Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
vii
Ucapan terima kasih yang mungkin tidak ada hentinya penulis
sampaikan kepada ibunda (Sri Murniyati) yang dengan kesabaran
dan ketegaran hati nya tetap sabar dan memberi dukungan kepada
penulis agar selalu semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
Dan tidak lupa juga kepada ayahanda (Arief Nursyamsi) yang
menjadi sumber inspirasi saya dengan semangat nya yang tidak
pernah padam.
viii
5 . Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang pernah mengajar penulis selama penulis menimbal ilmu.
Semoga berkah dan bermanfaat di dunia dan akhirat.
ix
12 . Berbagai pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu
persatu yang telah membantu dalam kelancaran penulisan skripsi
ini.
x
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................. vi
BAB I ............................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................ 1
C. Batasan Masalah................................................................. 7
xi
c. Analisis data ................................................................. 14
BAB II ........................................................................................ 17
2. Film .............................................................................. 23
2. Reformasi ..................................................................... 47
xii
C. Profil Pemeran Film "Dibalik 98" .................................... 57
BAB IV ....................................................................................... 67
2. Wawancara ................................................................... 83
BAB V......................................................................................... 85
PEMBAHASAN ........................................................................ 85
xiii
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ............................ 133
xiv
DAFTAR TABEL
xv
Tabel 5. 6 Detil .......................................................................... 110
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan penghubung pesan antar umat
manusia, dengan komunikasi manusia dapat menangkap makna
apa yang disampaikan oleh manusia lainnya. Manusia dalam
bentuk komunikasinya bisa bersifat verbal maupun nonverbal
karena di saat manusia berkomunikasi dengan manusia lainnya
namun berbeda bahasa ataupun kebiasaan kesehariannya, maka
dari itu komunikasi bisa juga didefenisikan sebagai proses sosial
di mana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk
menciptakan dan menginpretasikan makna dalam lingkungan
mereka1.
1
Richard West & Lynn H.Turner, Pengantar Teori Komunikasi
(Analisis dan Aplikasi), ( Jakarta: Salemba Humanika, 2008), hal. 5
2
2
Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Salemba
Humanika, 2011), hal. 35
3
3
http://www.voa-islam.com/read/tsaqofah/2016/08/22/45790/hukum-
demonstrasi-menurut-doktor-ahli-fiqih-alumni-alazhar/#sthash.nRylohtO.dpbs,
diakses pada tanggal 24 Januari 2018, pukul 22:00
4
4
http://www.voa-islam.com/read/tsaqofah/2016/08/22/45790/hukum-
demonstrasi-menurut-doktor-ahli-fiqih-alumni-alazhar/#sthash.nRylohtO.dpbs,
5
https://kbbi.web.id/juang, diakses pada tanggal 23 Januari 2018,
pukul 02:25 WIB
5
terbaik, dan penata efek visual terbaik.6 Maka dari itu peneliti
tertarik meneliti dengan judul “Analisis Wacana Makna
Reformasi dalam Film Dibalik 98”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan
di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan
sebagai berikut :
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan di atas,
maka peneliti akan membatasi penelitian ini hanya sampai
pesan yang mengandung nilai reformasi yang ada pada film
Dibalik 98.
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
6
http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-d009-15-794901_di-balik-
98/award#.WlREwnmYPIU diakses pada tanggal 2 Januari 2018 pukul 13:00
WIB
8
1 . Segi Akademis
2 . Segi Praktis
7
Ahmad Fauzan, Analisis Wacana Pesan Berbakti Kepada Orang Tua
Dalam Film Tendangan dari Langit, Skripsi, Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi prodi Komunikasi Penyiaran Islam, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2017
10
8
Muhammad Iman Saputra, Analisis Wacana Perlawanan Korupsi
Dalam Film Selamat Siang Risa!! Karya Ine Febriyanti, Skripsi, Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi prodi Komunikasi Penyiaran Islam, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2016
9
Canceria Eka Wulandari, Representasi Nilai-Nilai Nasionalisme
Dalam Film “Dibalik 98 (Analisis Semiotika Film Dibalik 98)”. Fakultas
Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Islam
Indonesia, 2018
11
G. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif. Dalam pemahaman peneliti
kualitatif, realitas itu, realitas alam sekalipun, di
konstruksi secara sosial, yakni berdasarkan kesepakatan
bersama.10 Paradigma yang dipakai peneliti yaitu
paradigma kritis. Paradigma didefinisikan oleh Kyun
sebagai suatu "bangunan" yang mencakup seluruh
konstelasi kepercayaan-kepercayaan, nilai-nilai, dan
teknik-teknik; atau mencakup hukum-hukum, teori-teori,
dan konsep-konsep yang dipedomani oleh komunitas
ilmiah (scientific community).11
10
Deddy Mulyana & Solatun, Metode Penelitian Komunikasi, (
Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 4
11
Didik Suharjito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Bogor: IPB
Press, 2014), hal 1
12
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hal. 85
13
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
dan R&D (Jakarta:ALFABETA, CV., 2014), hal. 8
12
3. Tahapan Penelitian
a. Pengumpulan data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
beberapa metode teknik pengumpulan data sebagai
berikut :
15
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-
Ilmu sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), hal. 132
16
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-
Ilmu sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010),, hal. 143
14
b. Pengolahan data
Dalam pengolahan data ini, data akan disajikan
secara deskriptif dengan bentuk beberapa lampiran
seperti foto, dan tabel agar mempermudah dalam
mengelompokan wacana reformasi yang ada pada
film dibalik 98 dilihat dari isi pesan teks, konteks
sosial, maupun kognisi sosial. Peneliti menggunakan
prosedur penelitian yang mengacu pada buku
pedoman di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
c. Analisis data
Setelah data yang dibutuhkan terkumpul melalui
metode yang direncanakan, peneliti akan menganalisa
dengan menggunakan kerangka konsep yang ada serta
diperkuat dengan teori analisis wacana Van Dijk
untuk menjawab permasalahan yang ada di rumusan
masalah.
