Anda di halaman 1dari 92

ANALISIS WACANA PERLAWANAN KORUPSI DALAM

FILM Selamat siang, Risa!! “karya: Ine Febriyanti”

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi


Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Muhammad Iman Saputra


NIM : 1110051000154

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H. / 2016 M.
Analisis Wacana Perlawanan Korupsi Dalam Film

Selumat si*ng, r?issiJ *karya: Iue Fcbril'anti'

Skripsi

Diajakan Kepada Fakultas lh:ru Dakwah dan llmu K*rntxrikasi


Uxtuk &f*r*enedli.Fer*yamta* i\dernper+l*
Gek $ajana Komunikmi Islara {S.Kom-I}

OIeh:

Mrrkmmad Iman Sanutra


NIM: 1110051000154

Pembimbing:

18 200801 I 008

J.tIft USIAN;&'Gfi i{UFWC+S[E+[N ,FE},mTAft Af,{,IStr*&l}I


rAI{UTJTAS II,NilU I}Ar{IryAH DAN ILMU I{OFffiJITrII{ASI
UI}.} SYARIF }TII}AT"ATULLAH
JAKARTA
1436 rL/lus &{-
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

l. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
di UIN Syarif
salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana strata satu (S1)
Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah lakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 Juli 2015

ry,w
777890764

P&
Muhammad Iman Saputra
ABSTRAK

Muhammad Iman Saputra

Analisis Wacana Perlawanan Korupsi dalam Film ”Selamat siang, Risa!!” karya :
Ine Febriyanti

Film “Selamat siang, Risa” merupakan satu diantara empat film “Kita Vs
Korupsi” yang dikemas menjadi satu benang merah, film yang pesannya mampu
mengedukasikan masyarakat luas, dengan tema melawan korupsi. Film ini
menarik untuk diteliti, karena telah mengangkat realitas korupsi didalam
kehidupan sehari-hari, yang tentu saja didalamnya terdapat masukan ideologi dan
konstruksi yang dibuat oleh penulis skenario film tersebut.
Agar pembahasan dalam penelitian ini dapat lebih terarah, maka rumusan
masalahnya adalah, bagaimana wacana korupsi dalam film Selamat siang, Risa!!
“karya: Ine Febriyanti” dilihat dari level teks, kognisi dan konteks sosial?
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode penelitian analisis wacana yang dikembangkan oleh Teun A. Van Dijk.
Analisis wacana model Teun A. Van Dijk memiliki tiga dimensi yang menjadi
objek penelitiannya, yaitu dimensi teks, kognisi sosial, dan juga konteks sosial.
Dimensi teks merupakan susunan struktur teks yang terdapat dalam teks. Kognisi
sosial merupakan pandangan, pemahaman serta kesadaran mental pembuat teks
yang membentuk teks. Sedangkan konteks sosial merupakan pengetahuan
mengenai situasi yang berkembang di masyarakat yang berkenaan atas suatu
wacana.
Jika dianalisa, secara umum pembuat film dalam film “Selamat Siang,
Risa!!” menyampaikan pesannya mengenai permasalahan korupsi yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya permasalahan Perlawanan korupsi,
penyuapan dan moral seorang ayah. Namun demikian, masih ada yang mampu
bertahan untuk melawan korupsi. Meskipun ekonomi yang dialaminya dalam
keadaan sulit sekalipun.
Melalui strategi wacana model Teun A. Van Dijk, penulis menemukan
bahwa, informasi dalam setiap kalimat yang terdapat dalam skenario film
“Selamat siang, Risa!!” berhubungan dengan informasi dalam kalimat lainnya.
Serta memiliki unsur-unsur koherensi didalamnya, sehingga terbentuklah struktur
wacana berupa bentuk dan makna. Penyampaian informasi dalam skenario film
“Selamat siang, Risa!!” dikemas dengan gaya bahasa yang tepat dan sangat
sederhana. Penokohannya juga terlihat memiliki karakter yang kuat. Analisis
Wacana model Teun A. Van Dijk juga menangkap informasi bahwa, film
“Selamat siang, Risa!!” merupakan salah satu representasi dari keadaan korupsi
yang terjadi pada tahun 1970an di dalam kehidupan sehari-hari.

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillahi rabbil „alamin, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan

semestaalam. Sujud syukur dipanjatkan kehadirat Illahi Rabbi, atas segala

kemurahan, cinta, kasih, dan sayang-Nya serta banyaknya karunia tak terhingga

yang senantiasa diberikan kepada hamba-Nya sehingga penulis pun dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah

limpahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan

parasahabat beliau hingga akhir zaman.

Alhamdulillah, dengan usaha dan tekad yang kuat akhirnya skripsi ini dapat

penulis selesaikan. Walaupun cukup banyak hambatan dan rintangan yang penulis

hadapi, baik itu berupa sifat malas, lalai, dan sombong yang masih melekat kuat

didalam diri penulis. Namun atas izin Allah SWT semua hambatan dan rintangan

dapat diatasi dan diselesaikan.

Terselesaikannya skripsi ini, sungguh suatu anugerah terindah yang penulis

rasakan. Namun anugerah tersebut tidak akan tercapai tanpa adanya proses dan

dukungan, baik moril maupun materil. Maka untuk itulah, penulis ingin

mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak terkait yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terimakasih tiada henti penulis sampaikan kepada ayahanda (Maman

Benny) yang dengan ketegaran hidupnya telah menjadi sumber inspirasi dan

ii
semangat bagi penulis, kepada Umi (Atih) yang air susunya telah mendarah

daging dalam tubuh ini, dan mamah (Juhaeriyah) yang tidak ada henti-hentinya

untuk memanjatkan doa, mencurahkan kasih sayang, memberikan pengorbanan

yang tiada tara, yang terus memberikan motivasi kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Selain itu penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Dr. Arief Subhan M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi beserta pembantu dekan dan jajarannya.

2. Drs. Masran, M.A. selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

serta Fita Fathurokhmah, M.Si. Selaku Sekretaris Jurusan yang telah banyak

membantu penulis `dalam proses penyelesaian skripsi ini.

3. Dr. Rulli Nasrullah M,Si. selaku dosen pembimbing, tiada kata yang sangat

pantas terucap selain terima kasih yang mendalam atas kesediaannya untuk

meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukannya guna memberikan arahan,

masukan, dan membimbing penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang pernah

mengajar penulis, terimakasih atas ilmu yang diberikan. Semoga berkah dan

selalu bermanfaat.

5. Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas yang telah

membantu penulis dalam pencarian bahan untuk skripsi ini.

6. Penulis skenario Film Selamat siang, Risa!! mas Gunawan Raharja yang

sudah menyempatkan waktunya dan bersedia penulis wawancarai,

terimakasih.

iii
7. Terimakasih banyak untuk Kakak- kakakku yang selalu memberikan doa dan

support untuk adikmu ini

8. Sahabat Perjuangan KPI E 2010 yang selalu kompak dari semprof bareng

hingga saat ini dan selalu menyemangati penulis dalam menulis skripsi ini.

Terimakasih atas saran film yang diajukan, perhatian dan pengertiannya, Sisi,

Ririn, Quin, Ziah, Tuti, Zahra, Imron, Bagol, Malik, Andi, Firda, Zaida, Lela,

Azan, Fadli, Karjo, Ababil, Kemal, Tanto, Topik. terima kasih atas

kebersamaan, keceriaan, kenangan, cita-cita dan kehadirankalian yang telah

memberikan warna dan pelajaran berharga bagi penulis. Kalian semua

memberikan atmosfir yang menyenangkan di masa-masa penulisan yang

menegangkan.

9. Teman-teman KKN JOYFUL 2013 yang selalu kompak dan lucu, binti

shalekhah, fauziahacuy, bahjatina, naziahjiceng, desi pratiwi, Sisi ,imron,

fadhilahbagol, urwatul wutsqo, ithaful, gusap mediatanto, dicky fadhilah,

faazlurrahman terimakasih atas pengalaman berharga selama sebulan kita di

desa tugu bandung sukabumi.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih dan memanjatkan do‟a yang

tulus untuk mereka yang tersayang, yang selalu ada disamping penulis ketika

sedih dan selalu mengingatkan di saat salah. Semoga Allah membalas semua

kebaikan yang telah diberikan. Amin ya Rabbal alamin.

Jakarta, 10 Juli 2015

Penulis

iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Batasan Dan Rumusan Masalah ................................................ 3
C. Tujuan Penelitian daan Manfaat Penelitian............................... 4
D. Metodologi Penelitian ............................................................... 5
E. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Wacana Dalam Film .................................................................. 10
1. Sejarah Film ........................................................................ 11
2. Unsur – unsur pembentukan Film ....................................... 15
3. Struktur Film ....................................................................... 17
4. Jenis-Jenis Film ................................................................... 19
B. Korupsi Dalam Tinjauan Teori ................................................ 21
1. Pengertian Korupsi .............................................................. 21
2. Korupsi dalam pandangan Islam ......................................... 22
C. Analisis Wacana ........................................................................ 25
1. Pengertian Wacana ............................................................. 25
2. Analisis Wacana Teun A. Van Dijk ................................... 27
a. Teks .............................................................................. 28
b. Kognisi Sosial .............................................................. 36
c. Konteks Sosial............................................................... 36
D. Pewacanaan Korupsi dalam Film .............................................. 36
BAB III GAMBARAN UMUM FILM Selamat siang, Risa!! “Karya: Ine
Febriyanti”
A. Sinopsis Film ............................................................................ 44
B. Keunggulan Film ...................................................................... 45
C. Tokoh Dalam Film Selamat siang, Risa!! ................................ 47
BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN DATA FILM Selamat siang, Risa!!
“Karya: Ine Febriyanti”
A. Wacana dalam Film Selamat siang, Risa!! “Karya Ine
Febriyanti” ................................................................................. 48
1. Teks Film Selamat Siang, Risa! “Karya Ine Febriyanti” ...... 48
2. Kognisi sosial film “selamat siang, Risa!!” karya :
Ine Febriyanti ........................................................................ 61
3. Konteks sosial film Selamat siang, Risa!! “karya :
Ine Febriyanti” ...................................................................... 64
B. Interpretasi ................................................................................ 67

v
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 69
B. Saran-Saran ............................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Skema Struktur Wacana Van Dijk


2. Tabel 4.1 Opening Shot
3. Tabel 4.2 Conflict Scene
4. Tabel 4.3 Anti Klimaks (Solusi)
5. Tabel 4.4 Ending (Penutup)
6. Tabel 4.5 Latar
7. Tabel 4.6 Detail
8. Tabel 4.7 Maksud
9. Tabel 4.8 Koherensi
10. Tabel 4.9 Kata Ganti
11. Tabel 4.10 Bentuk Kalimat
12. Tabel 4.11 Grafis
13. Tabel 4.12 Metafora
14. Tabel 4.13 Ekspresi

vii
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 4.1 Potongan Adegan; Opening Shot


2. Gambar 4.2 Potongan Adegan; Conflict Scene
3. Gambar 4.3 Potongan Adegan; Conflict Scene
4. Gambar 4.4 Potongan Adegan; Anti Klimaks
5. Gambar 4.5 Potongan Adegan; Anti Klimaks
6. Gambar 4.6 Potongan Adegan; Ending
7. Gambar 4.7 Potongan Adegan; Grafis
8. Gambar 4.8 Potongan Adegan; Grafis
9. Gambar 4.9 Potongan Adegan; Ekspresi
10. Gambar 4.10 Potongan Adegan; Ekspresi
11. Gambar 4.11 Potongan Adegan; Ekspresi
12. Gambar 4.12 Potongan Adegan; Ekspresi
13. Gambar 4.13 Potongan Adegan; Ekspresi

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini adalah era komunikasi massa. Komunikasi telah sampai pada

suatu tingkat dimana orang mampu berbicara dengan jutaan manusia secara

serentak. dalam bahasa Dovifat (1967), tekhnologi komunikasi mutakhir ini

menciptakan apa yang disebut „‟publik dunia”.1

Komunikasi massa merupakan penyampaian pesan secara serentak.

salah satu penyampaiannya bisa melalui film.2 Film merupakan media massa

yang dinilai cukup efektif dalam penyampaian pesan, ketimbang media

komunikasi massa lainnya.3

Jika menonton sebuah film, kita tidak akan lepas dengan unsur

sinematik dan narasi. Aspek cerita dan tema sebuah film terdapat di dalam

narasi. Cerita dikemas ke dalam bentuk skenario kita dapat melihat unsur-

unsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi, waktu serta lainnya. Seluruh

unsur-unsur tersebut membentuk sebuah jalinan peristiwa terkait oleh sebuah

aturan yakni hukum kausalitas.4

Film atau media audio visual saat ini adalah senjata ampuh untuk

menjadi penyeimbang kekuatan di tatanan negara, dengan film atau media kita

1
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004),
H.186.
2
Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2004), h. 35.
3
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung:: Citra Aditia
Bakti, 2003), h. 206.
4
Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h. 2.

1
2

bisa mengkritik, atau membongkar pratek-pratek korupsi sekaligus

mengedukasi masyarakat untuk anti korupsi dengan perilaku jujur dan bersih

disegala bidang. Film atau media audio-visual adalah dunia masa depan dalam

menyampaikan ekspresi kita, sekaligus segala informasi. jadikan media ini

agen untuk berantas korupsi.5

Korupsi yang artinya menyalahgunakan jabatan atau amanah secara

melawan hukum untuk memperoleh keuntungan pribadi dan yang tentunya

merugikan orang lain.

Untuk mengkampanyekan gerakan anti korupsi KPK melakukan

pendekatan melalui media film. Film merupakan media yang sangat efektif,

karena dapat langsung menyentuh ke berbagai lapisan masyarakat. Dan Film

mampu menghadirkan berbagai kisah dan kesan yang bisa meresap ke jiwa

setiap penontonnya.

Film ini diangkat dari kisah nyata seorang ayah dari Ine Febriyanti. Di

mana beliau berani menolak tawaran uang yang bermaksud untuk menyuap

dia, meskipun ekonomi yang dialaminya sedang dalam kondisi buruk. Dalam

suasana yang dirasakan langsung oleh Ine Febriyanti, dia ingin membagikan

pengalaman hidupnya kepada masyarakat melalui media film.

Film ini mendapat penghargaan sebagai film terbaik dalam ajang

penghargaan Piala Maya 2012 dan telah terpilih dalam pemutaran film di

acara Cinemasia Film Festival Amsterdam pada bulan april 2013, pemeran

utama dalam film ini adalah Tora Sudiro yang telah memenangkan sebagai
5
http://www.kpk.go.id/id/berita/berita-sub/1403-gugah-moral-antikorupsi-lewat-film,
diakses pada 22 April 2015, pukul 08.54.
3

pria terfavorit di ajang Festival Film Indonesia dan Festival Film Bandung.

Dan diperankan juga oleh Dominique Diyose yang telah memenangkan

sebagai aktris terpuji dalam ajang Festival Film Bandung pada tahun 2006.

Film yang berdurasi 17 menit 43 detik yang terdiri dari 42 scene

tersebut, dibuat selama tiga bulan untuk kepentingan kampanye anti korupsi.

Melalui film bergenre drama ini dan dikemas untuk bisa dipahami oleh

masyarakat dari beragam kalangan usia. Karena efek yang diharapkan setelah

menonton film ini, masyarakat bisa melihat potret kedekatan dirinya dengan

korupsi dan masyarakat bisa menghentikan mata rantai korupsi sebelum

praktek korupsi mewabah.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti bermaksud

menyusun skripsi dengan judul Analisis Wacana Perlawanan Korupsi dalam

Film Selamat siang, Risa!! “Karya: Ine Febriyanti”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Untuk membatasi agar tidak terlalu luasnya pembahasan dalam

skripsi ini, maka peneliti hanya membatasi pada Analisis Wacana Korupsi

dalam film Selamat Siang, Risa! “Karya: Ine Febriyanti”, yang diteliti

yaitu mengenai teks, kognisi dan konteks sosial. Unit analisis dalam

skripsi ini adalah perlawanan korupsi yang terdapat dalam durasi 17 menit

43 detik dan 42 scene.


