang.1
62
Berbeda dengan Esai dimana gaya penulisannya lebih
luwes dan memiliki karakter sudut pandang yang menagarah
kepada bahasa si penulis. Sehingga dalam menuangkan sebuah
kata dalam kalimat. Tidak terlalu baku yang mana terkesan
kaku. Gaya penulisannya inilah yang biasa dimaksud dengan
Nasi Goreng dimana dalam mengolah sebuah tulisan perlu
adanya campur tangan dari si penulis dalam menata sebuah
kalimat. Sehingga banyak ditemui bahwa sebuah tulian esai
lebih mengarah pada kepribadian seseorang dan menjadikan
ciri khas dalam penulisannya.
63
Sastra: Cerpen dan Puisi
Nina Fitriani
Cerpen
Pengertian cerpen
Unsur cerpen
64
bagaimana, tokohnya seperti apa dan sebagainya.
65
Lelaki itu menoleh ke arahku.
66
“Kadang-kadang jika lagi ingin minum,” jawabnya
enteng.
“Maksudmu?”
67
“Lihatlah hamparan pantai ini. Dengarlah debur
ombak itu. Perhatikan cahaya senja yang perlahan
akan sirna. Hidup ini indah, bukan? Namun semua
keindahan ini akan pergi dari pikiran kita jika kita
mati.”
“Sudah berkeluarga?”
“Belum, Bang.”
68
meniduri perempuan?”
“Pernah, Bang.”
“Berapa perempuan?”
“Satu, Bang.”
“Pacarmu?”
69
“Itu yang sering kudengar, Bang.”
“Iya, Bang.”
70
“Melukis bagiku seperti bercinta. Aku melukis
hanya untuk menuruti naluri seniku. Aku tak peduli
orang suka atau tidak.”
71
“Aku tidak menemukan yang kucari di Jakarta
untuk jiwa seniku.”
“Maksudnya?”
72
“Aku belum tahu, Bang.”
73
pertanyaan sangat bodoh.
“Iya, Bang.”
74
agar mayatnya dikremasi bersama karya-karyanya
dan abunya ditabur di Pantai Kuta. Mungkin dia akan
hidup seribu tahun lagi di hati para pengagumnya.
Entahlah.
Bedah tulisan
75
• Judul cerpen menggunakan kata yang
awalannya kapital, kecuali jika itu kata
hubung (Aku dan Lelaki Itu)
Contoh:
76
sebelum petik digunakan tanda koma)
Puisi
Pengertian puisi
77
Makna dari kata-kata itu mungkin lebih dari
satu. Kata-kata yang dipilih hendaknya bersifat
puitis, yang memupunyai efek keindahan, bunyinya
harus indah dan memiliki keharmonisan dengan
kata-kata lainnya (Waluyo, 1987:106).
78
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
79
80
81