15
H. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Bab V Pembahasan
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Reformasi
Reformasi merupakan suatu perubahan
perikehidupan lama dengan tatanan perikehidupan
baru yang secara hukum menuju ke arah perbaikan.
Sedangkan menurut KBBI, reformasi adalah
perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang
sosial, politik, atau agama) dalam suatu masyarakat
atau negara.17
Menurut Widjaja reformasi adalah suatu usaha
yang dimaksud agar praktik-praktik politik,
pemerintah, ekonomi, dan sosial budaya yang
dianggap oleh masyarakat tidak sesuai dan tidak
selaras dengan kepentingan masyarakat dan aspirasi
masyarakat diubah atau ditata ulang agar menjadi
lebih sesuai dan lebih selaras (sosio-reformasi).18
17
https://kbbi.web.id/reformasi.html , diakses pada tanggal 20 Januari
2019
18
Widjaja. HW,Otonomi Daerah dan Daerah Otonom , (Jakarta :PT
Raja Grafindo, 2011), hal 75
17
18
19
Sedarmayanti,Reformasi Administrasi Publik, Reformasi
Birokrasi,dan Kepemimpinan Masa Depan (Mewujudkan Pelayanan Prima
dan Kepemerintahan yang baik) , (Bandung: Refika Aditama, 2009), hal 67
19
a. Reformasi di Indonesia
Indonesia pernah mengalami masa Reformasi
dalam era kepemimpinan Soeharto. Masyarakat
Indonesia saat itu merasa era kepemimpinan
Soeharto tidak bisa memakmurkan masyarakatnya
dari segi ekonomi maupun dalam mengaspirasikan
pendapatnya yang dimana itu terdapat pada UUD
1945. Akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998
kalangan mahasiswa melakukan aksi demonstrasi
secara masif. Mereka berbondong-bondong datang
menuju gedung DPR menuntut diturunkannya
Soeharto dari jabatan presiden saat itu. Ada tiga
sektor utama yang dituntut oleh mahasiswa pada
saat itu, yang pertama yaitu sektor ekonomi di
20
https://www.ruangguru.co.id/definisi-dan-pengertian-reformasi-
menurut-para-ahli/ , diakses pada tanggal 20 Januari 2019
21
( https://www.katapengertian.com/2015/12/pengertian-dan-tujuan-
gerakan-reformasi.html?m=1) . diakses pada tanggal 8 Oktober 2018 pukul
14:00 WIB
20
23
St. Sularto, Refleksi Agenda Reformasi Membangun Masyarakat
Madani, , hal 32
22
24
St. Sularto, Refleksi Agenda Reformasi Membangun Masyarakat
Madani, (Yogyakarta : Kanisius, 1999), hal 33
25
St. Sularto, Refleksi Agenda Reformasi Membangun Masyarakat
Madani, , hal 70
23
2. Film
a. Pengertian Film
Film menurut kamus besar bahasa Indonesia
merupakan selaput tipis yang dibuat dari seluloid
untuk tempat gambar negatif yang kemudian akan
menjadi sebuah potret atau untuk gambar positif
yang akan dimainkan di bioskop.26
26
( https://www.google.co.id/amp/s/kbbi.web.id/film.html) diakses
pada tanggal 30 Oktober 2018 , pukul 21:00 WIB
27
Dr . H. Hafid Changara, Pengantar Ilmu Komunikasi, ( Jakarta : PT
Rajagrafindo Persada, 1998), hal 136
24
c. Jenis-Jenis Film
Secara umum film dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
1) Film Dokumenter
28
Dr . H. Hafid Changara, Pengantar Ilmu Komunikasi, ( Jakarta : PT
Rajagrafindo Persada, 1998), hal 137-138