4

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pokok permasalahan, penulis merumuskan rincian

permasalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini. Adapun

perumusan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana Wacana Korupsi dalam film Selamat siang, Risa! ”karya:

Ine Febriyanti” dilihat dari pesan Teks?

b. Bagaimana Wacana Korupsi dalam film Selamat siang, Risa! ”karya:

Ine Febriyanti” dilihat dari pesan Kognisi Sosial?

c. Bagaimana Wacana Korupsi dalam film Selamat siang, Risa! ”karya:

Ine Febriyanti” dilihat dari pesan Konteks Sosial?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui wacana korupsi dilihat dari pesan teks, kognisi

sosial, konteks sosial dalam film Selamat siang, Risa! “Karya: Ine

Febriyanti”, melalui analisis wacana model Teun A. Van Dijk. bukan

hanya bagaimana isi teks dalam skenario, tetapi bagaimana dan mengapa

pesan teks dalam skenario itu dihadirkan dan di produksi kedalam sebuah

film.

2. Manfaat Penelitian

a. Segi Akademis

Penelitian tentang film dapat memperdalam studi tentang

analisis teks media massa, khususnya tentang kajian analisis wacana


5

pada sebuah film. Di samping itu penelitian analisis wacana film

Selamat Siang, Risa! ini juga memberikan pemahaman kepada

mahasiswa tentang analisis wacana model Teun A. Van Dijk dan dapat

diaplikasikan dalam analisis teks media lainnya. Sementara itu kajian

film sebagai perlawanan korupsi diharapkan akan memberikan

kontribusi yang bagus dan positif pada keilmuan dalam bidang

pendidikan melalui media film.

b. Segi Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi awal

bagi penelitian serupa di masa mendatang, menambah ilmu dan

wawasan para generasi muda tentang bagaimana kita tetap menerapkan

budaya melawan korupsi dan menempatkan moral yang baik dalam

kehidupan sehari-hari serta memberikan motivasi kepada perfilman

Indonesia khususnya untuk terus berkreasi menciptakan film-film yang

bermutu dan mendidik.

D. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analisis wacana (Discourse

Analisis) yaitu studi tentang struktur pesan atau telah mengenai aneka fungsi

bahasa (Pragmatik).6 Metode Analisis Wacana berbeda dengan metode

kuantitatif yang menekankan pada pertanyaan “Apa” (What), analisis wacana

lebih melihat “Bagaimana” (how) dari suatu pesan atau teks komunikasi, maka

6
Alex sobur, Analisis Teks Media (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2001) h.48
6

dengan metode ini tidak hanya diketahui pesan apa saja yang terdapat dalam

film ini, tetapi juga bagaimana pesan itu dikemas dan diatur sedemikian rupa.

Melalui analisis wacana tidak hanya mengetahui isi teks, tetapi

bagaimana juga pesan itu disampaikan lewat kata, frase, kalimat, metafora apa

yang disampaikan. Analisis Wacana lebih melihat kepada bagaimana isi pesan

yang akan diteliti.7

Model yang digunakan oleh peneliti adalah model Teun Van A. Dijk.

Menurutnya penelitian wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis

atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktek produksi yang

harus juga diamati.8 Inti analisis Van Dijk adalah menggabungkan ketiga

dimensi wacana ke dalam satu kesatuan analisis. Dimensi tersebut adalah

dimensi teks, kognisi sosial dan konteks sosial.9

Analisis Van Dijk di sini menghubungkan analisis tekstual yang

memusatkan perhatian kepada teks kearah analisis yang komperhensif

bagaimana teks berita itu di produksi, baik dalam hubungannya dengan

individu pembuat film maupun dari masyarakat.10

Untuk menjelaskan ketiga dimensi diatas maka peneliti memberikan

gambaran struktur wacana yang tersusun dalam skema di bawah ini:

Tabel 1.1 :
Skema Struktur Wacana
Struktur Hal Yang Diamati Elemen
Wacana
Struktur Tematik Topik
Makro Tema / topik yang dikedepankan

7
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h.68.
8
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Media, (Yogyakarta : LKIS, 2006),
h.221.
9
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Media, h.224.
10
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Media, h.225.
7

dalam film Selamat Siang, Risa !


“Karya: Ine Febriyanti”
Super Struktur Skematik Skema
Bagaimana bagian dan urutan
film diskemakan dalam
teks/naskah film yang utuh
Struktur Mikro Semantik
Makna suatu bahasa yang Latar, Detil & maksud
ditekankan dalam film
Sintaksis Bentuk kalimat,
Bagaimana kalimat (Bentuk, koherensi, kata ganti
susunan) Yang dipilih
Stilistik Gaya Bahasa
Bagaimana pilihan kata yang
dipakai dalam film Selamat
Siang, Risa! Grafis, Metafora dan
Retoris Ekspresi
Bagaimana dan dengan cara apa
penekanan dilakukan

Setelah mengetahui struktur wacana model Van Dijk di atas, ada dua

kategori yang penting dalam meneliti suatu teks media yaitu dilihat dari

kognisi sosial dan konteks sosial. Menurut Van Dijk meneliti wacana tidak

hanya didasarkan atas analisis teks semata, namun menelitibagaimana suatu

teks itu diproduksi. Kategori kognisi sosial dan konteks sosial diatas ini

mempunyai dua arti, di satu sisi ia menunjukan bagaimana proses film tersebut

diproduksi, namun di sisi lain ia menggambarkan bagaimana nilai-nilai

masyarakat menyebar dan diserap oleh penulis skenario dan akhirnya

digunakan untuk membuat film tersebut.

1. Objek dan Subjek Penelitian

Adapun Objek penelitiannya adalah film Selamat Siang, Risa!

“Karya: Ine febriyanti”. Sedangkan Subjek yang akan diteliti adalah teks

yang mengandung perlawanan korupsi yang terdapat dalam skenario film

Selamat Siang, Risa! “Karya: Ine Febriyanti”


8

2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan, penulis

menggunakan dua cara yaitu :

a) Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan

melakukan komunikasi tahap (face to face ) antara peneliti dan

sumber penelitian. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara

dengan Penulis Skenario film Selamat siang, Risa!.

b) Dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan film Selamat siang, Risa !! melalui internet dan buku-buku

yang ada hubungannya dengan bahan penelitian.

E. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini merujuk pada penelitian terdahulu yang membahas

tentang isi pesan dalam sebuah film. Seperti skripsi “Analisis Wacana pesan

moral dalam film naga bonar karya asrul sani” oleh saudari sukasih nur tahun

2008 dan skripsi “ Analisis Teun A. Van Dijk terhadap skenario film

perempuan punya cerita” oleh saudara Haiatul Umam tahun 2009. Kedua

penelitian tersebut mengangkat tema film yang berbeda, tetapi masih dengan

menggunakan metode yang sama yaitu dengan menggunakan Teun A. Van

Dijk. Skripsi Analisis Teun A. Van Dijk terhadap skenario film perempuan

punya cerita mengusung tema perempuan, sedangkan skripsi Analisis Wacana

pesan moral dalam film naga bonar karya asrul sani mengusung tema moral,

dan penulis sendiri mengusung tema perlawanan korupsi dalam penelitian ini,
9

juga dengan menggunakan metode penelitian Analisis Wacana Teun A. Van

Dijk.

Pada penelitian ini, penulis mencoba menegemukakan tentang pesan

dari film yang bertemakan tentang permasalahan melawan korupsi yaitu film

Selamat Siang, Risa! “Karya: Ine Febriyanti” yang diproduksi pada tahun

2012.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Wacana Dalam Film

1. Pengertian Film

Film menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah gambar

hidup. Secara etimologi film adalah susunan gambar yang berada dalam

selluloid kemudian diputar dan bisa ditafsirkan dengan berbagai makna. 1

secara fisik film berarti selaput tipis yang dibuat selluloid untuk tempat

gambar yang negatif (yang akan dipotret) atau tempat gambar positif

(yang akan dimainkan di bioskop). Selaput tipis tersebut terdiri dari

beberapa lapisan, pertama disebut Jelatin sebagai bahan pelindung,

lapisan kedua disebut landasan, sebagai dasar yang sifatnya tipis, lentur

dan transparan.2

Film merupakan produk komunikasi massa yang sangat

berpengaruh bagi kehidupan manusia, kerjanya ibarat jarum hipodermik

atau peluru yang banyak dicetuskan oleh pakar ilmu komunikasi, di mana

kegiatan mengirimkan pesan sama halnya dengan tindakan menyuntikan

obat yang dapat langsung merasuk dalam jiwa penerima pesan.3

Film memegang peranan yang sangat penting. Oleh sebab itu di

berbagai universitas, sekolah, pendidikan training di industri-industri,

1
Eko Endarmoko, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia, 2006), h. 180.
2
Gatot Prakoso, Film Pinggiran Antologi Film pendek, Eksperimental dan Dokumenter
(Jakarta:Fatwa press, 1997), h. 22.
3
Morisan, Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi (Tangerang:
Ramdina Prakasa, 2005), h. 12.

10
11

lembaga kesehatan, jawatan pertanian, polisi lalu lintas, dan sebagainya,

film kini digunakan sebagai alat untuk mengintensifkan usahanya.4

Salah satu kelebihan yang dimiliki film, baik yang ditayangkan

lewat tabung televisi maupun layar perak, film mampu menampilkan

realitas kedua dari kehidupan manusia. Kisah-kisah yang ditayangkan

lebih bagus dari kondisi nyata sehari-hari, atau sebaliknya bisa lebih

buruk.5

a) Sejarah Film

Seorang yang bernama Titus Lucrectius Corus pada tahu

65SM. Sudah menulis tentang ide gambar bergerak dalam satu

tulisan dengan judul De Return Nature yang artinya sebagai

berikut:

“Janganlah pikirkan dan herankan bahwa gambar-gambar

seolah-olah bergerak dan muncul menurut suatu susunan dan

waktu, kakinya dan tangan-tangannya digunakan untuk menghilang

dan berbagai penggatiannya munculah yang lain tersusun dengan

cara yang lain pula. Dan sekarang setiap gerakan seolah-olah

berubah, karena anda harus mengerti bahwa hal itu berlaku dengan

kecepatan yang luar biasa”.6

Film yang ditemukan pada akhir abad ke-19 dan terus

berkembang hingga hari ini merupakan perkembangan lebih jauh

dari teknologi fotografi. Perkembangan penting sejarah fotografi


4
Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat komunikasi, h.209
5
William, dkk., Media Massa dan Masyarakat Modern, h. 199.
6
Soetarto, Sejarah Perfilman Nasional, (Jakarta: LKBN, Antara, 1976), h. 21.
12

telah terjadi di tahun 1826, ketika Joseph Nicephore Niepce dari

Prancis membuat campuran dengan perak untuk membuat gambar

pada sebuah lempengan timah yang tebal.

Thomas Alva Edison (1847-1931) seorang ilmuwan

Amerika Serikat penemu lampu listrik dan fonograf (piringan

hitam), pada tahun 1887 terinspirasi membuat alat untuk merekam

dan memproduksi gambar. Edison tidak sendirian. Ia dibantu oleh

George Eastman, yang kemudian pada tahun 1884 menemukan pita

film (seluloid) yang terbuat dari plastik tembus pandang. Tahun

1891 Eastman dibantu Hannibal Goodwin memperkenalkan satu

rol film yang dapat dimasukkan ke dalam kamera pada siang hari.

Alat yang dirancang dan dibuat oleh Thomas Alva Edison

itu disebut kinetoskop (kinetoscope) yang berbentuk kotak

berlubang untuk menyaksikan atau mengintip suatu pertunjukan.

Lumiere Bersaudara kemudian merancang peralatan baru yang

mengkombinasikan kamera, alat memproses film dan proyektor

menjadi satu. Lumiere Bersaudara menyebut peralatan baru untuk

kinetoskop itu dengan “sinematograf” (cinematographe).

Peralatan sinematograf ini kemudian dipatenkan pada tahun

1895. Pada peralatan sinematograf ini terdapat mekanisme gerakan

yang tersendat (intermittent movement) yang menyebabkan setiap

frame dari film diputar akan berhenti sesaat, dan kemudian disinari

lampu proyektor. Di masa awal penemuannya, peralatan


13

sinematograf tersebut telah digunakan untuk merekam adegan-

adegan yang singkat. Misalnya, adegan kereta api yang masuk ke

stasiun, adegan anak-anak bermain di pantai, di taman dan

sebagainya.

Film pertama kali dipertontonkan untuk khalayak umum

dengan membayar berlangsung di Grand Cafe Boulevard de

Capucines, Paris, Perancis pada 28 Desember 1895. Peristiwa ini

sekaligus menandai lahirnya film dan bioskop di dunia.

Meskipun usaha untuk membuat citra bergerak atau film ini

sendiri sudah dimulai jauh sebelum tahun 1895, bahkan sejak tahun

130 masehi, namun dunia internasional mengakui bahwa peristiwa

di Grand Cafe inilah yang menandai lahirnya film pertama di

dunia.

Sejak ditemukan, perjalanan film terus mengalami

perkembangan besar bersamaan dengan perkembangan atau

kemajuan-kemajuan teknologi pendukungnya. Pada awalnya hanya

dikenal film hitam putih dan tanpa suara atau dikenal dengan

sebutan film bisu. Masa film bisu berakhir pada tahun 1920-an,

setelah ditemukannya film bersuara. Film bersuara pertama

diproduksi tahun 1927 dengan judul “Jazz Singer”, dan diputar

pertama kali untuk umum pada 6 Oktober 1927 di New York,

Amerika Serikat. Kemudian menyusul ditemukannya film

berwarna di tahun 1930-an.


14

Perubahan dalam industri perfilman jelas nampak pada

teknologi yang digunakan. Jika pada awalnya film berupa gambar

hitam putih, bisu dan sangat cepat, kemudian berkembang hingga

sesuai dengan sistem penglihatan mata kita, berwarna dan dengan

segala macam efek-efek yang membuat film lebih dramatis dan

terlihat lebih nyata. Pada perkembangan selanjutnya, film tidak

hanya dapat dinikmati di bioskop dan berikutnya di televisi, namun

juga dengan kehadiran VCD dan DVD (Blue-Ray), film dapat

dinikmati pula di rumah dengan kualitas gambar yang baik, tata

suara yang ditata rapi, yang diistilahkan dengan home theater.

Dengan perkembangan internet, film juga dapat disaksikan lewat

jaringan superhighway.

Film kemudian dipandang sebagai komoditas industri oleh

Hollywood, Bollywood dan Hongkong. Di sisi dunia yang lain,

film dipakai sebagai media penyampai dan produk kebudayaan.

Hal ini bisa dilihat di negara Prancis, Belanda, Jerman, dan Inggris.

Dampak nya adalah film akan dilihat sebagai budaya yang harus

dikembangkan, kajian film membesar, eksperimen-eksperimen pun

didukung oleh negara. Kelompok terakhir ini menempatkan film

sebagai aset politik guna media propaganda negara. Oleh karena itu

di Indonesia Film berada di bawah pengawasan departemen

penerangan dengan konsep lembaga sensor film.7

7
jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/mudra/article/.../pdf, diakses pada 10 Februari 2015, pukul
10.24.
15

b) Unsur-unsur Pembentukan Film

Film akan bersinggungan dengan unsur-unsur pembentukan

film, sehingga untuk memahami sebuah film tidak lepas dari unsur-

unsur pembentukan film. Unsur-unsur tersebut antara lain:

1) Unsur Naratif

Film secara umum dapat dibagi atas dua unsur pembentuk

yakni, unsur naratif dan unsur sinematik. Dua unsur tersebut

saling berinteraksi dan berkesinambungan satu sama lain untuk

membentuk sebuah film. Masing-masing unsur tersebut tidak

akan dapat membentuk film jika hanya berdiri sendiri. Bisa

kita katakan bahwa unsur naratif adalah bahan (materi) yang

akan diolah. Dalam cerita filmnya. Unsur naratif berhubungan

dengan aspek cerita tema film. Setiap film cerita tidak

mungkin lepas dari unsur naratif. Setiap cerita pasti memiliki

unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi, waktu

serta lainnya. Seluruh elemen tersebut membentuk sebuah

jalinan peristiwa tersebut terikat oleh sebuah aturan yakni

hokum kausalitas. Aspek kausalitas bersama unsur ruang dan

waktu adalah elemen-elemen pokok pembentuk naratif.8

2) Unsur Sinematik

Unsur Sinematik adalah cara (gaya) untuk mengolah film.

