Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.)
Oleh
Ahmad Zakaria
NIM: 106051101914
KONSENTRASI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
ABSTRAK
Ahmad Zakaria
KEBIJAKAN REDAKSIONAL SURAT KABAR REPUBLIKA DALAM
PENULISAN BERITA PADA RUBRIK INTERNASIONAL
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT atas berkat
ini. Shalawat dan salam tak lupa selalu tercurahkan kepada Nabi besar
Tiada kata yang dapat mewakili luapan hati penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Akhirnya berkat usaha dan doa, skripsi yang berjudul KEBIJAKAN
Selesainya skripsi ini tentunya tidak lepas dari dukungan dan bantuan serta
bimbingan semua pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa
untuk kalian. Amin. Serta kakak dan adikku Laila Masyitoh dan
ii
ilmu dan dorongan yang telah Bapak berikan kepada penulis dalam
Bidang Administrasi Umum dan Drs. Studi Rizal L.K, MA, selaku
sidang skripsi bapak Dr. Moh. Ali, penguji satu bapak Drs. H.
Selain itu, terima kasih kepada seluruh staf redaksi Surat Kabar
iii
Republika yang telah mengizinkan saya melakukan penelitian dan
2006 : Abi, Yanti, Lisa, Deros, Jose, Aida, Puteri, Gesta, Eka, Ira,
Novita, Irham, Nina, Rara, Fitri, Edy, Ogi, Bend, Agnes, Jay,
Baduy, Risni, Mahbub Terima kasih atas kerja sama yang solid
berarti.
Dan kepada semua pihak yang telah langsung atau tidak langsung
membantu penulis dalam menyelasaikan skripsi ini, semoga Allah membalas budi
Penulis.
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…...............................................................1
B. Batasan dan Rumusan Masalah…...................................................4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…....................................................5
D. Metodologi Penelitian…..................................................................5
E. Penelitian Terdahulu…......................................................................7
F. Sistematika Penulisan…....................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................47
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
Surat kabar Republika adalah salah satu koran nasional yang dilahirkan
awalnya harian ini akan diberi nama “Republik”. Penerbitan Republika menjadi
berkah bagi umat. Sebelum masa itu, aspirasi umat tidak mendapat tempat dalam
wacana nasional. Kehadiran media ini bukan hanya memberi saluran bagi aspirasi
itu kalangan umat antusias memberi dukungan, antara lain dengan membeli saham
sebanyak satu lembar saham per orang. PT Abdi Bangsa Tbk sebagai penerbit
publik. Mengelola usaha penerbitan koran bukan perkara sederhana. Selain sarat
dengan modal dan sarat SDM, bisnis inipun sarat teknologi. Keberhasilan
1
Lampiran company profile Republika
2
Republika menapaki usia 15 tahun merupakan buah upaya keras manajemen dan
seluruh awak pekerja di PT Abdi Bangsa Tbk yang dilakukan oleh perusahaan
yang menerbitkan koran ini sejak 1993 untuk mengelola segala kerumitan itu.
Setelah BJ Habibie tak lagi menjadi Presiden dan seiring dengan surutnya
kiprah ICMI selaku pemegang saham mayoritas PT Abdi Bangsa, pada akhir
2000, mayoritas saham koran ini dimiliki oleh kelompok Mahaka Media.
misi, namun, harus diakui ada perbedaan gaya dibandingkan dengan sebelumnya.
matang sebagai koran nasional untuk komunitas Muslim. Mulai tahun 2004,
memperoleh juara pertama Lomba Perwajahan Media Cetak 1993. Tahun 1995
membuka situs surat kabar pertama di Indonesia. Tahun 1997, menjadi yang
pertama mengoperasikan Sistem Cetak Jarak Jauh (SCJJ). Republika juga sebagai
koran pertama yang menerbitkan halaman khusus daerah. Pada 31 Januari 2000,
Republika menjadi koran pertama yang melakukan resizing. Pada umumnya koran
di Indonesia menggunakan kertas ukuran sembilan kolom, hal ini terlihat tidak
ergonomis. Ketika seluruh koran pada 2005 berubah ke delapan kolom, maka 2
Januari 2006 Republika berubah menjadi tujuh kolom. Tahun 2006, mulai edisi
Republika juga menjadi koran pertama yang sejak awal menjadi perusahaan
terbuka dan telah listing di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Banyak keberhasilan yang
kemanusiaan.2
bukanlah hal yang mudah. Media tersebut harus siap bersaing dengan media
lainnya. Media tersebut juga harus intens melakukan berbagai inovasi. Inovasi
tersebut dapat berupa sajian dalam bentuk yang beragam. Salah satunya
dengan content yang variatif. Dan dalam era globalisasi ini, para insan media juga
berlomba untuk menyuguhkan ide dan informasi mereka lewat media cetak, salah
internasional.
kolom atau rubrik untuk berita. Ini merupakan perwujudan dari institusi pers
sebagai lembaga kontrol sosial. Berita dalam penerbitan pers dapat berasal dari
dalam dunia pemberitaan yang penting bukan saja peristiwa, tetapi juga sikap
terhadap peristiwa itu sendiri. Kalau suatu media massa tidak memiliki kebijakan
2
Lampiran company profile Republika
3
Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers (Bandung: Rosda, 2004), h. 67.