29
Onong Ujhdana, Dinamika Komunikasi, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2008), hal 57
30
Onong Ujhdana, Dinamika Komunikasi, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2008), hal 58
25
31
Himawan Prastika, Memahami Film, (Yogyakarta : Homerian
Pustaka, 2008) hal 4-5
26
d. Klasifikasi Film
Pembuat film awal menggunakan bahan film
dari novel, vaudeville, sirkus dan pelbagai sumber
sebagai skenario film mereka. Tetapi mereka juga
menciptakan genre mereka sendiri yang tetap
mempengaruhi pembuatan film.34
Film dapat diklasifikasi berdasarkan genre,
yang diantaranya:
1) Aksi
Jenis film aksi berisi adegan-adegan fisik,
adegan menegangkan dan adegan berbahaya
dengan tempo yang cepat. Dalam film
bergenre aksi, umumnya tokoh protagonis
berperan sebagai penegak hukum seperti
polisi, detektif, agen pemerintah, tentara dan
sebagainya. Film aksi banyak menggunakan
karakter laki-laki sebagai tokoh utama dan
33
Himawan Prastika, Memahami Film, (Yogyakarta : Homerian
Pustaka, 2008) hal 4-5
34
Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media,
Yogyakarta: Jalasutra, 2010, hlm. 158
28
35
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003) h. 209.
36
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003) h. 209.
37
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003) h. 209.
29
38
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003) h. 209
39
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003) h. 209
30
40
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003) h. 209
41
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003) h. 209
42
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003) h. 209
31
43
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003) h. 209
44
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003) h. 209
45
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003) h. 209.
32
e. Unsur-unsur Film
Dalam memproduksi sebuah film, diperlukan
orang-orang yang bekerja untuk membuat dan
mengemas film tersebut sehingga layak untuk
ditonton. Unsur-unsur film tersebut diantaranya:
1) Sutradara
2) Penulis Skenario
3) Penata Fotografi
46
Marsell Sumarno, Dasar-dasar Apresiasi Film, h. 34-80.
47
Marsell Sumarno, Dasar-dasar Apresiasi Film, h. 34-80.
33
4) Penyunting / Editor
5) Penata Artistik
6) Penata Suara
48
Marsell Sumarno, Dasar-dasar Apresiasi Film, h. 34-80.
49
Marsell Sumarno, Dasar-dasar Apresiasi Film, h. 34-80.
50
Marsell Sumarno, Dasar-dasar Apresiasi Film, h. 34-80.
34
7) Penata Musik
8) Pemeran
3. Analisis Wacana
Pengertian wacana dalam bahasa Inggris
(discourse) berasal dari bahasa Latin discursus yang
berarti lari kian-kemar,. yang diturunkan dari dis-
dari, dalam arah yang berbeda‟, dan currere „lari‟.54
Wacana juga berasal dari bahasa Sansekerta yakni
dari kata “wac” atau “wak” atau “vak”, yang artinya
51
Marsell Sumarno, Dasar-dasar Apresiasi Film, h. 34-80.
52
Marsell Sumarno, Dasar-dasar Apresiasi Film, h. 34-80.
53
Marsell Sumarno, Dasar-dasar Apresiasi Film, h. 34-80.