Dalam film cerita unsur sinematik atau juga sering di

istilahkan gaya sinematik merupakan aspek-aspek teknis


8
Himawan Pratista, Memahami film, h. 1-2.
16

pembentukan film. Unsur sinematik terbagi menjadi empat

elemen pokok, yakni, mise-en-scene, sinematografi, editing

dan suara. Masing-masing elemen sinematik tersebut juga

saling berinteraksi dan berkesinambungan satu sama lain untuk

membentuk gaya sinematik secara utuh.9

Unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis dalam

produksi sebuah film. Mise-en-scene adalah segala hal yang

berada didepan kamera. Mise-en-scene memiliki empat elemen

pokok yakni, setting atau lattar, tata cahaya, kostum dan make-

up, serta akting dan pergerakan pemain. Sinematografi adalah

perlakuan terhadap kamera dan filmnya serta hubungan

kamera dengan obyek yang diambil. Editing adalah transisi

sebuah gambar (shot) ke gambar (shot) lainnya.Sedangkan

suara adalah segala hal dalam film yang mampu ditangkap

melalui indera pendengaran. Seluruh unsur sinematik tersebut

saling terkait, mengisi, serta saling berkesinambungan satu

sama lain untuk membentuk unsur sinematik secara

keseluruhan.10

Sebuah film yang memiliki cerita atau tema kuat bisa

menjadi tidak berarti tanpa pencapaian naratif yang memadai.

Sineas dapat memilih alternatife bentuk teknik apapun sejauh

sesuai dengan konteks naratifnya. Untuk mengukur memadai

atau tidaknya sebuah pilihan tergantung para penontonnya.

9
Himawan Pratista, Memahami film, h.1.
10
Himawan Pratista, Memahami film, h. 2.
17

Keberhasilan seseorang dalam memahami film

secara utuh sangat dipengaruhi oleh pemahaman orang

tersebut terhadap aspek naratif serta aspek sinematik sebuah

film. Kedua unsur tersebut apapun bentuknya pasti

memilikinorma serta batasan yang bisa diukur. Jika sebuah

film kita anggap buruk (kurang memadai) bisa adi bukan

karena film tersebut buruk namun karena kita sendiri yang

belum memahaminya secara utuh.11

c) Struktur Film

Seperti halnya sebuah karya literature yang dapat di pecah menjadi

bab (chapter), alinea dan kalimat, jenis film apapun, panjang atau

pendek, juga memiliki struktur fisik. Secara fisik sebuah film dapat

di pecah menjadi unsur-unsur, yakni shot, adegan, dan sekuen.

Pemahaman tentang shot, adegan, dan sekuen nantinya banyak

berguna untuk membagi urutan-urutan (segmentasi) plot sebuah

film kedalam sistematik. Sementasi plot akan banyak membantu

kita melihat perkembangan plot sebuah film secara menyeluruh

dari awal hingga akhir.

1) Shot

Shot selama produksi film memiliki arti proses perekaman

gambar sejak kamera diaktifkan (on) hingga kamera

dihentikan (off) atau juga sering diistilahkan satu kali take

(pengambilan gambar). Sementara shot setelah film telah jadi

11
Himawan Pratista, Memahami film, h. 3.
18

(pasca produksi) memiliki arti suatu rangkaian gambar utuh

yang tidak terinstrupsi oleh potongan gambar (editing). Shot

merupakan unsur terkecil dari film, sekumpulan beberapa

shot biasanya dapat dikelompokan menjadi sebuah adegan.12

2) Adegan (scene)

Adegan atau scene adalah satu segmen pendek dari

keseluruhan cerita yang mempertlihatkan satu aksi

berkesinambungan yang diikat oleh ruang, waktu, isi (cerita),

tema, karakter, atau motif. Satu adegan umumnya terdiri dari

beberapa shot yang saling berhubungan. Biasanya film cerita

terdiri dari tiga sampai lima puluh buah adegan. Adegan

adalah yang paling mudah dikenali sewaktu menonton film.13

3) Sekuen (sequence)

Sekuen adalah satu segmen besar yang memperlihatkan satu

rangkaian peristiwa yang utuh.satu sekuen umumnya terdiri

dari beberapa adegan yang saling berhubungan. Sekuen bisa

diibaratkan seperti sebuah bab atau sekumpulan bab, dalam

pertunjukan teater, sekuen bisa disamakan dengan satu babak

satu sekuen biasanya dikelompokkan berdasarkan satu

periode (waktu), lokasi atau satu rangkaian aksi

panjang.biasanya film cerita terdiri dari delapan sampai lima

belas sekuen. Dalam beberapa kasus film, sekuen dapat

12
Himawan Pratista, Memahami film, h. 29.
13
Himawan Pratista, Memahami film, h. 29-30.
19

dibagi berdasarkan usia karakter utama yakni masa balita,

kanak-kanak, remaja, dewasa, serta lanjut usia. Dalam film-

film petualangan yang umumnya mengambil banyak tempat,

sekuen biasanya dibagi berdasarkan lokasi cerita.14

d) Jenis-Jenis Film

Jenis-jenis film dibedakan menurut sifatnya, yaitu sebagai

berikut:

1) Film Cerita (Story Film)

Film cerita adalah film yang menyajikan kepada publik

sebuah cerita, sebagai cerita harus mengandung unsur-unsur

yang dapat menyentuh rasa manusia. Cerita dalam film ini

diambil dari kisah-kisah sejarah, cerita nyata dari kehidupan

sehari-hari, atau khayalan yang diolah untuk menjadi film.


15
film cerita diartikan sebagai pengutaraan cerita atau ide,

dengan pertolongan gambar-gambar, gerak dan dikemas yang

memungkinkan pembuat film melahirkan realitas rekaan

yang merupakan suatu alternative dari realitas nyata bagi

penikmatnya. Ide atau pesan cerita menggunakan pendekatan

yang bersifat membujuk. Oleh karena itu film cerita dapat

dipandang sebagai wahana penyebaran nilai-nilai.

14
Himawan Pratista, Memahami film, h. 30.
15
Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 211.
20

2) Film Berita (newsreal)

Film berita adalah film mengenai fakta, peristiwa yang benar-

benar terjadi. Kamera sekedar merekam peristiwa, karena

sifatnya berita, film ini disajikan kepada publik harus bernilai

berita (newsvalue), film berita menitik beratkan pada segi

pemberitaan kejadian aktual, misalnya dokumentasi peristiwa

perang, dan dokumentasi upacara kenegaraan.16

3) Film Dokumenter (Documentary film)

Istilah Documentary awalnya digunakan oleh seorang

(sutradara direktor) Jhon Grierson. Film dokumenter di

definisikan oleh Grierson sebagai karya ciptaan mengenai

kenyataan (creative treatment actuality), titik berat dalam

film dokumenter adalah fakta atau peristiwa yang terjadi.17

Film dokumenter, selain mengandung fakta ia juga

mengandung subjektivitas pembuat. Subjektivitas diartikan

sebagai sikap atau opini terhadap peristiwa. Jadi, ketika

faktor manusia berperanan, persepsi tentang kenyataan akan

sangan bergantung pada manusia pembuat film dokumenter

itu. Dengan kata lain, film dokumenter bukan cerminan pasif

dari kenyataan, melainkan ada prosess penafsiran atas

kenyataan yang dilakukan oleh si pembuat film

dokumenter.18

16
Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 212.
17
Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 213.
18
Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 214.
21

4) Film Kartun (cartoon film)

Film kartun adalah film yang berasal dari lukisan para

seniman. Titik berat dalam pembuatan film kartun adalah seni

lukis. Film ini adalah hasil dari imajinatif para seniman lukis

yang kemudian menghidupkan gambar-gambar seolah-olah

hidup.19

B. Korupsi Dalam Tinjauan Teori

a. Pengertian Korupsi

Kata korupsi berasal dari bahasa Latin corruption atau corruptus

(Webster Student Dictionary:1960). Selanjutnya disebutkan bahwa

corruption itu berasal dari kata asal corrumpere, suatu kata Latin yang

lebih tua.20 Korupsi adalah “menyalahgunakan kekuasaan kepercayaan

untuk keuntungan pribadi”.21

Dari bahasa Latin itulah turun ke banyak bahasa Eropa seperti

inggris, yaitu Corruption, corrupt; Prancis, yaitu Corruption; dan

Belanda, yaitu corruptie (korruptie). Kita dapat memberanikan diri

bahwa dari bahasa Belanda inilah kata itu turun ke bahasa Indonesia,

yaitu “korupsi”.

Istilah korupsi yang telah diterima dalam pebendaharaan kata

bahasa Indonesia itu, disimpulkan oleh Poerwadarminta dalam Kamus

19
Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 216.
20
Andi Hamzah, Pemberantasan Korupsi, h. 4.
21
Jeremy Pope, Strategi memberantas Korupsi, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007),
h. 30.
22

Umum Bahasa Indonesia: “Korupsi ialah perbuatan yang buruk seperti

penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya”. 22 Secara

keseluruhan korupsi di Indonesia muncul lebih sering sebagai masalah

politik dari pada ekonomi. Ia menyentuh kebenaran pemerintah di mata

generasi muda, kaum elite terdidik dan pegawai pada umumnya.23

Korupsi telah mewabah dan ada di mana-mana. Korupsi bukan

hanya soal pejabat publik yang menyalahgunakan jabatannya, tetapi juga

menyalahgunakan kedudukannya bila dengan demikian dapat

memperoleh uang dengan mudah. Bila dibiarkan saja dan tidak

dibendung, korupsi kemungkinan besar akan meningkat. Korupsi

disamakan orang dengan kanker, dan ini tepat sekali. Korupsi dapat

terjadi bila ada peluang dan keinginan dalam waktu bersamaan.

b. Korupsi Dalam Pandangan Islam

Islam adalah agama yang sangat menjujung tinggi akan arti

kesucian, sehingga sangatlah rasional jika memelihara keselamatan

(kesucian) harta termasuk menjadi tujuan pokok hukum (pidana) Islam,

karena mengingat harta mempunyai dua dimensi, yakni dimensi halal dan

dimensi haram. Perilaku korupsi adalah harta berdimensi haram karena

korupsi menghalalkan sesuatu yang diharamkan, dan korupsi merupakan

wujud manusia yang tidak memanfaatkan keluasan dalam memproleh

rezeki Allah. Secara teoritis kedudukan korupsi merupakan tindakan

kriminal (jinayah atau jarimah) dimana bagi pelakunya diancam dengan


22
Andi Hamzah, Pemberantasan Korupsi, h. 5-6.
23
Mubyarto, Ilmu Ekonomi, Ilmu Sosial dan Keadilan, (Jakarta: Yayasan Agro
Ekonomika, 1980), h. 60.
23

hukuman hudud (had) dan juga hukuman ta’zir. Seperti dalam ayat Q.S

Al-Baqarah ayat 188 :

"Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian


yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah)
kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu
dapat memakan sebahagian dari pada harta benda orang lain itu
dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui”

Islam membagi Istilah Korupsi kedalam beberapa Dimensi. Yaitu

risywah (suap), saraqah (pencurian) dan al gasysy (penipuan).

Yang pertama, korupsi dalam dimensi suap (risywah) dalam

pandangan hukum Islam merupakan perbuatan yang tercela dan juga

merupakan dosa besar serta Allah sangat melaknatnya. Islam tidak

menentukan apa hukuman bagi pelaku suap, akan tetapi menurut fuquha

bagi pelaku suap-menyuap ancaman hukumanya berupa hukuman ta’zir

(jarimah ta’zir) yang disesuaikan dengan peran masing-masing dalam

kejahatan. Suap adalah memberikan sesuatu kepada orang penguasa atau

pegawai dengan tujuan supaya yang menyuap mendapat keuntungan dari

itu atau dipermudahkan urusanya. Jika praktek suap itu dilakukan dalam

ruang lingkup peradilan atau proses penegakkan hukum maka hal itu

merupakan kejahatan yang berat atau sejahat-jahatnya kejahatan. Abu

Wail mengatakan bahwa apabila seorang hakim menerima hadiah, maka


24

berarti dia telah makan barang haram, dan apabila menerima suap, maka

dia sampai pada kufur.

Yang kedua, Korupsi dalam dimensi pencurian (saraqah).

Saraqah (pencurian) menurut etimologinya berarti melakukan sesuatu

tindakan terhadap orang lain secara tersembunyi.Jadi sariqah adalah

mengambil barang milik orang lain dengan cara melawan hukum atau

melawan hak dan tanpa sepengetahuan pemiliknya. Seperti halnya

korupsi yang mengambil harta dengan cara melawan hak dan tanpa

sepengetahuan pemiliknya (rakyat). Sehubungan dengan hukuman

potong tangan dalam jarimah sariqah (pencurian) terdapat perbedaan

pendapat apakah juga berlaku terhadap korupsi karena berdasarkan hadist

Nabi SAW, yang bersabda:

“Tidak dipotong tangan atas penghianatan harta (koruptor), perampok

dan pencopet”(H.R. Bukhari dan Muslim).

Yang ketiga, Korupsi dalam dimensi penipuan (al gasysy). Secara

tegas berdasarkan sabda Rasulullah SAW, Allah mengharamkan surga

bagi orang-orang yang melakukan penipuan. Terlebih penipuan itu

dilakukan oleh seorang pemimpin yang mempecundangi rakyatnya.

“Dari Abu Ya‟la Ma‟qal ibnu Yasar berkata: “ Aku mendengar

Rasulullah SAW. Bersabda : “seorang hamba yang dianugerahi allah

jabatan kepemimpinan, lalu dia menipu rakyatnya; maka Allah

mengharamkannya masuk surga.” (H.R. Bukhari dan Muslim).24

24
Munawar Fuad Noeh, Islam dan Gerakan Moral Anti Korupsi, (Jakarta, Zikrul Hakim,
1997),hal.154-155.
25

C. Analisis Wacana

1. Pengertian Wacana

Wacana secara etimologi dalam bahasa Indonesia, merupakan

serapan dari bahasa sansekerta “wak”, yang memiliki arti berucap atau

berkata. Kemudian kata tersebut mengalami perubahan dengan

penambahan sufiks (ana), menjadi wacana yang bermakna

“membedakan” (nominalisasi). Dengan demikian kata wacana dapat

diartikan sebagai perkataan atau tuturan.25

Istilah wacana yang digunakan para ahli bahasa secara popular

sebagai bentuk terjemahan dari bahasa inggris discourse, kata ini berasal

dari bahasa latin discursus, dis: dari dalam arah yang berbeda dan

currere: lari, sehingga discursus berarti lari kian kemari.26 pemakaian

istilah wacana memiliki perbedaan makna dikarenakan perbedaan disiplin

ilmu yang memakainya. Bahkan dalam kamus bahasa yang di dasarkan

pada penulisan definisi objektif, tetap memiliki definisi yang berbeda.

Dalam salah satu kamus bahasa inggris terkemuka disebutkan bahwa

pengertian wacana adalah komunikasi buahpikiran dengan kata-kata,

ekspresi ide-ide, gagasan, percakapan.27 Secara terminologi, wacana

memiliki arti yang sangat luas. Alex Sobur berupaya merangkum

pengertian wacana dari berbagai pendapat, ia memandang wacana sebagai

rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan sesuatu

25
Dedi Mulyana, Kajian Wacana: Teori, Metode, dan aplikasi, prinsip-prinsip analisis
wacana, (Yogyakarta: Tiara Wacana,2005), h. 3.
26
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 70.
27
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 71.
26

hal (subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam kesatuan yang

koheren dibentuk oleh unsur segmented atau unsur non segmented

bahasa.28

Analisis Wacana atau discourse analysis adalah suatu cara atau

metode untuk mengkaji wacana yang terdapat atau terkandung di dalam

pesan-pesan komunikasi baik secara tekstual maupun kontekstual.

Analisis Wacana berkenaan dengan isi pesan komunikasi yang sebagian

di antaranya berupa teks.29 Di samping itu, analisis wacana juga dapat

memungkinkan kita melacak variasi cara yang digunakan oleh

komunikator (penulis, pembicara, sutradara) dalam upaya mencapai

tujuan atau maksud-maksud tertentu melalui pesan-pesan berisi wacana-

wacana tertentu yang disampaikan.

