Anda di halaman 1dari 191

ANALISIS WACANA REFORMASI DALAM

FILM “DIBALIK 98”

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Meifans Abdillah Saputra


NIM 1113051000106

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU
KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020 M
ANALISIS WACANA REFORMASI DALAM
FILM “DIBALIK 98”

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Meifans Abdillah Saputra


NIM 1113051000106

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU
KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020 M

ii
iii
iv
v
ABSTRAK

Meifans Abdillah Saputra


Analisis Wacana Reformasi Dalam Film Dibalik 98

Film merupakan media yang dapat mewakili segala aspek


dalam menyampaikan pesan, memiliki 3 aspek yaitu audio, visual, dan
audiovisual. Film “Dibalik 98” menarik perhatian karena menceritakan
tentang kejadian sejarah reformasi 1998. Film ini menceritakan seorang
mahasiswa yang bernama Diana yang memiliki semangat perjuangan
reformasi yang tinggi dengan menyampaikan aspirasi melalui
demonstrasi, namun hal ini tidak disetujui oleh kakaknya yang seorang
pegawai negeri sipil. Selain itu, film ini menggambarkan situasi
kejadian politik saat reformasi. Hal ini menimbulkan pro kontra, karena
film ini dianggap tidak menampilkan secara utuh apa yang terjadi saat
reformasi 1998.
Berdasarkan latar belakang di atas, pertanyaannya adalah
bagaimana wacana reformasi dalam film Dibalik 98 dilihat dari level
teks, kognisi sosial, dan konteks sosial ?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode analisis wacana Teun A. Van Dijk, terdapat tiga level
pembentuk wacana yakni teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Level
teks melihat bagaimana struktur teks membentuk wacana yang terdiri
dari struktur makro superstruktur dan struktur mikro. Kognisi sosial
melihat bagaimana pembuat teks memahami dan memaknai suatu
peristiwa. Konteks sosial melihat wacana yang berkembang di
masyarakat.
Tema besar dalam film ini adalah reformasi, perjuangan Diana
sebagai mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi untuk menuntut
presiden Soeharto turun dari jabatannya karena telah membuat
kebijakan yang merugikan masyarakat sehingga menyebabkan krisis
moneter. Bahasa yang digunakan ialah bahasa sehari-hari dan bahasa
daerah. Segi kognisi sosial Ifan Ismail selaku penulis skenario film
“Dibalik 98” memandang bahwa film ini menggambarkan reformasi
belum secara utuh, hanya terlihat presiden Soeharto yang merasa
disudutkan tanpa menjelaskan kebijakannya yang merugikan
masyarakat. Segi konteks sosial masyarakat ingin mengetahui
bagaimana kejadian reformasi pada tahun 1998 secara utuh.
Film ini mengajarkan bahwa perubahan dalam suatu sistem
yang salah harus diluruskan dengan cara demonstrasi namun tetap
tertib, maka dari itu reformasi dibutuhkan untuk mengkritik sistem
pemerintahan yang dianggap salah.

vi
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillai robbil „alamin, puji syukur bagi Allah SWT, Tuhan


semesta alam karena atas segala rezeki dan kemurahan hati, cinta,
dan kasih sayangnya sehingga penulis pun dapat menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga tercurahkan kepada
baginda kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabatnya hingga akhir zaman.

Alhamdulillah, dengan niat dan tekad yang kuat beserta


dukungan dari keluarga skripsi ini dapat penulis selesaikan.
Walaupun banyak hambatan yang penulis hadapi dan rasakan,
baik itu berupa rasa malas, lalai, dan keburukan hati yang masih
melekat di dalam diri penulis. Namun atas izin Allah SWT semua
hambatan dan rintangan dapat diatasi dan diselesaikan.

Terselesaikannya skripsi ini merupakan suatu rezeki dan


anugerah yang penulis rasakan. Namun anugerah dan rezeki
tersebut tidak akan tercapai tanpa adanya proses dan dukungan
baik moril maupun materil. Maka untuk itu penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak terkait
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

vii
Ucapan terima kasih yang mungkin tidak ada hentinya penulis
sampaikan kepada ibunda (Sri Murniyati) yang dengan kesabaran
dan ketegaran hati nya tetap sabar dan memberi dukungan kepada
penulis agar selalu semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
Dan tidak lupa juga kepada ayahanda (Arief Nursyamsi) yang
menjadi sumber inspirasi saya dengan semangat nya yang tidak
pernah padam.

Selain itu penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih


kepada :

1 . Bapak Suparto, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Dakwah


dan Ilmu Komunikasi beserta staff dan jajarannya

2 . Ibu Dr. Armawati Arbi M.Si selaku Ketua Jurusan


Komunikasi Penyiaran Islam yang telah membantu penulis dalam
proses penyelesaian skripsi ini.

3 . Ibu Dr. Roudhonah, M.Ag selaku dosen pembimbing


akademik, terima kasih yang tidak akan berhenti penulis ucapkan
karena selalu bersedia memberikan waktu untuk memberikan
arahan dan masukan selama awal perkuliahan sampai akhir
perkuliahan.

4 . Prof. Dr. M Yunan Yusuf selaku dosen pembimbing, tiada


kata yang sangat pantas terucap selain rasa terima kasih yang
mendalam atas kesediaannya untuk meluangkaan waktu di
tengah-tengah kesibukannya untuk memberikan bimbingan dan
arahan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

viii
5 . Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang pernah mengajar penulis selama penulis menimbal ilmu.
Semoga berkah dan bermanfaat di dunia dan akhirat.

6 . Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas


yang telah membantu penulis dalam pencarian bahan untuk
skripsi ini.

7 . Penulis skenario Film Dibalik 98 Ifan Ardiansyah Ismail yang


sudah menyempatkan waktu dan bersedia diwawancarai oleh
penulis.

8 . Terimakasih untuk adikku Agung Rahmat Nurfadilah yang


sudah memberikan semangat dan doa yang akhirnya penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini.

9 . Sahabat perjuangan KPI C 2013 yang selalu kompak dari


semester 1 sampai saat ini dan selalu menyemangati penulis
dalam menulis skripsi ini. Terimakasih atas perhatian dan
pengertiannya yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu.

10 . Teman-teman KKN SAIK 2016 atas pengalaman dan


kenangan yang berharga selama satu bulan di desa karangharja
kecamatan Cisoka.

11 . Terimakasih untuk Rizka Fitriana Sari yang selalu


mendukung penulis dari awal masuk perkuliahan sampai
mendampingi penulis sampai penulisan skripsi ini selesai.

ix
12 . Berbagai pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu
persatu yang telah membantu dalam kelancaran penulisan skripsi
ini.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih dan


memanjatkan doa yang tulus untuk mereka yang tercinta, yang
selalu ada disamping penulis ketika apapun keadaaannya.
Semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah diberikan.
Amin ya Rabbal alamin.

Jakarta, 23 Januari 2020

x
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ............................................................... vii

DAFTAR ISI ............................................................................... xi

DAFTAR TABEL ..................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ............................................................... xvii

BAB I ............................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................... 7

C. Batasan Masalah................................................................. 7

D. Rumusan Masalah .............................................................. 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 8

F. Tinjauan Kajian Terdahulu ................................................ 9

G. Metodologi Penelitian ...................................................... 11

1. Pendekatan Penelitian ................................................... 11

2. Subjek dan Objek Penelitian ........................................ 12

3. Tahapan Penelitian ....................................................... 12

xi
c. Analisis data ................................................................. 14

H. Sistematika Penulisan ...................................................... 15

BAB II ........................................................................................ 17

KAJIAN PUSTAKA ................................................................. 17

A. Landasan Teori ................................................................. 17

1. Pengertian Reformasi ................................................... 17

2. Film .............................................................................. 23

3. Analisis Wacana ........................................................... 34

4. Model Wacana Teun A. Van Dijk ................................ 38

B. Kerangka Konsep ............................................................. 46

1. Analisis Wacana ........................................................... 46

2. Reformasi ..................................................................... 47

4. Analisis Wacana Model Van Dijk ................................ 50

5. Film dan Genre Film .................................................... 51

BAB III ....................................................................................... 53

GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN FILM


"DIBALIK 98" .......................................................................... 53

A. Sekilas Tentang Film Dibalik 98 ..................................... 53

B. Sinopsis Film "Dibalik 98" .............................................. 54

xii
C. Profil Pemeran Film "Dibalik 98" .................................... 57

D. Profil Sutradara Film "Dibalik 98" .................................. 62

E. Profil Penulis Skenario Film “Dibalik 98”....................... 64

F. Tim Produksi Film Dibalik 98 ......................................... 65

BAB IV ....................................................................................... 67

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ................................... 67

A. Penyajian data .................................................................. 67

1. Observasi dan Dokumentasi ......................................... 67

2. Wawancara ................................................................... 83

BAB V......................................................................................... 85

PEMBAHASAN ........................................................................ 85

A. Wacana Pesan Reformasi dalam Film “Dibalik 98” ........ 85

1. Struktur Makro (Tematik) ............................................ 85

2. Superstruktur (Skematik) ............................................. 96

3. Struktur Mikro ............................................................ 108

B. Kognisi Sosial Film “Dibalik 98” .................................. 126

C. Konteks Sosial Film “Dibalik 98”.................................. 128

BAB VI ..................................................................................... 133

xiii
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ............................ 133

A. Simpulan ........................................................................ 133

B. Implikasi ......................................................................... 137

C. Saran ............................................................................... 138

DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 139

LAMPIRAN – LAMPIRAN ................................................... 140

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Tim Produksi Film Dibalik 98 ........................................... 65

Tabel 4. 1 Adegan Reformasi Scene 15.......................................67

Tabel 4. 2 Adegan Reformasi Scene 16....................................... 69

Tabel 4. 3 Adegan Reformasi Scene 22....................................... 70

Tabel 4. 4 Adegan Reformasi Scene 26....................................... 71

Tabel 4. 5 Adegan Reformasi Scene 32....................................... 72

Tabel 4. 6 Adegan Reformasi Scene 33....................................... 73

Tabel 4. 7 Adegan Reformasi Scene 50....................................... 74

Tabel 4. 8 Adegan Reformasi Scene 70....................................... 75

Tabel 4. 9 Adegan Reformasi Scene 72....................................... 77

Tabel 4. 10 Adegan Reformasi Scene 79..................................... 78

Tabel 4. 11 Adegan Reformasi Scene 81..................................... 79

Tabel 4. 12 Adegan Reformasi Scene 83..................................... 80

Tabel 4. 13 Adegan Reformasi Scene 90..................................... 81

Tabel 5. 1 Opening Bill Board............................................... .....97

Tabel 5. 2 Opening Scene............................................................ 98

Tabel 5. 3 Conflict Scene ............................................................ 99

Tabel 5. 4 Anti Klimaks Scene................................................... 104

Tabel 5. 5 Ending Scene ............................................................ 107

xv
Tabel 5. 6 Detil .......................................................................... 110

Tabel 5. 7 Stilistik ..................................................................... 120

Tabel 5. 8 Grafis ........................................................................ 122

Tabel 5. 9 Metafora ................................................................... 124

Tabel 5. 10 Ekspresi .................................................................. 125

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Model Analisis Wacana Van Dijk................................... 39

Gambar 3. 1 Chelsea Islan...........................................................57

Gambar 3. 2 Boy William ........................................................... 58

Gambar 3. 3 Donny Alamsyah .................................................... 60

Gambar 3. 4 Ririn Ekawati.......................................................... 61

Gambar 3. 5 Lukman Sardi ......................................................... 62

Gambar 3. 6 Ifan Ismail .............................................................. 64

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan penghubung pesan antar umat
manusia, dengan komunikasi manusia dapat menangkap makna
apa yang disampaikan oleh manusia lainnya. Manusia dalam
bentuk komunikasinya bisa bersifat verbal maupun nonverbal
karena di saat manusia berkomunikasi dengan manusia lainnya
namun berbeda bahasa ataupun kebiasaan kesehariannya, maka
dari itu komunikasi bisa juga didefenisikan sebagai proses sosial
di mana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk
menciptakan dan menginpretasikan makna dalam lingkungan
mereka1.

Di era modern ini, komunikasi sudah berkembang


menjadi lebih praktis. Manusia tidak hanya bisa berkomunikasi
secara langsung dengan cara bertatap muka, namun sekarang
manusia bisa berkomunikasi melaui media yang disebut
komunikasi massa. Komunikasi massa sendiri bisa dinikmati
atau dipergunakan melalui media dalam bentuk visual, audio,
maupun audio visual. Dari ketiga jenis media itu perbedaannya
terletak pada jangkauan informasi yang dapat disebarluaskan.
Misalnya, media dengan jenis visual seperti majalah, atau koran.

1
Richard West & Lynn H.Turner, Pengantar Teori Komunikasi
(Analisis dan Aplikasi), ( Jakarta: Salemba Humanika, 2008), hal. 5
2

Biasanya media seperti ini hanya bisa berkomunikasi


satu arah karena sifatnya yang hanya memberikan informasi
kepada khalayak dan jangkauannya pun tidak bisa menyeluruh.
Berbeda dengan media yang berbasis audio, maupun audio visual
seperti radio, televisi dan film yang dibantu dengan adanya
teknologi-teknologi baru yang dapat menjangkau ke berbagai
penjuru dunia.

Dari sekian banyak bentuk media massa yang


fungsinya adalah menyampaikan pesan, film merupakan media
yang mungkin cukup menarik. Film mampu menjangkau populasi
dalam jumlah besar dan cepat, bahkan di wilayah pedesaan.2
Dalam penyampaian pesannya, film tidak dijelaskan secara jelas
namun dengan cara yang tersirat. Film mengimplementasikan
pesannya dalam bentuk peran yang dimainkan oleh pemain dalam
settingan yang diarakahkan oleh sutradara dari segala aspek yang
ada seperti tempat, alur cerita dan lain sebagainya.

Di dalam film sendiri ada beberapa genre atau jenisnya,


diantaranya seperti genre action, drama, petualangan, sampai
dengan komedi. Dan salah satu film terbanyak yang diproduksi di
Indonesia yaitu film yang berjenis drama. Tidak jarang dewasa
ini film dengan genre drama mengangkat tema tentang sejarah,
khususnya sejarah di Indonesia baik dari sejarah
memperjuangkan kemerdekaan maupun sejarah tokoh-tokoh

2
Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Salemba
Humanika, 2011), hal. 35
3

penting yang ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.


Indonesia sendiri merupakan negara yang mempunyai sejarah
panjang dalam memperjuangkan kemerdekaannya. Dari masa
presiden Soekarno yang memperjuangkan negara Indonesia dari
penjajahan Belanda sampai Jepang yang menjajah Indonesia
kurang lebih hampir satu abad. Pun setelah Indonesia merdeka
pada tahun 1945, Indonesia mengalami beberapa transisi sistem
kepemerintahan . Puncaknya pada tahun 1998, terjadilah revolusi
atau demonstrasi secara masif terutama dari kalangan mahasiswa
yang menuntut agar presiden Soeharto turun dari tahta
kekuasaannya. Setelah revolusi berhasil digalangkan, akhirnya
masyarakat Indonesia mengalami perubahan ke arah yang lebih
baik, masyarakat tidak lagi dikekang oleh pemerintah salah
satunya dalam hal menyampaikan pendapat berupa kritik
terhadap negara.

Namun demonstrasi pada reformasi tahun 1998


menimbulkan perdebatan, ada yang menganggap bahwa
demonstrasi itu hal yang sia-sia. Bahkan salah satu ulama
kontemporer yaitu Ustadz Riyadh Badr Bajrey menganggap
bahwa demonstrasi itu haram hukumnya dan tidak pernah
diajarkan dalam syariat Islam, lebih dari itu beliau menganggap
orang-orang yang mengikuti demonstrasi dianggap sebagai
sampah masyarakat.3 Hal ini tentu menimbulkan perdebatan dari

3
http://www.voa-islam.com/read/tsaqofah/2016/08/22/45790/hukum-
demonstrasi-menurut-doktor-ahli-fiqih-alumni-alazhar/#sthash.nRylohtO.dpbs,
diakses pada tanggal 24 Januari 2018, pukul 22:00
4

berbagai pihak yang menentang pendapatnya karena dianggap


menyesatkan. Ulama Fiqh yang bernama Dr. Ahmad Zain An-
Najjah berpendapat hukum demonstrasi bisa dilihat dari empat
aspek, yang pertama Demonstrasi diizinkan undang-undang
dalam negara yang menganut sistem demokrasi, maka para
demonstran tidak bisa dianggap sebagai pemberontak negara,
yang kedua demonstrasi termasuk dalam kategori mengajak
kepada kebaikan jika dilakukan oleh seorang muslim dengan niat
seperti itu, yang ketiga sebelum melakukan demonstrasi
ditimbang dahulu maslahat dan mudharatnya, dan yang terakhir
demonstrasi masuk dalam ranah politik yang pelik di mana susah
ditebak arah tujuannya ke mana.4

Itulah yang digambarkan dalam film Dibalik 98, bahwa


tidak mudah untuk memperjuangkan reformasi. Seperti yang
dikatakan Bung Karno dengan istilah Jas Merah, yaitu Jangan
Sekali-kali Melupakan Sejarah. Menurut kamus besar bahasa
Indonesia Perjuangan berasal dari kata Juang yang berarti
berusaha sekuat tenaga tentang sesuatu, sedangkan perjuangan
berarti usaha yang penuh dengan kesukaran dan bahaya.5 Film
dibalik 98 ini merupakan film yang disutradarai oleh Lukman
Sardi yang mengangkat genre drama dengan tema sejarah yaitu
sejarah perjuangan masyarakat Jakarta khususnya di kalangan

4
http://www.voa-islam.com/read/tsaqofah/2016/08/22/45790/hukum-
demonstrasi-menurut-doktor-ahli-fiqih-alumni-alazhar/#sthash.nRylohtO.dpbs,
5
https://kbbi.web.id/juang, diakses pada tanggal 23 Januari 2018,
pukul 02:25 WIB
5

Mahasiswa untuk memperjuangkan Reformasi di tahun 1998. Di


dalam film ini menceritakan seorang letnan bernama Bagus
sedang bimbang ketika harus berhadapan dengan situasi disaat
reformasi terjadi. Tanggung jawab sebagai petugas pengamanan
harus berbenturan dengan kewajiban untuk menjaga istrinya yang
bernama Salma. Salma bekerja sebagai pegawai di Istana negara
yang sedang hamil besar. Salma terjebak dalam kerusuhan dan
dinyatakan hilang.

Bagus merasa terpukul karena tidak adanya kepastian dan


kabar tentang istrinya, namun Bagus harus mengutamakan tugas
negara sebagai aparat. Dengan adanya kerusuhan saat tahun 1998
memaksa Presiden Soeharto pulang dari Kairo lebih awal.
Pemerintah dihadapkan pada situasi yang sulit, tokoh masyarakat
dan beberapa perwakilan Ormas secara langsung meminta
Presiden Soeharto mundur. Namun ia bergeming dan berencana
membentuk komite dan kabinet reformasi untuk menjawab
tuntutan tersebut.