54
Drs Alex Sobur , Analisis Teks Media, ( Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), hal. 9
35
55
Dedy Mulyana, Kajian Wacana : Teori, Metode, Aplikasi dan
Prinsip Analisis Wacana, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005) hal. 3
56
Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia
Kontemporer, (Jakarta : Modern English Press, 2002) cet. 3. Hal 1709
57
Drs Alex Sobur , Analisis Teks Media, ( Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), hal. 10
36
58
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (
Yogyakarta : LkiS Yogyakarta, 2001) hal. 19
59
Dr. Aris Badara, Analisis Wacana Teori,Metode, dan
Penerapannya pada Wacana Media ( Jakarta : Kencana Prenada Media
Group), hal 18
37
60
Drs Alex Sobur , Analisis Teks Media, ( Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), hal. 11
61
Drs Alex Sobur , Analisis Teks Media
62
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif ( Yogyakarta : LkiS,
2007), hal. 170
63
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (
Yogyakarta : LkiS Yogyakarta, 2001) hal. 13
38
64
Dedi Mulyana, Kajian Wacana : Teori, Metode, dan Aplikasi,
prinsip-prinsip analisis wacana, ( Yogyakarta : Tiara Wacana, 2005), hal. 11
65
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (
Yogyakarta : LkiS Yogyakarta, 2001) hal. 221
66
Eriyanto, Analisis wacana (pengantar analisis teks media), h.225
39
TEKS
KOGNISI SOSIAL
Teks
KONTEKS SOSIAL
Gambar 1. 1 Model Analisis Wacana Van Dijk
a. Teks
Dalam dimensi teks, Van Dijk membagi ke dalam
tiga tingkatan yakni struktur makro, supertruktur, dan
yang terakhir struktur mikro :
(1) Struktur Makro (Tematik)
Struktur makro merupakan inti atau
gagasan dari suatu teks yang dapat dipahami
secara global dengan melihat topik apa yang
dibahas. Topik menunjukan informasi yang paling
penting atau inti pesan yang ingin disampaikan
oleh komnikator. Dalam kerangka Van Dijk, topik
mengambarkan tema umum dari suatu teks berita,
topik ini akan didukung oleh subtopik satu dan
subtopik lain yang saling mendukung
terbentuknya topik umum. Subtopik ini juga
didukung oleh serangkaian fakta yang ditampilkan
yang menunjuk dan menggambarkan subtopik,
sehingga subbagian yang saling mendukung antara
satu bagian dengan bagian yang lain , teks secara
40
69
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (
Yogyakarta : LkiS Yogyakarta, 2001) hal. 240
42
(c) Stilistik
(d) Retoris
70
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, hal 242
43
b. Kognisi Sosial
Dalam analisis wacana, Van Dijk tidak hanya
semata-mata membatasi hanya dalam segi teks saja.
Lebih dari itu penulis juga berperan penting dalam
memproduksi teks yang membentuk sebuah wacana.
Dalam pandangan Van Dijk untuk membongkar
bagaimana makna tersembunyi dari teks, kita
membutuhkan suatu analisis kognisi dan konteks
sosial. Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi
bahwa teks tidak mempunyai makna, tetapi makna itu
diberikan oleh pemakai bahasa, atau lebih tepatnya
proses kesadaran mental dari pemakai bahasa.72
Ada dua hal yang berperan penting dalam kognisi
sosial dalam memahami suatu peristiwa. Yang
pertama yaitu skema, skema ini bisa disebut juga
sebagai model. Skema menunjukkan bahwa kita
71
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (
Yogyakarta : LkiS Yogyakarta, 2001) hal. 257
72
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, hal. 260
44
c. Konteks Sosial
Menurut Van Dijk, wacana merupakan bagian dari
wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga
untuk meneliti teks perlu dilakukan analisis
intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana
tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam
masyarakat.74 Dalam konteks sosial yang menjadi
intinya yaitu bagaimana suatu wacana dipandang oleh
masyarakat luas, jadi tidak bersifat subjektif semata
dari pembuat teks saja. Menurut Van Dijk, dalam
73
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, hal. 264
74
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, hal. 271
45
75
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, hal. 272
46
B. Kerangka Konsep
STRUKTUR KONTEKS
TEKS KOGNISI SOSIAL SOSIAL
MODEL MODEL VAN DIJK MODEL VAN
VAN DIJK DIJK
1. Analisis Wacana
Wacana merupakan rentetan kalimat yang
berkaitan, yang menghubungkan proposisi yang satu
dengan proposisi yang lainnya, membentuk satu
kesatuan sehingga terbentuklah makna yang serasi di
antara kalimat itu. 76
76
Eriyanto,Analisis Wacana Pengantar analisis teks media,
(Yogyakarta: LKIS, 2001), hal. 2
77
Eriyanto,Analisis Wacana Pengantar analisis teks media,
(Yogyakarta: LKIS, 2001), hal. 19
47
2. Reformasi
Reformasi merupakan perubahan perikehidupan
lama dengan tatanan perikehidupan baru yang secara
hukum menuju ke arah perbaikan.79 Di Indonesia
sendiri pernah mengalami reformasi pada tahun 1998
yang menuntut turunnya presiden Soeharto dengan
harapan merubah Indonesia dari segala segi
diantaranya dari segi ekonomi, selain itu faktor
banyaknya pejabat yang korupsi.