Analisis wacana adalah ilmu baru yang muncul beberapa puluh

tahun belakangan ini. Aliran-aliran linguistik selama ini membatasi

penganalisanya hanya kepada soal kalimat dan barulah belakangan ini

sebagian ahli bahasa memalingkan perhatiannya kepada penganalisisan

wacana.30

Analisis wacana merupakan studi tentang struktur pesan dalam

komunikasi. Lebih tepatnya lagi, analisis wacana adalah telah mengenai

aneka fungsi (pragmatik) bahasa. Analisis wacana lahir karena adanya

persoalan dalam komunikasi, bukan hanya terbatas pada penggunaan

28
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 11.
29
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitaif (Yogyakarta: LKiS, 2007), h. 170.
30
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitaif, h. 171.
27

kalimat atau bagian kalimat, serta fungsi ucapan, tetapi juga mencakup

struktur pesan yang lebih kompleks dan inheren yang disebut wacana. 31

Sebuah tulisan adalah sebuah wacana. Tetapi, apa yang dinamakan

wacana itu tidak perlu hanya sesuatu yang tertulis seperti diterangkan

dalam kamus Webster; sebuah pidato pun adalah wacana juga. Jadi,

wacana bisa dibagi menjadi wacana lisan dan wacana tertulis.32 Analisis

wacana tidak terlepas dari pemaknaan kaidah berbagai cabang ilmu

bahasa, seperti halnya semantik, sintaksis, morfologi, dan fonologi.33

2. Analisis Teun A. Van Dijk

Dari sekian banyak model analisis wacana yang diperkenalkan dan

dikembangkan oleh beberapa ahli, model Van Dijk adala model yang

paling banyak dipakai. Karena Van Dijk mengelaborasi elemen-elemen

wacana sehingga bisa didayagunakan dan dipakai secara praktis. Model

yang dipakai secara praktis.34

Van Dijk melihat wacana lebih kepada wacana tulis atau teks. Van

Dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur atau tingkatan yang

satu sama lain berhubungan dan saling mendukung yang dibaginya ke

dalam tiga tingkatan, yaitu struktur makro, superstruktur, dan struktur

mikro. Makna global dari suatu teks didukung oleh kerangka teks dan

pada akhirnya mempengaruhi pemilihan kata dan kalimat.35

31
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 48.
32
Alex Sobur, Analisis Teks Media,, h. 10.
33
Alex Sobur, Analisis Teks Media,h. 11
34
Eriyanto, Analisis Wacana, h. 221.
35
Eriyanto, Analisis Wacana, h. 225-226.
28

Dalam pandangan Van Dijk segala teks bisa dianalisis dengan

menggunakan elemen-elemen seperti tematik, skematik semantik,

sintaksis, stilistik, dan retoris. Meski terdiri dari beberapa elemen, semua

elemen itu merupakan suatu kesatuan, saling berhubungan, dan

mendukung satu sama lainnya. Untuk memperoleh gambaran perihal

elemen-elemen struktur wacana tersebut, berikut adalah penjelasan

singkat mengenai elemen-elemen tersebut:

a. Teks

1) Struktur Makro

a) Tematik

Elemen tematik merupakan gambaran umum dari suatu teks.

Disebut juga sebagai gagasan inti, ringkasan, atau yang

utama dari sebuah teks. Topik menunjukan informasi yang

paling penting atau inti pesan yang ingin disampaikan oleh

komunikator. Dari topik ini kita bisa mengetahui masalah

dan tindakan yang diambil oleh komunikator dalam

mengatasi suatu masalah. Tindakan, keputusan, atau

pendapat dapat diamati pada struktur makro dari suatu


36
masalah. Intinya, tematik merupakan struktur yang

menjelaskan tentang tema yang diambil dari sebuah film.

36
Eriyanto, Analisis Wacana, h. 230.
29

2) Superstruktur

a) Skematik

Teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau

alur dari pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut

menunjukan bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun

dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti. Jadi, jika

topik menunjukan makna umum dari suatu wacana, maka

struktur skematik atau superstruktur menggambarkan

bentuk umum dari suatu teks.37

Alur memberikan tekanan dalam suatu teks, bagian

mana yang berada di awal, dan bagian mana yang berada di

akhir, hal itu juga bisa sebagai strategi untuk

menyembunyikan informasi yang penting. Intinya skematik

merupakan bentuk umum dari sebuah teks yang berkaitan

dengan judul. Skematik mempelajari tentang bagaimana

alur atau suasana teks dibuat.38

3) Struktur Mikro

a) Semantik

Pengertian umum semantik adalah disiplin ilmu

bahasa yang menelaah makna suatu bahasa. Semantik dalam

skema Van Dijk dikategorikan sebagai makna lokal, yakni

makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan

37
Eriyanto, Analisis Wacana, h. 231.
38
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 78.
30

antar proposisi yang membangun makna tertentu dalam

suatu bangun teks. Semantik tidak hanya mendefinisikan

bagian mana yang terpenting dari struktur wacana, tetapi

juga yang mengiringi kearah sisi tertentu dari suatu

peristiwa.pada intinya, semantik membahas tentang makna

yang ditekan kan dalam sebuah teks dan membahas tentang

hubungan antar kalimat yang mempunyai makna tertentu

dalam sebuah teks yang mempunyai makna tersirat.

Terdapat beberapa strategi semantik yaitu pertama;

latar. Latar merupakan bagian berita atau cerita yang

mempengaruhi semantik (arti) yang ditampilkan. Latar yang

dipilih menentukan kemana arah pandangan khalayak

dibawa. Tujuan dari latar teks ini adalah membongkar apa

maksud yang ingin disampaikan oleh pembuat teks. Kedua;

detail. Elemen wacana detail berhubungan dengan kontrol

informasi yang ditampilkan seseorang (komunikator atau

penulis skenario). Komunikator menampilkan informasi

yang menguntungkan dirinya dan citra baik secara

berlebihan dan digambarrkan secara mendetail. Dalam hal

ini penulis skenario secara sengaja membuat sesuatu secara

mendetail dengan tujuan menciptakan citra tertentu kepada

khalayak. Ketiga; maksud. Elemen ini hampir sama dengan

detail. Elemen maksud melihat informasi yang

menguntungkan komunikator dan akan dirugikan secara


31

eksplisit dan jelas. Sebaliknya informasi yang merugikan

akan disampaikan secara tersamar, implisit dan

tersembunyi. Tujuan akhir dari maksud adalah memberikan

informasi yang menguntungkan komunikator. Keempat;

peranggapan. Elemen ini merupakan pernyataan yang

digunakan untuk mendukung makna suatu teks, dan

biasanya pernyataan tersebut dipandang terpercaya sehingga

tidak perlu dipertanyakan kembali. Disebut peranggapan

karena pernyataan tersebut merupakan kenyataan yang

belum terjadi, namun didasarkan pada anggapan yang

masuk akal.39

b) Sintaksis

secara terminologi, kata sintaksis berasal dari bahasa

Yunani (sun = dengan + tattei = menempatkan), berarti

menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok

kata atau kalimat. Dapat dikatakan bahwa sintaksis adalah

bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan

seluk beluk wacana, kalimat klausa, dan frase. Inti dari

sintaksis adalah mengelompokan kata-kata menjadi sebuah

kalimat.40

Dalam sintaksis ada beberapa strategi elemen yang

mendukung, pertama; koheren. Koheren adalah pengaturan

secara rapi kenyataan dan gagasan, fakta, ide yang menjadi


39
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 78-79.
40
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 80.
32

suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan

yang dikandungnya. Koherensi dalam analisis wacana

adalah pertalian dan jalinan antar kata, proposisi atau

kalimat. Dua buah kalimat atau proposisi yang

menggambarkan fakta berbeda dapat dihubungkan dengan

memakai koheren. Sehingga fakta yang tidak berhubungan

sekalipun dapat menjadi perhubungan ketika komunikator

menghubungkannya. Koherensi dapat ditampilkan melalui

sebab akibat, bisa juga sebagai penjelas dan mudah. untuk

diamati. Di antaranya kata hubung yang dipakai (dan,

akibat, tetapi, lalu, karena meskipun) menyebabkan makna

berlainan ketika hendak menghubungkan proposisi.41

Kedua; bentuk kalimat. Bentuk kalimat adalah

bentuk sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir

logis, yaitu prinsip kausalitas, logika kausalitas, akan

diterjemahkan dalam bahasa menjadi susunan subjek (yang

menerangkan) dan predikat (yang diterangkan). Bentuk

kalimat bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata

bahasa, tetapi menentukan makna yang dibentuk oleh

susunan kalimat. Dalam kalimat yang berstruktur aktif,

seseorang yang menjadi subjek dari pernyataannya,

sedangkan dari struktur pasif seseorang menjadi objek dari

pernyataannya. Penempatan itu dapat mempengaruhi

41
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 81.
33

makna timbul karena akan menunjukan bagian mana yang

lebih ditonjolkan kepada khalayak.42

Ketiga; kata ganti. Kata ganti merupakan elemen

untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu

komunitas imajinatif. Kata ganti timbul untuk menghindari

pengulangan kata dalam kalimat-kalimat berikutnya dan

menghindari segi-segi yang negatif. Dalam analisis wacana,

kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh komunikator

untuk menunjukan dimana posisi seseorang dalam

mengungkapkan sikapnya, seseorang dapat menguraikan

kata ganti “saya” atau “kami” yang menggambarkan bahwa

sikap tersebut adalah sikap resmi komunikator semata-

mata. Tetapi ketika memakai kata ganti ”kita” menjadi

sikap tersebut sebagai representasi dari sikap bersama dari

suatu komunitas tertentu.43

c) Stilistik

Pusat perhatian stilistika adalah style, yaitu cara

yang digunakan seorang pembicara atau penulis untk

menyatakan maksud dengan menggunakan bahasa sebagai

sarana. Apa yang disebut gaya bahasa itu sesungguhnya

terdapat dalam segala ragam bahasa: ragam lisan dan

tulisan, ragam sastra dan ragam non sastra, karena gaya

42
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 81.
43
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 82-83.
34

bahasa adalah cara menggunakan bahasa dalam konteks

tertentu oleh orang tertentu untuk maksud tertentu. Akan

tetapi secara tradisional gaya bahasa selalu ditautkan

dengan teks sastra, khususnya teks secara tertulis. Intinya,

stilistik merupakan kata yang digunakan untuk

mengkonstruksi wacana, atau gaya bahasa yang digunakan

untuk mengkonstruksi wacana, atau gaya bahasa yang

digunakan oleh penulis.44

d) Retoris

Strategi dalam level retoris merupakan gaya yang

diungkapkan ketika seseorang berbicara atau menulis.

Misalnya dengan pemakaian kata yang berlebihan

(hiperbolik) atau bertele-tele. Retoris mempunyai fungsi

persuasif dan berhubungan erat dengan bagaimana pesan

itu ingin disampaikan kepada khalayak.45

Van Dijk membagi elemen retoris menjadi tiga

bagian, pertama; grafis. Grafis merupakan bagian untuk

memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang

berarti dianggap penting) oleh seseorang yang diamati dari

teks. Dalam wacana skenario , grafis biasanya muncul

lewat bagian tulisan yang dibuat lain dibandingkan tulisan

lain (pemakaian huruf tebal, miring, garis bawah, dan huruf

44
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 82.
45
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 83-84.
35

yang dibuat dengan ukuran besar). Bagian yang ditulis

berbeda adalah bagian yang dianggap penting oleh

komunikator, dimana ia menginginkan khalayak menaruh

perhatian lebih pada bagian tersebut.46

Kedua; metafora. Metafora merupakan ornamen dari

suatu berita atau script film. Metafora tertentu dipakai oleh

pembuat teks secara strategis sebagai landasan berpikir,

alasan pembenar atas pendapat atau gagasan tertentu

kepada publik. Pembuat teks menggunakan kepercayaan

masyarakat ungkapan sehari-hari, peribahasa, pepatah,

petuah leluhur, kata-kata kuno, yang semuanya dipakai

untuk memperkuat pesan utama.

Ketiga; ekspresi. Ekspresi dimaksudkan untuk

membantu menonjolkan atau menghilangkan bagian

tertentu dari teks yang disampaikan. Elemen ini merupakan

bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan dan

ditonjolkan (yang berarti dianggap penting) oleh seseorang

yang dapat diamati dari teks. Dalam teks tertulis, ekspresi

ini muncul misalnya dalam bentuk grafis, gambar atau foto,

sedangkan dalam film, ekspresi biasanya muncul dari

wajah pemain atau biasanya kalimat yang dilontarkan yang

berasal dari teks skenario.47

46
Eriyanto, Analisis Wacana pengantar analisis media, h. 259.
47
Eriyanto, Analisis Wacanapengantar analisis media, h. 259.
36

b. Kognisi Sosial

Kognisi sosial adalah titik kunci dalam memahami sebuah

produksi teks atau cerita, maksudnya adalah selain meneliti teks

penulis juga meneliti proses terbentuknya teks. Kognisi sosial

menggambarkan bagaimana kesadaran mental penulis skenario

membentuk teks. Untuk mengetahui hal tersebut, maka diperlukan

wawancara mendalam kepada penulis skenario.48

c. Konteks Sosial

Menurut Van Dijk, wacana yang terdapat dalam sebuah teks

adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat,

sehingga untuk meneliti suatu teks perlu dilakukan wawancara

seputar bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan

dikonstruksi dalam masyarakat. Pada intinya, konteks sosial itu

berhubungan dengan pengetahuan yang berkembang dalam

masyarakat atas suatu wacana.49

3. Pewacanaan Korupsi Di Film

Isu korupsi bukanlah isu yang baru dikenal di kalangan masyarakat.

Namun ironisnya, meski beragam upaya dan wacana terus dilangsungkan

untuk memerangi korupsi, praktik korupsi tetap berlangsung bahkan ada

indikasi meningkat. Para penindak korupsi seperti KPK, kerap

menghadapi situasi dilematis akibat masih ada keengganan sejumlah

pihak untuk menghentikan atau menindak pelaku korupsi secara tegas.

48
Eriyanto, Analisis Wacana pengantar analisis media, h. 259-260.
49
Eriyanto, Analisis Wacana pengantar analisis media, h. 271.
37

Selain menghambat pertumbuhan ekonomi, korupsi juga

menghambat pengembangan sistem pemerintahan demokratis. Korupsi

memupuk tradisi perbuatan yang menguntungkan diri sendiri atau

kelompok, yang mengesampingkan kepentingan publik. Dengan begitu

korupsi menutup rapat-rapat kesempatan rakyat lemah untuk menikmati

pembangunan ekonomi, dan kualitas hidup yang lebih baik. Pendekatan

yang paling ampuh dalam melawan korupsi di Indonesia. Pertama, mulai

dari meningkatkan standar tata pemerintahan melalui konstruksi

integritas nasional. Tata pemerintahan modern mengedepankan sistem

tanggung gugat, dalam tatanan seperti ini selalu muncul pers yang bebas

dengan batas-batas undang-undang yang juga harus mendukung

terciptanya tata pemerintah dan masyarakat yang bebas dari korupsi.

Demikian pula dengan pengadilan. Pengadilan yang merupakan bagian

dari tata pemerintahan, yudikatif, tidak lagi menjadi hamba penguasa

melainkan budak yang patuh dengan sebuah tindakan pidana yang

bernama korupsi namun, memiliki ruang kebebasan menegakkan

kedaulatan hukum dan peraturan. Dengan demikian akan terbentuk

lingkaran kebaikan yang memungkinkan seluruh pihak untuk melakukan

pengawasan, dan pihak lain diawasi. Namun, konsep ini penulis akui

sangat mudah dituliskan atau dikatakan daripada dilaksanakan.

Setidaknya dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk membangun pilar-

pilar bangunan integritas nasional yang melakukan tugas-tugasnya secara


38

efektif, dan berhasil menjadikan tindakan korupsi sebagai perilaku yang

beresiko sangat tinggi dengan hasil yang sedikit.50

Sebagai sebuah bentuk kampanye anti korupsi melalui media pop

culture dengan isu sehari-hari, berkaitan dengan nilai-nilai mendasar

yang dimulai dari keluarga, yang lebih mudah dipahami oleh masyarakat.

pengertian media massa sendiri alat yang digunakan dalam

penyampaian pesan dengan menggunakan alat-alat komunikasi seperti

surat kabar, film, radio dan televisi. Film menyajikan satu cerita yang

menggambarkan keseharian serta di mana atau kapan saatnya virus

korupsi bisa mulai menelusup ke dalam kehidupan seseorang. Film

bergenre drama dan dikemas untuk bisa dipahami penonton Indonesia

dari beragam kalangan usia dan latar budaya. Efek yang diharapkan

setelah menonton film adalah publik bisa melihat potret kedekatan

dirinya dengan asal muasal korupsi dan bagaimana ia bisa menghentikan

mata rantai korupsi sebelum praktik korupsi mewabah.

Film bertemakan perlawanan korupsi yang dirilis secara non

komersial ini merupakan produksi bersama Transparency International

Indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi, USAID, dan Cangkir Kopi.