Sementara itu di lain sisi, nasib baik enggan untuk


berpihak kepada Bagus. Adik iparnya yang bernama Diana
seorang aktivis reformasi di salah satu kampus ternama harus
berbenturan pendapat dengan kakaknya, ketika mengetahui
Salma kakaknya hilang di tengah peristiwa kerusuhan. Diana
menuduh Bagus tidak bisa menjaga Salma. Keadaan semakin
buruk ketika Daniel pacar Diana keturunan Tionghoa yang juga
ikut berjuang menuntut perubahan harus kehilangan ayah dan
6

adiknya dalam kerusuhan. Bahkan Daniel hampir terjebak


sweeping warga yang menyaring orang-orang non pribumi yang
saat itu menjadi puncak issue rasial di Indonesia. Untungnya
Daniel selamat dan menemukan keluarganya lalu ikut exodus
meninggalkan Jakarta. Setelah beberapa hari tidak ada kabar,
akhirnya Salma terselamatkan dan dibawa ke sebuah rumah sakit.
Di saat detik kelahiran anak pertamanya Bagus dan Diana
menemukan Salma. Setelah 17 tahun berlalu, Daniel kembali ke
Jakarta dengan membawa abu kremasi ayahnya. Ayahnya ingin
beristirahat untuk selama-lamanya di tanah kelahirannya itu.
Secara kebetulan Daniel bertemu kembali dengan Diana dan
saling berjanji agar melanjutkan semangat reformasi.

Dari sinopsis di atas terlihat bahwa dalam film ini


membahas tentang perjuangan reformasi. Dari seorang
mahasiswa yang memperjuangkan reformasi di Indonesia ini,
sampai perjuangan orang non-pribumi yang bertahan tetap tinggal
di Indonesia. Namun timbul pro-kontra pasca ditayangkannya
film ini, karena ada beberapa pengamat dan aktivis 1998 yang
mengkritik film ini terkait kurang validnya informasi yang
ditayangkan dalam film „Dibalik 98‟. Dimulai dari jumlah korban
yang ditayangkan sampai nama-nama korban yang ditayangkan
ada yang tidak sesuai dengan kejadian yang sebenarnya. Namun
tidak dapat dipungkiri film ini juga memiliki beberapa prestasi di
2015, salah satunya dalam ajang Festifal Film Indonesia film ini
memborong piala citra dari beberapa kategori diantaranya dari
kategori pengarah sinematografi terbaik, pemeran utama wanita
7

terbaik, dan penata efek visual terbaik.6 Maka dari itu peneliti
tertarik meneliti dengan judul “Analisis Wacana Makna
Reformasi dalam Film Dibalik 98”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan
di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan
sebagai berikut :

1. Adanya pesan reformasi yang disampaikan pada film


“Dibalik 98”.

2. Pro-kontra terhadap informasi yang ditampilkan


dalam film “Dibalik 98”.

3. Demonstrasi dan Reformasi dalam pandangan Islam.

C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan di atas,
maka peneliti akan membatasi penelitian ini hanya sampai
pesan yang mengandung nilai reformasi yang ada pada film
Dibalik 98.

D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

6
http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-d009-15-794901_di-balik-
98/award#.WlREwnmYPIU diakses pada tanggal 2 Januari 2018 pukul 13:00
WIB
8

1. Bagaimana wacana reformasi dalam film “Dibalik 98”


dilihat dari isi pesan teks? (struktur makro, superstruktur,
struktur mikro)
2. Bagaimana wacana reformasi dalam film “Dibalik 98”
dilihat dari isi pesan kognisi sosial?
3. Bagaimana wacana reformasi dalam film “Dibalik 98”
dilihat dari isi pesan konteks sosial?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian
ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui wacana reformasi dalam film “Dibalik


98” dilihat dari isi pesan teks (struktur makro,
superstruktur, struktur mikro)
2. Untuk mengetahui wacana reformasi dalam film “Dibalik
98” dilihat dari kognisi sosial.
3. Untuk mengetahui wacana reformasi dalam film “Dibalik
98” dilihat dari konteks sosial.

Adapun manfaat dari penelitian ini, ditinjau dari segi


akademis dan praktis adalah sebagai berikut :

1 . Segi Akademis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat


memberikan kontribusi yang baik dan positif pada ilmu
pengetahuan dalam bidang dakwah melalui media massa,
9

khususnya tentang penelitian analisis wacana film Dibalik


98 sebagai media dakwah melalui media massa yaitu film.

2 . Segi Praktis

Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan


bagi mahasiswa menyusun analisis wacana serta pembuat
film Dibalik 98 dan dakwah tentang pentingnya
pemanfaatan segala bentuk media yang ada sebagai alat
bantu atau media dakwah. Juga diharapkan mahasiswa
serta pembuat film dapat memahami arti dari demokrasi
yang sebenarnya melalui analisis wacana di film Dibalik
98 ini.

F. Tinjauan Kajian Terdahulu


1. Penulis merujuk skripsi Ahmad Fauzan yang berjudul
“Analisis Wacana Pesan Berbakti Kepada Orang Tua
Dalam Film Tendangan Dari Langit”. Skripsi ini
membahas mengenai wacana pesan berbakti kepada
orang tua dari segi teks dengan tingkatan mikro,
superstruktur, mikro. Tidak sampai di situ, skripsi ini
juga membahas sampai tingkatan kognisi sosial dan
konteks sosial dengan mewawancarai narasumber
yaitu sutradara dalam film tersebut.7

7
Ahmad Fauzan, Analisis Wacana Pesan Berbakti Kepada Orang Tua
Dalam Film Tendangan dari Langit, Skripsi, Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi prodi Komunikasi Penyiaran Islam, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2017
10

2. Penulis merujuk skripsi Muhammad Iman Saputra


yang berjudul “Analisis Wacana Perlawanan Korupsi
Dalam Film Selamat siang Risa!! Karya Ine
Febriyanti”. Skripsi ini membahas mengenai wacana
perlawanan korupsi menggunakan model wacana
Teun A.Van Dijk dari segi teks dengan tingkatan
struktur mikro, suprastruktur, sampai struktur makro.
Tidak sampai di situ, skripsi ini juga membahas
sampai tingkatan kognisi sosial dan konteks sosial
dengan mewawancarai narasumber yaitu penulis
skenario dari film tersebut.8

3. Penulis merujuk pada skripsi Canceria Eka Wulandari


yang berjudul “Representasi Nilai-Nilai Nasionalisme
Dalam Film “Dibalik 98 (Analisis Semiotika Film
Dibalik 98)”. Skripsi ini membahas mengenai
representasi nilai-nilai nasionalisme dari segi simbol
dengan dua elemen yaitu makna konotasi dan
denotasi.9

8
Muhammad Iman Saputra, Analisis Wacana Perlawanan Korupsi
Dalam Film Selamat Siang Risa!! Karya Ine Febriyanti, Skripsi, Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi prodi Komunikasi Penyiaran Islam, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2016
9
Canceria Eka Wulandari, Representasi Nilai-Nilai Nasionalisme
Dalam Film “Dibalik 98 (Analisis Semiotika Film Dibalik 98)”. Fakultas
Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Islam
Indonesia, 2018
11

G. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif. Dalam pemahaman peneliti
kualitatif, realitas itu, realitas alam sekalipun, di
konstruksi secara sosial, yakni berdasarkan kesepakatan
bersama.10 Paradigma yang dipakai peneliti yaitu
paradigma kritis. Paradigma didefinisikan oleh Kyun
sebagai suatu "bangunan" yang mencakup seluruh
konstelasi kepercayaan-kepercayaan, nilai-nilai, dan
teknik-teknik; atau mencakup hukum-hukum, teori-teori,
dan konsep-konsep yang dipedomani oleh komunitas
ilmiah (scientific community).11

Pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang


bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang
mendalam tentang masalah-masalah manusia dan sosial.12
Metode penelitian kualitatif sering disebut metode
penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan
pada kondisi yang alamiah (natural setting).13 Di dalam

10
Deddy Mulyana & Solatun, Metode Penelitian Komunikasi, (
Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 4
11
Didik Suharjito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Bogor: IPB
Press, 2014), hal 1
12
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hal. 85
13
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
dan R&D (Jakarta:ALFABETA, CV., 2014), hal. 8
12

pendekatan kualitatif, posisi peneliti sebisa mungkin harus


dekat dengan objek yang diteliti.

2. Subjek dan Objek Penelitian


Subjek dalam penelitian ini adalah film “Dibalik 98”.
Sedangkan objek penelitian ini adalah teks dalam film
“dibalik 98” yang berkaitan dengan makna reformasi.

3. Tahapan Penelitian

a. Pengumpulan data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
beberapa metode teknik pengumpulan data sebagai
berikut :

1) Observasi (Pengamatan) , yaitu metode


yang paling utama peneliti gunakan dalam
penelitian ini. Pengamatan memungkinkan peneliti
mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan
dengan pengetahuan proporsional maupun
pengetahuan yang langsung diperoleh dari data.14
Pada dasarnya, tujuan dari observasi adalah untuk
mendeskripsikan lingkungan (site) yang diamati,
aktivitas-aktivitas yang berlangsung, individu-
individu yang terlibat dalam lingkungan tersebut
beserta aktivitas dan perilaku yang dimunculkan,
serta makna kejadian berdasarkan perspektif
14
Lexy J. Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006) Cet. Ke-22, hal. 174
13

individu yang terlibat tersebut.15 Disini peneliti


melakukan observasi dengan cara mengamati
adegan-adegan berisi teks di film Dibalik 98 yang
mengandung pesan reformasi melalui media
laptop. Peneliti melakukan observasi dimulai pada
bulan Desember 2017 sampai Juni 2018.

2) Dokumentasi, adalah salah satu metode


pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau
menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh
subjek sendiri atau oleh orang lain tentang
subjek.16 Analisis data yang dilakukan dengan cara
mencari data-data yang berhubungan dengan
variabel penelitian berupa catatan, buku, maupun
jurnal yang menunjang penulisan skripsi ini.
Bahan dokumentasi yang dilampirkan berupa hasil
gambar dari adegan film dibalik 98 serta foto
peneliti dengan penulis film Dibalik 98.

3) Wawancara (Interview), peneliti akan


menggunakan wawancara terstruktur di mana
peneliti akan membuat instrumen berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis sebelum terjun ke
lapangan. Selain itu juga peneliti akan
menggunakan instrumen tambahan berupa alat

15
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-
Ilmu sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), hal. 132
16
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-
Ilmu sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010),, hal. 143
14

rekam agar pengumpulan data bisa lebih efektif


dan lebih akurat. Dalam tahapan ini peneliti akan
mewawancarai penulis skenario dalam film
Dibalik 98 ini untuk mengetahui pada level
kognisi sosial dan konteks sosial.

b. Pengolahan data
Dalam pengolahan data ini, data akan disajikan
secara deskriptif dengan bentuk beberapa lampiran
seperti foto, dan tabel agar mempermudah dalam
mengelompokan wacana reformasi yang ada pada
film dibalik 98 dilihat dari isi pesan teks, konteks
sosial, maupun kognisi sosial. Peneliti menggunakan
prosedur penelitian yang mengacu pada buku
pedoman di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.

c. Analisis data
Setelah data yang dibutuhkan terkumpul melalui
metode yang direncanakan, peneliti akan menganalisa
dengan menggunakan kerangka konsep yang ada serta
diperkuat dengan teori analisis wacana Van Dijk
untuk menjawab permasalahan yang ada di rumusan
masalah.
15

H. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini membahas tentang latar belakang


masalah, perumusan masalah penelitian, pembatasan
masalah, tujuan, dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka

Dalam bab ini berisikan tentang teori yang dipakai


dalam penelitian ini yaitu teori analisis wacana Teun A.
Van Dijk. Selain itu juga membahas pengertian mendasar
dari film, serta jenis-jenis film, dan teknik pengambilan
gambar dalam perfilman.

Bab III Gambaran Umum Film “Dibalik 98”

Pada bab ini pembahasan spesifik mengenai film


“Dibalik 98”, seperti profil sutradara film, profil para
pemain film, sinopsis film, nominasi, serta penghargaan
apa saja yang pernah di dapat oleh film tersebut.

Bab IV Hasil Data dan Temuan Penelitian

Pada bab ini berisi data dari temuan penelitian


dengan metode yang di pakai yaitu observasi,
dokumentasi, dan wawancara. Hasil data observasi berupa
pengamatan film “Dibalik 98”, dokumentasi berupa
potongan gambar beserta teks dialog yang ada pada film
16

“Dibalik 98”, dan yang terakhir wawancara berupa


transkip wawancara dengan penulis film “Dibalik 98”

Bab V Pembahasan

Pada bab ini membahas makna reformasi di level


teks, kognisi sosial, dan konteks sosial dalam film
“Dibalik 98”. Pada level teks akan dianalisa melalui tiga
tingkatan yaitu struktur makro, superstruktur, dan struktur
mikro. Pada level kognisi dan konteks sosial akan
dilampirkan potongan wawancara peneliti dengan
sutradara dan penulis film “Dibalik 98”

Bab VI Simpulan, Implikasi dan Saran

Peneliti mengakhiri skripsi ini dengan beberapa


kesimpulan, saran, serta implikasi dari hasil penelitian ini
sekaligus yang di mana berfungsi sebagai jawaban
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Reformasi
Reformasi merupakan suatu perubahan
perikehidupan lama dengan tatanan perikehidupan
baru yang secara hukum menuju ke arah perbaikan.
Sedangkan menurut KBBI, reformasi adalah
perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang
sosial, politik, atau agama) dalam suatu masyarakat
atau negara.17
Menurut Widjaja reformasi adalah suatu usaha
yang dimaksud agar praktik-praktik politik,
pemerintah, ekonomi, dan sosial budaya yang
dianggap oleh masyarakat tidak sesuai dan tidak
selaras dengan kepentingan masyarakat dan aspirasi
masyarakat diubah atau ditata ulang agar menjadi
lebih sesuai dan lebih selaras (sosio-reformasi).18

17
https://kbbi.web.id/reformasi.html , diakses pada tanggal 20 Januari
2019
18
Widjaja. HW,Otonomi Daerah dan Daerah Otonom , (Jakarta :PT
Raja Grafindo, 2011), hal 75

17
18

Sedangkan menurut Sedarmayanti reformasi


merupakan proses upaya sistematis, terpadu,
konferensif, yang ditujukan untuk merelisasikan tata
pemerintahan yang baik (Good Governance).19
Sementara itu, reformasi umum memiliki arti
sebuah perubahan yang terjadi terhadap suatu sistem
yang telah lama ada pada suatu masa. Reformasi ini
dapat mengacu pada beberapa hal diantaranya
reformasi protestan, reformasi katolik, dan reformasi
Indonesia. Berikut penjelasan dari acuan reformasi di
atas :
 Reformasi Protestan, kata reformasi sendiri
pertama-tama muncul dari gerakan pembaruan
di kalangan Gereja Kristen di Eropa Barat pada
abad ke-16, yang dipimpin oleh Martin Luther,
Ulrich Zwingli, dan Yohanes Calvin
 Reformasi Katolik, bisa disebut juga sebagai
“Kontra Reformasi”, adalah pembaruan pada
gereja Katolik yang diawali dengan Konsili
Trente sehubungan dengan struktur gerejani,
tarekat religius, gerakan kerohanian, dan
dimensi politis.
 Reformasi Indonesia, kata Reformasi umumnya
merujuk pada gerakan mahasiswa pada

19
Sedarmayanti,Reformasi Administrasi Publik, Reformasi
Birokrasi,dan Kepemimpinan Masa Depan (Mewujudkan Pelayanan Prima
dan Kepemerintahan yang baik) , (Bandung: Refika Aditama, 2009), hal 67
19

tahun1998 yang menjatuhkan kekuasaan


presiden Soeharto atau era setelah Orde Baru,
yaitu era reformasi.20

Gerakan reformasi yang terjadi di Indonesia pada


tahun 1998 merupakan suatu gerakan untuk
mengadakan pembaharuan dan perubahan terutama
perbaikan dalam bidang politik, sosial, ekonomi,
hukum, dan pendidikan.21

a. Reformasi di Indonesia
Indonesia pernah mengalami masa Reformasi
dalam era kepemimpinan Soeharto. Masyarakat
Indonesia saat itu merasa era kepemimpinan
Soeharto tidak bisa memakmurkan masyarakatnya
dari segi ekonomi maupun dalam mengaspirasikan
pendapatnya yang dimana itu terdapat pada UUD
1945. Akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998
kalangan mahasiswa melakukan aksi demonstrasi
secara masif. Mereka berbondong-bondong datang
menuju gedung DPR menuntut diturunkannya
Soeharto dari jabatan presiden saat itu. Ada tiga
sektor utama yang dituntut oleh mahasiswa pada
saat itu, yang pertama yaitu sektor ekonomi di

20
https://www.ruangguru.co.id/definisi-dan-pengertian-reformasi-
menurut-para-ahli/ , diakses pada tanggal 20 Januari 2019
21
( https://www.katapengertian.com/2015/12/pengertian-dan-tujuan-
gerakan-reformasi.html?m=1) . diakses pada tanggal 8 Oktober 2018 pukul
14:00 WIB
20

mana untuk menciptakan kestabilan harga dan


pengadaan sembako, kedua sektor politik yang
bertujuan menurunkan dari kekuasaan semua
orang yang masih mewakili budaya politik
Soeharto, dan yang ketiga sektor hukum yang
harus menjernihkan berbagai penyelewengan,
manipulasi, dan distorsi dalam politik selama ini.