78
Eriyanto,Analisis Wacana Pengantar analisis teks media,
(Yogyakarta: LKIS, 2001), hal. 19
79
http://www.katapengertian.com/2015/12/pengertian-dan-tujuan-
gerakan-reformasi.html, diakses pada tanggal 25 Januari 2018, pukul 22:00
WIB
48
80
Dr. Armawati Arbi, M.Si ,Psikologi Komunikasi dan Tabligh,
(Jakarta: AMZAH, 2012), hal. 218
49
81
http://mahazalimz.tripod.com/090799xh.html , diakses pada tanggal
28 Januari 2020, pukul 20.00 WIB
50
َوقَ ِد ْمنَب إِلَ َٰى َمب َع َملُوْ ا ِم ْه َع َم ٍل فَ َج َع ْل َٰنهُ هَبَب ًء َم ْنثُوْ ًرا
82
Eriyanto,Analisis Wacana Pengantar analisis teks media,
(Yogyakarta: LKIS, 2001), hal. 224
83
Eriyanto,Analisis Wacana Pengantar analisis teks media, hal. 260
51
84
Eriyanto,Analisis Wacana Pengantar analisis teks media, hal. 224-
225
85
Eko Endarmoko, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia,
2006, hal. 180
86
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-film-definisi-
menurut-para.html, diakses pada tanggal 25 Januari 2018, pukul 22:34 WIB
52
87
https://id.wikipedia.org/wiki/Genre_film, diakses pada tanggal 25
Januari 2018, pukul 22:37 WIB
BAB III
88
http://filmindonesia.or.id/movie/viewer/2015, diakses pada tanggal
22 Juni 2019
53
54
89
http://inibioadata.com, diakses pada tanggal 6 Juli 2019
58
2. Boy William
90
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Boy_William, diakses pada tanggal
6 Juli 2019
60
3. Donny Alamsyah
91
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Donny_Alamsyah, diakses pada
tanggal 6 Juli 2019
61
4. Ririn Ekawati
A. Penyajian data
15
67
68
Isi Teks
Keterangan :
16
Isi Teks
22
Isi Teks
Isi Teks
26
Pemimpin aksi : “Teman-teman lagi-
lagi kita dibohongi. Pemerintah
menaikkan harga sewenang-
wenangnya. Dan kita dipaksa
mendekam dikampus ini. Apakah kita
terima?”
32
Isi Teks
33
Isi Teks
50
Isi Teks
BJ Habibie : “Apa?”
70
76
Isi Teks
72
Isi Teks
79
Isi Teks
81
Isi Teks
83
81
Isi Teks
90
Isi Teks
2. Wawancara
Wawancara merupakan proses penggalian data
melalui narasumber dengan cara melakukan dialog
yang berhubungan dengan isi penelitian. Peneliti di
sini mewawancarai penulis skenario film “Dibalik
98” dan berikut hasil wawancara yang di dapatkan:
PEMBAHASAN
93
Drs. Alex Sobur, M.Si, Analisis Teks Media, h.75
85
86
Penjual warung : “Protes aja lu ye, kaya duit banyak aja. Sono
cabut-cabut!”
Masa yang mengantri : “Sedikit gini buat apaan juga gak cukup
ini? Wooo!”
Diana : “Ya abis kalo bukan kita mahasiswa, lah terus siapa?”
BJ Habibie : “Apa?”
BJ Habibie : “Iya saya tau Sintong, tapi apa tidak ada cara
lain?”
Henri Basel : “Ini bukti Soeharto sudah lepas kendali pak, kami
minta Soeharto diturunkan dan pak Harmoko selaku ketua
MPR Republik Indonesia harus menemui kami. Jika bapak
tidak berkenan menemui kami, maka kami akan menginap
disini!”
Soeharto: “Terserah nanti, kita lihat saja. Bisa sabtu itu juga
atau seninnya atau mungkin sebulan lagi. Yang jelas kamu
yang akan menjadi presidennya. Waktu tidak banyak lagi ,
laksanakan tugasmu!”
2. Superstruktur (Skematik)
Semantik merupakan teknik untuk menganalisis suatu
wacana karena pada umumnya dalam suatu teks atau
wacana terdapat bagian-bagian seperti pendahuluan, isi
dan penutup yang bertujuan untuk memberikan penekanan
pesan yang ingin disampaikan. Dalam film ini penulis
membagi menjadi 5 bagian yaitu Opening Bill Board,
Opening Scene, Conflict Scene, Anti Klimaks (Solusi),
dan yang terakhir Ending (Akhir Cerita )
97
Keterangan Gambar:
b. Opening Scene
Keterangan Gambar:
c. Conflict Scene
22
100
Teks Dialog
25
Teks Dialog
Salma : “Di?”