4
suatu tim kerja atau working group dalam merumuskan berbagai keputusan terkait
dengan prosedur dan mekanisme maupun nilai berita yang akan dimuat atau
diterbitkan oleh Surat Kabar Republika. Kedua, bahwa ukuran penentuan nilai
secara realitas mengandung satu atau lebih unsur kelayakan sebagai berita
RUBRIK INTERNASIONAL”.
1. Pembatasan Masalah
Agar tidak terlalu luas dalam pengelolaan data, maka penelitian ini
dibatasi pada kebijakan redaksional surat kabar Republika dalam penulisan berita
2. Rumusan Masalah
berita yang layak dan tidak layak dimuat pada rubrik internasional ?
5
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
b. Manfaat Praktis
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
deskriptif berupa kata-kata, baik itu tertulis atau lisan dari orang-orang dan
digunakan dalam penelitian ini ialah analisis deskriptif yang berfokus pada
merumuskan hipotesis.6
butuhkan agar mendapatkan data atau informasi yang akurat. Sedangkan studi
pustaka, peneliti dapatkan dari buku, juga dari artikel dari internet yang berkaitan
4
Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosda, 2002), h. 3.
5
Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi ( Yogyakarta: Gintanyali, 2004). H.
6
Suharismi Arikonto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT. Bina
Aksara, 1989), h. 194.
7
Analisis data peneliti lakukan setelah semua data yang dibutuhkan telah
dari hasil observasi dan wawancara dengan redaktur rubrik Internasional. Data-
data tersebut peneliti deskripsikan secara apa adanya serta didukung oleh data
yang didapatkan dari dokumen arsip maupun sumber lainnya yang berkaitan
Buncit Raya No. 37 Jakarta Selatan 12510. Serta perpustakaan sebagai tempat
pertimbangan dan persiapan yang harus dilakukan untuk penelitian ini maka
E. Penelitian Terdahulu
tetapi, baik media maupun fokus penelitian kami berbeda. Peneliti mencoba
menggunakan media lain, yaitu surat kabar Republika dengan fokus penelitian
penelitian.
F. Sistematika Penulisan
penulis berpedoman pada buku yang berjudul Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
(Skripsi, Tesis, dan Disertasi), karya Hamid Nasuhi, dkk, terbitan Ceqda,
Jakarta, 2007. Penulis membagi skripsi ini menjadi (5) lima bab. Adapun
Sistematika Penulisan.
Kabar Republika.
perumusan masalah.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kebijakan Redaksional
1. Pengertian Kebijakan Redaksional
Kebijakan redaksional juga merupakan sikap redaksi suatu lembaga media massa,
terutama media cetak, terhadap masalah aktual yang sedang berkembang, yang
tidak menyiarkan peristiwa, pertama-tama ditentukan oleh sifat media massa yang
bersangkutan. Media massa itu ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat
khusus. Media massa yang bersifat khusus, misalnya media massa ekonomi,
hanya menyiarkan berita ekonomi dan hal-hal yang berkaitan dengan masalah
ekonomi, media massa politik hanya menyiarkan berita politik dan hal-hal yang
berkaitan dengan masalah politik dan sebagainya. Kemudian kalau media massa
itu bersifat bersifat umum, maka ia pada perinsipnya dapat menyiarkan setiap
peristiwa yang menarik dan penting. Tetapi karena peristiwa yang menarik itu
banyak, maka belum tentu bisa menyiarkan semuanya sehingga harus ditentukan
1
Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005), h. 150.
2
Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, h.151.
11
erat dengan kebijakan media massa sesuai dengan hukum media massa yang
berlaku di negara masing-masing dan teori pers yang dianut oleh negara tersebut.
muncul sebagai reaksi pers otoriter yang berkembang sebelumnya, karena pers
otoriter tidak dianggap demokratis dan tidak relevan dengan gagasan kebebasan
mendorong lahirnya suatu gagasan dan teori pers tanggung jawab sosial. Pencetus
dinyatakan sebagai pers yang bebas dan bertanggung jawab, yaitu pers yang
masyarakat.3
Tujuan kebijakan media massa, paling tidak bisa dilihat dari dua segi,
sosiologi dan komunikasi. Dari sisi sosiologi, tujuan kebijakan komunikasi adalah
3
Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, h.47-48.