Pemutaran film dalam rangka kampanye akan dilakukan oleh institusi

Transparency International Indonesia.51

50
http://jurnalilmiahtp2013.blogspot.com/2013/12/pidana-korupsi-di-indonesia.html,
diakses pada 2 Desember 2015, pukul 14:49.
51
http://www.indonesiabersih.org/info-cib/cerita-film/pengantar/, diakses pada 22
Desember 2014, pukul 10.20.
39

Film kian bertransformasi menjadi medium untuk

menyebarluaskan gagasan, ideologi, kepercayaan, agama, kebangsaan,

hingga fenomena sosial-budaya. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

menyadari film menjadi sarana tepat untuk mengangkat pemberantasan

korupsi bukan hanya pada sekadar penindakan, melainkan juga

pencegahan.52 Diantaranya film yang berlabel korupsi, yaitu:

a) Sekolah Kami, Hidup Kami (2008) Karya; Steve Pillar Setiabudi.

b) Segelas Kopi Panas (2008) Karya; Fredy Aryanto.

c) Kita Versus Korupsi (2012, film Omnibus)

d) Sang Martir (2012), Karya: Helfi Kardit.

e) The Raid 2: Berandal (2014), Karya: Gareth Evans.

f) Sebelum Pagi Terulang Kembali (2014), Karya: Lasya F.

susatyo.53

Film berbasis edukasi dan budaya telah disebutkan dalam UU

No.33 Tahun 2009, bahwa perfilman merupakan produk budaya kreatif,

sehingga pemerintah menaungi dunia perfilman ini dibawah Kementrian

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sedangkan untuk menangani konten isi

film itu sendiri, Pemerintah menaunginya di bawah Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. Film tidak hanya semata menonjolkan

unsur hiburan semata, tetapi lebih kepada tanggung jawab moral untuk

mengangkat nilai nasionalisme bangsa dan jati diri bangsa yang

52
http://www.kpk.go.id/id/berita/berita-sub/1403-gugah-moral-antikorupsi-lewat-film,
diakses pada 23 Desember 2014, pukul 09.41.
53
http://filmindonesia.or.id/movie/title/list/tag/korupsi, diakses pada 23 Desember 2014,
pukul 09.45.
40

berbudaya. Tak hanya disitu, tetapi film juga sebagai penyampaian pesan

moral, informatif, sejarah maupun solusi atas tema-tema yang

berkembang dimasyarakat. Sudah selayaknya perfilman Indonesia

Dibangun berdasarkan budaya ataupun pesan moral yang ingin

disampaikannya dimata dunia.54

Melalui media yang bersifat audio visual, yang dapat memeperkuat

kesan dan mempertajam pemahaman dengan tampilan-tampilan juga

kekuatan pendengaran. Salah satu contoh penggunaan media film dalam

menyampaikan pesan pendidikan.

Ada banyak film yang dapat digunakan sebagai media pendidikan

yang dikemas sedemikian rupa demi tercapainya tujuan, tentunya hal

tersebut tergantung pesan yang akan diberikan kepada penonton.

Penanaman nilai-nilai moral tersebut dapat dengan mudah tersampaikan

dan di interpretasikan oleh pembelajar itu sendiri. Karena mereka

memiliki pengalaman langsung menyaksikan alur dalam film tersebut

yang sudah disisipkan nilai-nilai yang menjadi tujuan dalam pendidikan.

Sementara itu, Aktor Alex Komang menilai film punya efek yang

baik dalam jangka panjang. Menurut dia, film bisa menjadi ajang

sosialisasi yang efektif dan mempengaruhi hampir seluruh aspek

kehidupan manusia. ‟‟Film punya kekuatan dahsyat. Film punya power

dan resonansi. Diputar sekarang, 20 tahun lagi masih bisa dilihat,‟‟

paparnya. ‟‟Satu film bisa ditonton jutaan orang. Karena fun dan gaul,

54
http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wp
content/uploads/2014/05/JURNAL_ELITH_2014_2009%20%2805-19-14-06-40-17%29.pdf,
diakses pada 23 Desember 2014, pukul 09. 49.
41

film bisa jadi medium sosialisasi apapun. Termasuk antikorupsi,‟‟

lanjutnya.

Ari Nugroho dari MSI menambahkan, film menjadi kendaraan

untuk melawan korupsi. Sebab, film memiliki kekuatan untuk

memobilisasi publik. Hal itu mendorong KPK dan MSI yang didukung

USAID untuk menggelar ACFFest 2014.55

Anti Corruption Film Festival (ACFFest) 2014, ajang apreasiasi

terhadap bakat-bakat muda kreatif dengan semangat beraksi nyata yang

digagas oleh USAID, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan MSI.

Anti Corruption Film Festival (ACFFest) 2014, sebuah festival

film yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, dukungan dan

partisipasi masyarakat Indonesia terhadap upaya pemberantasan korupsi,

serta menanamkan perilaku anti-korupsi sebagai bagian dari gerakan,

kampanye dan pendidikan anti-korupsi melalui media film.56

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyelenggarakan Festival

Film Antikorupsi (ACFFest) 2013 untuk mengampanyekan gerakan

antikorupsi. KPK menilai pendekatan seni budaya, khususnya film,

dalam kampanye antikorupsi, merupakan media kreatif yang sangat

strategis karena dapat menyentuh langsung masyarakat. Film mampu

menghadirkan berbagai pencitraan, narasi, kisah dan impresi dramatik

55
http://www.jawapos.com/baca/artikel/6362/Perangi-Korupsi-Lewat-Film, diakses pada
23 desember 2014, pukul 10.11.
56
http://acffest.org/acffest-2014/, diakses pada 23 Desember 2014, pukul 10.37.
42

yang bisa menyentuh dan menggugah penonton. Melalui film, nilai-nilai

antikorupsi lebih cepat dan mudah dipahami masyarakat.57

Wakil Ketua KPK, Dr. Bambang Widjojanto mengatakan ada 3

jenis korupsi yang dipaparkan oleh Bambang. Pertama, ialah korupsi

karena terpaksa (Corruption by need). Jenis korupsi ini merupakan

keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang tidak

tercukupi. “Biasanya ini dialami oleh masyarakat ekonomi rendah yang

gajinya minim” jelasnya. Korupsi yang kedua ialah, korupsi yang

memaksa (Corruption by greed). Jenis korupsi ini merupakan keinginan

mencukupi hidup akibat keserakahan untuk bisa hidup berlebihan.

Biasanya jenis korupsi ini dilakukan oleh para pemegang kekuasaan.dan

korupsi yang ketiga ialah korupsi karena dipaksa (Corrution by system).

Jenis korupsi ini disebabkan oleh rusaknya sebuah sistem akibat korupsi

dari jenis kedua. Apabila suatu pemegang kekuasaan sudah berlaku

korupsi, maka jenis korupsi yang ketiga ini akan muncul.

Selain berkampanye lewat iklan dan slogan, KPK pun aktif

menyebarkan isu antikorupsi melalui film. Film Selamat Siang, Risa!

sendiri dibuat KPK sebagai bentuk kampanye antikorupsi lewat media

film. Bambang sendiri tak menampik apabila film merupakan media

yang baik untuk mengajak masyarakat untuk antikorupsi. “Film sebagai

57
http://www.jurnalparlemen.com/view/6083/kpk-gelar-festival-film-antikorupsi.html,
diakses pada02 Januari 2015, pukul 14:36.
43

media alternatif yang terus dikembangkan KPK untuk sosialisasi

mencegah korupsi,” tutur Bambang.58

Negara kesejahteraan yang dimaksud adalah suatu bentuk

pemerintahan demokratis yang menegaskan bahwa Negara bertanggung

jawab terhadap kesejahteraan rakyat, bahwa pemerintah harus mengatur

pembagian kekayaan Negara agar tidak ada rakyat yang kelaparan dan

menderita. Dalam realisasinya, usaha keadilan dan kesejahteraan itu

harus bersendikan nilai-nilai kekeluargaan yang terkandung dalam sila-

sila pancasila.59

Bilamana penegakan hukum kurang baik seperti sekarang ini maka

kejahatan semakin berkembang, korupsi semakin marak, kasus suap

terjadi dimana-mana, dan hanya dapat dikendalikan dari lembaga

pemasyarakatan. Akhirnya, sebaik apapun peraturan perundang

undangan yang ada pada akhirnya tergantung pada aparat penegak

hukumnya.60

58
http://www.unpad.ac.id/2012/10/wakil-ketua-kpk-nyalakan-obor-perlawanan-terhadap-
korupsi/, diakses pada 02 Januari 2015, pukul 14:40.
59
http://hukum.kompasiana.com/2013/02/19/keberpihakan-hukum-pemodal-atau-
keadilan-534924.html, diakses pada 02 Januari 2015, pukul 14:59.
60
http://download.portalgaruda.org/pdf, Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume II, diakses pada 02
Januari 2015, pukul 14:55.
BAB III

GAMBARAN UMUM Film Selamat Siang, Risa! “karya : Ine Febriyanti”

A. Sinopsis Film

Film yang diawali dengan adegan seorang Kepala bagian Perizinan

sebuah kantor bernama Risa Arwoko yang sedang ditawari sejumlah uang.

Penyogokan ini mengingatkan Risa tentang perjuangan orang tuanya yang

berkomitmen untuk tidak menerima sogokan walaupun kondisi mereka sedang

sulit. Kilas balik ke masa lalu dengan latar belakang tahun 1970an. Ayah Risa

bernama Arwoko adalah mandor gudang sebuah perusahaan pemerintah.

Sedangkan ibunya membantu ekonomi keluarga dengan membuka

usaha taylor. Kehidupan mereka sangat sederhana namun harmonis. Sampai

saat anak mereka yaitu adiknya Risa jatuh sakit, beras yang mereka miliki

pun semakin menipis. Kemudian datang seorang pengusaha beras kaya raya

bernama Koh Abeng yang ingin menimbun stok berasnya di gudang

perusahaan yang menjadi tanggung jawab Pak Arwoko, Koh Abeng

menawarkan sejumlah uang sebagai imbalan. Namun Pak Arwoko menolak

upaya penyogokan dari Koh Abeng yang ingin menimbun beras, karena

beberapa hari lagi dipastikan harga beras akan naik. Walaupun keadaan

mereka sangat sulit, beras yang mereka miliki sudah habis, dan anaknya yang

paling kecil sedang sakit, Pak Arwoko teguh untuk memegang prinsip

kejujuran. Film ini diakhiri dengan adegan Risa yang menolak tawaran uang

44
45

seperti ayahnya menolak sogokan Koh Abeng kemudian dia pergi dari kantor

bersama supirnya, memandang sekelilingnya dan terjebak kemacetan. Risa

turun dari mobil dan memilih berjalan kaki sambil melihat fenomena -

fenomena korupsi kecil - kecilan yang terjadi di masyarakat. Melihat seorang

polisi yang sedang menerima uang dan berbagai ragam sisi lain kehidupan di

ibukota.

B. Keunggulan Film

Mungkin banyak yang meragukan kekuatan film sebagai alat untuk

melawan korupsi. Berapa koruptor yang dapat ditangkap dengan sebuah film,

Tetapi intinya bukan di situ. Sebagai media komunikasi massa, film memiliki

kekuatan potensial untuk mempengaruhi cara publik berpikir, bersikap, dan

berperilaku atas isu tertentu. Film dapat bersinergi dengan televisi, radio, atau

suratkabar.1

Selamat siang, Risa! juga merupakan satu di antara 4 film 'Kita versus

Korupsi' karya para sineas muda yang dikemas menjadi satu benang merah.

Selain selamat siang, Risa! ada Rumah Perkara “karya Emil Heradi”, aku

padamu “karya Lasja F. Susatyo”, dan Psssttt... Jangan Bilang Siapa-siapa

“karya Chairun Nissa”.

Film Kita Versus Korupsi bukanlah film komersil dan akan diputar

bukan untuk maksud komersil. Pemutaran film akan dilakukan melalui

1
http://www.indonesiabersih.org/suara-kamu/melawan-korupsi-dengan-film/, diakses
pada 17 Februari 2015, pukul 22.40
46

kegiatan roadshow di kota-kota besar di Indonesia yang dikemas dalam

kegiatan bedah atau diskusi film. Masyarakat juga bisa meresmikan pemutaran

film ini dengan menghubungi pihak KPK ataupun TII.2

Film ini layak di teliti karena meraih penghaargaan piala maya pada

tahun 2012. Dan yang paling terpenting film ini mengajarkan kepada

masyarakat betapa pentingnya nilai-nilai kejujuran. Dengan maksud dan

tujuan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat luas agar

menghindari segala bentuk praktek korupsi. Karena tanpa disadari praktek

korupsi sebetulnya begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Dengan melihat kenyataan ini Komisi Pemberantasan Korupsi

bekerjasama dengan Cangkir Kopiproduction house, Transparency

International Indonesia, Management System International dan USAID,

mencoba menumbuhkan budaya anti korupsi. Mulai dari pelajar hingga

pejabat, melalui pendekatan media film.

Film yang dirilis pada tanggal 26 Januari 2012 bertujuan untuk

penyuluhan masalah korupsi di sekolah-sekolah awalnya, telah terpilih dalam

pemutaran film di acara Cinemasia Film Festival Amsterdam pada bulan april

2013.3

2
http://www.tribunnews.com/seleb/2012/01/27/diam-diam-nicolas-saputra-nikahi-
revalina-temat diakses pada 17 Februari 2015, pukul 22.48
3
http://www.indonesianfilmcenter.com/film/kita-vs-korupsi.html diakses pada 18
Februari 2015, pukul 08.57.
47

C. Tokoh dalam Film Selamat siang, Risa !!

Pak Arwoko : dalam film Selamat siang, Risa! Berperan sebagai

penjaga gudang yang berintegritas, hidup dengan kesederhanaan. Dimana

dalam scene 21 ia berani untuk menolak tiga bundel uang yang ditawari oleh

seorang pengusaha beras meskipun pada saat itu ekonomi keluarganya dalam

keadaan sulit. Dan ia juga menjadi kepala keluarga sekaligus ayah yang

berhasil mengajarkan putrinya bernama Risa, agar menjadi orang yang jujur

dan akhirnya Risa berhasil menjadi apa yang diinginkan oleh ayahnya.

Nyonya Arwoko : berperan sebagai Ibu rumah tangga yang membantu

ekonomi keluarga dengan membuka usaha taylor. Menjadi seorang ibu yang

rela membagi makanan yang dimilikinya untuk anak-anaknya meskipun ia

tidak perduli dalam keadaan lapar sekalipun. Yang terpenting untuk seorang

ibu adalah agar anaknya tumbuh menjadi anak yang sehat dan selalu menjadi

kebanggan keluarga.

Risa Arwoko : dalam film ini Risa berhasil membuktikannya, bahwa ia

menjadi anak yang berhasil seperti apa yang diinginkan oleh ayahnya. Risa

yang menjabat Kepala bagian perizinan dan selalu berkomitmen menjaga apa

yang menjadi harapan seorang ayah kelak.

Koh Abeng : seorang pengusaha beras yang ingin menimbun berasnya

agar mendapatkan keuntungan lebih banyak, dengan ingin menyewa gudang

yang di jaga oleh pak Arwoko. Meskipun ia tahu pak Woko terkenal sulit

utnuk masalah yang merugikan banyak pihak. Tapi ia tetap berusaha dengan

menambahkan uang suap yang awalnya dua bundel menjadi tiga bundel.
BAB IV

ANALISIS DAN TEMUAN DATA

FILM SELAMAT SIANG, RISA! “Karya Ine Febriyanti”

A. Wacana dalam Film Selamat siang, Risa!! “Karya Ine Febriyanti”

1. Teks Film Selamat Siang, Risa! “Karya Ine Febriyanti”

Sesuai dengan skema Teun A. Van Dijk, dalam analisis teks ini

terbagi menjadi tiga bagian, yaitu struktur makro, superstruktur dan

struktur mikro. Yang semuanya saling berkaitan dan saling melengkapi

satu sama lainnya.1

a. Struktur Makro/Tematik

Tema atau topik menggambarkan gagasan inti atau inti pesan

yang menunjukan informasi penting dan yang ingin dikedepankan atau

diungkapkan oleh penulis skenario film Selamat siang, Risa!. Topik

utama yang diambil oleh penulis skenario yaitu kisah realitas korupsi,

yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari:

1) Perlawanan Korupsi

Korupsi yang sekarang makin marak terjadi bukan hanya di

kalangan pejabat-pejabat pemerintahan tinggi, tetapi di lingkungan

yang terendah pun ikut berpartisipasi dalam ruang lingkup yang

cukup luas. Dimana korupsi tidak hanya merugikan negara, tetapi

lebih menyengsarakan rakyat-rakyat kecil.