Setelah rintangan paling berat dalam upaya


reformasi kehidupan bangsa terwujud, berbagai
kelompok masyarakat masih terus menuntut
pembaruan terhadap sistem dan peraturan di
berbagai bidang yang dirasakan tidak adil dan
menghambat kebebasan. Tanpa mengecilkan
semangat euforia pasca-reformasi, setidak-
tidaknya sampai saat ini semakin tampak
kekhawatiran bahwa upaya pemulihan
kepercayaan tidak segera dilaksanakan. Wacana
yang bersangkutan dengan kolusi, korupsi, dan
nepotisme (KKN) termasuk tuntutan-tuntutan
pembersihannya, gugatan terhadap dasar legitimasi
pemerintahan baru, dan lain-lain kalau
berkembang tak terbatas akan menjadi serangan
balik bagi cita-cita reformasi total.22 Pasca
reformasi tidak dapat dipungkiri bahwa keadaan
politik di Indonesia semakin kondusif dan
22
St. Sularto, Refleksi Agenda Reformasi Membangun Masyarakat
Madani, (Yogyakarta : Kanisius, 1999), hal 7
21

membaik, namun di sisi lain perlu diperhatikan


jika memang tidak ada kontrol perihal kebebasan
berpendapat pasca reformasi bukan tidak mungkin
kebebasan itu sendirilah yang akan dimanfaatkan
oleh segelintir orang yang tidak bertanggung jawab
untuk mencapai kepentingan pribadi.

b. Reformasi dan Kontra Reformasi


Menurut Nurcholis Madjid, nilai-nilai dasar
dari reformasi seperti kebebasan dan demokrasi
merupakan kategori-kategori dinamis yang dimana
perwujudannya akan tumbuh dan berkembang
dalam pengalaman hidup menghayati nilai-nilai
itu.23 Demokrasi akan tercipta dan berjalan dengan
baik jika memiliki pengalaman dalam suatu nilai-
nilai, maka dari itu di Indonesia sendiri terciptanya
demokrasi karena memiliki pengalaman-
pengalaman pada masa orde lama. Cita-cita
reformasi dapat terlaksana dengan baik letaknya
ada pada wawasan-wawasan dasar kenegaraan
Indonesia.
Dapat dikatakan bahwa negara Indonesia ini
adalah karya kaum terpelajar modern Indonesia,
dan merupakan akibat tak tersentak (unintendend
consequence) dari pendidikan modern yang

23
St. Sularto, Refleksi Agenda Reformasi Membangun Masyarakat
Madani, , hal 32
22

diperkenalkan pemerintahan kolonial kepada


warga Indonesia, yang sebagian terdorong oleh
politik etis Negeri Belanda.24 Memang tidak dapat
dipungkiri sebagian nilai-nilai dari bangsa
Indonesia tidak lepas dari pengaruh oleh Belanda
yang menjajah Indonesia dalam jangka waktu yang
sangat lama, itu yang membuat nilai-nilai dari
Indonesia sedikit banyak terdorong dari politik etis
Belanda.
Menurut Dewi Fortuna Anwar, harus diakui
bahwa krisis ekonomi adalah suatu blessing on
disguise bila dilihat dari perspektif politik. Tanpa
krisis ekonomi, tidak mungkin terjadi gerakan
reformasi yang akhirnya menumbangkan Soeharto.
Di pihak lain, krisis ekonomi yang semakin gawat
juga membatasi ruang gerak kita. Tidak ada
kesempatan untuk membuat kesalahan dan ruang
untuk melakukan manuver pun terbatas. Untuk
mencegah supaya ekonomi tidak semakin buruk,
kita memerlukan soft landing dalam bidang politik.
Ini berarti reformasi politik harus dilakukan secara
damai, konstitusional, namun sistematis dan
berkelanjutan.25

24
St. Sularto, Refleksi Agenda Reformasi Membangun Masyarakat
Madani, (Yogyakarta : Kanisius, 1999), hal 33
25
St. Sularto, Refleksi Agenda Reformasi Membangun Masyarakat
Madani, , hal 70
23

2. Film

a. Pengertian Film
Film menurut kamus besar bahasa Indonesia
merupakan selaput tipis yang dibuat dari seluloid
untuk tempat gambar negatif yang kemudian akan
menjadi sebuah potret atau untuk gambar positif
yang akan dimainkan di bioskop.26

Sedangkan dalam pengertian sempit, film


adalah penyajian gambar lewat layar lebar, tetapi
dalam pengertian lebih luas bisa juga termasuk
yang disiarkan di televisi.27

b. Sejarah dan Perkembangan Film


Perkembangan penemuan film baru kelihatan
setelah abad 18 melalui percobaan kombinasi
cahaya lampu dengan kaca lensa padat, tetapi
belum dalam bentuk gambar hidup yang bisa
bergerak. Kemudian setelah Louis Dagurre
berhasil bekerja sama dengan seorang ahli kimia
Joseph Niepce maka usaha pengembangan ke arah
seni fotografi terus dilanjutkan. Namun tidak lama

26
( https://www.google.co.id/amp/s/kbbi.web.id/film.html) diakses
pada tanggal 30 Oktober 2018 , pukul 21:00 WIB
27
Dr . H. Hafid Changara, Pengantar Ilmu Komunikasi, ( Jakarta : PT
Rajagrafindo Persada, 1998), hal 136
24

Joseph meninggal dan dilanjutkan oleh Dagurre


dan George Eastman dalam bentuk Celluloid.28
Pada tahun 1903 kepada khalayak Amerika
Serikat diperkenalkan sebuah film karya Edwin S.
Porter yang berjudul "The Great Train Robbery".
Film ini sangat dikenal pada saat itu karena
memiliki cerita yang membawa penonton
memiliki kesan yang sangat bagus hingga film ini
dianggap sebagai film cerita (story film) yang
pertama. Ini disebabkan teknik pembuatannya
yang sangat mengesankan pada waktu itu.29
Pada tahun 1953 , dikenalkan sistem 3
dimensi, suatu sistem yang benar-benar
menimbulkan kesan yang mendalam karena apa
yang dilihat penonton tidak lagi datar seperti pada
film biasa , tetapi menonjol keluar , sehingga apa
yang dipertunjukkan itu benar-benar seperti
kenyataan.30

c. Jenis-Jenis Film
Secara umum film dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
1) Film Dokumenter

28
Dr . H. Hafid Changara, Pengantar Ilmu Komunikasi, ( Jakarta : PT
Rajagrafindo Persada, 1998), hal 137-138
29
Onong Ujhdana, Dinamika Komunikasi, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2008), hal 57
30
Onong Ujhdana, Dinamika Komunikasi, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2008), hal 58
25

Inti utama dalam film dokumenter yaitu


penyajian fakta. Film dokumenter
berhubungan dengan orang-orang, tokoh,
peristiwa, dan lokasi yang nyata. Film
dokumenter tidak menciptakan suatu peristiwa
atau kejadian namun merekam peristiwa yang
sungguh-sungguh terjadi atau otentik. Film
dokumenter tidak memiliki plot namun
memiliki struktur yang umumnya didasarkan
oleh tema atau argumen dari siensnya. Film
dokumenter juga tidak memiliki tokoh
protagonis dan antagonis, konflik, serta
penyelesaiannya. Struktur bertutur film
dokumenter umumnya sederhana dengan
tujuan agar memudahkan penonton untuk
memahami dan mempercayai fakta-fakta yang
disajikan. Film dokumenter dapat digunakan
untuk berbagai maksud dan tujuan seperti
informasi atau berita, biografi, pengetahuan,
pendidikan, sosial, ekonomi, politik
(propaganda), dan lain sebagainya.31
2) Film Fiksi
Berbeda dengan film dokumenter, film
fiksi menampilkan plot yang sangat kental
dari sisi cerita. Film fiksi sering

31
Himawan Prastika, Memahami Film, (Yogyakarta : Homerian
Pustaka, 2008) hal 4-5
26

menggunakan cerita rekaan yang diluar


kenyataan serta memiliki konsep
pengadegan yang dirancang sejak awal.
Cerita dalam film fiksi juga biasanya
memiliki peran antagonis, protagonis,
masalah dan konflik, penutupan, serta pola
pengembangan cerita yang jelas.32
3) Film Eksperimental
Film Eksperimental adalah film yng
dibuat tanpa mengacu pada kaidah-kaidah
pembuatan film yang lazim. Tujuannya
adalah untuk mengadakan eksperimental
dan mencari cara-cara pengucapan baru
lewat film.
Sama seperti film dokumenter, film
eksperimental tidak memiliki plot namun
tetap memiliki struktur. Strukturnya sangat
dipengaruhi oleh insting subyektif sineas
seperti gagasan, ide, emosi, serta
pengalaman batin mereka. Film
eksperimental umumnya juga tidak
bercerita apapun bahkan kadang menentang
kausalitas, seperti yang dilakukan para
sineas surealis dan dada. Film
eksperimental umumnya bersifat abstrak
32
Himawan Prastika, Memahami Film, (Yogyakarta : Homerian
Pustaka, 2008) hal 4-5
27

dan tidak mudah dipahami. Hal ini


disebabkan karena mereka menggunakan
simbol-simbol personal yang mereka
ciptakan sendiri. 33

d. Klasifikasi Film
Pembuat film awal menggunakan bahan film
dari novel, vaudeville, sirkus dan pelbagai sumber
sebagai skenario film mereka. Tetapi mereka juga
menciptakan genre mereka sendiri yang tetap
mempengaruhi pembuatan film.34
Film dapat diklasifikasi berdasarkan genre,
yang diantaranya:
1) Aksi
Jenis film aksi berisi adegan-adegan fisik,
adegan menegangkan dan adegan berbahaya
dengan tempo yang cepat. Dalam film
bergenre aksi, umumnya tokoh protagonis
berperan sebagai penegak hukum seperti
polisi, detektif, agen pemerintah, tentara dan
sebagainya. Film aksi banyak menggunakan
karakter laki-laki sebagai tokoh utama dan

33
Himawan Prastika, Memahami Film, (Yogyakarta : Homerian
Pustaka, 2008) hal 4-5
34
Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media,
Yogyakarta: Jalasutra, 2010, hlm. 158
28

sasaran penonton juga ditujukan untuk laki-


laki.35
2) Drama
Jenis film drama umumnya berhubungan
dengan tema, cerita, karakter serta suasana
yang sesuai dengan kehidupan nyata. Cerita
dari film drama kerap kali merupakan cerita
yang diadaptasi dari novel, puisi, biografi dan
karya sastra lainnya. Film drama dapat
ditonton oleh semua kalangan namun biasanya
tertuju pada kalangan penonton seperti
keluarga, remaja dan anak-anak.36
3) Sejarah
Jenis film sejarah menceritakan tentang
peristiwa sejarah masa lampau dengan latar
sebuah kerajaan yang menjadi mitos ataupun
legenda. Film kolosal ini menggunakan setting
mewah, megah dan menampilkan berbagai
kostum yang unik, perlengkapan perang,
seperti pedang, tombak, kereta kuda, panah,
dan sebagainya.37
4) Fantasi

35
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003) h. 209.
36
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003) h. 209.
37
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003) h. 209.
29

Jenis film fantasi biasanya menampilkan


peristiwa, tempat, serta karakter yang tidak
nyata. Film ini berhubungan dengan mitos,
dongeng, imainasi, halusinasi serta alam
mimpi. Jenis film ini biasanya juga
berhubungan dengan fiksi ilmiah, petualangan,
supernatural, dan horror.38
5) Fiksi Ilmiah
Jenis film fiksi ilmiah berhubungan dengan
teknologi serta kekuatan yang berada di luar
jangkauan teknologi masa kini. Film ini
umumnya menceritakan tentang masa depan,
perjalanan luar angkasa, penjelajahan waktu,
invasi atau kehancuran bumi.39
6) Horror
Jenis film horror ialah film yang bertujuan
untuk memberikan efek rasa takut, kejutan
ataupun terror yang mendalam bagi
penontonnya. Plot atau alur dari film ini yakni
bagaimana usaha manusia untuk melawan
kekuatan jahat yang berhubungan dengan
dimensi supranatural atau sisi gelap manusia.
Pelaku teror berbentuk menyeramkan yang
dapat berwujud manusia, makhluk ghaib,

38
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003) h. 209
39
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003) h. 209
30

monster, hingga makhluk asing. Film ini


memiliki suasana yang gelap dengan diiringi
oleh musik yang mencekam.40
7) Komedi
Jenis film komedi ialah film yang dibuat
untuk membuat penontonnya tertawa dan
terhibur. Film komedi berisi drama yang
melebih-lebihkan aksi, situasi, bahasa hingga
karakternya. Film komedi dibagi menjadi dua
jenis yakni komedi situasi dan juga komedi
lawakan. Dalam komedi situasi, unsur komedi
menyatu dengan cerita, sedangkan dalam
komedi lawakan bergantung pada figur
41
komedian.
8) Kriminal dan Gangster
Film kriminal umumnya menampilkan
aksi-aksi kriminal seperti pencurian,
perampokan, perjudian, pembunuhan dan lain
sebagainya. Perseturan antara pelaku kriminal
dan penegak hukum seperti detektif swasta,
polisi atau pengacara biasanya terdapat dalam
film ini. 42
9) Musikal

40
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003) h. 209
41
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003) h. 209
42
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003) h. 209
31

Jenis film musikal adalah film yang


mengkombinasikan unsur musik, lagu, tari dan
gerak. Lagu-lagu dan tarian biasanya
ditampilkan sepanjang film dan menyatu
dengan cerita.43
10) Petualangan
Jenis film petualangan ialah film yang
mengisahkan tentang perjalanan eksplorasi
atau ekspedisi ke suatu wilayah yang belum
pernah dikunjungi. Film-film ini menampilkan
pemandangan atau panorama alam seperti
hutan rimba, pegunungan, savana, gurun pasir,
lautan, serta pulau terpencil.44
11) Perang
Jenis film perang adalah film yang
menampilkan adegan perang dengan
menggunakan kostum, peralatan serta
perlengkapan dan strategi yang modern mulai
dari seragam, sepatu, pistol, tank, helikopter,
kapal selam dan sebagainya. 45

43
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003) h. 209
44
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003) h. 209
45
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003) h. 209.
32

e. Unsur-unsur Film
Dalam memproduksi sebuah film, diperlukan
orang-orang yang bekerja untuk membuat dan
mengemas film tersebut sehingga layak untuk
ditonton. Unsur-unsur film tersebut diantaranya:
1) Sutradara

Sutradara ialah orang tertinggi dalam


sebuah film dari segi artistik. Ia memimpin sebuah
film dari segi apa yang dilihat oleh penonton.
Sutradara bertanggung jawab untuk mengarahkan
dialog dan akting, mengontrol posisi kamera,
pencaayaan, suara dari awal produksi hingga tahap
penyelesaian.46

2) Penulis Skenario

Penulis skenario ialah orang yang memiliki


keahlian untuk menuangkan sebuah film dalam
bentuk tertulis. Ia bertugas untuk menjabarkan
gagasan, jalan cerita, perwatakan dan bahasa. Ia
menyusun dialog ke dalam bahasa yang hidup dan
sesuai dengan karakter para tokoh.47

3) Penata Fotografi

46
Marsell Sumarno, Dasar-dasar Apresiasi Film, h. 34-80.
47
Marsell Sumarno, Dasar-dasar Apresiasi Film, h. 34-80.
33

Penata fotografi atau yang biasa dikenal


dengan cameramen ialah orang yang bertugas
untuk menentukan jenis-jenis shot bersama dengan
sutradara. Ia menentukan jenis lensa, filter,
diafragma dan mengatur lampu untuk
mendapatkan efek pencahayaan yang diinginkan.48

4) Penyunting / Editor

Editor atau penyunting ialah orang yang


bertugas menyusun gambar-gambar dan suara dari
hasil syuting untuk membentuk cerita. Ia dapat
memotong, menyempurnakan dan membentuk
kembali gambar dan suara tersebut untuk
mendapatkan isi yang diinginkan dalam setiap
bagian dan film secara keseluruhan.49

5) Penata Artistik

Penata artistik ialah orang yang


menentukan setting dari sebuah film. Setting ialah
tempat dan waktu berlangsungnya cerita film.50

6) Penata Suara

Penata suara bertugas untuk merekam


suara baik di lapangan maupun di studio. Selain

48
Marsell Sumarno, Dasar-dasar Apresiasi Film, h. 34-80.
49
Marsell Sumarno, Dasar-dasar Apresiasi Film, h. 34-80.
50
Marsell Sumarno, Dasar-dasar Apresiasi Film, h. 34-80.
34

itu, seorang penata suara bertugas mengolah


materi suara dari berbagai sistem rekaman.51

7) Penata Musik

Penata musik ialah orang yang


bertanggung jawab untuk menata paduan bunyi
yang berfungsi untuk menambah nilai dramatik
seluruh cerita film.52

8) Pemeran

Pemeran ialah orang yang memainkan


peran dari tokoh dalam sebuah film. Ia melakukan
proses penokohan, menyajikan penampilan, seperti
cara bertingkah laku, ekspresi emosi, mimik,
gerak-gerik, dan cara berdialog sebagai tokoh
yang diperankan. 53

3. Analisis Wacana
Pengertian wacana dalam bahasa Inggris
(discourse) berasal dari bahasa Latin discursus yang
berarti lari kian-kemar,. yang diturunkan dari dis-
dari, dalam arah yang berbeda‟, dan currere „lari‟.54
Wacana juga berasal dari bahasa Sansekerta yakni
dari kata “wac” atau “wak” atau “vak”, yang artinya

51
Marsell Sumarno, Dasar-dasar Apresiasi Film, h. 34-80.
52
Marsell Sumarno, Dasar-dasar Apresiasi Film, h. 34-80.
53
Marsell Sumarno, Dasar-dasar Apresiasi Film, h. 34-80.
54
Drs Alex Sobur , Analisis Teks Media, ( Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), hal. 9
35

“berkata” atau “berucap”. Kemudian kata tersebut


mengalami perubahan menjadi wacana. Tambahan
“na” di belakang kata “wac” adalah bentuk akhiran
yang bermakna “membendakan”.55
Sedangkan menurut Kamus Bahasa Indonesia
Kontemporer, ada tiga makna dari kata wacana yaitu
“perkataan/ucapan/tuturan; keseluruhan tutur/cakapan
yang merupakan satu kesatuan; serta satuan bahasa
terbesar/terlengkap yang realisasinya pada bentuk
karangan utuh, seperti novel, buku, dan artikel”. 56
Dalam pengertian lain, Ismail Marahimin
mengartikan wacana sebagai “kemampuan untuk
maju (dalam pembahasan) menurut urut-urutan yang
teratur dan semestinya”, dan “komunikasi buah
pikiran, baik lisan maupun tulisan, yang resmi dan
teratur”.57 Dalam hal ini, wacana bukan hanya bisa
digunakan untuk mengalanisa sebuah tulisan yang
terlihat saja seperti buku atau koran, namun media
seperti radio dan televisi pun juga bisa digunakan.
Menurut Michael Focault analisis wacana
dianggap sebagai praktik sosial, wacana berperan
dalam mengontrol, menormalkan, dan mendisiplinkan
individu. Sementara dalam konsepsi Althusser,

55
Dedy Mulyana, Kajian Wacana : Teori, Metode, Aplikasi dan
Prinsip Analisis Wacana, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005) hal. 3
56
Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia
Kontemporer, (Jakarta : Modern English Press, 2002) cet. 3. Hal 1709
57
Drs Alex Sobur , Analisis Teks Media, ( Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), hal. 10
36

wacana berperan dalam mendefinisikan individu dan


memposisikan seseorang dalam posisi tertentu.58
Selain digunakan untuk menganalisa suatu teks,
analisis wacana juga bisa digunakan untuk melihat
sudut pandang seseorang dalam menilai suatu hal.
Dalam hal ini, analisis wacana berperan menggali
lebih dalam lagi bukan hanya dalam segi teks saja,
tapi lebih dari itu analisis wacana melihat bagaimana
teks itu bisa dibuat oleh pembuat teks.
Stubs berpendapat, analisis wacana merupakan
suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa
yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk
lisan maupun tulisan. Senada dengan pendapat Stubs
Cook menyatakan bahwa analisis wacana merupakan
kajian yang membahas tentang wacana sedangkan
wacana merupakan bahasa yang digunakan dalam
berkomunikasi.59 Kleden menyebut wacana sebagai
“ucapan dalam mana seorang pembicara
menyampaikan sesuatu tentang sesuatu kepada
pendengar”. Wacana selalu mengandaikan
pembicara/penulis, apa yang dibicarakan dan
pendengar/pembaca. Bahasa merupakan mediasi

58
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (
Yogyakarta : LkiS Yogyakarta, 2001) hal. 19
59
Dr. Aris Badara, Analisis Wacana Teori,Metode, dan
Penerapannya pada Wacana Media ( Jakarta : Kencana Prenada Media
Group), hal 18
37

dalam prosesi ini.60 Wacana sendiri menurut Tarigan


mencakup keempat tujuan penggunaan bahasa, yaitu
“ekspresi diri sendiri, eksposisi, sastra, dan
persuasi”.61 Lebih dari analisis teks, wacana juga
melihat faktor-faktor lain dari terciptanya suatu teks
tersebut, teks bisa terbentuk menjadi suatu bahasa
melalui pengaruh dari si pembuat teks tersebut.
Analisis wacana adalah ilmu baru yang muncul
beberapa puluh tahun belakangan ini. Aliran-aliran
linguistik selama ini membatasi penganalisanya
hanya kepada soal kalimat dan barulah belakangan ini
sebagian ahli bahasa memalingkan perhatiannya
kepada penganalisisan wacana.62 Dalam linguistik,
khususnya dalam analisis wacana, wacana digunakan
untuk menggambarkan sebuah struktur yang luas
melebihi batasan-batasan kalimat. Dengan
menggunakan analogi dari struktur kalimat dan
pilihan-pilihan internalnya (seperti subjek, kata kerja,
objek, atau kata benda, kata kerja, pelengkap)63.