12
untuk menempatkan proses komunikasi sebagai salah satu bagian dari dinamika
Kalau kebijakan media massa tidak mengandung kelima kriteria ini, maka
kebijakan tersebut tidak lengkap dan akan menimbulkan masalah di belakang hari.
Kebijakan seperti ini harus diubah. Proses perubahan kebijakan inilah yang
B. Ideologi Media
mengenai ideologi pastilah berbeda menurut para ahli, artinya penggunaan kata
ideologi memiliki arti yang berbeda dan tidak ada keseragaman mengenai
pengertian ideologi.
4
Ana Nadhya Abrar. “Konsep Dasar Hukum Media Massa,” artikel ini diakses pada 1
maret 2010. http://ikuii.files.wordpress.com/2008/02/handout-1-konsep-dasar-hukum-media-
massa.pdf
5
Ana Nadhya Abrar. Konsep Dasar Hukum Media Massa.
13
Secara etimologis, ideologi berasal dari bahasa Greek, terdiri atas kata
idea dan logia. Idea berasal dari kata idein yang berarti melihat. Sedangkan logia
berarti pengetahuan atau teori. Ideologi menurut arti kata ialah pengucapan dari
yang terlihat atau pengutaraan apa yang terumus di dalam pikiran sebagai hasil
dari pemikiran. Menurut Gramsci, ideologi lebih dari sekedar sistem ide. James
mendeskripsikan nilai dan agenda publik dari bangsa, kelompok agama, kandidat
dan pergerakan politik, dll.6 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti dari
(kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup atau cara
penggunaan utama : 7
makna.
6
Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Semiotika
dan Framing (Bandung : Rosdakarya, 2004) h. 64-65.
7
Doni, “Konstruksi Media Cetak Atas Realitas (Analisis Framing Terhadap Pemberitaan
Baitul Muslimin Indonesia PDI-P di Harian Kompas dan Republika),” (Skripsi S 1 Fakultas
Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008).
14
hukum dan media massa. Aspek penggunaan ketiga, lebih menekankan pada
Sphere of consensus
Sphere of
Sphere of Deviance
legitimate controversy
Uraian Gambar 1
Peta Ideologi Pamela J. Shoemaker
Peta ideologi Pamela J. Shoemaker, membagi jurnalistik ke dalam tiga bidang, yakni bidang
(sphere of legitimate controversy), dan bidang konsensus (sphere of consensus).
dikucilkan dan dipandang menyimpang. Berisi nilai yang dipahami bersama oleh
komunitas. Bidang yang paling tengah, yakni bidang kontroversi, di mana dalam
menyimpang dan buruk. Dalam bidang ini, realitas masih diperdebatkan atau
15
sebuah ideologi yang ada dalam sebuah media massa dapat mempengaruhi
bagaimana sebuah peristiwa dibingkai oleh media tersebut dalam membuat suatu
kebijakan redaksional.
Ideologi sebuah media massa berupa citra ideal yang dikemas oleh media
massa seperti fakta dan dipahami sebagai realitas kongkrit. Ideologi media massa
surat kabar. Ideologi media dapat tercermin dari isi media massa berupa produk
serta menentukan isu apa saja yang akan ditampilkan dan isu apa saja yang harus
menentukan isu apa yang harus ditonjolkan, sehingga isu tersebut dipandang
penting oleh khalayak. Kemampuan media massa yang seperti itulah yang dikenal
Teori agenda setting ialah teori yang membahas mengenai dampak media /
efek komunikasi massa terhadap masyarakat dan budaya. Teori ini dikemukakan
oleh Maxwell McCombs dan Donald Shaw, dengan publikasi pertamanya “The
8
Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 127-128.
16
media pada suatu persoalan dengan perhatian yang diberikan khalayak terhadap
suatu persoalan. Agenda setting menonjolkan isu apa yang dianggap penting oleh
media, akan dianggap penting juga oleh masyarakat. Apa yang dilupakan media,
akan luput dari perhatian masyarakat.9 Ada tiga proses agenda setting10:
sebagai realitas tangan kedua (second hand reality). Realitas yang diterima
khalayak ini bukan realitas yang sesungguhnya, melainkan sesuatu yang dianggap
sebagai realitas semu. Fakta semu inilah yang dianggap sebagai fakta oleh publik,
sebab publik tidak mungkin melihat langsung fakta sesungguhnya selain yang
9
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung : Rosda Karya, 2004), h.
68.
10
http://en.wikipedia.org/wiki/Agenda-Setting theory diakses pada 9 Mei 2009
11
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, h. 229.