1
Eriyanto, Analisis Wacana pengantar analisis media, h. 226.

48
49

Mengenai tema perlawanan korupsi dalam film Selamat

siang, Risa!! terlihat pada scene 21. Topik tentang perlawanan

korupsi digambarkan oleh pak Arwoko, menolak pemberian uang

sogokan dari seorang pengusaha beras. Pada saat itu ekonomi

keluarga pak Arwoko sedang sulit, tapi pak Arwoko tetap

memegang teguh prinsip kejujuran. Tema perlawanan korupsi

dalam cerita ini adalah gudang yang menjadi tanggung jawab pak

Arwoko hanya digunakan untuk keperluan perusahaan saja bukan

untuk menimbun beras.

Selain pada scene 23 tema perlawanan korupsi

digambarkan oleh Risa Arwoko, yang menolak uang suap dari

seseorang yang ingin meminta izin agar proyek pembangunannya

dapat terealisasikan. Tema perlawanan korupsi yang digambarkan

oleh Risa ialah kebaikan lahir dari kebaikan sebelumnya. Dengan

kata lain, Ia mengikuti jalan dari ayahnya yang menolak untuk

tidak korupsi.

2) Penyuapan.

Suap adalah memberi sesuatu kepada seseorang agar apa

yang diinginkan bisa tercapai meskipun melanggar hukum. Suap

bisa bermacam-macam bentuk, bisa berupa barang, uang dan lain

sebagainya.

Mengenai tema penyuapan dalam film Selamat Siang,

Risa!!, terlihat pada scene satu. Tema tentang penyuapan


50

digambarkan oleh Risa Arwoko yang menjabat sebagai Kepala

Bagian Perizinan, yang saat itu Ia disuap oleh seseorang untuk

meminta izin proyek pembangunan.

Selain dilihat pada scene satu tema tentang penyuapan

dalam film selamat siang, Risa!!, digambarkan oleh pak arwoko

yang bekerja sebagai mandor gudang di perusahaan pemerintahan.

Yang saat itu datang koh Abeng untuk meminjam gudang,

menawarkan sejumlah uang sebagai imbalan. Tema penyuapan

dalam cerita ini disebabkan ingin mencari keuntungan dari hasil

menimbun beras, yang dipastikan harga beras akan naik beberapa

hari lagi.

Dan pada scene 39 tema tentang peyuapan dalam film

selamat siang, Risa!! digambarkan oleh seorang pengendara motor

yang telah memberikan uang kepada polisi, agar terhindar dari

proses hukuman yang seharusnya di selesaikan di pengadilan.

3) Moral seorang ayah

Seseorang yang paling berjasa selain ibu dalam kehidupan

seorang anak adalah ayah. Ayah yang sering di katakan banyak

orang sebagai tulang punggung keluarga, yang tugas utamanya

mencari nafkah dan ayah berperan penting dalam kehidupan masa

depan seorang anak. Yang bertugas membimbing keluarga agar

kelak menjadi seperti apa yang di inginkan oleh kedua orang

tuanya.
51

Dalam hal ini, moral seorang ayah terlihat pada scene 22

dan 24 ketika pak Arwoko mencium anak kedua, setelah menolak

pemberian uang dari koh abeng, yang berharap seorang anak kelak

menjadi apa yang diimpikan oleh seorang ayah. Bukan bertolak

belakang seperti apa yang di lakukan oleh seorang pak Arwoko.

b. Superstruktur / Skematik

Pada film “Selamat siang, Risa!!”, sutradara dan penulis

skenario mengemas pesannya dalam lima tahap.

1) Opening Bill Board (OBB) dan Sound Effect

Menampilkan nama-nama pemain film Selamat siang,

Risa!! disertai visual effect, instrumen musik juga dikombinasikan

sebagai sound effect.

2) Opening Shot

Tabel 4.1

Potongan Adegan Penjelas Keterangan Gambar

Ditampilkan pada Pada tanda nama yang


scene 01 durasi 00:28 terdapat di meja
tanda nama Risa merupakan jabatan
Arwoko yang yang penting sehingga
menjabat sebagai Risa ditawari uang
Kepala Bagian dengan maksud
Perizinan yang pada menyuap agar proyek
saat bersamaan pembangunannya
ditawari uang oleh terlaksanakan dengan
seseorang untuk cepat.
meimintaizin
Scene 01; Gambar 4.1 Opening pembangunan.
shot
52

3) Conflict Scene (Klimaks)

Pada bagian ketiga ini, barulah masuk kedalam bagian-

bagian scene (adegan). Pada bagian ini sudah terlihat klimaks,

yakni benturan kepentingan para tokoh yang berujung pada konflik.

Tabel 4.2

Potongan Adegan Penjelas Keterangan Gambar


Terlihat padaScene 01 Amplop coklat yang
durasi 00:32 dimana menunjukan sebagai
seseorang ingin meminta izin hadiah untuk Risa
kepada Risa Arwoko, pada adalah salah satu cara
saat itu pula ia menawarkan stimulus untuk
uang kepada Risa agar di mendapatkan keinginan
izinkan proyek bagi para pejabat
pembangunanannya. terkait.
Scene 01; Gambar 4.2 Penyuap 1 : ini ada
Conflict Scene kebijaksanaan dari kantor
untuk mba Risa, ini baru $
250.000 cash. Nanti masih
ada lagi setelah bulan
kedepan kalo proyek sudah
mulai. Sekitar satu tahun
kedepan masih ada 12
cicilan, terserah mau di
pecah berapa itu, dah
pendapatan extralah
istilahnya.
Pada cerita ini, Menunjukan ekspresi
conflict scene terlihat pada pak Woko saat ditawari
durasi 11:23, dimana pak uang, sangat
Arwoko dalam kebingungan. kebingungan karena
Dikarenakan seorang saat bersamaan
pengusaha beras ekonomi keluarga pak
menawarkan uang yang Woko tidak dalam
bermaksud untuk menyuap kondisi baik di tambah
Scene 21; Gambar 4.2 dia, agar berhasil meminjam adiknya Risa sedang
Conflict Scene gudangnya untuk menimbun sakit. Dan terlihat pula
beras. kesederhanaan pak
Koh Abeng : Tadi pagi saya Woko ditunjukan
sudah melihat gudang pak dengan pakaian yang
woko, saya mau minta tolong dikenakannya.
mau pinjam barang 2 hari
ajalah..(sambil menawarkan
uang ke pak Arwoko)
53

4) Anti Klimaks (Solusi)

Setelah Conflict scene, scene 21 pun menyelesaikan dari

permasalahan yang ada.

Tabel 4.3

Potongan Adegan Penjelas Keterangan Gambar


Pada durasi 14:05, Pak Ekspresi dari pak
Arwoko menolak pemberian Arwoko menunjukan
uang sogokan dari pengusaha penjelasan bahwa ia
beras (Koh Abeng) yang ingin berani menolak untuk
menimbun berasnya di menjadi pegawai yang
gudang, yang sudah menjadi korup dan lebih memilih
tanggung jawab pak Arwoko. hidup dengan
Pak Woko : gudang tempat kesederhanannya.
Scene 21; Gambar 4.4 Anti saya bekerja itu memang
klimaks kosong, tapi saya bertanggung
jawab agar gudang itu untuk
keperluan perusahaan saja,
bukan untuk menimbun beras.
Koh Abeng : saya, bingung
nih..harus ngomong apa.. ini
saya yang tidak punya rasa
malu atau pak Wokonya yang
terlalu jujur.
Pak Arwoko : saya memang
bodoh saya memang salah, tapi
kesalahan dan kebodohan saya
tidak akan saya sesali sampai
mati (Sambil mengembalikan
uang pemberian dari koh
Abeng)
Terlihat pada Scene 23 durasi Terlihat ekspresi Risa
15:18, Risa yang menolak yang bangga ketika Risa
pemberian dari penyuap 1 menolak uang sogokan
berhasil mengikuti jejak dari penyuap 1. Dan
seorang ayah yang pada saat ayahnya memberikan
itu berani menolak pemberian contoh, yang bisa
uang dari koh abeng, padahal ditanamkan Risa dari
Scene 23; Gambar 4.5 Anti waktu itu perekonomian kecil. Sehingga ia
klimaks keluarga pak Arwoko sedang menjadi seperti apa yang
dalam keadaan sulit. Tapi, ia ayahnya inginkan.
tetap memegang teguh prinsip
kejujurannya.
Risa Arwoko : maaf pak, saya
gak bisa…
54

5) Ending (Penutup)

Tabel 4.4

Potongan Adegan Penjelas Keterangan Gambar


Pada scene 40 dan Durasi Terlihat pada pakaian
17.43, Film ini diakhiri yang dikenakan seorang
dengan adegan Risa Risa Arwoko berhasil
berjalan kaki sambil mencontoh ayahnya
melihat fenomena - yang hidup dengan
fenomena korupsi kecil- kesederhanaan
kecilan yang terjadi di meskipun sudah
masyarakat. Melihat menjadi kepala bagian
seorang polisi yang sedang perizinan.
Scene 40; Gambar 4.6 menerima uang suap dan
Ending berbagai ragam sisi lain
kehidupan di ibukota.

6) Theme song

Lagu tema film Selamat siang, Risa!!, dilanjutkan dengan

credite title yang menayangkan nama para pemain film selamat siang,

Risa!!

c. Struktur Mikro

a. Semantik

Makna yang ingin ditekankan, dalam skema Van Dijk, disebut

hubungan antar kalimat, hubungan antar preposisi yang membangun

makna tertentu dalam struktur wacana. Beberapa strategi semantik,

diantaranya.

1) Latar

Latar peristiwa yang dipilih akan menentukan ke arah

mana pandangan khalayak akan di bawa. Dalam hal ini penulis

mencoba mengetahui latar film Selamat siang, Risa!!


55

Tabel 4.5

Latar Penjelas
Penulis skenario Ine Sosok perempuan yang
Febriyanti mengarahkan berani menolak sogokan seseorang
penonton pada sosok seorang agar mendapatkan izin proyek
ayah yang menjadi contoh pembangunan terlihat pada scene
teladan bagi seorang anak 23, yang dimana seorang anak
perempuannya, terlihat kalimat mencontoh sikap jujur dari ayahnya.
terakhir dalam cerita ini. Ketika Contoh yang baik dari orang tua
Risa pergi bersama dengan akan menjadi pelajaran yang
sopirnya pada scene 26. sempurna bagi seorang anak, dan
Risa : kebaikan lahir dari Risa pun berhasil membuktikannya.
kebaikan sebelumnya. Hal yang
mungkin aneh di zaman ini, tapi
minimal masih ada yang mampu
bertahan.

2) Detil

Dalam detil, hal yang menguntungkan pembuat teks akan

diuraikan secara detil dan terperinci, sebaliknya fakta yang tidak

menguntungkan, detil informasi akan dikurangi. Di bawah ini

merupakan elemen detil yang terdapat dalam film Selamat siang,

Risa!!

Tabel 4.6
Detil Penjelas
Penyuap 1 : ini ada Pada film ini, elemen detil
kebijaksanaan dari kantor untuk terdapat pada scene 01, teks
mba Risa, ini baru $ 250.000 skenario di sampingmemperlihatkan
cash. Nanti masih ada lagi setelah dengan detil dan rinci. ketika
bulan kedepan kalo proyek sudah penyuap menawarkan uang ke Risa.
mulai. Sekitar satu tahun kedepan Dengan teks seperti itu penyuap
masih ada 12 cicilan, terserah mencoba menawarkan seberapa
mau di pecah berapa itu, dah banyak keuntungan perbulannya
pendapatan extralah istilahnya. jika Risa menyetujui proyek
pembangunan yang akan di lakukan
oleh penyuap.
56

3) Maksud

Elemen maksud melihat informasi yang menguntungkan, yang

akan diuraikan secara tegas dan jelas. Serta menunjuk langsung pada

fakta. Dalam skenario yang penulis amati, elemen maksud dapat

dilihat jelas pada film Selamat siang, Risa!!

Tabel 4.7

Maksud Penjelas
Bapak 1 : pak kris, gimana soal Pada cerita ini, elemen maksud
gudang yang ingin saya sewa terdapat pada scene 19. Elemen
kemarin? maksud di samping memperlihatkan
Pak Kris : saya bisa atur pak, informasi yang ingin disampaikan
yang penting tidak memakan oleh pembuat teks (penulis skenario).
tempat terlalu banyak. Pada tahun 1970an, memberikan
Bapak 1 : Bagus informasi yang jelas tentang
Pak Kris : Mmm…sebenernya pengusaha beras. Bahwa pada tahun
banyak pak yang ingin itu masih banyaknya pengusaha beras
menggunakan gudang itu, tapi yang masih berlomba-lomba untuk
karna bapak yang datang duluan, menimbun beras dan mendapatkan
jadi..bapak yang saya keuntungan dari harga beras yang
prioritaskan. akan melonjak naik.

b. Sintaksis

1) Koherensi

Koherensi adalah pertalian atau jalinan antar kata, atau

kalimat dalam teks. Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta

yang berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren.

Diantaranya kata hubung yang dipakai (dan, akibat, tetapi, lalu,

karena, meskipun). Dalam skenario yang penulis amati, koherensi

dapat dilihat dalam film Selamat siang, Risa!!.


57

Tabel 4.8
Koherensi Penjelas
Pada kalimat yang Koherensi pada teks di
menunjukan koherensi terdapat samping ditunjukan pada kata
pada scene18, ketika ibunya „karena‟. Kata „karena‟ tersebut
menolak keinginan Risa kecil menghubungkan kalimat besok aja
untuk membelikan sebuah balon. dan kalimat tidak punya uang. Dalam
Nyonya Arwoko : duuuhhh, besok kalimat tersebut terdapat penjelasan,
aja ya nak, karena ibu tidak punya yang menjadikan kalimat tersebut
uang. menjadi koherensi.
Pada film ini kalimat yang Koherensi pada teks di
menunjukan koherensi terdapat samping ditunjukan pada kata „tapi‟.
pada scene 21, ketika koh abeng Kata „tapi‟ atau „tetapi‟,
memohon untuk meminjam menghubungkan kalimat pak kris
gudang. sudah bilang sih, kalo pak woko
Koh Abeng : pak kris sudah bilang terkenal sulit untuk masalah
sih, kalo pak woko terkenal sulit kerjasama seperti ini. Dan kalimat
untuk masalah kerjasama seperti kalo tidak bisa menaruh beras saya
ini, tapi kalo tidak bisa menaruh malam ini juga, saya bisa rugi
beras saya malam ini juga, saya banyak. Sehingga kalimat tersebut
bisa rugi banyak. menjadi koheren.

2) Kata Ganti

Kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh penulis

skenario untuk menunjukan di mana seseorang ditempatkan dalam

wacana. Berbagai kata ganti yang berlainan digunakan secara

strategi sesuai dengan kondisi yang ada. Dalam teks yang terdapat

pada skenario film ini, kata ganti yang digunakan yaitu:

Tabel 4.9
Kata Ganti Penjelas
Ny. Arwoko : Berapa mbaa? Pada cerita ini penulis
Ny. Arwoko : Makasih mba. skenario menggunakan kata ganti
Penyuap 1 : ini ada kebijaksanaan “mba” kepada tokoh Risa dan
dari kantor untuk mba Risa… pelayan rumah sakit. Kata ganti
tersebut merupakan panggilan dari
daerah Jawa yang berarti sapaan
terhadap wanita yang lebih tua.
Pak Arwoko : saya rasa koh Abeng Dan Penulis menggunakan
harus mencari gudang yang lain. kata ganti “engkoh” kepada
Pak Arwoko : Tapi, kenapa orang pengusaha beras. Kata ganti tersebut
sesukses koh abeng ingin merupakan panggilan dari negara
menimbun beras? Cina yang berarti sapaan terhadap
kakak laki-laki.
58

3) Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan

dengan prinsip kausalitas. Dalam skenario yang penulis amati,

bentuk kalimat dapat dilihat dalam film Selamat siang, Risa!!

yaitu:

Tabel 4.10

Bentuk Kalimat Penjelas


Bentuk kalimat yang terdapat Pada teks di samping
dalam film ini terlihat pada scene merupakan kalimat induktif. Yaitu,
21, ketika pak Arwoko dan koh inti kalimat terdapat pada akhir
Abeng berbincang-bincang tentang kalimat. Bentuk kalimat dalam teks
penyewaan gudang. tersebut di perlihatkan bahwa, koh
Koh Abeng : saya kalo ada di Abeng bisa rugi. Jika, pak Arwoko
tempat lain, ndak mungkin saya tidak menyewakan gudang yang
kesini, tapi kalo beras saya tidak sudah menjadi tanggung jawabnya.
bisa ditaro malam ini juga, saya Dan pada awal kalimat koh Abeng
bisa rugi banyak pak. pun sudah berusaha mencari
gudang yang ingin ia sewa tp
akhirnya nihil.

c. Stilistik

Stilistik atau style dapat diterjemahkan sebagai gaya bahasa.