60
Drs Alex Sobur , Analisis Teks Media, ( Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), hal. 11
61
Drs Alex Sobur , Analisis Teks Media
62
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif ( Yogyakarta : LkiS,
2007), hal. 170
63
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (
Yogyakarta : LkiS Yogyakarta, 2001) hal. 13
38

Analisis wacana tidak terlepas dari pemaknaan


kaidah berbagai cabang ilmu bahasa, seperti halnya
semantik, sintaksis, morfologi, dan fonologi.64

4. Model Wacana Teun A. Van Dijk


Analisis wacana Van Dijk merupakan analisis
yang paling banyak di gunakan untuk melakukan
sebuah penelitian. Menurut Teun A. Van Dijk wacana
bukan hanya semata dilihat dari isi teks saja, karena
teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang
harus diamati. Namun lebih dari itu ada komponen
yang mempengaruhi bagaimana wacana itu bisa
dibangun. Kalau ada teks yang memarjinalkan wanita
dibutuhkan suatu penelitian yang melihat bagaimana
produksi teks itu bekerja, kenapa teks tersebut
memarjinalkan wanita. Proses produksi itu, dan
pendekatan ini sangat khas dengan Teun A. Van Dijk,
melibatkan suatu proses yang disebut sebagai kognisi
sosial.65
Dalam model teori wacana Teun A. Van Dijk
memiliki tiga komponen bangunan yaitu teks, kognisi
sosial, dan konteks sosial. Jika digambarkan,
tingkatan model wacana Van Dijk66 sebagai berikut :

64
Dedi Mulyana, Kajian Wacana : Teori, Metode, dan Aplikasi,
prinsip-prinsip analisis wacana, ( Yogyakarta : Tiara Wacana, 2005), hal. 11
65
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (
Yogyakarta : LkiS Yogyakarta, 2001) hal. 221
66
Eriyanto, Analisis wacana (pengantar analisis teks media), h.225
39

TEKS

KOGNISI SOSIAL
Teks
KONTEKS SOSIAL
Gambar 1. 1 Model Analisis Wacana Van Dijk

a. Teks
Dalam dimensi teks, Van Dijk membagi ke dalam
tiga tingkatan yakni struktur makro, supertruktur, dan
yang terakhir struktur mikro :
(1) Struktur Makro (Tematik)
Struktur makro merupakan inti atau
gagasan dari suatu teks yang dapat dipahami
secara global dengan melihat topik apa yang
dibahas. Topik menunjukan informasi yang paling
penting atau inti pesan yang ingin disampaikan
oleh komnikator. Dalam kerangka Van Dijk, topik
mengambarkan tema umum dari suatu teks berita,
topik ini akan didukung oleh subtopik satu dan
subtopik lain yang saling mendukung
terbentuknya topik umum. Subtopik ini juga
didukung oleh serangkaian fakta yang ditampilkan
yang menunjuk dan menggambarkan subtopik,
sehingga subbagian yang saling mendukung antara
satu bagian dengan bagian yang lain , teks secara
40

keseluruhan membentuk teks yang koheren dan


utuh.67
(2) Superstruktur (Skematik)
Teks atau wacana pada umumnya memiliki
struktur yang terdiri dari pendahuluan, isi, lalu
kesimpulan. Dalam skruktur skematik
menekankan bagaimana strategi untuk
menempatkan bagian-bagian penting dari suatu
teks. Struktur skematik memberikan tekanan mana
yang didahulukan, dan bagian mana yang bisa
kemudian sebagai strategi untuk menyembunyikan
informasi penting.68
(3) Struktur Mikro (Semantik, Sintaksis, Stilistik
Retoris)
(a) Semantik
Dalam skema Van Dijk, semantik
dikategorikan sebagai makna lokal. Makna
lokal merupakan makna yang muncul dari
hubungan antar kalimat, hubungan
antarproposisi yang membangun makna
tertentu dalam suatu teks. Yang menjadi
bagian dari semantik meliputi latar, detail,
maksud, praanggaapan, dan Nominalisasi.
Latar merupakan hal yang dapat
mempengaruhi arti yang ingin ditampilkan.
67
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, hal. 230
68
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (
Yogyakarta : LkiS Yogyakarta, 2001) hal. 234
41

Latar dapat menjadi alasan pembenar gagasan


yang diajukan dalam suatu teks. Detil
merupakan kontrol informasi yang
ditampilkan seseorang. Detil yang lengkap dan
panjang lebar merupakan penonjolan yang
dilakukan secara sengaja untuk menciptakan
citra tertentu kepada khalayak. Elemen
maksud merupakan informasi yang
menguntungkan komunikator lalu diuraikan
secara eksplisit dan jelas.69 Sebaliknya,
informasi yang merugikan akan diuraikan
secara tersamar, emplisit, dan tersembunyi.
Tujuan akhirnya adalah publik hanya disajikan
informasi yang menguntungkan komunikator.
(b) Sintaksis
Dalam kerangka wacana Van Dijk,
Sintaksis membahas bagaimana pengunaan
kalimat yang meliputi bentuk dan susunan
dipilih. Bentuk kalimat, koherensi, dan kata
ganti merupakan bagian dari sintaksis.
Koherensi merupakan pertalian atau jalinan
antarkata, atau kalimat dalam teks. Dua buah
kalimat yang menggambarkan fakta yang
berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak

69
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (
Yogyakarta : LkiS Yogyakarta, 2001) hal. 240
42

koheren.70 Bentuk kalimat adalah segi


sintaksis yang berhubungan dengan cara
berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Bentuk
kalimat menjelaskan bagaimana dalam kalimat
yang berstruktur aktif, seseorang menjadi
subjek dari pernyataannya, sedangkan dalam
kalimat pasif seseorang menjadi ojek dari
pernyataannya.

(c) Stilistik

Stilistik merupakan cara dalam memilih


kata yang dipakai dalam sebuah pembahasan.
Stilistik mempunyai satu elemen yaitu
Leksikan. Leksikan memiliki pengertian
bagaimana seseorang melakukan pemilihan
kata atas berbagai kemungkinan kata yang
tersedia. Pilihan kata-kata yang dipakai
menunjukkan sikap dan ideologi tertentu.

(d) Retoris

Retoris berhubungan erat dengan


bagaimana pesan disampaikan kepada
khalayak dengan penekanan tertentu. Strategi
dalam level retoris merupakan gaya yang
diungkapkan ketika seseorang berbicara dan

70
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, hal 242
43

menulis. Retoris memiliki tiga elemen yaitu


Grafis, Metafora, dan Ekspresi. Grafis
merupakan bagian untuk memeriksa apa yang
ditekankan atau ditonjolkan (yang berarti
dianggap penting) oleh seseorang yang dapat
diamati dari teks.71 Pemakaian huruf tebal,
huruf miring, pemakaian garis bawah untuk
mendukung arti penting suatu pesan.

b. Kognisi Sosial
Dalam analisis wacana, Van Dijk tidak hanya
semata-mata membatasi hanya dalam segi teks saja.
Lebih dari itu penulis juga berperan penting dalam
memproduksi teks yang membentuk sebuah wacana.
Dalam pandangan Van Dijk untuk membongkar
bagaimana makna tersembunyi dari teks, kita
membutuhkan suatu analisis kognisi dan konteks
sosial. Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi
bahwa teks tidak mempunyai makna, tetapi makna itu
diberikan oleh pemakai bahasa, atau lebih tepatnya
proses kesadaran mental dari pemakai bahasa.72
Ada dua hal yang berperan penting dalam kognisi
sosial dalam memahami suatu peristiwa. Yang
pertama yaitu skema, skema ini bisa disebut juga
sebagai model. Skema menunjukkan bahwa kita

71
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (
Yogyakarta : LkiS Yogyakarta, 2001) hal. 257
72
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, hal. 260
44

menggunakan struktur mental untuk menyeleksi dan


memproses informasi yang datang dari lingkungan
yang ditentukan oleh pengalaman dan sosialisasi.
Yang kedua yaitu memori, memori merupakan
cara berfikir tentang sesuatu dan mempunyai
pengetahuan tentang sesuatu pula.73 Secara umum,
memori dibagi menjadi dua bagian, yang pertama
yaitu memori jangka pendek (Short-Term Memory),
yakni memori yang digunakan untuk mengingat
perisitiwa yang terjadi beberapa waktu yang lalu
dalam jangka pendek. Dan yang kedua yaitu memori
jangka panjang (Long-term Memory), yakni memori
yang digunakan untuk mengingat peristiwa yang
terjadi dalam kurun waktu yang lama.

c. Konteks Sosial
Menurut Van Dijk, wacana merupakan bagian dari
wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga
untuk meneliti teks perlu dilakukan analisis
intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana
tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam
masyarakat.74 Dalam konteks sosial yang menjadi
intinya yaitu bagaimana suatu wacana dipandang oleh
masyarakat luas, jadi tidak bersifat subjektif semata
dari pembuat teks saja. Menurut Van Dijk, dalam

73
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, hal. 264
74
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, hal. 271
45

konteks sosial ini terdapat dua poin yang penting yaitu


kekuasaan (power) dan akses (acces).

Praktik kekuasaan memberikan perhatian yang


besar pada apa yang disebut dominasi. Van Dijk
mendifinisikan kekuasaan tersebut sebagai
kepemilikan yang dimiliki oleh suatu kelompok (atau
anggotanya), satu kelompok untuk mengontrol
kelompok (atau anggota) dari kelompok lain.75 Dalam
kekuasaan ini, kekuatan persuasif sangat berpengaruh
dalam prakteknya karena inti dari praktik kekuasaan
ini agar dapat mengkontrol khalayak.

Van Dijk menjelaskan bahwa akses merupakan


sesuatu yang perlu diperhatikan bagaimana akses di
antara masing-masing kelompok dalam masyarakat.
Dalam kenyataannya, akses akan mudah didapatkan
bagi kelompok kalangan yang berkuasa dibandingkan
yang tidak berkuasa. Dengan adanya akses yang
mudah bagi kelompok yang berkuasa seperti akses ke
media, maka akan mudah juga untuk mempengaruhi
masyarakat.

75
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, hal. 272
46

B. Kerangka Konsep

TEORI WACANA WACANA


REFORMASI DALAM
TEUN A. VAN PANDANGAN ISLAM
DIJK

WACANA FILM DAN


REFORMASI
GENRE FILM

STRUKTUR KONTEKS
TEKS KOGNISI SOSIAL SOSIAL
MODEL MODEL VAN DIJK MODEL VAN
VAN DIJK DIJK

Gambar 1.1 Kerangka Konsep Teori Wacana

1. Analisis Wacana
Wacana merupakan rentetan kalimat yang
berkaitan, yang menghubungkan proposisi yang satu
dengan proposisi yang lainnya, membentuk satu
kesatuan sehingga terbentuklah makna yang serasi di
antara kalimat itu. 76

Foucalt berpendapat bahwa wacana sebagai


praktik sosial, wacana berperan dalam mengontrol,
menormalkan, dan mendisiplinkan individu.77

76
Eriyanto,Analisis Wacana Pengantar analisis teks media,
(Yogyakarta: LKIS, 2001), hal. 2
77
Eriyanto,Analisis Wacana Pengantar analisis teks media,
(Yogyakarta: LKIS, 2001), hal. 19
47

Sementara dalam konsepsi Althusser , wacana


berperan dalam mendifinisikan individu dan
78
memposisikan seseorang dalam posisi tertentu. Di
dalam wacana, kata yang digunakan harus berpotensi
menjadi kalimat, karena wacana sangat bergantung
pada keutuhan unsur makna dan konteks yang
melingkupinya

2. Reformasi
Reformasi merupakan perubahan perikehidupan
lama dengan tatanan perikehidupan baru yang secara
hukum menuju ke arah perbaikan.79 Di Indonesia
sendiri pernah mengalami reformasi pada tahun 1998
yang menuntut turunnya presiden Soeharto dengan
harapan merubah Indonesia dari segala segi
diantaranya dari segi ekonomi, selain itu faktor
banyaknya pejabat yang korupsi.

Dalam film Dibalik 98, reformasi digambarkan


dengan adanya mahasiswa yang ingin memulai aksi
demo yang menuntut turunnya presiden Soeharto.
Dengan adanya demo dari mahasiswa ini membuat
susunan kabinet dan pemerintahan pada saat itu
menjadi tidak kondusif. Bahkan masyrakat menjadi

78
Eriyanto,Analisis Wacana Pengantar analisis teks media,
(Yogyakarta: LKIS, 2001), hal. 19
79
http://www.katapengertian.com/2015/12/pengertian-dan-tujuan-
gerakan-reformasi.html, diakses pada tanggal 25 Januari 2018, pukul 22:00
WIB
48

sangat liar dengan adanya penjarahan dan kerusahan di


setiap sudut kota Jakarta

3. Wacana dan Reformasi Dalam Pandangan Islam

Analisis wacana merupakan sebuah studi


mengenai bahasa atau teks dalam suatu media. Media
sendiri merupakan alat komunikasi massa. Dalam
pandangan dakwah Islam, dakwah melalui media
massa disebut dengan dakwah ramzi. Pesan dakwah
ramzi dikonstruksi oleh tim media menjadi realitas
simbolik di media massa. Realitas dibentuk
berdasarkan dua model, yakni : model pertama, model
peta analog yang dikonstruksi seolah-olah realitas
nyata dan model kedua, model refleksi realitas yang
dikonstruksi mendekati realitas fakta, kisah nyata
tertentu, atau sejarah tertentu.80

Dari penjelasan tentang dakwah ramzi di atas,


maka dalam memaknai sebuah pesan di dalam media
perlu untuk di olah agar tidak terjadi kesesatan
informasi. Petunjuk dan hidayah Allah diminta dan
diterima oleh orang yang berfungsi akalnya agar ia
mampu mengatur media massa.

80
Dr. Armawati Arbi, M.Si ,Psikologi Komunikasi dan Tabligh,
(Jakarta: AMZAH, 2012), hal. 218
49

َ ِ‫َّللاُ ۖ َوأُو َٰلَئ‬


‫ك هُ ْم‬ َ ِ‫الَّ ِذيهَ يَ ْستَ ِمعُونَ ْالقَوْ َل فَيَتَّبِعُونَ أَحْ َسنَهُ ۚ أُو َٰلَئ‬
َّ ‫ك الَّ ِذيهَ هَدَاهُ ُم‬

ِ ‫أُولُو ْاْلَ ْلبَب‬


‫ة‬

Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa


yang paling baik di antaranya. Mereka itula orang-
orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka
itulah orang-orang yang mempunyai akal

QS. Az-Zumar (39): 18)

Penjelasan selanjutnya mengenai reformasi,


reformasi sendiri merupakan perubahan dari sistem
kehidupan yang lama menuju sistem kehidupan yang
baru ke arah yang lebih baik. Reformasi memiliki kata
kunci yaitu “perubahan”. Dalam pandangan Islam
mengakui adanya upaya “perubahan” masyarakat
dalam dua bentuk : Pertama, cara “taghyir”, yaitu
perubahan yang bersifat fundamental dan menyeluruh
menuju masyarakat Islami. Kedua, cara “islah”, yaitu
perubahan yang bersifat cabang dan parsial
(sebahagiaan) untuk memperbaiki aspek kehidupan
tertentu yang mengalami kerusakan seperti aspek
politik, sosial, dan ekonomi.81

Taghyir mengharuskan adanya perubahan


mendasar yang dimulai dari asasnya. Sedangkan islah

81
http://mahazalimz.tripod.com/090799xh.html , diakses pada tanggal
28 Januari 2020, pukul 20.00 WIB
50

merupakan bentuk perubahan yang hanya menjangkau


aspek cabang dalam diri individu, masyarakat, atau
negara. Perubahan yang dilakukan harus dimulai dari
asas atau akarnya. Allah menegaskan bahwa dia tidak
akan menerima amal orang kafir betapapun amalnya
dianggap baik oleh pelakunya, selagi amalnya tidak
dibangun di atas dasar iman yang dibawa oleh Islam :

‫َوقَ ِد ْمنَب إِلَ َٰى َمب َع َملُوْ ا ِم ْه َع َم ٍل فَ َج َع ْل َٰنهُ هَبَب ًء َم ْنثُوْ ًرا‬

Dan kami hadapi segala amal yang mereka (orang-


orang kafir) kerjakan. Lalu kami jadikan amal itu
(bagaikan) debu yang berterbangan.

(QS. Al Furqan 25:23)

4. Analisis Wacana Model Van Dijk


Ada tiga elemen yang menentukan dalam suatu
wacana menurut Teun A. Van Dijk. Dimensi pertama
yaitu teks, yang diteliti adalah bagaimana struktur teks
dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan
suatu tema tertentu82. Dimensi kedua yaitu kognisi
sosial, Teun A. Van Dijk mengasumsikan bahwa teks
tidak mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan
oleh pemakai bahasa, atau lebih tepatnya proses
kesadaran mental dari pemakai bahasa.83 Dimensi

82
Eriyanto,Analisis Wacana Pengantar analisis teks media,
(Yogyakarta: LKIS, 2001), hal. 224
83
Eriyanto,Analisis Wacana Pengantar analisis teks media, hal. 260
51

yang terakhir yaitu konteks sosial, dalam konteks


sosial Van Dijk menghubungkan analisis tekstual yang
memusatkan perhatian melulu pada teks ke arah
analisis yang komprehensif bagaimana teks berita itu
diproduksi baik dalam hubungannya dengan individu
wartawan maupun dari masyarakat84

5. Film dan Genre Film


Menurut kamus besar bahasa Indonesia Film
adalah gambar hidup. Secara etimologi film adalah
susunan gambar yang berada dalam selluloid
kemudian ditafsirkan dengan berbagai makna.85
Film adalah suatu media komunikasi massa yang
sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang
suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari –
hari, Film memiliki realitas yang kuat salah
satunya menceritakan tentang realitas
masyarakat.86 Film merupakan produk komunikasi
massa yang sangat berpengaruh bagi kehidupan
manusia diantara produk komunikasi massa yang
lainnya karena film bekerja layaknya jarum
hipodermik yang bisa langsung memberikan
dampak pada penontonnya.