17
suatu perspektif tentang arah perusahaan dan ingin menjadi seperti apa perusahaan
tersebut. Sedangkan misi didefinisikan sebagai tujuan dasar dan nilai suatu
organisasi, sesuai dengan lingkup operasinya.12 Sementara itu, visi dan misi
1) Visi Ekonomi
2) Visi Service
masyarakat
3) Visi Personal
D. Berita
1. Pengertian Berita
Berita merupakan hal atau peristiwa yang terjadi di dunia, oleh karena itu
semua media baik cetak maupun elektronik selalu menyajikan berita atau
12
http://digilib.petra.ac.id/viewer, diakses pada 24 Juni 2009
18
mengenai berita, namun ada beberapa pendapat yang mendefinisikan tentang apa
itu berita.
berita berdasarkan wilayah kekuatan dunia, yakni berdasarkan pers Timur dan
pers Barat. Dalam pers Timur, berita adalah suatu “proses”, proses yang
“churiosity’ segala sesuatu yang “luar biasa” dan “amazing”, melainkan pada
“barang dagangan” yang dapat diperjualbelikan. Oleh karena itu, sebagai barang
bahwa “News is anything out of ordinary” (Berita adalah segala sesuatu yang
tidak biasa).14
contoh, berita adalah “man bites dog”, dengan kata lain berita merupakan sesuatu
yang memang belum pernah terjadi, atau belum pernah didengar sebelumnya.15
13
Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik; Teori dan Praktek,
(Bandung: Rosda,2005), h. 32
14
Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik; Teori dan
Praktek,.h. 33
15
Asep Saeful Muhtadi, Jurnalistik; Pendekatan Teori dan Praktek, (Jakarta: Logos,
1999) h. 108
19
tentang peristiwa. Ini berarti bahwa suatu berita setidaknya mengandung dua hal,
yaitu peristiwa dan jalan ceritanya. Jalan cerita tanpa peristiwa atau peristiwa
Paul De Massener dalam buku Here’s The News: Unesco Associate yang
dikutip oleh AS Haris Sumadiria, menyatakan bahwa news atau berita adalah
sebuah informasi yang penting dan menarik serta minat khalayak pendengar. Juga
menurut Charnley dan James M. Neal menjabarkan bahwa berita adalah laporan
khalayak.17
1. Fakta atau gagasan yang dapat menarik perhatian orang banyak dan
16
Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, (Jakarta: Kalam Indonesia, 2005) h. 55
17
AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia; Menulis Berita dan Feature, (Bandung:
Remaja Rosda Karya, cet. kedua 2006) h. 64
18
Harimukti Kridaksana, (ed), Leksikon Komunikasi, (Jakarta: PT Pradya Paramita,
1984), h. 20
20
banyak.19
Robert Park membatasi berita sebagai laporan tentang peristiwa yang luar
biasa atau tidak terduga. Dennis McQuail mengatakan ”semua peristiwa yang
dilaporkan sebagai berita yang bersifat luar biasa atau paling sedikit tak terduga
sebagai syarat yang lebih penting ketimbang ’signifikan nyata’ berita sendiri.20
2. Nilai Berita
Berita menampilkan fakta, tetapi tidak setiap fakta adalah berita. 21 Ada
faktor-faktor tertentu mengapa berita ini layak dipublikasikan sedangkan berita itu
tidak, berita memiliki beberapa kriteria nilai apa saja yang lazim dipakai dalam
memilih berita.
berita merupakan istilah yang tidak mudah untuk didefinisikan. Istilah ini meliputi
segala sesuatu yang tidak mudah dikonsepsikan. Ketinggian nilainya tidak mudah
untuk dikongkretkan. Nilai berita juga menjadi rumit bila dikaitkan dengan
19
Kustandi Suhendang, Pengantar Jurnalistik; seputar Organisasi, Produk, dan Kode
Etik, (Bandung: Nuansa, 2004), h. 103
20
Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa; Suatu Pengantar, (Jakarta: Erlangga,
1996), h. 190
21
AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia; Menulis Berita dan Feature. h. 63
22
Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2005) h. 17
21
beritanya. Saat ini ada surat kabar menerapkan kebijakan untuk dua kali
terbit dalam sehari pagi dan sore, seperti yang dilakukan oleh Koran
dengan pembaca, akan menarik perhatian. Unsur kedekatan ini tidak harus
Indonesia meski secara fisik letak kedua Negara sangat jauh. Semakin
dekat lingkaran itu ke tempat jatuhnya batu, semakin kuat pula lingkaran
gelombangnya, kian dekat dengan pembaca, kian menarik berita itu. Oleh
karena itu saat ini semakin menjamurnya Koran-koran yang berskala lokal
di beberapa daerah.
make news” dan ”news about prominent persons make copy” (“tokoh
Sepak Bola, bisa menjadi berita, tetapi kalau hal serupa dialami oleh
menghiraukannya.