Salma : “Waalaikumsalam”
33
103
Teks Dialog
Pemimpin Aksi : “Oke teman-teman
sepertinya kita harus sedikit
bersabar disini. Kita tunggu
keputusan. Biar kita bisa
maju lebih jauh lagi agar
kita bisa didengar oleh
pemerintah.”
d. Anti Klimaks
81
105
Teks Dialog
79
Teks Dialog
e. Ending
22
Teks Dialog
3. Struktur Mikro
a. Semantik
1.) Latar
2.) Detil
Tabel 5. 6 Detil
Scene Detil Keterangan
Teks disamping
Pemimpin aksi :
memperlihatkan detil
26
“Teman-teman lagi-lagi kita pemerintah
dibohongi. Pemerintah membohongi
menaikkan harga sewenang- mahasiswa dengan
wenangnya. Dan kita cara akan mendengar
dipaksa mendekam aspirasi mereka
94
Eriyanto,Analisis Wacana Pengantar analisis teks media, hal. 238
111
3.) Maksud
95
Eriyanto,Analisis Wacana Pengantar analisis teks media, hal. 240
112
4.) Praanggapan
113
b. Sintaksis
1.) Koherensi
96
Eriyanto,Analisis Wacana Pengantar analisis teks media, hal. 242
115
97
Eriyanto,Analisis Wacana Pengantar analisis teks media, hal. 251
116
98
Eriyanto,Analisis Wacana Pengantar analisis teks media, hal. 253
118
c. Stilistik
99
Drs. Alex Sobur, M. Si, Analisis Teks Media, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarta, 2006), h. 81-82
120
Tabel 5. 7 Stilistik
Scene Potongan Adegan
15
Teks Dialog
22
d. Retoris
1.) Grafis
Tabel 5. 8 Grafis
Scene Potongan Adegan
22
aksi demonstrasi.
81
2.) Metafora
Tabel 5. 9 Metafora
Scene Potongan Adegan
25
Salma : “Di?”
3.) Ekspresi
Tabel 5. 10 Ekspresi
Scene Potongan Adegan
15
Keterangan Gambar :
34
Keterangan Gambar :
100
Eriyanto, Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media, h
266-267
101
Wawancara pribadi dengan Ifan Ismail, Penulis Skenario Film “Dibalik
98”, Minggu, 06 Oktober 2019
128
Ifan Ismail dalam hal ini merasa tidak ingin hasil teks atau
naskah skenario yang dibuatnya tidak berdasarkan pada dasar
yang ada karena film ini mengangkat tema sejarah . Kejadian
yang benar-benar pernah terjadi dan tidak bisa diimajinasikan .
Jadi, Ifan Ismail merasa perlu adanya riset terlebih dahulu.
102
Wawancara pribadi dengan Ifan Ismail, Penulis Skenario Film “Dibalik
98”, Minggu, 06 Oktober 2019
103
Eriyanto, Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media, h. 225
129
104
Eriyanto, Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media, h. 271
105
Wawancara pribadi dengan Ifan Ismail, Penulis Skenario Film “Dibalik
98”, Minggu, 06 Oktober 2019
130
106
Wawancara pribadi dengan Ifan Ismail, Penulis Skenario Film
“Dibalik 98”, Minggu, 06 Oktober 2019
107
https://ferizalramli.wordpress.com/2014/07/20/mengingat-
kembali-napak-tilas-para-tokoh-di-era-reformasi-98/ , diakses pada tanggal 28
Januari 2020. Pukul 20.00 WIB
131
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
penulis dapat disimpulkan bahwa dalam wacana reformasi
pada film “Dibalik 98” sebagai berikut:
1. Teks
Dilihat dari segi teks pada film penulis
menyimpulkan bahwa:
a) Struktur Makro
Tema besar yang terdapat dalam film ini yaitu
mengenai perjuangan mahasiswa dalam
mewujudkan reformasi di tubuh pemerintahan
era Soeharto. Wacana reformasi disampaikan
oleh sosok mahasiswa yang bekerja keras untuk
bisa melakukan diskusi dengan pemerintah
terutama pemeran utamanya yaitu Diana yang
memiliki semangat reformasi yang sangat tinggi
dengan ikut sertanya dia dalam setiap demontrasi
yang dilakukan oleh aksi massa. Selain itu ada
sub tema juga yang terdapat pada film ini yaitu
hubungan moral antara Diana dengan kakaknya
yang sempat tidak hangat dan tidak akur
dikarenakan kakaknya yang melarang Diana
133
134
c) Struktur Mikro
Struktur mikro merupakan penjelasan lebih
mendalam mengenai teks yang terdiri dari
semantik, sintkasis, stilistik, dan juga retoris.
Pada poin semantik, penulis menitik beratkan
pada kejadian-kejadian yang terjadi pada
mahasiswa yang sedang melakukan perjuangan
reformasi, selain itu juga ada birokrasi politik
yang dilakukan petinggi pemerintahan saat itu,
detail suasana yang mencekam pada saat
kerusuhan juga dikedepankan oleh penulis
skenario. Selanjutnya yaitu sintaksis, sintaksis
sendiri berisi diantaranya koherensi, bentuk
kalimat, dan kata ganti. Koherensi dan kata ganti
yang dipakai oleh penulis skenario lebih banyak
menggunakan dan, kita, dan kami. Selain itu ada
pula kata ganti yang bersifat ambigu seperti para
aparat petinggi. Selanjutnya yaitu stilistik,
stilistik atau gaya bahasa yang dipakai dalam
film ini berupa bahasa Indonesia sehari-hari
tanpa menggunakan bahasa daerah, selain itu
juga ada beberapa gaya bahasa yang
menggunakan sindiran dengan perumpamaan.