Di dalam stilistika, tentu saja yang menjadi pusat perhatian adalah

gaya bahasa. Gaya bahasa digunakan oleh orang tertentu untuk

maksud tertentu. Dalam film Selamat siang, Risa!! tidak ada gaya

bahasa yang di tulis oleh penulis skenario.

d. Retoris

Elemen yang terakhir diamati dalam teks adalah retoris, yang

mempunyai fungsi mempengaruhi. Dalam hal ini, Van Dijk membagi

tiga elemen, yaitu :


59

1) Grafis

Elemen pertama dalam retoris adalah grafis. Grafis

menampilkan bagian yang menonjol dari sebuah film yang dilihat

dari pengambilan gambar. Grafis yang terdapat dalam film Selamat

siang, Risa!!, diantaranya yaitu:

Tabel 4.11
Potongan Adegan Penjelas Keterangan Gambar
Pada cerita ini, elemen Dalam film
grafis terlihat pada Selamat siang, Risa!!
scene 18 durasi 07:56, gambar di samping
grafis yang terlihat yaitu diambil dengan
obat yang digunakan menggunakan zoom in,
untuk menurunkan yakni lensa kamera
panas adiknya Risa. mendekati gambar.
Scene 18; Gambar 4.7 Grafis Sehingga gambar
tersebut terlihat
menonjol dan fokus
serta memberikan kesan
atau makna dari gambar
tersebut.
Pada cerita ini, Gambar di atas diambil
elemen grafis terlihat dengan menggunakan
pada durasi 11:29. zoom in, yakni lensa
Grafis yang kamera mendekati
menunjukan uang, gambar. Sehingga
dengan maksud dan gambar tersebut terlihat
tujuan dalam cerita ini menonjol dan fokus
Scene 21; Gambar 4.8 Grafis adalah untuk serta memberikan kesan
memperlihatkan uang atau makna dari gambar
sebagai salah satu alat tersebut.
untuk menyuap pak
Arwoko.

2) Metafora

Metafora merupakan kiasan atau ungkapan yang dapat

dijadikan sebagai landasan berpikir, alasan pembenar atau pendapat

kepada publik. Metafora yang terdapat pada film Selamat siang,

Risa!!, yaitu:
60

Tabel 4.12

Metafora Penjelas
Pada cerita ini, metafora Pada teks di samping,
terdapat pada scene 26, ketika Risa terlihat kalimat tersebut merupakan
melihat ragam sisi lain kehidupan ungkapan yang mengandung arti
di ibukota. atau makna mendalam dan
Risa : semuanya kembali dari asal, ungkapan yang menjadi landasan
dari mana kita, bagaimana kita berpikir.
berasal.
Risa : kebaikan lahir dari kebaikan
sebelumnya

3) Ekspresi

Elemen ekspresi merupakan bagian untuk memeriksa apa

yang ditekankan atau ditonjolkan oleh seseorang yang diamati dari

teks. Misalnya ekspresi wajah marah, sedih, menangis, tersenyum,

gembira, gelisah, tertawa dan sinis.

Berikut ini, elemen ekspresi yang terdapat pada skenario

film Selamat siang, Risa!!

Tabel 4.13

Potongan Adegan Skenario Keterangan Gambar


Nyonya Arwoko : Terlihat ekspresi dari
di tebus setengah seorang nyonya
dulu bisa? Arwokokebingungan
kekurangan uang disaat
ingin menebus obat

Scene 12; Gambar 4.9 Ekspresi


Nyonya Arwoko : Ekspresi sedih karena
Coba kamu ke bu adiknya Risa tak kunjung
toyo, siapa tau dia sembuh, ditambah
61

bisa bantu. ekonomi keluarganya


dalam keadaan sulit

Scene 18; Gambar 4.10 Ekspresi


Pak Kris : Bapak, Terlihat ekspresi takut
bisa bantukan, yang ditunjukan pak kris,
sekali ini aja pak, sambil berbicara dengan
lagian gudang lagi pelan
kosong, kerjaan lagi
sepi kan?

Scene 19; Gambar 4.11 Ekspresi


Koh Abeng : saya Tertawa sinis dari koh
bingung nih, harus Abeng menunjukan suatu
ngomong apa, ini ekspresi yang kesal
saya yang tidak bercampur kecewa karena
punya rasa malu keinginan koh Abeng di
atau pak wokonya tolak dengan Pak
yang terlalu jujur, Arwoko.
hehehe.
Scene 21; Gambar 4.12 Ekspresi
Risa Arwoko : maaf Ekspresi tersenyum dan
pak, saya gak bangga ketika menolak
bisa… suap

Scene 23; Gambar 4.13 Ekspresi


2. Kognisi sosial film “selamat siang, Risa!!” karya : Ine Febriyanti

Dalam kerangka analisis wacana Teun A. Van Dijk, perlu adanya

penelitian mengenai kognisi sosial yaitu kesadaran mental penulis skenario

yang membentuk teks tersebut. 2 dalam hal ini adalah analisis wacana film

Selamat siang, Risa!!. selain analisis teks, yang terdapat dalam skenario

film Selamat siang, Risa!!. perlu dilakukan penelitian atas kesadaran

2
Eriyanto, Analisis Wacana pengantar analisis media, h.260.
62

mental penulis skenario dalam memandang masalah korupsi. Bagaimana

kepercayaan, pengetahuan dan prasangka penulis skenario terhadap

masalah yang ditujukan kepada pejabat pejabat pemerintahan. Kognisi

sosial ini penting dan menjadi kerangka yang tidak terpisahkan untuk

memahami teks.

Dalam pandangan Van Dijk, analisis wacana tidak dibatasi hanya

pada struktur teks, karena struktur wacana itu sendiri menunjukan atau

menandakan sejumlah makna, pendapat dan ideologi. Untuk membongkar

bagaimana makna tersembunyi dari teks, kita membutuhkan suatu analisis

kognisi sosial. Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks

tidak mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa.

Atau lebih tepatnya oleh kesadaran mental pemakai bahasa. Oleh karena

itu, dibutuhkan suatu penelitian atas representasi kognisi dan strategi

penulis skenario dalam memproduksi skenario. Karena setiap teks pada

dasarnya dihasilkan lewat kesadaran, pengetahuan, prasangka tertentu

terhadap suatu peristiwa.3

Dalam hal ini, penulis menemukan beberapa jawaban tentang

pandangan penulis skenario film Selamat siang, Risa!! dan sutradara

terhadap masalah pejabat yang tidak ingin terlibat dalam penimbunan

beras pada tahun 1970an.

Permasalahan yang terjadi mengenai penyuapan tidak hanya terjadi

pada zaman modern seperti ini. Tetapi penulis skenario menjelaskan

melalui film Selamat siang, Risa!! kasus penyuapan sudah lama terjadi,

3
Eriyanto, Analisis Wacana pengantar analisis media, h.260.
63

pada tahun 1970an yang mengambil contoh seorang pejabat Negara.

sedang di hadapi situasi yang membingungkan, bagaimana seseorang

mempertahankan kejujurannya. Meskipun, saat bersamaan keluarganya

dalam keadaan sulit. disaat pejabat – pejabat lainnya asik ikut terlibat

dalam kasus penimbunan beras. Ia menolak untuk ikut serta dalam

mengikuti apa yang pejabat-pejabat lainnya lakukan.

Oleh karena itu, Ine febriyanti merasa memiliki kewajiban untuk

menulis skenario film yang bertemakan korupsi. Film ini dipandang

sebagai hasil representasi atau perbuatan mewakili mental dari penulis

skenario dalam memandang masalah korupsi.

film ini menggambarkan kehidupan nyata para koruptor dimana


film ini bertujuan untuk memberikan pelajaran kepada khalayak
umum tentang arti pentingnya hidup jujur baik jujur terhadap orang
lain maupun jujur terhadap diri sendiri. 4

film ini berdurasi tidak lebih dari 18 menit, tetapi dalam film ini

sudah menunjukan bagaimana sikap seorang penjaga gudang yang

ekonominya saat itu dalam keadaan tidak bagus. Berani untuk menolak

uang yang bukan hak dia, disinilah letak kelemahan pejabat pemerintahan

yang seharusnya di perbaiki kejujurannya dalam setiap individu. Sehingga

menunjukan sifat yang memiliki potensi dan kemampuan yang

memancarkan kewibawaan maupun kejujuran.

Menurut Gunawan Raharja selaku penulis skenario menerangkan

bahwa terdapat beberapa kendala selama proses pembuatan film Selamat

siang, Risa!!. Diantaranya adalah perbedaan pendapat antara penulis dan

4
Wawancara Pribadi Dengan Gunawan Raharja, Kamis 9 April 2015
64

produser. Produser maunya lebih di tonjolkan adegan-adegan perlawanan

korupsinya dan dengan menggunakan bahasa-bahasa yang formal, tetapi

penulis menginginkan lebih ditonjolkan di karakter dan bahasa yang

digunakan yang mudah dipahami oleh masyarakat tanpa mengurangi tema

yang ditonjolkan.

perbedaan kemauan antara penulis sama produser, produser


maunya lebih di tonjolkan adegan akan tetapi penulis maunya ingin
lebih menonjolkan di karakter. dan juga banyak hambatan di
bagian editing.5

Kesadaran serta pengetahuan penulis terlihat dalam film Selamat

siang, Risa!!, dalam film tersebut penulis skenario menunjukan bahwa

permasalahan korupsi tidak hanya di kalangan pejabat-pejabat

pemerintahan tinggi, tetapi di pejabat-pejabat rendah pun ikut berperan

aktif karena tidak adanya kejujuran yang tertanam dalam setiap pejabat

pemerintahan.

3. Konteks sosial film Selamat siang, Risa!! “karya : Ine Febriyanti”

Analisis sosial melihat bagaimana teks itu dihubungkan lebih jauh

dengan struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang dalam


6
masyarakat atas satu wacana. oleh karena itu, konteks sosial dalam hal

ini adalah menjawab pernyataan bagaimana wacana yang berkembang di

masyarakat mengenai korupsi.

Karena banyaknya tindak korupsi di negeri kita ini lah yang


awalnya melatarbelakangi dibuatnya film ini, sehingga muncul ide

5
Wawancara Pribadi Dengan Gunawan Raharja, Kamis 9 April 2015
6
Eriyanto, Analisis Wacana pengantar analisis media, h.225.
65

tentang perlawanan korupsi dan pada akhirnya turun lah project


untuk menggarap film ini7

Permasalahan mengenai pejabat pemerintahan yang masih ingin

medapatkan keuntungan dari jabatan yang dimilikinya. Yang didalamnya

termasuk permasalahan korupsi. Permasalahan tersebut, dalam film

Selamat siang, Risa!!, meliputi masalah penyuapan, perlawanan korupsi

dan moral seorang kepala keluarga.

Masalah penyuapan yang ditampilkan dalam film Selamat siang,

Risa!!, yaitu masalah tentang mendapatkan apa yang diinginkan oleh pihak

penyuap agar mendapatkan keuntungan. Koh abeng dan pengusaha beras

lainnya menganggap penimbunan beras yang ia lakukan tentunya untuk

mendapatkan keuntungan yang lebih, tanpa melihat masyarakat yang

sedang membutuhkan beras.

Film yang dibuat untuk tujuan penyuluhan ke berbagai sekolah-

sekolah, ditanggapi dengan positif oleh masyarakat. Jadi, masyarakat tidak

hanya melalui kampanye dan berteriak-teriak dijalan saja. Tetapi melalui

media film bisa menjadi sarana untuk membuat masyarakat bisa lebih

mudah memahami apa itu korupsi dan dampak yang di timbulkan.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah meminta lembaga

survei Sucofindo untuk mengaudit 14 ribu gudang di seluruh Indonesia.

Hal itu dilakukan guna mencegah penggunaan gudang untuk menimbun

komoditas pokok seperti beras. Jika ditemukan pelanggaran, Kementerian

7
Wawancara Pribadi Dengan Gunawan Raharja, Kamis 9 April 2015
66

Perdagangan akan menerapkan sanksi, mulai pencabutan izin usaha,

pidana lima tahun penjara, hingga denda sampai Rp 50 miliar.8

Islam adalah agama yang sangat menjujung tinggi akan arti

kesucian, sehingga sangatlah rasional jika memelihara keselamatan

(kesucian) harta termasuk menjadi tujuan pokok hukum (pidana) Islam,

karena mengingat harta mempunyai dua dimensi, yakni dimensi halal dan

dimensi haram. Perilaku korupsi adalah harta berdimensi haram karena

korupsi menghalalkan sesuatu yang diharamkan, dan korupsi merupakan

wujud manusia yang tidak memanfaatkan keluasan dalam memperoleh

rezeki Allah. Secara teoritis kedudukan korupsi merupakan tindakan

kriminal (jinayah atau jarimah) dimana bagi pelakunya diancam dengan

hukuman hudud (had) dan juga hukuman ta’zir.9

Meskipun hukum sudah di tegakkan tapi masih saja ada

pengusaha-pengusaha beras yang di bantu oleh pejabat-pejabat

pemerintahan yang ikut serta melindungi, dengan maksud meraih

keuntungan. Seharusnya di setiap diri pejabat pemerintahan di tanamkan

sikap kejujuran yang sangat diperlukan oleh negara ini, agar terciptanya

dunia yang bersih.

Dalam hal ini sudah terdapat sanksi bagi yang melanggar, jika

tidak diikuti oleh pelaksanaan oleh pejabat-pejabat yang melindungi,

Permasalahan tentang penyuapan dan pejabat-pejabat yang korup tidak

akan ada habisnya. maka penegakan hukum yang dilakukan tidak akan
8
http://www.jawapos.com/baca/artikel/13590/sanksi-penimbun-beras-penjara-adalah-5-
tahun-hingga-denda-rp-50-miliar, artikel diakses pada 22 April 2015, pukul 14.05.
9
Munawar Fuad Noeh, Islam dan Gerakan Moral Anti Korupsi, hal.154.
67

berjalan. Yang lebih anehnya lagi pejabat-pejabat pemerintahan sudah

mengetahui apa itu korupsi dan dampaknya, tetapi masih saja banyak

pejabat-pejabat pemerintahan yang terlibat.

Oleh karena itu, permasalahan mengenai korupsi yang terjadi di

kehidupan sehari-hari bukan lah hal yang aneh lagi untuk di ketahui oleh

setiap kelompok masyarakat. Seharusnya permasalahan yang sangat

merugikan masyarakat, harus dicerna dalam setiap individu. Agar

terciptanya kehidupan masyarakat yang bersih.

B. Interpretasi

Menurut peneliti banyak hal yang menjadi contoh positif dalam film

ini, film ini mampu mengedukasikan dan menggugah moral masyarakat agar

selalu menanamkan sikap kejujuran di setiap individu. Terutama di

instansipemerintahan yang sangat rawan terjadinya kasus suap menyuap.

Korupsi terjadi karena adanya jabatan yang dimiliki seseorang dan

yang tentu saja adanya kesempatan. Dalam film ini contohnya salah satu

pembuktian bahwa kasus penyuapan akan selalu membayangi setiap pegawai

pemerintahan, dari yang tertinggi maupun yang terendah sekalipun. Contoh

dari seorang polisi lalu lintas yang ada di scene 40 sedang menerima suap dari

pengendara motor, yang seharusnya polisi tersebut memberikan teguran

seperti surat tilang dan arahan yang benar. Menurut penulis kesimpulannya,

bahwa pemikiran yang ada di film ini menunjukan masih banyaknya korupsi
68

kecil-kecilan yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari dan akan selalu

membayangi pegawai-pegawai pemerintahan.

Jika masih banyaknya pegawai pemerintahan yang sudah tidak perduli

akan berbahaya nya korupsi yang hanya mencari keuntungan pribadi, maka

suatu sistem pemerintahan tersebut lambat laun akan hancur dan yang terjadi

tidak akan berjalan lagi. Korupsi itu di ibaratkan seperti garam yang

dimasukkan kedalam mesin, yang lambat laun mesin itu akan berkarat dan

hancur, dan yang terjadi tidak akan bisa berjalan lagi.