22
Nama-nama terkenal ini tidak harus diartikan orang saja, tapi bisa juga
terkenal dan situasi-situasi terkenal memiliki pula nilai berita yang tinggi.
membacanya. Tidak ada satu pun berita bisa dimuat dalam surat kabar
berita yakni:
adalah layak berita karena adanya kerugian dan korban. Kekerasan itu
23
Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik….h. 61
23
yang menang dan pihak yang kalah. Demikian pula berita bencana alam
dan lain-lain.
Kemasyhuran dan terkemuka, bahwa suatu nama bisa membuat berita dan
Saat yang tepat dan kedekatan, sebagai ukuran yang diterapkan pada
Human interest
Seks, faktor ini umum untuk dipertimbangkan oleh para editor sebagai
Berbagai elemen nilai berita tersebut harus dipaparkan dengan bahasa dan
pelaporan berita. Yang tata cara penulisannya tidak sama dengan penulisan
24
Asep Saeful Muhtadi, Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktek. h. 153
25
Luwi Ishwara, Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar, (Jakarta: Kompas, 2005) h. 53
24
Karena itu berita dibagi ke beberapa kategori, berita berat (hard news) dan
berita ringan (soft news).26 Berita berat menunjuk pada peristiwa yang
seperti banjir, gempa, tsunami, dan lain-lain. Sedangkan berita ringan menunjuk
sakit.
26
AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia…. h. 66
25
disajikan.
pendapat umum.28
Terdapat empat konsep yang harus dipenuhi oleh sebuah berita yang layak
dipublikasikan. Yaitu:
27
Septiawan Santana K, Jurnalisme...h. 20
28
AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia… h. 69-71
26
sumber berita.
kita tulis.29
nilai berita sesungguhnya atau tidak, seorang redaktur menentukan apa yang harus
dengan tahap pencarian dan penggarapan berita, setelah seluruh materi terkumpul,
mendengarkan dari redakturnya tentang hasil rapat redaksi di pagi hari. Rapat pagi
keputusan:
dan mengapa?
29
Asep Syamsul Romli, Jurnalistik Praktis, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001) h. 3
27
digunakan?
diberikan judul yang besar dan dimuat di halaman muka, tulisan mana
Untuk membuat berita, paling tidak harus memenuhi dua syarat, yaitu:
suatu berita harus dikupas dari satu masalah saja (monofacta) dan
sempurna.31
mutlak dijadikan patokan. Hal ini sesuai dengan unsur layak berita. Berbeda
dengan sebuah penulisan novel atau drama atau semua penulisan yang bukan
berita, yang memulai jalan ceritanya dengan latar belakang jalannya berita yang
30
Luwi Ishwara, Catatan-Catatan …. h. 91-92
31
Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2002), h. 47-48
28
terus berkembang menuju klimaks. Berbeda halnya dengan penulisan berita yang
dimulai dengan klimaks dalam alinea pertama atau biasa disebut lead, kemudian
terbalik, model menulis yang mengikuti bentuk segitiga yang terbalik, bagian
atasnya lebar, bagian bawahnya menyempit. Inti berita ditekankan di bagian awal,
selanjutnya semakin ke bawah, menuju bagian akhir semakin tidak penting, hanya
sisipan-sisipan keterangan.32
Tulisan gaya ini mengacu kepada unsur 5W+1H yakni apa (What), siapa
(Who), kapan (When), di mana (Where), mengapa (Why), dan bagaimana (How).
Keenam unsur ini harus dinyatakan dalam kalimat yang ringkas, jelas, dan
waktu bisa membaca paragraf-paragraf lainnya dari yang penting hingga sama
Pada Straight news pembukaan atau lead ditempatkan pada awal berita,
yang isinya berupa fokus peristiwa atau ringkasan tentang apa yang terjadi.33
Lead atau teras berita harus mencerminkan keseluruhan isi berita. Karena ia
32
Septiawan Santana K, Jurnalisme...h. 22
33
Luwi Ishwara, Catatan-Catatan… h. 117
29
Selain itu, ada teknik penulisan berita yang disebut piramida terbalik
bagian lead, tetapi disebar dalam semua bagian berita itu. Jadi, dalam setiap alinea
berita ada unsur penting, sehingga khalayak tertarik mengikuti seluruh isi berita
Surat kabar atau koran adalah barang cetakan yang berisi berita, informasi,
dan pendidikan yang terbit secara kontinyu yang biasanya harian. Ada juga yang
berpendapat bahwa surat kabar adalah salah satu bentuk media cetak yang tidak
dijilid, dalam ukuran normal tiap halaman terdiri 9 kolom. Ada yang terbit 8
halaman, 12 halaman, 16 halaman, dan ada yang lebih dari jumlah itu. Surat kabar
adalah merupakan alat komunikasi massa dan tumbuhlah industri media massa
perkembangan teknologi.36
34
Septiawan Santana K, Jurnalisme...h. 23
35
Sudirman Tebba, Jurnalistik…h. 60
36
Edwi Arief Sosiawan, Perkembangan Teknologi Komunikasi (PDF Acrobat.com) di
akses pada tanggal 20 Desember 2009.