Kemudian yang terakhir yaitu elemen retoris di
mana film ini menonjolkan pendapat Diana
mengenai pemerintahan dengan menggunakan
136
2. Kognisi Sosial
Film ini merupakan ide dari produser yang
menginginkan adanya penggambaran sejarah
reformasi yang dituangkan pada sebuah film. Ini
berbanding lurus dengan sang penulis skenario juga
yang memiliki keinginan untuk merepresentasikan apa
yang terjadi pada reformasi 1998 yang dianggap
merupakan peristiwa yang perlu masyarakat ketahui.
Penulis skenario merepresantikan nya melalui sosok
Diana sebagai mahasiswa yang memiliki semangat
yang sangat tinggi untuk membawa perubahan pada
pemerintahan di era Soeharto.
3. Konteks Sosial
Film ini dibuat dengan latarbelakang masyarakat
yang dianggap perlu mengetahui kejadian secara detail
yang terjadi pada reformasi 1998. Wacana yang
berkembang di masyarakat yaitu kurangnya
pengetahuan masyarakat mengenai apa yang
sebenarnya terjadi pada film 1998, selain itu wacana
yang berkembang di masyarakat yaitu kritik terhadap
film ini yang dianggap tidak menggambarkan secara
detail kejadian yang terjadi pada reformasi 1998. Film
137
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis
dapat disimpulkan menjadi implikasi teoritis dan implikasi
praktis:
1. Implikasi teoritis
2. Implikasi Praktis
C. Saran
Berdasarkan hasil penemuan dan penelitian yang
dilakukan oleh penulis, penulis ingin memberikan saran
sebagai berikut :
1. Kepada penulis skenario yaitu mas Ifan Ardiansyah
Ismail agar terus menggali informasi yang lebih dalam
lagi mengenai peristiwa-peristiwa sejarah terutama
dalam kejadian di Film “Dibali 98” ini dan tidak
berhenti menjadi penulis skenario yang kritis terhadap
kebijakan pemerintah.
2. Kepada seluruh pembaca tulisan ini agar dapat
mempelajari setiap hal positif yang timbul dari
tersusunnya tulisan ini dan mampu menggali
informasi lebih dalam lagi mengenai peristiwa
reformasi pada tahun 1998.
3. Kepada seluruh masyarakat agar dapat menjadi
penonton yang bijak dan tidak tutup mata terhadap
kejadian bersejarah yang terjadi di negara Indonesia
ini.
DAFTAR PUSTAKA
139
140
Website
Amjad, Abu. 2016. Hukum Demonstrasi Menurut Doktor
Ahli Fiqih Alumni Al-Azhar. http://www.voa-
islam.com/read/tsaqofah/2016/08/22/45790/huku
m-demonstrasi-menurut-doktor-ahli-fiqih-
alumni-alazhar/#sthash.nRylohtO.dpbs, diakses
pada tanggal 24 Januari 2018.
http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-d009-15-794901_di-balik-
98/award#.WlREwnmYPIU diakses pada tanggal 2 Januari
2018.
https://www.ruangguru.co.id/definisi-dan-pengertian-reformasi-
menurut-para-ahli/. diakses pada tanggal 20 Januari 2019.
https://www.katapengertian.com/2015/12/pengertian-dan-tujuan-
gerakan-reformasi.html?m=1. diakses pada tanggal 8 Oktober
2018.
http://www.katapengertian.com/2015/12/pengertian-dan-tujuan-
gerakan-reformasi.html, diakses pada tanggal 25 Januari 2018.
http://filmindonesia.or.id/movie/viewer/201
5, diakses pada tanggal 22 Juni 2019.
http://inibioadata.com, diakses pada tanggal 6 Juli 2019.
Scene Pertama
Flashback
Scene selanjutnya
Diana : “Tapi aku gasuka kalo kamu pergi gak pamit sama aku!”
Daniel : “Hey, lagi juga aku pergi cuma kesini.” (halaman
kampus).
Diana : “Kamu tuh nyebelin banget sih!”
Daniel : “Kalau aku nyebelin, terus kenapa kamu mau?”
Diana : (Tersenyum)
Scene selanjutnya
Scene selanjutnya
Bagus : (mengocok telur)
Salma : “Kamu tuh mau bikin apa sih?”
Bagus : “Ini spesial.”
Salma : “Oh, telur dadar? (tersenyum) spesial apa?”