Antara scene 18 dan scene 19 tidak sesuai, seharusnya di scene 19

ditunjukan pengorbanan pak Arwoko menjual Radio yang dimilikinya ke bu

Toyo agar mendapatkan uang untuk membeli obat anak ke duanya yang

sedang sakit. Tapi, kenapa di scene 19 Adegan pak Arwoko langsung berada

di kantor. Yang seharusnya di scene 19 itu pak Arwoko mencari pinjaman

uang untuk anaknya.Karena menurut peneliti di film ini akan lebih sempurna

ketika perjuangan seorang ayah yang ingin membelikan obat untuk anaknya di

tunjukan, disitulah akan terlihat lebih berkesan.

Peneliti melihat dari segi pemilihan bahasa yang dilakukan oleh

penulis skenario sangat tepat, penulis skenario menggunakan bahasa yang

lebih mudah di pahami oleh masyarakat, tanpa mengurangi makna yang ingin

di sampaikan oleh penulis skenario di dalam film ini.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan terhadap teks, konteks

dan kognisi sosial yang terdapat dalam film Selamat siang, Risa!! “karya: Ine

Febriyanti”. Maka hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis

menghasilkan kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Teks

Dilihat dari segi teks penulis menyimpulkan bahwa:

a. Struktur Makro

Struktur makro merupakan tema dari skenario film Selamat

siang, Risa!!. Tema yang terdapat dalam film Selamat siang, Risa!!”

adalah yang mengenai masalah korupsi. Diantaranya masalah

penyuapan, perlawanan korupsi dan moral seorang ayah.

b. Superstruktur

Superstruktur merupakan skema atau alur. Skema dalam film

Selamat siang, Risa!! adalah membahas mengenai alur cerita dari awal

sampai akhir. Di awali dari Opening Bill Board (OBB) dan Sound

effect lalu Opening Shot, barulah memasuki bagian-bagian scene, yang

menggambarkan pejabat pemerintahan masih ada yang bersikap jujur

ketika teman-temannya ikut serta dalam melakukan praktek

penimbunan beras, tapi pak Arwoko menolak untuk tidak mengikuti

jejak dari pejabat lainnya, yang menerima uang dan bermaksud untuk

menyuap dia.

69
70

Setelah penggambaran oleh masing-masing cerita dalam film Selamat

siang, Risa!!, kemudian masuk pada klimaks film, lalu barulah masuk

kedalam ending atau akhir cerita, diikuti dengan Theme song film

Selamat siang, Risa!!, lalu di lanjutkan dengan credite title film

Selamat siang, Risa!!.

c. Struktur Mikro

Struktur yang paling rendah tingkatannya yaitu struktur mikro.

Struktur mikro di dalamnya terdiri dari semantik, sintaksis, stilistik dan

retoris. Pada struktur mikro akan dijumpai pemakaian kata-kata yang

menunjuk dan memperkuat pesan bahwa, film Selamat siang, Risa!!

merupakan film tentang korupsi, lebih tepatnya mengenai perlawanan

korupsi.

Dalam film Selamat siang, Risa!!, antara bagian teks dilihat

saling mendukung dan mengandung arti yang koheren satu sama lain.

Makna tematik dalam film Selamat siang, Risa!!, didukung oleh kata ,

kalimat dan gaya bahasa yang dipakai oleh penulis skenario. Kata-kata

yang dipakai, memiliki pemilihan kata yang menggambarkan bahwa

korupsi dalam film Selamat siang, Risa!! sudah tidak menjadi hal yang

aneh di kalangan pejabat-pejabat pemerintahan.

2. Kognisi Sosial

Selain analisis teks, yang terdapat dalam film Selamat siang,

Risa!!, dilakukan penelitian atas kesadaran mental penulis skenario dalam

memandang masalah korupsi. Bagaimana kepercayaan, pengetahuan dan

prasangka penulis skenario terhadap masalah korupsi


71

Permasalahan yang terjadi mengenai penyuapan tidak hanya terjadi

pada zaman modern seperti ini. Tetapi penulis skenario menjelaskan

melalui film selamat siang, Risa!! kasus penyuapan sudah lama terjadi,

pada tahun 1970an yang mengambil contoh seorang pejabat Negara.

Permasalahan mengenai pejabat pemerintahan yang masih ingin

medapatkan keuntungan dari jabatan yang dimilikinya. Penulis skenario

beserta sutradara film Selamat siang, Risa!! berharap ada perubahan

setelah dibuatnya film ini.

3. Konteks Sosial

Dalam konteks sosial, titik penting dari analisis ini adalah,

bagaimana makna dihayati bersama. Sesuai dengan film Selamat siang,

Risa!! yang bertemakan kisah tentang permasalahan korupsi. Dalam

realitas yang berada di masyarakat, artikel dan pemberitaan di televisi,

penulis menyimpulkan bahwa, realita sosial yang terjadi di masyarakat

mengenai korupsi, yaitu masih banyaknya pejabat-pejabat pemerintahan

yang masih berperan aktif.

Oleh karena itu, permasalahan mengenai korupsi yang terjadi di

kehidupan sehari-hari bukan lah hal yang aneh lagi untuk di ketahui oleh

setiap kelompok masyarakat. Seharusnya permasalahan yang sangat

merugikan masyarakat, harus dicerna dalam setiap individu. Agar

terciptanya kehidupan masyarakat yang bersih.


72

B. Saran dan Rekomendasi

Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian penulis terhadap skenario

film Selamat siang, Risa!!, penulis ingin memberikan beberapa saran dan

rekomendasi. Diantaranya:

1. Semoga dengan adanya film ini, bisa memberikan pesan yang mendalam

kepada kita tentang permasalahan korupsi di lingkungan sekitar kita dan

tentunya di Indonesia.

2. Film Selamat siang, Risa!! merupakan film yang bertemakan korupsi yang

didukung oleh organisasi resmi pemerintahan. Dengan di tayangkannya

film ini di Negara-negara lain dengan maksud tujuan untuk penyuluhan.

3. Semoga film di Indonesia, dapat terus memberikan film yang berkualitas

yang tidak hanya menghibur penontonnya, tetapi juga memberikan edukasi

bagi penontonnya, bahkan bila perlu dapat memberikan perubahan

penonton kearah yang lebih baik.

4. Dan semoga penelitian ini, dapat memberikan kontribusi dan dorongan

untuk terus mengkaji pesan apa yang terkandung dalam sebuah film.
DAFTAR PUSTAKA

Endarmoko, Eko. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia, 2006.

Eriyanto. Analisis Wacana Pengantar Analisis Media. Yogyakarta : LKIS, 2006.

Hamzah, Andi. Pemberantasan Korupsi. Jakarta, PT Raja Grafindo, 2005.

Morisan. Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Tangerang:


Ramdina Prakasa, 2005.

Mubyarto. Ilmu Ekonomi, Ilmu Sosial dan Keadilan. Jakarta: Yayasan Agro
Ekonomika, 1980.

Mulyana, Dedi. Kajian Wacana: Teori, Metode, dan aplikasi, prinsip-prinsip


analisis wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana,2005.

Noeh, Munawar Fuad. Islam dan Gerakan Moral Anti Korupsi. Jakarta, Zikrul
Hakim, 1997.

Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitaif. Yogyakarta: LKiS, 2007.

Pope, Jeremy. Strategi memberantas Korupsi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,


2007.

Prakoso, Gatot. Film Pinggiran Antologi Film pendek, Eksperimental dan


Dokumenter. Jakarta:Fatwa press, 1997.

Pratista, Himawan. Memahami film. Yogyakarta, Homerian Pustaka, 2008.

Sobur, Alex. Analisis Teks Media. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2001.

Soetarto. Sejarah Perfilman Nasional. Jakarta: LKBN, Antara, 1976.

Artikel diakses pada 10 Februari 2015 dari jurnal.isi-


dps.ac.id/index.php/mudra/article/.../pdf.

Artikel diakses pada 22 April 2015 dari http://www.indonesiabersih.org/info-


cib/lomba-penulisan-ide-cerita-film/pengantar/.

Artikel diakses pada 23 Desember 2014 dari


http://www.kpk.go.id/id/berita/berita-sub/1403-gugah-moral-
antikorupsi-lewat-film.

Artikel diakses pada 22 Desember 2014 dari http://www.indonesiabersih.org/info-


cib/cerita-film/pengantar/.
Artikel diakses pada 23 Desember 2014 dari
http://filmindonesia.or.id/movie/title/list/tag/korupsi.

Artikel diakses pada 23 Desember 2014 dari http://ejournal.ilkom.fisip-


unmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2014/05/JURNAL_ELITH_2014_2
009%20%2805-19-14-06-40-17%29.pdf.

Artikel diakses pada 23 Desember 2014 dari


http://www.jawapos.com/baca/artikel/6362/Perangi-Korupsi-Lewat-
Film.

Artikel diakses pada 23 Desember 2014 dari http://acffest.org/acffest-2014/.

Artikel diakses pada 02 Januari 2015 dari


http://www.jurnalparlemen.com/view/6083/kpk-gelar-festival-film-
antikorupsi.html.

Artikel diakses pada 02 Januari 2015 dari http://www.unpad.ac.id/2012/10/wakil-


ketua-kpk-nyalakan-obor-perlawanan-terhadap-korupsi/.

Artikel diakses pada 02 Januari 2015 dari


http://hukum.kompasiana.com/2013/02/19/keberpihakan-hukum-
pemodal-atau-keadilan-534924.html.

Artikel diakses pada 02 Januari 2015 dari


http://download.portalgaruda.org/article.php?article=127938&val=538
&title=PEMBERANTASAN%20KORUPSI%20SEBAGAI%20UPAY
A%20PENEGAKAN%20HUKUM, Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume II.

Artikel diakses pada 17 Februari 2015 dari


http://www.indonesiabersih.org/suara-kamu/melawan-korupsi-dengan-
film/.

Artikel diakses pada 17 Februari 2015 dari


http://www.tribunnews.com/seleb/2012/01/27/diam-diam-nicolas-
saputra-nikahi-revalina-temat.

Artikel diakses pada 18 Februari 2015, pukul 08.57 WIB dari


http://www.indonesianfilmcenter.com/film/kita-vs-korupsi.html.

Artikel diakses pada 22 April 2015, pukul 14.05 WIB dari


http://www.jawapos.com/baca/artikel/13590/sanksi-penimbun-beras-
penjara-adalah-5-tahun-hingga-denda-rp-50-miliar.

Wawancara Pribadi Dengan Gunawan Raharja, Kamis 9 April 2015


-.....' . ' -,-.\,

,0ffi'
lnrrh,
l
KEMENTERTAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
ILTII I
I

t-_=-*--r- I SYARIF HIDAYATULI,AH JAKARTA


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
Telepon/Fax : \021) 7432728 I 74703580
Jl. lr.H.JuandaNo.95Ciputatl54l2lndonesia Websrte: rvv'w.lilkuirrjakarta.acl.E-rnail :dakrvahil&kuturrkatra-ar-rr!

Nomor : trn.01/F5/pp.00.e/ l,lpbbrzots --ffiors


Lampiran
Hal : Izin Penelitian (Skripsi)

Kepada Yth,
Cunawan Raharja (Penulis Skenario)
di
Tempat

As s alamu' al aikum Wr. Wb.

Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta menerangkan bahwa:

Nama Muhammad Iman Saputra


Nomor Pokok 11100510001s4
Tempat/Tanggal Lahir Tangerang. 07 Desember 1992
Semester X (SepLrlLrh)
.lunrsan/Konsentrasi Komunikasi dan Penyiaran Islam
Alamat Jl. Talas V RT 003/009 Porrdok Cabe Pamulang
Telp. 081287672847

adalah benar mahasiswa aktif pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang akan melaksanakan penelitian/mencari data
dalam rangka penulisan skripsi berjudul Analisis Wacana Perlau,cnan Korupsi
dolant Film Selantat Siang, Risa!.

Sehubungan dengan itu, dimohon kiranya Bapak/lbu/Sdr. dapat


menerima/mengizinkan mahasiswa kan-ri tersebut dalam pelaksanaan kegiatan
dimaksud.

Demikian, atas keriasama dan bantuannya kami mengucapkan terima kasih.

LVa s.s a I a nt u' a Ia i kum Wr. Llt h.

Dekan.

ef Subhan, MA
6601 i0 199303
Tembusan :
l. Wakil Dekan Bidarrg Akademik
2. Ketua JurusarVProdi. Komunikasi dan Penviaran Islan.r
Hasil Wawancara Pribadi Dengan Gunawan Raharja

Penulis Skenario Film Selamat siang, Risa!!

Hari kamis, tanggal 9 April20l5,pukul 18.30-19.30. Tempat, komp. Karang tengah

1. Apa si yang melatarbelakangi pengambilan tema film ini?

Jawab: Sebenarnya karena banyaknya tindak korupsi di negeri kita ini lah yang
awalnya melatarbelakangi dibuatnya film ini, sehingga muncul ide tentang
perlawanan korupsi dan pada akhirnya turun lah project untuk menggarap film ini

2. Seinget mas Gunawan, film ini dibuat dimana ya ?

Jawab: kalo untuk pembuatan filmnya saya tidak mengikuti yah, tp pembuatan film
ini di bogor, ada juga adegan yang di buat di daerah Jakartaketika Risa berjalan pada
akhir film, itu kan terlihat di daerah blok-m.

3. Apa mas masih sering memutar film ini?

Jawab: ya lumayan kalau lagi ada acara-acara di sekolah-sekolah saya suka


memutarkan film ini untuk mereka, agar mereka tahu sejak dini bahwa koruptor itu
merusak segalanya

4. Kalau membicarakan soal aspek, aspek apa saja si mas yang dipertimbangankan

waktu pembuatan film ini?

Jawab: tentu banyak aspek yang di pertimbangkan, terutama yaitu aspek moral

dimana moral sangat lah berpengaruh dalam mengambil keputusan baik itu keputusan

yang buruk ataupun baik sekalipun, semua itu sesungguhnya tergantung moralitas

yang kita miliki sebagai makhluk hidup akan tetapi sekarang ini banyak hal-hal yang

dapat mempengaruhi moralitas kita termasuk kebutuhan atau kesempatan yang

tercipta untuk sedikit banyak merubah moralitas kita yang tadinya baik menjadi tidak,

nah tinggal tergantung diri kita pribadi mau mengambil kesempatan secara benar atau

melalui jalan pintas tapi menjerumuskan pada akhirnya.


5. Kalau pandangan mas Gunawan sendiri tentang film ini bagaimana mas?

Jawab: film ini sangat menarik menurut saya karena ftlm ini menggambarkan
kehidupan nyatapara koruptor dimana fikn ini bertujuan untuk memberikan pelajaran
kepada khalayak umum tentang arti pentingnya hidup jujur baik jujur terhadap orang
lain maupun jujur terhadap diri sendiri.

6. Saat mas menulis cerita film ini apa saja si mas yang menjadi hambatan-hambatan?

Jawab: hambatan-hambatan sudah tentu pasti ada deh tapi tidak terlalu banyak
misalkan ada perbedaan kemauan antara penulis sama produser, produser maunya
lebih di tonjolkan adegan akan tetapi penulis maunya ingin lebih menonjolkan di
karakter. dan juga banyak hambatan di bagian editing.

7. Karena adanya hambatan-hambatan tersebut berapa lama mas menyelesaikan film ini?

Jawab: ya kurang lebih 3 bulan yang saya tahu menyelesaikan film ini.

8. Apa si harapan mas sendiri terhadap film ini baik terhadap diri mas sendiri maupun
masyarakat?

Jawab: harapan saya, saya ingin menunjukan bahwa kejujuran itu di atas segala-
galany4 sehingga masyarakat luas bisa paham akan pentingnya kejujuran dalam
menjalani kehidupan dan yang terpenting masyarakat sendiri bisa tahu kalau korupsi
sudah ada di sekitar kita. Contohnya itu yang pak polisi menerima suap dari
pengendara motor.

9. Menurut mas bagaimana tanggapan masyarakat terhadap film ini?

Jawab: menurut saya tanggapan masyarakat terhadap film ini cukup fenomenal ya,
terbukti fi1m ini telah terpilih dalam pemutaran film di acara Cinemasia Film Festival
Amsterdam pada bulan april2013

10. Ada kah pengalaman menarik mengenai film ini mas yang orang lain belum tahu?

Jawab: adq yang menarik yaitu bisa ngobrol serius dengan bapaknya Ine, karena
mungkin beliau yang merasakan langsung, yang pada saat itu memang adiknya Ine itu
sakit dan itu tidak dibuat-buat hampir menyerupai pengalaman yang di rasakan
langsung oleh bapaknya Ine.

Anda mungkin juga menyukai