30
BAB III
awalnya harian ini akan diberi nama “Republik”. Penerbitan Republika menjadi
berkah bagi umat. Sebelum masa itu, aspirasi umat tidak mendapat tempat dalam
wacana nasional. Kehadiran media ini bukan hanya memberi saluran bagi aspirasi
itu kalangan umat antusias memberi dukungan, antara lain dengan membeli saham
sebanyak satu lembar saham per orang. PT Abdi Bangsa Tbk sebagai penerbit
publik. Mengelola usaha penerbitan koran bukan perkara sederhana. Selain sarat
dengan modal dan sarat SDM, bisnis inipun sarat teknologi. Keberhasilan
1
Lampiran company profile Republika
31
Republika menapaki usia 15 tahun merupakan buah upaya keras manajemen dan
seluruh awak pekerja di PT Abdi Bangsa Tbk yang dilakukan oleh perusahaan
yang menerbitkan koran ini sejak 1993 untuk mengelola segala kerumitan itu.
Setelah BJ Habibie tak lagi menjadi Presiden dan seiring dengan surutnya
kiprah ICMI selaku pemegang saham mayoritas PT Abdi Bangsa, pada akhir
2000, mayoritas saham koran ini dimiliki oleh kelompok Mahaka Media. Walau
berganti kepemilikan, Republika tak mengalami perubahan visi dan misi. Namun,
bisnis dan independensi Republika menjadi makin profesional dan matang sebagai
koran nasional untuk komunitas muslim. Mulai tahun 2004, Republika dikelola
memperoleh juara pertama Lomba Perwajahan Media Cetak 1993. Tahun 1995
membuka situs surat kabar pertama di Indonesia. Tahun 1997, menjadi yang
pertama mengoperasikan Sistem Cetak Jarak Jauh (SCJJ). Republika juga sebagai
koran pertama yang menerbitkan halaman khusus daerah. Pada 31 Januari 2000,
Republika menjadi koran pertama yang melakukan resizing. Pada umumnya koran
di Indonesia menggunakan kertas ukuran sembilan kolom, hal ini terlihat tidak
ergonomis. Ketika seluruh koran pada 2005 berubah ke delapan kolom, maka 2
Januari 2006 Republika berubah menjadi tujuh kolom. Tahun 2006, mulai edisi
Republika juga menjadi koran pertama yang sejak awal menjadi perusahaan
terbuka dan telah listing di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Banyak keberhasilan yang
Republika adalah kaum muda dan berpendidikan tinggi. Mereka umumnya berasal
tanggal 4 januari 1993, oplah penjualan Republika terus meningkat. Sepuluh hari
sejak terbit, oplah Republika sudah mencapai 100.000 eksemplar. Padahal rencana
awal terbit hanya diperkirakan sekitar 40.000 eksemplar per hari pada semester
pertama tahun 1993, berarti oplah Republika meningkat 2,5 kali lipat dari rencana
awal. Pada semester kedua, oplah Republika naik menjadi 130.000 eksemplar dan
memasuki tahun kedua sudah meningkat menjadi 160.000 eksemplar per hari.2
2
Doni, “Konstruksi Media Cetak Atas Realitas (Analisis Framing Terhadap Pemberitaan
Baitul Muslimin Indonesia PDI-P di Harian Kompas dan Republika),” (Skripsi S 1 Fakultas
Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008).
33
bangsa dan kepentingan umat Islam yang berdasarkan pemahaman Rahmatan Lil
Alamin. 3
3
Lampiran company profile Republika & http://republika.co.id
34
“Bintaro Pos”, “Depok Pos”, “Bekasi Pos” atau jenis koran lainnya
sehat
Alamat :
E-mail :
36
BAB IV
A. Temuan
internasional. Setiap tulisan yang dimuat dalam media massa, baik berupa berita
lokal, berita nasioanl maupun berita internasional, tentunya tidak dapat dipisahkan
dari kebijakan redaksional yang ada dalam media yang bersangkutan. Termasuk
yang menjadi acuan redaksi dalam mengelola penerbitannya. Dengan kata lain,
bahasa asing sering disebut dengan istilah gatekeeper. Karena redaktur memiliki
tugas untuk menentukan apakah berita yang diterima akan dimuat atau tidak.
media satu dengan media lainnya.1 Ketika membuat kebijakannya, sebuah media
massa ditentukkan oleh sifat media itu sendiri, apakah khusus atau umum. Selain
1
Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005), h. 150.