Bagus : “Spesial... spesial pake cinta.”
Salma : (tersenyum) “Oh dengan cinta? Coba dirasain
spesial rasa pake cinta.” (Batuk Keselek)
Bagus : “Minum-minum, keasinan yah?”
Salma : “Enak kok, cobain aja. Enak mas, karena kamu
yang bikin.”
Bagus : (Mencoba masakannya)
Salma : “Gimana enak kan?”
Bagus : (Tersenyum) “Kaya ikan asin.”
Diana : “Assalamualaikum.”
Bagus & Salma : “Waalaikumsalam.”
Salma : “Di, baru pulang jam segini. Kuliah sampe sore
ya kamu?”
Diana : “Enggak mba.”
Salma : “Kok tumben pulangnya sore?”
Diana : “Biasalah mba, banyak kegiatan kampus.”
Bagus : “Kamu emang gak capek yah demo-demo terus?”
Diana : “Ya abis kalo bukan kita mahasiswa, lah terus
siapa?”
Salma : “Di, gaenak ah kalo tetangga dan keluarga kita
tau. Kamu kan tau mbak mu ini kan kerja di istana
nah mas mu tentara , masa adeknya jadi
demonstran demo-demo gitu, gak pantes ah!”
Diana : “Emang demo itu salah? Dosa? Haram? Kalo
sesuatu udah melenceng ya dibenerin lah mba.
Kalo ngomong kebenaran itu salah lalu yang
pantas ngomong kebenaran itu siapa?”
Bagus : “Ngomongan kamu bukan kaya anak sekolahan.”
Diana : “Aku disekolahin untuk ngomong yang bener
mas.”
Salma : “Di, kalau ngomong sama mas mu itu yang
sopan.”
Scene selanjutnya
(Salma dan Bagus pergi bekerja menggunakan sepeda motor)
Scene selanjutnya
Pemimpin Aksi 2 : “Reformasi!!”
Massa Aksi : “Reformasi!!”
Pemimpin aksi 2 : “Teman-teman lagi-lagi kita dibohongi.
Pemerintah menaikkan harga sewenang-
wenangnya. Dan kita dipaksa mendekam
dikampus ini. Apakah kita terima?”
Masa Aksi : “Tidak!!”
Pemimpin Aksi 1 : “Selama ini kita udah nurut demo di
dalam kampus, kita sudah mengikuti
kemauan mereka, tapi mereka tidak ingin
mengikuti kemauan kita. Aspirasi kita
tidak didengarkan. Sekarang rakyat sudah
lelah. Kita pemuda-pemudi Indonesia,
mahasiswa Indonesia kita tidak bisa tinggal
diam. Mulai sekarang mulai detik ini juga
kita akan turun ke jalan. Reformasi!!”
Scene selanjutnya
Scene selanjutnya
(Penggambaran Presiden Soharto turun dari pesawat)
Scene selanjutnya
Scene selanjutnya
Scene selanjutnya
Scene selanjutnya
Scene selanjutnya
Scene selanjutnya
Scene selanjutnya
Scene selanjutnya
Scene selanjutnya
BJ Habibie : “Apa?”
Scene selanjutnya
Scene selanjutnya
Scene selanjutnya
Scene selanjutnya
(Konferensi Pers)
Harmoko : “Pimpinan dewan dalam rapat hari ini telah
mempelajari dengan cermat dan sungguh-sungguh
tentang perkembangan dan situasi nasional yang
menyangkut aspirasi masyarakat tentang
reformasi. Dalam menanggapi situasi tersebut,
baik ketua maupun wakil-wakil ketua
mengharapakan demi kesatuan dan persatuan
bangsa agar presiden secara arif dan bijaksana
sebaiknya mengundurkan diri. Dewan menyerukan
kepada seluruh masyarakat agar tetap tenang
menahan diri menjaga kesatuan dan persatuan
serta mewujudkan keamanan ketertiban agar
segala sesuatunya dapat berjalan dengan baik.”
Scene selanjutnya
Scene selanjutnya
Scene selanjutnya
Scene selanjutnya
Scene selanjutnya
(Mahasiswa dan Amien Rais menduduki gedung DPR)
Scene selanjutnya
B.J Habibie : “Saya fikir kabinet reformasi sudah selesai kita
tinggal menghubungi orang-orang ini saja.”
Scene selanjutnya
Scene selanjutnya
Scene selanjutnya
Scene selanjutnya
Scene selanjutnya
Daniel : “Hidup itu gak seindah apa yang kita harapkan Di. Kalo
aku bisa milih aku juga gak akan pergi dari Jakarta. Tapi
sekarang aku ngeliat kondisi kamu baik-baik aja. Aku
seneng kok. Kalo boleh tanya Di kenapa guru TK?”