84
Eriyanto,Analisis Wacana Pengantar analisis teks media, hal. 224-
225
85
Eko Endarmoko, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia,
2006, hal. 180
86
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-film-definisi-
menurut-para.html, diakses pada tanggal 25 Januari 2018, pukul 22:34 WIB
52

Genre film adalah bentuk, kategori atau


klasifikasi tertentu dari beberapa film yang
memiliki kesamaan bentuk, latar, tema, suasana
dan lainnya.87 Ada beberapa jenis genre film
diantaranya aksi, petualangan, drama, komedi, dan
musikal. Film sendiri memiliki beberapa kelebihan
dan kelemahan, diantaranya kelebihan dari film
yaitu menampilkan informasi beserta isi pesannya
melalui audio visual yang membuat konsumen
tidak cepat merasa bosan karena bisa dikemas
secara menarik dan kreatif. Sedangkan kelemahan
dari film yaitu dalam hal segi teknis, seperti
mempersiapkan alat-alat untuk menampilkan film
itu tidak murah dan dalam pembuatan film itu
sendiri pun memerlukan waktu dan materi yang
cukup banyak.

87
https://id.wikipedia.org/wiki/Genre_film, diakses pada tanggal 25
Januari 2018, pukul 22:37 WIB
BAB III

GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN FILM


"DIBALIK 98"

A. Sekilas Tentang Film Dibalik 98


Setelah cukup sukses sebagai aktor dalam berbagai
film dan kejadian yang cukup menggemparkan dengan
berpindah keyakinan, Lukman Sardi akhirnya menjadi
pembuat atau creator dalam sebuah film. Film dibalik 98
ini lah merupakan debutnya sebagai sutradara dalam
sebuah film. Banyak yang menilai dengan diambilnya
tema tentang kejadian di tahun 1998 ini, sebagai sutradara
yang bisa dikatakan baru ia cukup berani karena
mengambil tema tentang kejadian bersejarah yang harus
sangat memperhatikan detailnya. Namun pada
kenyataannya film ini cukup sukses untuk menarik
masyarakat, terbukti pada tahun 2015 jumlah penonton di
bioskop Indonesia mencapai 684.727.88

Walaupun film ini mengangkat tema tentang kejadian


reformasi di tahun 1998, tidak semua kejadian yang ada di
film ini digambarkan keadaan aksi dari mahasiswa
ataupun kejadian politik di dalam istana pada saat itu.

88
http://filmindonesia.or.id/movie/viewer/2015, diakses pada tanggal
22 Juni 2019

53
54

Lebih dari itu, Lukman Sardi selaku sutradara dalam film


ini juga menampilkan bagaimana kondisi dari salah satu
keluarga mahasiswa yang ikut dalam aksi tersebut.
Bagaimana konflik yang terjadi dalam keluarga itu, serta
penyelesaian masalahnya.

Selain itu yang agak menggelitik khalayak juga


adanya adegan seorang pemulung yang digambarkan
sangat menyayangi anaknya, berjuang bertahan hidup di
tengah krisis ekonomi. Dan ada juga adegan di mana
pemulung itu berada pada kerumunan mahasiswa yang
sedang melakukan aksi dengan tanpa rasa takut.

B. Sinopsis Film "Dibalik 98"


Film Dibalik 98 merupakan film yang
menceritakan tentang kejadian yang cukup bersejarah di
Indonesia yaitu reformasi. Diceritakan ada seorang
pemuda berketurunan Tionghoa yang bernama Daniel
yang diperankan oleh Boy William yang mengemban
ilmu di salah satu universitas di Jakarta. Selain menjadi
mahasiswa, ia juga menjadi aktivis di kampusnya. Dalam
aktivitasnya menjadi aktivis di kampusnya ia ditemani
oleh kekasihnya yang juga seorang aktivis yang cukup
fanatik bernama Diana diperankan oleh Chelsea Islan.
Saat itu mereka berdua berencana untuk mengomandoi
teman-teman satu kampusnya untuk melakukan aksi untuk
meruntuhkan dinasti orde baru dengan cara menuntut
turunnya presiden Soeharto. Walaupun mereka berdua,
55

Diana dan Daniel merupakan sepasang kekasih namun


latar belakang keluarga mereka sangat berbeda.

Diana hidup dengan kakak dan kakak iparnya


yang mempunyai latar belakang militer karena kakak
iparnya merupakan tentara. Sedangkan kakak kandungnya
merupakan salah satu pegawai di istana negara. Dalam
kehidupan pribadinya, Diana sangat membenci kakak
iparnya yang berlatar belakang tentara karena Diana
merasa kalau kakak iparnya lebih mementingkan
pekerjaannya dibandingkan istrinya sendiri yang sedang
mengandung anak. Saat kakak iparnya tau kalau Diana
ingin melakukan aksi, kakak iparnya sangat menentang
karena itu akan sangat membahayakan Diana. Namun,
karena watak Diana sangat keras kepala Diana tetap
melakukan aksi walaupun nantinya akan bertemu kakak
iparnya sebagai aparat yang akan mencegah aksinya.

Diana dan kawan-kawannya akhirnya melakukan


aksi termasuk juga kekasihnya yaitu Daniel untuk
menuntut runtuhnya orde baru. Dalam aksinya, Diana dan
kawan-kawannya melontarkan tuntutan-tuntutan untuk
turunnya presiden Soeharto dengan cara melakukan long
march dari depan Trisakti menuju istana.. Selain ber orasi,
mereka juga membagikan bunga untuk aparat-aparat
kepolisian sebagai tanda damai dalam aksinya. Tiba-tiba
saat mereka melakukan orasi terdengar suara tembakan
yang membuat kerusuhan pun tidak terhindarkan. Diana
56

dan teman-temannya termasuk kekasihnya Daniel


membubarkan diri dan menyelamatkan dirinya masing-
masing namun Diana masih dengan Daniel.

Presiden Soeharto yang diperankan oleh Amoroso


Katamsi saat kerusuhan terjadi dia tidak ada di Indonesia
melainkan sedang menghadiri KTT G-15. Mendengar
kabar bahwa di Jakarta sedang ada kerusuhan akhirnya
presiden Soeharto pun pulang dan mendeklarasikan untuk
mundur dari jabatannya sebagai presiden. Akhirnya
mahasiswa-mahasiswa bergembira dengan pendeklarasian
mundurnya presiden Soeharto ini namun dibalik
kebahagiaan itu semua terdapat duka dan kesedihan dari
banyak orang termasuk kekasih Diana yaitu Daniel. Saat
kerusuhan terjadi, Daniel pergi kerumahnya yang masih
didampingi oleh Diana untuk melihat apakah keluarganya
masih ada dirumah. Namun sayangnya saat mereka
berdua sampai, tidak ada tanda-tanda kehadiran dari
keluarga Daniel. Hal itu membuat Daniel sangat terpukul
dan memerintahkan Diana untuk pergi dari rumahnya.
Dan setelah kejadian itu mereka berdua berpisah dan
beberapa tahun kemudian mereka bertemu dengan
kehidupannya masing-masing.
57

C. Profil Pemeran Film "Dibalik 98"


1. Chelsea Islan

Gambar 3. 1 Chelsea Islan

Chelsea Islan merupakan pemeran utama dalam


film Dibalik 98. Ia berperan sebagai Diana. Wanita
kelahiran Amerika 2 Juni 1995 ini merupakan salah
satu aktivis mahasiswa dikampusnya yang ingin
melakukan aksi reformasi.89 Diana sebagai aktivis
dikampusnya tidak terlepas dari kekasihnya yang
seorang aktivis juga di mana hal itu membuat Diana
pun sangat bersemangat untuk melakukan aksi.
Walaupun dia mempunyai latar belakang keluarga
yang berasal dari anggota TNI yaitu dari kaka iparnya
dan kakaknya sendiri bekerja di istana negara. Namun
hal itu tidak menyurutkan niat dia untuk melakukan
aksi reformasi.

89
http://inibioadata.com, diakses pada tanggal 6 Juli 2019
58

Diana Merupakan tokoh yang sangat keras kepala


dan mempunyai keyakinan yang sangat kuat terhadap
perubahan reformasi. Namun sifat keras kepalanya
tidak terlepas dari latar belakang keluarganya di mana
Kaka iparnya yang berasal dari anggota TNI dianggap
tidak perduli dengan istrinya yang sedang
mengandung anaknya sendiri. Kaka iparnya dianggap
terlalu sibuk dengan tugas negara yang saat itu aparat
TNI dipandang sangat melindungi presiden hingga ia
lupa kewajibannya sebagai suami. Maka dari itu
Diana sangat bertentangan dengan kakak iparnya
sendiri.

2. Boy William

Gambar 3. 2 Boy William


59

Boy William berperan sebagai Daniel yaitu


mahasiswa aktivis yang merupakan kekasih dari
Diana. Daniel memiliki sifat yang tidak jauh beda
dari Diana. Perbedaannya Daniel lebih memiliki
semangat juang untuk melakukan aksi karena ingin
membela rakyat sedangkan Diana melakukan aksi
karena dipengaruhi oleh rasa kecewanya terhadap
kakak iparnya sendiri. Hal itu yang membuat Daniel
dan Diana sangat yakin untuk melakukan aksi
reformasi.

Tidak terlalu banyak peran yang dimainkan oleh


pria kelahiran Jakarta, 17 Oktober 1991 selain
kegiatan perkuliahannya di kampus untuk persiapan
90
melakukan aksi. Daniel sendiri memiliki latar
belakang keluarga TiongHoa di mana saat reformasi
teradi keluarganya hilang tanpa disangka oleh Daniel.
Hal itu membuat Daniel sangat terpukul dan
memutuskan untuk memerintahkan Diana untuk
pergi, Setelah semuanya usai, hubungan mereka
akhirnya tidak berlanjut Daniel memutuskan untuk
pergi ke luar kota.

90
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Boy_William, diakses pada tanggal
6 Juli 2019
60

3. Donny Alamsyah

Gambar 3. 3 Donny Alamsyah

Donny Alamsyah lahir pada tanggal 7


Desember 1978 bertepat di kota Jakarta.91 Di
dalam film dibalik 98 ia berperan sebagai Bagus
seorang tentara sekaligus kakak ipar dari Diana. Di
dalam kehidupannya dalam film dibalik 98 ia
sering berkonflik dengan Diana dikarenakan Diana
yang menganggap Bagus tidak perhatian terhadap
istrinya sendiri yang sedang hamil.

Donny Alamsyah sendiri memulai karir dalam


dunia perfilman sejak 2005 di dalam film Gie yang
berperan sebagai Jaka. Tidak hanya di dunia
perfilman saja, ia juga cukup banyak berperan
sebagai bintang iklan dan sinetron. Cukup sering
ia masuk dalam nominasi dan penghargaan yang

91
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Donny_Alamsyah, diakses pada
tanggal 6 Juli 2019
61

didapatkan olehnya dari dunia perfilman,


diantaranya pada tahun 2008 dalam film fiksi ia
masuk dalam nominasi pemeran pria terbaik di
piala citra. Di tahun 2011 ia memenangkan aktor
pembantu terfavorit pada film minggu pagi di
Victoria park. 92

4. Ririn Ekawati

Gambar 3. 4 Ririn Ekawati

Ririn Ekawati dalam film Dibalik 98


berperan sebagai Salma yaitu istri dari Bagus
sekaligus kaka kandung dari Diana. Wanita
kelahiran Tarakan, 11 November 1981 ini
mengawali karir sebagai aktor pada tahun 2010
dalam film Roman Picisan. Selain karirnya dalam
92
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Donny_Alamsyah, diakses pada
tanggal 6 Juli 2019
62

dunia film, ia juga cukup banyak menjadi pemeran


dalam FTV (Film Televisi) dan sinetron.

Dalam hal prestasi, ia pernah masuk nominasi


dalam kategori pemeran utama wanita terbaik di
Piala Maya 2013 dan nominasi pemeran
pendukung wanita terbaik di Indonesia Movie
Award di tahun 2015 yang saat itu ia berperan di
film Di Balik 98.

D. Profil Sutradara Film "Dibalik 98"

Gambar 3. 5 Lukman Sardi

Lukman Sardi merupakan pemeran sekaligus


sutradara di dunia perfilman Indonesia. Ia terkenal dengan
watak-watak yang sangat dalam di berbagai film yang ia
perankan. Lukman Sardi sendiri merupakan anak dari
Zerlita dan Idris Sardi seorang pemusik biola legendaris
Indonesia. Lahir di Jakarta tanggal 14 Juli 1971, Ia
memulai karir sebagai pemeran film yaitu pada tahun
1980 dalam film anak-anak tak beribu. Ia berperan
63

sebagai Memet. Sampai sekarang sudah banyak film yang


ia perankan, bahkan bukan hanya jadi pemeran saja, ia
merambah ke tingkat yang lebih tinggi lagi menjadi
sutradara dalam film Dibalik 98 produksi MNC Picutres.
Ia menikah dengan Pricillia Pulunggono pada tanggal 28
Maret 2009 yang berbeda keyakinan.

Lukman Sardi yang awalnya memeluk Agama


Islam akhirnya memutuskan untuk berpindah keyakinan
pada tahun 2009, namun beberapa video yang beredar di
YouTube di mana sempat membuat dunia maya ramai
terkait pengakuan ia sudah berpindah agama baru
dipublikasikan pada tahun 2015. Dengan adanya hal ini
timbul pro kontra di kalangan masyarakat mengingat
dalam beberapa filmnya ia pernah memerankan tokoh-
tokoh penting Islam Nusantara . Contohnya dalam film
sang pencerah ia memerankan tokoh Ahmad Dahlan.

Terlepas dari kontroversinya, tidak sedikit


penghargaan yang ia dapatkan dari dunia perfilman
Indonesia. Sebut saja pada tahun 2006 pada acara Bali
Internasional Film Festival ia memenangkan penghargaan
dalam kategori The Best Actor.
64

E. Profil Penulis Skenario Film “Dibalik 98”

Gambar 3. 6 Ifan Ismail

Ifan Ismail lahir pada 16 Oktober 1979, pria yang


memiliki nama lengkap Ifan Adriansyah Ismail ini pernah
berkuliah di Institut Teknologi Bandung jurusan design. Ia
tidak pernah menyangka akan menjadi penulis skenario, ia
mengira akan masuk ke dalam industri komik karena
jurusan kuliah yang diambil saat itu adalah desain. Namun
karena ia tertarik pada film, saat kuliah ia mengikuti
organisasi unit film yaitu Liga Film Mahasiswa (LFM).
Saat itu LFM sempat menjadi partner dalam pemutaran
film “Petualangan Sherina”, membantu Riri Riza untuk
promo film “Eliana, Eliana” di kalangan mahasiswa
Bandung. Saat itulah ia mulai dipercaya untuk menulis
skenario untuk program televisi “Extravaganza”. Pada
tahun 2012, ia menulis karya pertamanya dalam skenario
film yang berjudul “Habibie & Ainun”. Setelah itu ia
65

mulai banyak menulis skenario film terkenal lainnya


diantaranya film “3 Butir Kurma” pada tahun 2014, film
“Jomblo” dan “The Gift” pada tahun 2017, film “Ayat-
ayat Cinta 2” pada tahun 2017 dan sempat mendapatkan
penghargaan piala Citra untuk penulis skenario terbaik,
dan terakhir film yang ia tulis skenarionya adalah film
“Sultan Agung” pada tahun 2018.

F. Tim Produksi Film Dibalik 98


Tabel 3. 1 Tim Produksi Film Dibalik 98
Produser Affandi Abdul Rachman
Sutradara Lukman Sardi
Penulis Naskah Ifan Ismail
Samsul Hadi
Pemeran Chelsea Islan sebagai Diana
Utama Boy William sebagai Daniel
Donny Alamsyah sebagai Bagus
Ririn Ekawati sebagai Salma
Manajer Ario P Nugroho
Produksi
Co- Producer Rista Ferina
Line Producer Lani Londa
Muhammad Ramdani
Manajer Ario P. Nugroho
Produksi
Koordinator Suma Adiwinata
Produksi
66

Asisten Sara Kessing


Produksi Ineke Bajalaras
Intan Rezki
Manajer Unit Yani Djoha
Manajer Agus KSK
Lokasi
CO- Director Azhar Lubis
Asisten Tommy
Sutradara Felaroze
Metta Cicillia Larasati
Harold Jonathan
Aisha Balinda
Hendra Rakhmat
Pengarah Shakti Harimurti
Peran Bakti Adhitama

Pimpinan Andi Manoppo


Pasca Produksi
BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Penyajian data

1. Observasi dan Dokumentasi


Observasi merupakan pengamatan kepada subjek
penelitian, subjek pada penlitian ini yaitu teks dalam
film “Dibalik 98”. Dokumentasi merupakan hasil dari
pengumpulan data melalui observasi. Dokumentasi
dalam penelitian ini berupa potongan-potongan
gambar dan teks di dalam dialog film “Dibalik 98”.

Tabel 4. 1 Adegan Reformasi Scene 15

SCENE POTONGAN ADEGAN

15

67
68

Isi Teks

Massa Mahasiswa : “Yang mau


reformasi tunjuk tangan, yang mau
reformasi tunjuk tangan. Pemerintah
selama ini berhobong pak, presidennya
itu lagi itu lagi. Menterinya juga
15 keluarga sendiri!”

Rektor : “Masukan kalian, kami


tampung.”

Salah Satu Massa Mahasiswa :


“Percuma kami sabar pak, mulai
sekarang kita akan demo turun ke
jalan!”

Keterangan :

“Mahasiswa melakukan protes


terhadap petinggi kampus mengenai
krisis yang terjadi pada tahun 1998.”
69

Tabel 4. 2 Adegan Reformasi Scene 16

SCENE POTONGAN ADEGAN

16

Isi Teks

Pemulung : “Bu , sikit temen kie, nggo


apa ora cukup?”

Penjual warung : “Protes aja lu ye, kaya


duit banyak aja. Sono cabut-cabut!”

Masa yang mengantri : “Sedikit gini


buat apaan juga gak cukup ini? Wooo!”

Penjual warung : “Dengerin nih ya ibu-


ibu. Emang dapetnya cuma segini gak
ada lagi stok dari pemerintah!”
70

Tabel 4. 3 Adegan Reformasi Scene 22

SCENE POTONGAN ADEGAN

22

Isi Teks

Bagus : “Kamu emang gak capek yah


demo-demo terus?”

Diana : “Ya abis kalo bukan kita


mahasiswa, lah terus siapa?”

Salma : “Di, gaenak ah kalo tetangga


dan keluarga kita tau. Kamu kan tau
mbak mu ini kan kerja di istana nah
mas mu tentara , masa adeknya jadi
demonstran demo-demo gitu, gak
pantes ah!”

Diana : “Emang demo itu salah?


Dosa? Haram? Kalo sesuatu udah
71

melenceng ya dibenerin lah mba. Kalo


ngomong kebenaran itu salah lalu
yang pantas ngomong kebenaran itu
siapa?”

Tabel 4. 4 Adegan Reformasi Scene 26

SCENE POTONGAN ADEGAN

Isi Teks
26
Pemimpin aksi : “Teman-teman lagi-
lagi kita dibohongi. Pemerintah
menaikkan harga sewenang-
wenangnya. Dan kita dipaksa
mendekam dikampus ini. Apakah kita
terima?”

Masa Aksi : “Tidak!!”

Pemimpin Aksi : “Selama ini kita udah


nurut demo di dalam kampus, kita
sudah mengikuti kemauan mereka, tapi
mereka tidak ingin mengikuti kemauan
kita. Aspirasi kita tidak didengarkan.
Sekarang rakyat sudah lelah. Kita
pemuda-pemudi Indonesia, mahasiswa
Indonesia kita tidak bisa tinggal diam.
72

Mulai sekarang mulai detik ini juga


kita akan turun ke jalan. Reformasi!!”