37
tidak pernah lepas dari masalah politik, selain itu kehidupan pers di suatu negara
selanjutnya adalah bisnis. hal ini terkait dengan masuknya media massa dalam
ranah industri, yang menyebabkan media massa harus berpikir “untung” dan
“rugi.”2
penulisan berita pada rubrik internasional dapat diketahui dari proses-proses kerja
berikut :
setiap berita internasional berasal dari langganan dua kantor berita, yaitu
AP dan Reuters (Associated Press and Reuters), lalu semua berita yang masuk
dikirim mereka melalui media online ke kantor Republika dengan via email:
sekretaris@republika.co.id.
2
Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, h. 151-154.
38
Kiriman berita dari dua kantor berita Ap dan Reuters selalu masuk setiap
internasional tertentu yang akan segera dicetak dan diterbitkan, paling lambat jam
16:00 WIB karena pukul 17:00 WIB harus sudah selesai diedit dan diolah, lalu
jam 19:00 WIB harus sudah dicetak. Adapun berita yang baru masuk pukul 18:00
WIB, itu hanya foto beritanya saja, tapi caption fotonya yang agak diperpanjang.3
Republika, mana yang layak muat atau tidak dan diseleksi mana yang layak untuk
menjadi berita haedline, berita kedua, feature dan kilas. Menjelang rapat
Berikut ini hasil petikan wawancara dengan bapak Nur Hasan Murtiaji
seperti apa yang layak dimuat atau diterbitkan dalam rubrik internasional:
3
Wawancara pribadi dengan Nur Hasan Murtiaji, Redaktur Internasional Surat Kabar
Republika, Jakarta, 08 April 2010.
39
Polandia tewas. Itu akan menjadi berita utama. Itu news value. Kalau
berita seperti itu pasti kita angkat dan dijadikan berita utama.”
Berdasarkan informasi yang saya dapat dari bapak Nur Hasan Murtiaji,
adalah berita yang mempunyai news value untuk dijadikan berita headline serta
berita yang ada keberpihakan umat, misalnya berita kondisi Palestina terkini dan
Berikut ini hasil petikan wawancara dengan bapak Nur Hasan Murtiaji
Internasional:
dalam rapat presentasi berita internasional ditentukan oleh dua faktor, yaitu:
1. Faktor Teknis
2. Faktor Non-teknis
4
Wawancara pribadi dengan Nur Hasan Murtiaji, Redaktur Internasional Surat Kabar
Republika, Jakarta, 08 April 2010.
40
Penilaian ini perlu agar Republika mewujudkan visi dan misinya sebagai
pada umat.
Berita yang layak muat adalah berita yang mempunyai news value dan ada
Republika. Sedangkan berita yang tidak layak muat adalah berita yang tidak
mempunyai news value. Lalu berita internasional yang tidak layak muat, akan
menjadi arsip saja. Berita internasional yang dinyatakan layak muat akan
redaksional. Proses ini dilakukan oleh seorang editor. Secara redaksional, editor
memperbaiki kata dan kalimat supaya logis, mudah dipahami dan tidak ganjil.
Setiap kata dan kalimat yang terdapat dalam berita itu harus benar, baik secara
ejaan atau cara penulisannya; tanda baca, tata bahasa, angka, nama dan alamat.
Tugas editorlah untuk menentukan apakah isi tulisan itu dapat dengan mudah
5
Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis Untuk Pemula (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2003), h. 67-68.
41
ini : Berita-berita internasional yang telah dikirim AP dan Reuters akan ditampung
redaksi membagikan semua berita internasional yang telah dikirim dari AP dan
berita yang layak terbit atau tidak. Berita yang tidak layak muat atau terbit, akan
dikembalikan ke sekertaris redaksi dan akan dijadikan arsip, lalu berita yang layak
muat dan terbit akan dibawa ke rapat presentasi berita untuk dipresentasikan.
Melalu proses ini akan ditentukan kembali mana berita yang akan jadi headline,
berita ke dua, feature dan kilas, berdasarkan keputusan bersama atau keputusan
minimal 3500 karakter dan maksimalnya 4000 karakter. Untuk berita kedua
maksimal 3000 karakter dan minimal 2500 karakter. Khusus feature, maksimal
4000 karakter dan minimal 3000 karakter, tapi sesuai besar fotonya. Sedangkan
kilas maksimal 1300 karakter dan minimal 1200 karakter dengan 1 sapsi. Setelah
berita diedit, berita kemudian diperikas kembali oleh redaktur pelaksana. Apablia
6
Wawancara pribadi dengan Nur Hasan Murtiaji, Redaktur Internasional Surat Kabar
Republika, Jakarta, 08 April 2010.
42
Sekertaris Redaksi
Redaktur Internasional
Kemudian Reporter menterjemahkan beritanyaBerita yang tidak layak muat, hanya akan dijadikan ar
ita diedit lagi oleh redaktur internasional, mana yang jadi headline, berita kedua, feature dan kilas.