Masa Aksi : “Reformasi!!”

Tabel 4. 5 Adegan Reformasi Scene 32

SCENE POTONGAN ADEGAN

32

Isi Teks

Wiranto : “Di kejadian-kejadian


sebelumnya, kita telah membuktikan
bahwa langkah taktis untuk saling
support terbukti berhasil . Terimakasih
kepada pak kostrad yang dengan
pengarahan pasukannya telah membuat
kota Medan kembali kondusif. Jangan
sampai jatuh korban lagi.”
73

Tabel 4. 6 Adegan Reformasi Scene 33

SCENE POTONGAN ADEGAN

33

Isi Teks

Pemimpin Aksi : “Teman-teman ini


sudah tidak masuk akal, harga semua
melambung naik . Kalau harga daging
naik kita masih bisa makan sayuran,
kalau harga sayuran naik kita masih
bisa makan nasi dengan garam. Tapi
kalau harga nasi atau beras yang naik
kita mau makan apa ? Kita harus
menurunkan Soeharto. Itu adalah satu-
satunya jalan untuk mendapatkan
kemerdekaan kita. Reformasi harus
ditegakkan. Siapa setuju Soeharto
diturunkan?”
74

Tabel 4. 7 Adegan Reformasi Scene 50

SCENE POTONGAN ADEGAN

50

Isi Teks

BJ. Habibie : “Saya tidak habis fikir,


kerusuhan menyebar begitu cepat.
Dimana para aparat petinggi yang
seharusnya mereka menanggulangi itu
semua? Saya dapat laporan kalau
disana disini dibakar.”

Sintong Panjaitan : “Iya pak, semua


terjadi di saat yang bersamaan.
Sebelumnya maaf pak tapi saya ada
saran.”

BJ Habibie : “Apa?”

Sintong Panjaitan : “Sebaiknya bapak,


bertindak sebagai pemegang komando
75

tertinggi abri di tanah air.”

BJ Habibie : “Yang benar saja kamu!


saya tidak mungkin melangkahi pak
Harto.”

Sintong Panjaitan : “Ya tapi selama


presiden berada di luar negeri, wakil
presiden berhak memegang komando
itu.”

BJ Habibie : “Iya saya tau Sintong,


tapi apa tidak ada cara lain ?”

Sintong Panjaitan : “Baik pak, Saya


akan hubungi pak saardilah mursjid
semoga beliau bisa meminta saran
langsung dari bapak presiden.”

Tabel 4. 8 Adegan Reformasi Scene 70

SCENE POTONGAN ADEGAN

70
76

Isi Teks

Henri Basel : “Mohon jangan berbelit-


belit pak, kami ingin bertemu dengan
pak Harmoko.”

Syarwan Hamid : “Yang penting kan


adek-adek sudah menyampaikan
aspirasi.”

Henri Basel : “Diluar sana banyak


rakyat yang sudah tidak percaya
dengan pemerintah, semua orang panik
dan membabi buta . Lihat saja
mahasiswa mati ditembaki, kerusuhan
terjadi dimana-mana.”

Syarwan Hamid : “Adik-adik, adik-


adik! Kami mengerti. Kami
mendukung adik-adik semua.”

Henri Basel : “Ini bukti Soeharto sudah


lepas kendali pak, kami minta Soeharto
diturunkan dan pak Harmoko selaku
ketua MPR Republik Indonesia harus
menemui kami. Jika bapak tidak
berkenan menemui kami, maka kami
akan menginap disini!”
77

Tabel 4. 9 Adegan Reformasi Scene 72

SCENE POTONGAN ADEGAN

72

Isi Teks

Harmoko : “Pimpinan dewan dalam


rapat hari ini telah mempelajari dengan
cermat dan sungguh-sungguh tentang
perkembangan dan situasi nasional
yang menyangkut aspirasi masyarakat
tentang reformasi. Dalam menanggapi
situasi tersebut, baik ketua maupun
wakil-wakil ketua mengharapakan
demi kesatuan dan persatuan bangsa
agar presiden secara arif dan bijaksana
sebaiknya mengundurkan diri. Dewan
menyerukan kepada seluruh
masyarakat agar tetap tenang menahan
diri menjaga kesatuan dan persatuan
serta mewujudkan keamanan
ketertiban agar segala sesuatunya dapat
berjalan dengan baik.”
78

Tabel 4. 10 Adegan Reformasi Scene 79

SCENE POTONGAN ADEGAN

79

Isi Teks

Harmoko : “Ini sudah titik balik pak


Sarwan, kita melakukan tugas kita.
Lagipula, kita tidak mau ada korban
lagi.”

Syarwan Hamid : “Lalu bagaimana


dengan mereka (mahasiswa) disana
pak?”

Harmoko : “Yasudah, kita sambut


mereka.”
79

Tabel 4. 11 Adegan Reformasi Scene 81

SCENE POTONGAN ADEGAN

81

Isi Teks

Soeharto : “Terimakasih atas


aspirasinya, tampaknya kalau sudah
terlanjur begini baru terlihat bahwa
jelas saya diminta untuk
mengundurkan diri. Tetapi, di situasi
ini ada yang perlu digaris bawahi
seandainya saya berhenti sekarang
apakah kondisinya akan menjadi lebih
baik?”

Nurcholis Madjid : “Begini pak, ada


keputusan-keputusan yang secara logis
mungkin tidak masuk akal akan tetapi
80

secara politis sangat strategis. Memang


berat pak.”

Soeharto : “Saya kapok jadi presiden!”

Keterangan: Presiden Soeharto


mengumpulkan beberapa ahli
diantaranya Gus Dur, Nurholis Madjid,
untuk meminta pendapat apa yang
harus dilakukan agar keadaan di
masyarakat kembali menjadi kondusif.

Tabel 4. 12 Adegan Reformasi Scene 83

SCENE POTONGAN ADEGAN

83
81

Isi Teks

Amien Rais : “Maka dengan ini masih


83 semangat akan reformasi saya
mengajak seluruh masyarakat untuk
menyemarakan syukuran reformasi
dengan membanjiri lapangan monas.
Mari datang, semarakan syukuran
reformasi hingga mencapai satu juta
masyarakat terkumpul disana.
Terimakasih."

Keterangan: Setelah mahasiswa


berhasil menduduki kantor DPR,
Amien Rais mengadakan konferensi
pers untuk mengundang masyarakat ke
Monas dalam rangka menyambut
keberhasilan reformasi dengan target
mencapat satu juta orang.

Tabel 4. 13 Adegan Reformasi Scene 90

SCENE POTONGAN ADEGAN


82

90

Isi Teks

B.J Habibie : “Saya fikir kabinet


reformasi sudah selesai kita tinggal
menghubungi orang-orang ini saja.”

Soeharto : “Hari Sabtu nanti tanggal


berapa? tanggal 23 ya?”

B.J Habibie : “Iya.”

Soeharto : “Saya akan mengundang


para pimpinan DPR.”

B.J Habibie : “Betul sekali pak, mereka


sudah lama sekali menunggu undangan
itu karena pada hari itu bapa bisa lebih
detail dalam mendengarkan tuntutan
dan aspirasi rakyat.”

Soeharto: “Saya akan mengundurkan


83

diri hari Sabtu.”

B.J Habibie: “Lalu bagaimana dengan


nasib saya sebagai wakil presiden
pak?”

Soeharto: “Terserah nanti, kita lihat


saja. Bisa sabtu itu juga atau seninnya
atau mungkin sebulan lagi. Yang jelas
kamu yang akan menjadi presidennya.
Waktu tidak banyak lagi , laksanakan
tugasmu!”

B.J Habibie : “Iya Pak.”

Keterangan: Terjadi perbincangan


antara Soeharto dengan B.J Habibie
pasca terjadinya demonstrasi secara
masif oleh mahasiswa di mana
perbincangan itu berisi tentang niat
pengunduran diri presiden Soeharto.

2. Wawancara
Wawancara merupakan proses penggalian data
melalui narasumber dengan cara melakukan dialog
yang berhubungan dengan isi penelitian. Peneliti di
sini mewawancarai penulis skenario film “Dibalik
98” dan berikut hasil wawancara yang di dapatkan:

Dari beberapa pertanyaan yang penulis ajukan


kepada narasumber terkait dengan pesan reformasi
dalam film “Dibalik 98” ini, seperti motivasi apa
84

yang membuat penulis ingin bergabung dalam


pembuatan film ini. Narasumber menjawab bahwa
narasumber sebenarnya juga ingin mengetahui dan
tertarik karena narasumber pada dasarnya gemar akan
suatu hal yang berkaitan dengan sejarah. Lalu penulis
juga menanyakan hal berkaitan dengan riset sebelum
pembuatan film ini dan menurut narasumber
dilakukan riset terlebih dahulu walaupun tidak terlalu
mendalam seperti riset yang dilakukan itu adalah
bertemu dengan bapak Wiranto untuk menggali
informasi yang terjadi pada tahun 1998 secara detail.

Narasumber pun sebenarnya mempunyai kritik


terhadap film ini, karena menurut narasumber film ini
tidak merepresentasikan secara detail apa yang terjadi
dibalik 98 ini secara jelas. Karena narasumber menilai
film ini tidak cukup berani untuk menyampaikan
informasi yang sesunggunya yang terjadi pada
reformasi tahun 1998 walaupun dalam film ini
berjudul “Dibalik 98” namun pada tayangnya berbeda
makna.
BAB V

PEMBAHASAN

A. Wacana Pesan Reformasi dalam Film “Dibalik 98”


Analisis yang dipakai penulis dalam penelitian ini yaitu
analisis wacana Van Dijk , di mana analisis ini bukan hanya
menitik beratkan sebuah wacana hanya pada bentuk tulisan
atau teks saja. Lebih dari itu, kondisi psikologis yang
menciptakan teks tersebut juga berperan penting dalam
membuat sebuah wacana. Struktur teks dalam analisis wacana
Van Dijk dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu struktur makro,
superstruktur, dan struktur mikro.93

1. Struktur Makro (Tematik)


Struktur makro atau tematik merupakan struktur yang
menggambarkan inti tema dalam sebuah topik atau pembahasan.
Di dalam inti tema sendiri didukung oleh beberapa sub topik yang
membentuk topik umum dalam suatu teks. Berikut hasil
analisisnya :

Pada tabel 4.1 terdapat teks dialog yang berisi pesan


kumpulan mahasiswa yang ingin melakukan demonstrasi
menuntut adanya reformasi pada pemerintahan.

93
Drs. Alex Sobur, M.Si, Analisis Teks Media, h.75

85
86

“Massa Mahasiswa : “Yang mau reformasi tunjuk tangan, yang


mau reformasi tunjuk tangan. Pemerintah selama ini berhobong
pak, presidennya itu lagi itu lagi. Menterinya juga keluarga
sendiri!”
Rektor : “Masukan kalian, kami tampung.”

Massa Mahasiswa : “Percuma kami sabar pak, mulai sekarang


kita akan demo turun ke jalan!”

Topik yang dikedepankan dalam kalimat ini yaitu adanya


keinginan besar dari kelompok mahasiswa untuk adanya
reformasi karena mereka merasa selama ini pemerintah telah
berbohong soal struktur kepemerintahan yang terkesan
melakukan nepotisme. Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh
Widjaja yaitu reformasi merupakan penyelarasan antara praktik
pemerintahan dengan kepentingan masyarakat.

Pada tabel 4.2 terdapat teks dialog yang berisi pesan


seorang pemulung dan kumpulan masyarakat yang kesulitan
untuk mencari minyak tanah dan harus mengantri cukup panjang.

Pemulung : “Bu , sikit temen kie, nggo apa ora cukup?”

Penjual warung : “Protes aja lu ye, kaya duit banyak aja. Sono
cabut-cabut!”

Masa yang mengantri : “Sedikit gini buat apaan juga gak cukup
ini? Wooo!”

Penjual warung : “Dengerin nih ya ibu-ibu. Emang dapetnya


cuma segini gak ada lagi stok dari pemerintah!”
87

Topik yang dikedepankan dalam teks ini yaitu kondisi


sulit yang terjadi pada masa reformasi 1998. Walaupun tidak
secara jelas diucapkan kata reformasi dalam dialog, namun pesan
yang jelas ingin dikatakan dalam dialog ini yaitu dampak dari
krisis yang terjadi pada tahun reformasi 98. Karena reformasi
merupakan perubahan secara drastis untuk perbaikan dari segi
sosial, ekonomi, dan politik dalam suatu masyarakat atau negara.
Perubahan yang ingin dilakukan dengan adanya demonstrasi
yaitu salah satu nya dari segi ekonomi.

Pada tabel 4.3 terdapat teks dialog yang berisi pesan


larangan seorang kakak yaitu Salma kepada adiknya yaitu Diana
yang melakukan demonstrasi untuk melakukan reformasi.

Bagus : “Kamu emang gak capek yah demo-demo terus?”

Diana : “Ya abis kalo bukan kita mahasiswa, lah terus siapa?”

Salma : “Di, gaenak ah kalo tetangga dan keluarga kita tau.


Kamu kan tau mbak mu ini kan kerja di istana nah mas mu
tentara , masa adeknya jadi demonstran demo-demo gitu, gak
pantes ah!”

Diana : “Emang demo itu salah? Dosa? Haram? Kalo sesuatu


udah melenceng ya dibenerin lah mba. Kalo ngomong
kebenaran itu salah lalu yang pantas ngomong kebenaran itu
siapa?”

Wacana reformasi yang timbul pada dialog ini yaitu


adanya gerakan demonstrasi dari Diana sebagai mahasiswa
88

bentuk protes terhadap pemerintah yang memang dianggap salah.


Diana berbicara kalau ada yang salah dari pemerintah apa
dibiarkan saja. Ini menunjukkan bahwa demonstrasi mahasiswa
merupakan bagian penting dari wacana reformasi di dalam film
ini. Karena reformasi merupakan suatu perubahan yang
hakikatnya butuh penggerak agar perubahan di suatu masyarakat
atau negara itu dapat diwujudkan.

Pada tabel 4.4 terdapat teks dialog yang menunjukkan


sekumpulan mahasiswa melakukan demonstrasi di depan kampus
yang dihadiri oleh massa mahasiswa dan tokoh-tokoh nasional
seperti Amien Rais.

Pemimpin aksi : “Teman-teman lagi-lagi kita dibohongi.


Pemerintah menaikkan harga sewenang-wenangnya. Dan kita
dipaksa mendekam dikampus ini. Apakah kita terima?”

Masa Aksi : “Tidak!!”

Pemimpin Aksi : “Selama ini kita udah nurut demo di dalam


kampus, kita sudah mengikuti kemauan mereka, tapi mereka
tidak ingin mengikuti kemauan kita. Aspirasi kita tidak
didengarkan. Sekarang rakyat sudah lelah. Kita pemuda-
pemudi Indonesia, mahasiswa Indonesia kita tidak bisa tinggal
diam. Mulai sekarang mulai detik ini juga kita akan turun ke
jalan. Reformasi!!”

Masa Aksi : “Reformasi!!”

Dijelaskan wacana reformasi dari dialog pada tabel ini


mahasiswa merasa dibohongi lagi oleh pemerintah yang janjinya
89

akan memperbaiki keadaan negara namun nyatanya tidak karena


harga - harga semakin melambung tinggi dan membuat kawanan
mahasiswa juga masih tertahan di kampus dan tidak bisa
melakukan aksi turun langsung ke jalan. Sedarmayanti
menjelaskan bahwa reformasi merupakan proses upaya sistematis
dan terpadu untuk merealisasikan tata pemerintahan yang baik.
Dengan kesabaran mahasiswa yang tidak langsung turun ke jalan
dan tetap sabar dengan janji pemerintah ini menggambarkan
upaya yang sistematis dan terpadu yang dilakukan oleh massa
mahasiswa namun kembali lagi aspirasi mereka tidak di dengan.
Hal ini menyebabkan kegeraman mahasiswa karena rakyat pun
sudah merasa lelah akan situasi dan kondisi di negara saat itu.
Yang akhirnya massa mahasiswa memutuskan untuk melakukan
aksi turun langsung ke jalan.

Pada tabel 4.5 terdapat teks yang menjelaskan seorang


jenderal ABRI saat itu yaitu bapak Wiranto yang melakukan
rapat dengan anggota ABRI lainnya untuk mengamankan aksi
yang akan dilakukan oleh mahasiswa.

Wiranto : “Di kejadian-kejadian sebelumnya, kita telah


membuktikan bahwa langkah taktis untuk saling support
terbukti berhasil . Terimakasih kepada pak kostrad yang dengan
pengarahan pasukannya telah membuat kota Medan kembali
kondusif. Jangan sampai jatuh korban lagi.”

Pada teks dialog tersebut terlihat adanya reaksi yang


diberikan pemerintah yang sudah diketahui akan adanya aksi
90

yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa. Pada teks diatas dapat


dilihat bapak Wiranto sebagai jenderal ABRI saat itu ingin
mengamankan kegiatan aksi mahasiswa ini tanpa adanya korban
jiwa yang sebelumnya di kota Medan telah terjadi kerusuhan dan
memakan korban jiwa. Ini merupakan catatan kelam dari
reformasi karena ternyata dari kalimat dalam tabel ini aksi
sebelumnya telah memakan korban jiwa.

Pada tabel 4.6 terdapat teks dialog yang menjelaskan


mahasiswa melakukan aksi langsung turun ke jalan yang di
dalamnya turut bergabung Diana dan Daniel.

Pemimpin Aksi : “Teman-teman ini sudah tidak masuk akal,


harga semua melambung naik . Kalau harga daging naik kita
masih bisa makan sayuran, kalau harga sayuran naik kita masih
bisa makan nasi dengan garam. Tapi kalau harga nasi atau
beras yang naik kita mau makan apa ? Kita harus menurunkan
Soeharto. Itu adalah satu-satunya jalan untuk mendapatkan
kemerdekaan kita. Reformasi harus ditegakkan. Siapa setuju
Soeharto diturunkan?”

Kelompok mahasiswa menuntut turunnya Soeharto


sebagai presiden karena kelompok mahasiswa menganggap
pemerintah sudah tidak lagi bisa mengendalikan harga pangan
yang semakin melambung naik.

Pada tabel 4.7 terdapat teks yang menjelaskan keadaan


yang terjadi di dalam istana negara yang di mana pada saat aksi
91

terjadi presiden Soeharto tidak ada di Indonesia jadi yang ada di


istana negara hanya wakil presiden saat itu yaitu B.J Habibie.

BJ. Habibie : “Saya tidak habis fikir, kerusuhan menyebar


begitu cepat. Dimana para aparat petinggi abri yang seharusnya
mereka menanggulangi itu semua? Saya dapat laporan kalau
disana disini dibakar.”

Sintong Panjaitan : “Iya pak, semua terjadi di saat yang


bersamaan. Sebelumnya maaf pak tapi saya ada saran.”

BJ Habibie : “Apa?”

Sintong Panjaitan : “Sebaiknya bapak, bertindak sebagai


pemegang komando tertinggi abri di tanah air.”

BJ Habibie : “Yang benar saja kamu! saya tidak mungkin


melangkahi pak Harto.”

Sintong Panjaitan : “Ya tapi selama presiden berada di luar


negeri, wakil presiden berhak memegang komando itu.”

BJ Habibie : “Iya saya tau Sintong, tapi apa tidak ada cara
lain?”

Sintong Panjaitan : “Baik pak, Saya akan hubungi pak


Saardilah Mursjid semoga beliau bisa meminta saran langsung
dari bapak presiden.”

Habibie merasa bingung karena kerusuhan yang


dihasilkan oleh aksi penututan reformasi ini sangat cepat
menyebar dan ia juga mempertanyakan kinerja ABRI saat itu.
Namun Sintong Panjaitan memberi saran kepada bapak Habibie
untuk mengambil alih komando pasukan ABRI namun Habibie
tidak berani mengambil langka itu karena ia menganggap itu
melangkahi pak Soeharto. Disini terlihat bahwa pada masa itu
92

pak Soeharto sangat memegang kekuasaan dalam kendali apapun


di dalam negara sampai Habibie yang mempunyai pangkat wakil
presiden pun tidak berani mengambil keputusan tanpa adanya
persetujuan Soeharto. Hal ini yang membuat para mahasiswa juga
geram yang akhirnya menuntut adanya reformasi di dalam
pemerintahan.
Pada tabel 4.8 terdapat teks dialog yang menjelaskan
adanya dialog yang dilakukan oleh perwakilan mahasiswa yang
diwakili oleh Henri Basel dengan salah satu anggota DPR yaitu
Syarwan Hamid.

Henri Basel : “Mohon jangan berbelit-belit pak, kami ingin


bertemu dengan pak Harmoko.”

Syarwan Hamid : “Yang penting kan adek-adek sudah


menyampaikan aspirasi.”

Henri Basel : “Diluar sana banyak rakyat yang sudah tidak


percaya dengan pemerintah, semua orang panik dan membabi
buta . Lihat saja mahasiswa mati ditembaki, kerusuhan terjadi
dimana-mana.”

Syarwan Hamid : “Ade-ade, ade-ade! Kami mengerti. Kami


mendukung adik-adik semua.”

Henri Basel : “Ini bukti Soeharto sudah lepas kendali pak, kami
minta Soeharto diturunkan dan pak Harmoko selaku ketua
MPR Republik Indonesia harus menemui kami. Jika bapak
tidak berkenan menemui kami, maka kami akan menginap
disini!”

Wacana reformasi yang dijelaskan pada teks dialog


tersebut dapat terlihat bahwa pihak mahasiswa ingin adanya
dialog dengan ketua MPR saat itu. Reformasi terjadi karena
93

pemerintah dianggap tidak memenuhi standar Good Goverment


maka dari itu ada pergerakan dari Mahasiswa yang sudah tidak
mau berbelit-belit lagi. Dalam artian mahasiswa sudah merasa
langkahnya sudah sesuai dengan birokrasi yang ada jadi mereka
tidak mau lagi pemerintah selalu menghindar lagi dengan alasan-
alasan lain.

Pada tabel 4.9 terdapat teks dialog yang menjelaskan


tentang konferensi pers yang dilakukan oleh ketua MPR saat itu
yaitu Harmoko.

Harmoko : “Pimpinan dewan dalam rapat hari ini telah


mempelajari dengan cermat dan sungguh-sungguh tentang
perkembangan dan situasi nasional yang menyangkut aspirasi
masyarakat tentang reformasi. Dalam menanggapi situasi
tersebut, baik ketua maupun wakil-wakil ketua mengharapakan
demi kesatuan dan persatuan bangsa agar presiden secara arif
dan bijaksana sebaiknya mengundurkan diri. Dewan
menyerukan kepada seluruh masyarakat agar tetap tenang
menahan diri menjaga kesatuan dan persatuan serta
mewujudkan keamanan ketertiban agar segala sesuatunya dapat
berjalan dengan baik.”

Berdasarkan teks dialog tersebut dapat dilihat bahwa


wacana reformasi yang di lakukan mahasiswa akhirnya di
dengarkan dan sejalan dengan pemikiran anggtoa DPR maupun
MPR yang secara jelas menginginkan presiden Soeharto turun
dari jabatannya demi kesatuan dan persatuan.
94

Pada tabel 4.11 terdapat teks dialog yang menjelaskan


tentang perbincangan presiden Soeharto dengan beberapa untuk
meminta saran bagaimana menyelesaikan persoalan ini .

Soeharto : “Terimakasih atas aspirasinya, tampaknya kalau


sudah terlanjur begini baru terlihat bahwa jelas saya diminta
untuk mengundurkan diri. Tetapi, di situasi ini ada yang perlu
digaris bawahi seandainya saya berhenti sekarang apakah
kondisinya akan menjadi lebih baik?”

Nurcholis Madjid : “Begini pak, ada keputusan-keputusan yang


secara logis mungkin tidak masuk akal akan tetapi secara
politis sangat strategis. Memang berat pak.”

Soeharto : “Saya kapok jadi presiden!”

Terlihat bahwa agenda reformasi yang di lakukan oleh


kelompok mahasiswa akhirnya membuat presiden Soeharto pun
tidak bisa tutup telinga saja. Dengan respon presiden Soeharto
yang mengumpulkan beberapa ahli untuk meminta saran ini
membuktikan bahwa Soeharto pun akhirnya merasa waktunya
telah habis untuk memimpin Indonesia karena adanya desakan
dari kelompok mahasiswa dan terjadinya kerusuhan yang banyak
memakan korban. Dengan kalimat “Saya kapok jadi presiden” ini
menggambarkan bahwa kondisi hati dari presiden Soeharto pun
sudah tidak nyaman lagi untuk memimpin Indonesia.

Pada tabel 4.12 terdapat teks dialog yang menjelaskan


tentang seruan atau ajakan yang dilakukan oleh salah satu tokoh
penggagas reformasi yaitu Amien Rais untuk melakukan
perayaan keberhasilan reformasi.
95

Amien Rais : “Maka dengan ini masih semangat akan reformasi


saya mengajak seluruh masyarakat untuk menyemarakan
syukuran reformasi dengan membanjiri lapangan monas. Mari
datang, semarakan syukuran reformasi hingga mencapai satu
juta masyarakat terkumpul disana. Terimakasih."

Dari teks dialog diatas terlihat topik yang ingin


ditonjolkan yaitu suatu perayaan keberhasilan sebuah pergerakan
refomasi. Hal ini tidak lepas dari sudah dilakukannya konferensi
pers oleh ketua MPR yaitu Harmoko untuk meminta presiden
Soeharto untuk mundur sebagai presiden Indonesia. Perayaan ini
terlihat penting karena di dalam teks tersebut ada target massa
yang ingin dicapai yaitu satu juta orang.

Pada tabel 4.13 terdapat teks dialog yang menjelaskan


percakapan antara presiden Soeharto dan wakil presiden B.J
Habibie yang membahas tentang penyusunan kabinet baru.

B.J. Habibie : “Saya fikir kabinet reformasi sudah selesai kita


tinggal menghubungi orang-orang ini saja.”

Soeharto : “Hari Sabtu nanti tanggal berapa? Tanggal 23 ya?”

B.J Habibie : “Iya.”

Soeharto : “Saya akan mengundang para pimpinan DPR.”

B.J Habibie : “Betul sekali pak, mereka sudah lama sekali


menunggu undangan itu karena pada hari itu bapa bisa lebih
detail dalam mendengarkan tuntutan dan aspirasi rakyat.”

Soeharto: “Saya akan mengundurkan diri hari Sabtu.”

B.J Habibie: “Lalu bagaimana dengan nasib saya sebagai wakil


presiden pak?”
96

Soeharto: “Terserah nanti, kita lihat saja. Bisa sabtu itu juga
atau seninnya atau mungkin sebulan lagi. Yang jelas kamu
yang akan menjadi presidennya. Waktu tidak banyak lagi ,
laksanakan tugasmu!”

B.J Habibie : “Iya Pak.”

Dari teks percakapan diatas terlihat bahwa Soeharto sudah


sangat mantap dan yakin untuk mengundurkan diri dari
jabatannya. Hal ini membuat jabatan sebagai presiden Indonesia
turun langsung kepada B.J Habibie. Ini memperlihatkan bahwa
wacana reformasi yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa
memang bertujan hanya untuk menurunkan presiden Soeharto
dari jabatannya saja yang membuat presiden Soeharto sendiri pun
akhirnya sudah tidak nyaman lagi karena adanya tekanan dari
masyarakatnya sendiri.

2. Superstruktur (Skematik)
Semantik merupakan teknik untuk menganalisis suatu
wacana karena pada umumnya dalam suatu teks atau
wacana terdapat bagian-bagian seperti pendahuluan, isi
dan penutup yang bertujuan untuk memberikan penekanan
pesan yang ingin disampaikan. Dalam film ini penulis
membagi menjadi 5 bagian yaitu Opening Bill Board,
Opening Scene, Conflict Scene, Anti Klimaks (Solusi),
dan yang terakhir Ending (Akhir Cerita )
97

a. Opening Bill Board

Opening Bill Board dalam film ini menampilkan


latar waktu maju yaitu tahun 2015 bagaimana
keadaan kota Jakarta setelah terjadinya kejadian
reformasi yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa.
Terlihat gedung besar yang sangat kontras dengan
pemukiman warga di sekitarnya. Bisa dikatakan
bahwa alur dalam film ini yaitu mundur karena
menceritakan bagaimana kisah Daniel dan kawan-
kawannya dahulu dalam memperjuangkan reformasi.

Tabel 5. 1 Opening Bill Board


Scene Opening Bill Board

Keterangan Gambar:

Tampilan keadaan ibu kota Jakarta pada tahun


2015 setelah terjadinya reformasi pada tahun
1998
98

b. Opening Scene

Adegan pada film ini dibuka dengan Daniel


yang sedang naik taksi dengan adiknya. Di dalam
taksi tersebut terdengar suara radio yang
memberitakan adanya demonstrasi yang dilakukan
oleh kaum buruh.

Tabel 5. 2 Opening Scene


Scene Opening Scene

Keterangan Gambar:

Daniel dan Adiknya kembali lagi ke Jakarta


dengan membawa sebuah bingkisan.
99

c. Conflict Scene

Pada di bagian ini dijelaskan beberapa konflik


yang terjadi pada film ini dan akan masuk ke dalam
bagian-bagian scene (adegan). Di dalam film ini terdapat
beberapa konflik yang terjadi dan bukan hanya saja
diperlihatkan oleh pemeran utamanya. Lebih dari itu,
konflik dalam film ini diperlihatkan secara kompleks dari
berbagai aspek. Salah satunya yaitu Diana yang tidak
sejalan dengan pemikiran kakak kandung dan kakak
iparnya terkait hal demonstrasi yang melarang Diana.

Selain itu konflik yang digambarkan pada film ini


bagaimana pemerintah dianggap hanya mengulur-ngulur
waktu mahasiswa saja yang akan melakukan demonstrasi
yang akhirnya mereka turun ke jalan, namun saat aksi
penyampaian pendapat di jalan digambarkan ada beberapa
oknum yang membuat keadaan menjadi tidak kondusif
dan akhirnya membuat kerusuhan di mana-mana.

Tabel 5. 3 Conflict Scene

Scene Conflict Scene

22
100

Teks Dialog

Bagus : “Kamu emang gak capek yah demo-


demo terus?”

Diana : “Ya abis kalo bukan kita mahasiswa,


lah terus siapa?”

Salma : “Di, gaenak ah kalo tetangga dan


keluarga kita tau. Kamu kan tau
mbak mu ini kan kerja di istana nah
mas mu tentara , masa adeknya jadi
demonstran demo-demo gitu, gak
pantes ah!”

Diana : “Emang demo itu salah? Dosa?


Haram? Kalo sesuatu udah melenceng
ya dibenerin lah mba. Kalo ngomong
kebenaran itu salah lalu yang pantas
ngomong kebenaran itu siapa?”
101

25

Teks Dialog

Salma : “Di?”

Diana : “Udah mbak aku males ngebahas ini!”

Salma : “Di, Di, Di, dengerin! Kamu gak


pantes ngelakuin itu!”

Diana : “Gak pantes kenapa si mbak? Karena


aku adik dari tentara? atau aku adik
karyawan istana? Mbak aku udah
gede mbak aku gak butuh diajarin
lagi mbak. Emang kalau aku adik
aku harus nurut semua kata kakaku?
Terus mentang-mentang kita rakyat
102

kita harus nurut sama pemerintah?


Ya gak gitu kan mba. Semut aja
diinjek ya bales gigit mbak!”

Bagus : “Assalamualaikum.” (Bagus baru


datang usai bekerja)

Salma : “Waalaikumsalam”

Diana : “Ya biasanya yang nginjek yang make


sepatu boot kaya gitu.” (Diana
bermaksud melakukan sindiran
terhadap kakak Iparnya yaitu Bagus
yang berprofesi sebagai tentara).

Bagus : “Di, gara-gara sepatu boot ini kamu


bisa kuliah. Kamu tuh anak kecil tau
apa sih?”

Diana : “Emang kenapa kalo aku anak kecil?


Ada masalah mas?”

Salma : “Di kamu gak ingat gara-gara kamu


dulu ninggalin rumah ibu sakit terus
meninggal?”

Diana : “Jangan pernah ungkit hal itu lagi


mbak!”

33
103

Teks Dialog
Pemimpin Aksi : “Oke teman-teman
sepertinya kita harus sedikit
bersabar disini. Kita tunggu
keputusan. Biar kita bisa
maju lebih jauh lagi agar
kita bisa didengar oleh
pemerintah.”

Massa Aksi : “Penyusup!!”

Keterangan : Mahasiswa yang akhirnya


melakukan aksi turun langsung ke jalan
terhenti oleh aparat kepolisian dan secara
tidak diduga ada penyusup yang maju dan
tidak mendengarkan arahan dari pemimpin
aksi yang akhirnya membuat aparat kepolisian
bertindak dan melakukan tembakan
peringatan.
104

d. Anti Klimaks

Antik Klimaks merupakan sebuah tahapan


penyelesaian dari beberapa konflik yang terjadi.
Seperti yang sudah dikemukakan sebelumnya di mana
terjadi konflik antara Diana dengan kakak dan kakak
iparnya yang melarang Diana pergi melakukan
demonstrasi dan adanya penyusup dalam aksi yang
dilakukan mahasiswa yang menyebabkan kerusuhan
terjadi. Berikut anti klimaks yang terjadi dalam film
ini .

Tabel 5. 4 Anti Klimaks Scene

Scene Anti Klimaks Scene

81
105

Teks Dialog

Bagus : “Di, Duduk sini Di.”

Diana : “Mas, mas Bagus maafin Diana ya?”

Bagus : “Sama-sama Di, mas Bagus minta


maaf juga ya?”

Bagus : “Sebenarnya mas itu setuju loh apa


yang kamu perjuangkan. Lain kali
kamu lakuin dengan tertib.”

Keterangan : Setelah suasana mulai kondusif


dari kerusuhan akhirnya Diana bertemu
dengan Bagus saat aksi terjadi dan Diana
memberi Bagus nasi bungkus dan sadar ia
salah akhirnya ia meminta maaf kepada
Bagus.
106

79

Teks Dialog

Harmoko : “Ini sudah titik balik pak Sarwan,


kita melakukan tugas kita.
Lagipula, kita tidak mau ada
korban lagi.”

Syarwan Hamid : “Lalu bagaimana dengan


mereka (mahasiswa) disana
pak?”

Harmoko : “Yasudah, kita sambut mereka.”

Keterangan : Harmoko sebagai ketua MPR


berdiskusi dahulu terkait tuntutan massa
mahasiswa yang ingin menemuinya dan
berdiskusi yang akhirnya Harmoko
menyetujui untuk menyambut massa
mahasiswa.

e. Ending

Ending merupakan kejadian terakhir dalam sebuah


kejadian dalam hal ini yaitu akhir cerita dalam film Dibalik
98. Film ini menampilkan akhir cerita di mana Diana
107

bertemu lagi dengan Daniel namun dengan menjalani


kehidupannya masing-masing. Mereka menceritakan
kehidupan mereka masing-masing lalu bernostalgia
bagaimana dulu saat melakukan aksi reformasi.

Tabel 5. 5 Ending Scene

Scene Ending Scene

22

Teks Dialog

Diana : “Kamu tau gak rasanya ditinggal itu


gimana?”

Daniel : “Hidup itu gak seindah apa yang kita


harapkan Di. Kalo aku bisa milih aku
juga gak akan pergi dari Jakarta. Tapi
sekarang aku ngeliat kondisi kamu
baik-baik aja. Aku seneng kok. Kalo
boleh tanya Di kenapa guru TK?”

Diana : “Ya mungkin di satu sisi aku merasa


seolah-olah perjuangan Reformasi kita
itu gagal tapi di sisi lain aku belajar
realistis aku cuma punya semangat yaitu
dengan mengajar.”
108

Keterangan : Diana dan Daniel akhirnya bertemu


kembali setelah beberapa tahun mereka berbincang-
bincang dan Diana sedikit menceritakan alasan dia
menjadi guru pengajar TK.

3. Struktur Mikro
a. Semantik

1.) Latar

Latar merupakan penggambaran dari suatu


peristiwa yang hendak ingin disampaikan agar
khalayak terbawa dengan pesan yang di maksud.
Latar dapat menjadi alasan pembenar gagasan
yang diajukan dalam suatu teks. Oleh karena itu,
latar teks berguna karena dapat membongkar apa
maksud yang ingin disampaikan oleh penulis.

Dalam film “Dibalik 98” ini menerangkan


bahwa penulis mengarahkan khalayak pada detail-
detail kejadian yang terjadi pada reformasi
Indonesia pada tahun 1998. Digambarkan banyak
adegan yang berlatarkan demonstrasi mahasiswa
yang menuntut turunnya presiden Soeharto. Tidak
sedikit pula ada latar yang menampilkan
kerusuhan yang terjadi pasca masuknya penyusup
pada demonstrasi mahasiswa. Diawali dari
109

tembakan peringatan dari aparat kepolisian sampai


penjarahan yang dilakukan oleh masyarakat yang
tidak terkendali.

Ini menunjukan bahwa penulis skenario ingin


membawa khalayak pada kejadian-kejadian
mencekam yang terjadi pada reformasi 1998.
Selain hal-hal menekam yang dikedepankan dalam
film ini, ada beberapa latar lain yang dapat
dijelaskan dalam film ini salah satunya yaitu latar
percintaan antara Diana dan Daniel. Mereka
memiliki ambisi sama pada saat reformasi terjadi
yaitu ingin mengganti pemerintah yang dianggap
sudah tidak mampu lagi dalam memimpin
Indonesia. Namun pada akhirnya dalam film ini
inti latar yang dikedepankan yaitu keberhasilan
mahasiswa untuk menurunkan presiden Soeharto
dengan di lakukannya konferensi pers presiden
Soeharto di depan rakyat Indonesia bahwa dia
mengundurkan diri. Keberhasilan ini dirayakan
oleh kelompok mahasiswa dengan menduduki
kantor DPR.