Selesai diedit oleh redaktur internasional, lalu dicek ulang lagi oleh redaktur pelaksana.
Uraian Skema
Dari skema di atas dapat terlihat dengan jelas alur tulisan yang masuk ke meja
dari kantor berita langganan yaitu AP dan Reuters, kiriman berita internasional
dari AP dan Reuters yang masuk ke ruang redaksi, di tampung oleh sekertaris
redaksi, lalu dari sekertaris redaksi diberikan kepada redaktur internasional untuk
diolah. Setelah berita terkumpul di redaktur internasional, dia yang memilih mana
berita yang layak muat dan tidak. Setelah berita yang layak muat terpilih, lalu
mana yang cocok menjadi headline, berita kedua, feature dan kilas. Setelah berita
diedit, lalu berita internasional tersebut diperiksa lagi oleh redaktur pelaksana,
tersebut siap dicetak dan diterbitkan. Namun ada satu gambar yang tidak ada
berita tersebut harus mempunyai news value dan berpihak pada umat, maka berita
yang lolos seleksi untuk di muat adalah berita yang mempunyai news value dan
https://www.republika.co.id/berita/rdzhli383/gempa-susulan-terjadi-di-timur-afghanistan
https://apnews.com/article/afghanistan-politics-poverty-united-nations-
c27305531ab23e74ba449f31f52b69c3
B. Analisis Kebijakan
Yang menentukan kebijakan berita internasional itu layak atau tidak layak
untuk dimuat adalah redaktur internasional. Adapun kriteria berita yang layak
muat di rubrik internasional adalah berita yang mempunyai news value dan
luas tidak memandang suku agama dan lain-lain. Itu secara umum, sedangkan
informasinya itu penting untuk diketahui, menarik dan bersifat mendidik. Adapun
ideologi surat kabar Republika dalam penulisan berita internasional, bukan hanya
pada agama saja, melainkan juga nilai-nilai yang dihayati, seperti kemanusiaan,
hatinya untuk membantu korban serangan pasukan NATO. Apalagi yang menjadi
korban serangan pasukan NATO adalah umat Islam. Selain itu juga, berita
Contoh lainnya terdapat pada lampiran berita internasional ke-9, berita tentang
presiden Polandia Lech Kaczynski tewas. Pada berita tersebut mengandung nilai
7
Lampiran ke- 2 Berita Internasional Republika, 17 Februari 2010, berita hal. 1.
45
Polandia. Berita ini juga menjadi menarik untuk diketahui karena meninggalnya
Pada lampiran terakhir, berita Israel bombardir jalur Gaza. Pada berita ini
terdapat nilai kedekatan (Proximity) dan human interest, karena berita tersebut
mengetahui tentang kejahatan yang dilakukan oleh tentara Israel terhadap umat
8
Lampiran ke- 9 Berita Internasional Republika, 11 April 2010, berita hal. 1.
9
Lampiran ke- 11 Berita Internasional Republika, 30 Mei 2010, berita hal. 1.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwa berita yang layak muat adalah berita yang mempunyai news value
internasional Republika. Sedangkan berita yang tidak layak muat adalah berita
yang tidak mempunyai news value. Lalu berita internasional yang tidak layak
B. Saran
1. Kepada surat kabar Republika, untuk tetap konsisten sebagai koran literasi.
Sehingga dapat menjadi sumber informasi dan inspirasi pembaca serta sebagai
internasional.
2. Kepada redaksi surat kabar Republika, untuk selalu berpegang pada kebijakan
46
47
DAFTAR PUSTAKA
Arikonto, Suharismi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Bina
Aksara, 1989
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006.
McQuail, Dennis. Teori Komunikasi Massa; Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga, 1996.
Muhtadi, Asep Saeful. Jurnalistik; Pendekatan Teori dan Praktek. Jakarta: Logos, 1999.
Romli, Asep Syamsul. Jurnalistik Praktis. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001.
Sobur, Alex. Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Semiotika
dan Framing. Bandung : Rosdakarya, 2004.
Suhendang, Kustandi. Pengantar Jurnalistik; seputar Organisasi, Produk, dan Kode Etik.
Bandung: Nuansa, 2004.
Sumber Lain :
Abrar, Ana Nadhya. “Konsep Dasar Hukum Media Massa,” artikel ini diakses pada 1
maret 2010. http://ikuii.files.wordpress.com/2008/02/handout-1-konsep-dasar-
hukum-media-massa.pdf
Doni, “Konstruksi Media Cetak Atas Realitas (Analisis Framing Terhadap Pemberitaan
Baitul Muslimin Indonesia PDI-P di Harian Kompas dan Republika),” (Skripsi S
1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008).
49
Wawancara pribadi dengan Nur Hasan Murtiaji, Redaktur Internasional Surat Kabar
Republika, Jakarta, 12 April 2010.