2.) Detil

Detil merupakan elemen yang


berhubungan dengan kontrol informasi yang
ditampilkan seseorang. Pembuat teks akan
110

menampilkan secara berlebihan informasi yang


menguntungkan dirinya atau citra yang baik.
Sebaliknya pembuat teks akan menampilkan
informasi dalam jumlah sedikit (bahkan kalau
perlu tidak disampaikan) kalau hal itu
merugikan kedudukannya. Detil yang lengkap
dan panjang lebar merupakan penonjolan yang
dilakukan secara sengaja untuk menciptakan
citra tertentu kepada khalayak.94

Tabel 5. 6 Detil
Scene Detil Keterangan

Teks disamping
Pemimpin aksi :
memperlihatkan detil
26
“Teman-teman lagi-lagi kita pemerintah
dibohongi. Pemerintah membohongi
menaikkan harga sewenang- mahasiswa dengan
wenangnya. Dan kita cara akan mendengar
dipaksa mendekam aspirasi mereka

dikampus ini. Apakah kita namun nyatanya

terima?” pemerintah malah


menaikan harga dan
memkasa mahasiswa
tertahan di dalam
kampus.

94
Eriyanto,Analisis Wacana Pengantar analisis teks media, hal. 238
111

B.J Habibie : “Saya tidak Teks dialog


habis fikir, kerusuhan disamping
50
menyebar begitu cepat. memperlihatkan detil
Dimana para aparat petinggi kerusuhan yang
abri yang seharusnya mereka terjadi pada
menanggulangi itu semua? reformasi 1998.
Saya dapat laporan kalau Kerusahan yang
disana disini dibakar digambarkan dengan
detil pada teks
disamping yaitu
terjadi pembakaran
di mana-mana.

3.) Maksud

Maksud merupakan pesan atau informasi


yang disampaikan komunikator baik secara
implisit ataupun eksplisit. Elemen maksud
hampir sama dengan elemen detil. Pada
elemen detil, informasi yang menguntungkan
komunikator diuraikan dengan detil yang
panjang, sedangkan pada elemen maksud,
informasi yang menguntungkan diuraikan
secara eksplisit dan jelas.95

95
Eriyanto,Analisis Wacana Pengantar analisis teks media, hal. 240
112

Di dalam film”Dibalik 98” ini, elemen


maksud terdapat pada scene 22. Terjadi dialog
antara dialog antara Bagus dan Diana. Diana
mempertanyakan maksud Diana melakukan
Demo.

Bagus : “Kamu emang gak capek yah demo-


demo terus?”

Diana : “Ya abis kalo bukan kita mahasiswa,


lah terus siapa?”

Salma : “Di, gaenak ah kalo tetangga dan


keluarga kita tau. Kamu kan tau mbak mu ini
kan kerja di istana nah mas mu tentara , masa
adeknya jadi demonstran demo-demo gitu, gak
pantes ah!”

Diana : “Emang demo itu salah? Dosa?


Haram? Kalo sesuatu udah melenceng ya
dibenerin lah mba. Kalo ngomong kebenaran
itu salah lalu yang pantas ngomong kebenaran
itu siapa?”

Ucapan Diana diatas memberikan maksud ia


melakukan aksi demokrasi untuk menuntut sebuah
kebenaran . Diana merasa pemerintah sudah
melenceng dan perlu untuk diluruskan kembali .
Penulis skenario menjelaskan maksud utama
Diana melakukan demonstrasi secara jelas.

4.) Praanggapan
113

Elemen pranggapan mempunyai maksud


untuk mendukung makna dari suatu teks.
Praanggapan hadir dengan pernyataan yang
dipandang terpercaya sehingga tidak perlu
dipertanyakan. Dalam film “Dibalik 98”,
praanggapan terdapat pada scene 72. Adegan
ini menampilkan konferensi pers yang
dilakukan oleh Harmoko selaku ketua MPR
saat itu yang meminta secara jelas untuk
presiden Soeharto turun dari jabatan presiden.

Harmoko : “Pimpinan dewan dalam rapat hari


ini telah mempelajari dengan cermat dan
sungguh-sungguh tentang perkembangan dan
situasi nasional yang menyangkut aspirasi
masyarakat tentang reformasi. Dalam
menanggapi situasi tersebut, baik ketua
maupun wakil-wakil ketua mengharapakan
demi kesatuan dan persatuan bangsa agar
presiden secara arif dan bijaksana sebaiknya
mengundurkan diri. Dewan menyerukan
kepada seluruh masyarakat agar tetap tenang
menahan diri menjaga kesatuan dan persatuan
serta mewujudkan keamanan ketertiban agar
segala sesuatunya dapat berjalan dengan baik.”

Kalimat “demi persatuan dan kesatuan


bangsa” yang diucapkan oleh Harmoko
merupakan pendapat yang belum tentu terbukti
kebenarannya. Kalimat ini digunakan untuk
mendukung gagasan bahwa turunnya presiden
Soeharto itu untuk kesatuan dan persatuan bangsa.
114

b. Sintaksis

1.) Koherensi

Koherensi adalah pertalian atau jalinan


antarkata, atau kalimat dalam teks.96 Koherensi
dapat diamati dari kata sambung yang dipakai.
Koherensi merupakan elemen yang
menggambarkan bagaimana peristiwa
dihubungkan atau dipandang saling terpisah oleh
pembuat teks.

Pada film “Dibalik 98”, koherensi dapat dilihat


pada scene 70. Adegan ini menampilkan dialog
antara Henri Basel (ketua aksi) dan Syarwan
Hamid (penasihat MPR). Pada adegan tersebut
Henri Basel mendesak Syarwan Hamid agar
kelompok mahasiswa bisa bertemu dengan ketua
MPR secara langsung untuk mendiskusikan
masalah reformasi ini.

Henri Basel : “Mohon jangan berbelit-belit


pak, kami ingin bertemu dengan pak
Harmoko.”

Syarwan Hamid : “Yang penting kan adek-


adek sudah menyampaikan aspirasi.”

Henri Basel : “Diluar sana banyak rakyat yang


sudah tidak percaya dengan pemerintah, semua
orang panik dan membabi buta . Lihat saja

96
Eriyanto,Analisis Wacana Pengantar analisis teks media, hal. 242
115

mahasiswa mati ditembaki, kerusuhan terjadi


dimana-mana.”

Kata “dan” pada ucapan Henri Basel


merupakan kata hubung antara kalimat pertama
dengan kalimat kedua. Kata hubung dan pada
ucapan Henri Basel tersebut menandakan
hubungan penekanan sebab akibat yakni apabila
tidak terjadi pertemuan antara mahasiswa dengan
pemerintah maka kondisi masyarakat diluar akan
semakin membabi buta.

2.) Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat berhubungan dengan cara


berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Logika
kausalitas ini diterjemahkan menjadi susunan
subjek (yang menerangkan) dan predikat (yang
diterangkan). Bentuk kalimat ini menentukan
makna yang dibentuk oleh susunan kalimat.97
Bentuk kalimat menentukan subjek yang
diekspresikan secara eksplisit ataupun implisit
dan teks menggunakan kalimat aktif atau pasif
dengan struktur deduktif ataupun induktif.

Dalam film “dibalik 98”, bentuk kalimat


dapat dilihat pada scene 26. Adegan ini
menampilkan pemimpin aksi menyampaikan

97
Eriyanto,Analisis Wacana Pengantar analisis teks media, hal. 251
116

orasinya dihadapan massa mahasiswa yang


ingin menjalankan demonstrasi untuk
menurunkan Presiden Soeharto. Pada adegan
tersebut pemimpin aksi menjelaskan kepada
massa mahasiswa bahwasannya mereka sudah
dibohongi oleh pemerintah karena dipaksa
berdiam diri di dalam kampus saja namun pada
kenyataannya pemerintah tetap sewenang-
wenang dalam menentukan kebijakannya yaitu
menaikan harga.

Pemimpin aksi : “Teman-teman lagi-lagi kita


dibohongi. Pemerintah menaikkan harga
sewenang-wenangnya. Dan kita dipaksa
mendekam dikampus ini. Apakah kita
terima?”
Masa Aksi : “Tidak!!”

Kalimat pemimpin aksi diatas


menggunakan struktur kalimat deduktif. Yakni
inti pesan berada pada awal kalimat. Di mana
pemimpin aksi meyakinkan massa kalau
mereka sudah dibohongi.

.Selain itu, bentuk kalimat juga terdapat


pada scene 90. Adegan tersebut menampilkan
dialog antara B.J Habibie dengan Presiden
117

Soeharto di mana B.J Habibie sedang


mempersiapkan susunan kabinet reformasi
dengan presiden Soeharto.

B.J Habibie : “Saya fikir kabinet reformasi sudah selesai kita


tinggal menghubungi orang-orang ini saja.”

Kalimat tersebut menggunakan struktur


deduktif karena inti pesan pada kalimat
diletakkan pada bagian awal. B.J Habibie
menyampaikan kepada presiden Soeharto
bahwa susunan kabinet yang telah ia kerjakan
telah selesai.

3.) Kata Ganti

Kata ganti merupakan alat yang dipakai


oleh komunikator untuk menunjukkan di mana
posisi seseorang dalam wacana.98 Dalam film
“dibalik 98”, kata ganti dapat dilihat pada
scene 15. Adegan ini menampilkan dialog
antara Mahasiswa yang berdemo dengan pihak
rektor. Pada adegan tersebut, mahasiswa
menyampaikan aspirasinya yang merasa tidak
didengar oleh pemerintah terkait isu yang
tengah memanas.

98
Eriyanto,Analisis Wacana Pengantar analisis teks media, hal. 253
118

“Salah Satu Massa Mahasiswa : “Percuma


kami sabar pak, mulai sekarang kita akan demo
turun ke jalan!”

Kata “Kami dan Kita” merupakan kata


ganti yang mewakili sejumlah mahasiswa yang
melakukan aksi demo tersebut.

Selanjutnya, kata ganti terlihat pada scene


50. Adegan ini menampilkan dialog antara BJ.
Habibie dengan Suntong Panjaitan terkait dengan
kerusuhan yang terjadi.

BJ. Habibie : “Saya tidak habis fikir,


kerusuhan menyebar begitu cepat. Dimana
para aparat petinggi yang seharusnya mereka
menanggulangi itu semua? Saya dapat laporan
kalau disana disini dibakar.”

Kata “para aparat petinggi” merupakan


kata ganti yang mewakili para pemegang
keamanan negara yang berwenang dan berkuasa,
dan kata “mereka” merupakan kata ganti dari para
aparat petinggi.

Selain itu, kata ganti juga terdapat pada


scene 70. Adegan ini menampilkan dialog antara
Henri Basel dengan Syarwan Hamid. Pada adegan
ini Henri Bassel melakukan aksi protes karena
Syarwan Hamid menyampaikan alasan yang
terkesan berbelit-belit namun tidak menjawab inti
pertanyaan yang dimaksud.
119

Henri Basel : “Mohon jangan berbelit-belit


pak, kami ingin bertemu dengan pak
Harmoko.”

Syarwan Hamid : “Yang penting kan adek-


adek sudah menyampaikan aspirasi.”

Kata “kami” dan “adek-adek” merupakan


kata ganti yang ditujukan untuk mewakili
sejumlah mahasiswa yang sedang menyampaikan
aspirasinya.

c. Stilistik

Stilistik ialah suatu cara yang digunakan oleh


penulis untuk menyampaikan maksud dan tujuannya
dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Stilistik
diterjemahkan sebagai gaya bahasa. Gaya bahasa
mencakup diksi atau pilihan leksikal, struktur kalimat,
majas, dan citraan yang digunakan seorang sastrawan
yang terdapat dalam sebuah karya sastra.99

Dalam film Dibalik 98, gaya bahasa yang


digunakan ada beberapa yang menggunakan sebuah
sindirian. Hal ini karena film ini menitik beratkan
pada masalah kepemerintahan negara yang tidak bisa
disampaikan dengan bahasa langsung melainkan
harus dengan sindiran karena pada latar waktu film

99
Drs. Alex Sobur, M. Si, Analisis Teks Media, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarta, 2006), h. 81-82
120

ini yaitu Orde Baru tidak bisa bebas untuk


berpendapat.

Tabel 5. 7 Stilistik
Scene Potongan Adegan

15
Teks Dialog

Massa Mahasiswa : “Yang mau reformasi tunjuk


Tangan! yang mau reformasi tunjuk
tangan! Pemerintah selama ini
berhobong pak! presidennya itu
lagi itu lagi! Menterinya juga
keluarga sendiri!”

Rektor : “Masukan kalian, kami tampung.”

Keterangan : Massa mahasiswa melakukan aksi


penyampaian pendapat di dalam kampus yang dihadiri
oleh petinggi-petinggi kampus.
121

22

Bagus : “Kamu emang gak capek yah demo-demo


terus?”

Diana : “Ya abis kalo bukan kita mahasiswa, lah terus


siapa?”

Salma : “Di, gaenak ah kalo tetangga dan keluarga kita


tau. Kamu kan tau mbak mu ini kan kerja di
istana nah mas mu tentara , masa adeknya jadi
demonstran demo-demo gitu, gak pantes ah!”

Diana : “Emang demo itu salah? Dosa? Haram? Kalo


sesuatu udah melenceng ya dibenerin lah
mba. Kalo ngomong kebenaran itu salah lalu
yang pantas ngomong kebenaran itu siapa?”

Keterangan : Diana, Bagus, dan Salma sedang berbicara


mengenai kegiatan Diana dikampus dan Bagus
mengetahui Diana ikut serta dalam aksi demonstrasi
yang menuntut adanya reformasi.
122

d. Retoris

1.) Grafis

Grafis merupakan elemen pertama dalam retoris.


Grafis menampilkan bagian yang menonjol dalam segi
pesan yang disampaikan dilihat dari teknik
pengambilan gambar. Dari hasil pengumpulan data,
ada beberapa elemen grafis yang terdapat pada film
Dibalik 98, diantaranya :

Tabel 5. 8 Grafis
Scene Potongan Adegan

22

Keterangan : Diana sedang berbincang dengan


Bagus dan Salma terkait keinginan dia untuk
ikut aksi demonstrasi. Disini Diana tidak
mendapatkan restu dari kakak kandung dan
kakak iparnya. Dalam scene ini pengambilan
gambar menggunakan teknik medium shot,
melalui teknik ini sutradara dan penulis ingin
menegaskan keteguhan Diana untuk mengikuti
123

aksi demonstrasi.

81

Keterangan : dalam scene ini menggunakan


teknik pengambilan gambar medium shot di
mana sutradara dan penulis ingin
menggambarkan posisi pak Soeharto yang
membutuhkan saran terkait permasalahan
reformasi yang menginginkan dirinya turun dari
jabatannya.

2.) Metafora

Metafora merupakan suatu kiasan atau


perumpamaan dalam suatu ungkapan yang dapat
dinilai sebagai landasan berfikir seseorang. Pemakaian
metafora dalam suatu teks menggambarkan makna
yang ingin disampaikan secara tidak langsung. Dalam
film Dibalik 98 ada beberapa penggunaan metafora,
yaitu :
124

Tabel 5. 9 Metafora
Scene Potongan Adegan

25

Salma : “Di?”

Diana : “Udah mbak aku males ngebahas ini!”

Salma : “Di, Di, Di, dengerin! Kamu gak pantes


ngelakuin itu!”

Diana : “Gak pantes kenapa si mbak? Karena aku


adik dari tentara? atau aku adik karyawan
istana? Mbak aku udah gede mbak aku gak
butuh diajarin lagi mbak. Emang kalau aku
adik aku harus nurut semua kata kakaku?
Terus mentang-mentang kita rakyat kita
harus nurut sama pemerintah? Ya gak gitu
kan mba. Semut aja diinjek ya bales gigit
mbak!”

Keterangan : Salma mencoba menghalangi adiknya


yaitu Diana untuk pergi melakukan aksi
demonstrasi.
125

3.) Ekspresi

Ekspresi merupakan elemen terakhir dalam retoris,


Ekspresi melihat suatu penekanan yang ditonjolkan
seseorang dalam sebuah pesan dilihat dari teks.
Ekspresi ini bisa berupa mimik wajah seperti bahagia,
tersenyum, menangis, tertawa, sinis, dan lain
sebagainya. Berikut beberapa ekspresi yang terdapat
pada film Dibalik 98 :

Tabel 5. 10 Ekspresi
Scene Potongan Adegan

15

Keterangan Gambar :

Dalam scene ini Diana sangat emosional


saat ketua aksi menyampaikan pendapatnya
di depan petinggi kampus. Diana sangat
emosional karena ia memiliki semangat
yang sangat tinggi untuk perubahan di
pemerintahan Indonesia.
126

34

Keterangan Gambar :

Pada scene ini Salma merasa resah dan


khawatir karena ia melihat dari layar televisi
telah terjadi kerusuhan di mana-mana dan ia
mengingat adiknya yaitu Diana yang ikut
serta dalam aksi reformasi dan
mengkhawatirkan keadaannya.

B. Kognisi Sosial Film “Dibalik 98”


Di dalam skema analisis wacana Teun A. Van Dijk, teks
tidak hanya memiliki arti tertentu saja. Lebih dari itu, teks juga
merupakan gambaran dari kesadaran mental dari pembuat teks
itu sendiri. Di dalam kognisi sosial ini menjelaskan
penggambaran, penafsiran, pemaknaan penulis dalam
memproses pembentukan suatu teks. Menurut Van Dijk
analisis kognisi sosial memusatkan perhatian pada struktur
127

mental pembuat teks (penulis). Proses pemaknaan dan mental


dari penulis untuk memahami sebuah peristiwa atau fenomena
merupakan bagian dari proses produksi suatu teks.100
Di dalam sebuah film memiliki naskah skenario yang
menjelaskan setiap adegan yang ditampilkan. Skenario berisi
dialog-dialog antar pemeran film lengkap dengan tempat,
waktu, dan adegan tambahan lainnya. Peneliti mencari data
dengan cara melakukan wawancara langsung dengan Ifan
Ardiansyah Ismail selaku penulis naskah skenario film
“Dibalik 98”.
Film “Dibalik 98” merupakan film tentang reformasi yang
terjadi pada tahun 1998 di mana saat itu Indonesia dipimpin
oleh presiden Soeharto yang memiliki kebijakan yang
dianggap tidak menyejahterakan masyarakat. Hal ini membuat
sang penulis merasa tertarik untuk menjadi bagian dari
pembuatan film Dibalik 98 sebagai penulis skenario.

“Latar belakang mengapa saya akhirnya mengiyakan tawaran


untuk menulis skenario film ini karena pada dasarnya saya
memang menyukai sejarah, saya ingin mengetahui bagaimana
sih kejadian yang sebenarnya terjadi dibalik reformasi 1998 ini,
terlebih di Indonesia ini belum ada film yang mampu
mengangkat cerita dan menggambarkan bagaimana sejarah
besar bangsa Indonesia yaitu Reformasi 1998 terjadi, dan ingin
merekam moment salah satu sejarah besar bangsa
Indonesia.”101

100
Eriyanto, Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media, h
266-267
101
Wawancara pribadi dengan Ifan Ismail, Penulis Skenario Film “Dibalik
98”, Minggu, 06 Oktober 2019
128

Dalam film ini digambarkan mahasiswa terutama pemeran


utamanya yaitu Diana melakukan aksi demonstrasi terkait
protes terhadap pemerintah. Selain itu juga film ini
menggambarkan tokoh penting pada saat itu yang diperankan
oleh beberapa artis ternama Indonesia. Menurut Ifan Ismail,
dalam menuliskan ide cerita ia melakukan riset terlebih
dahulu.
“Iya, kita sebelum membuat film ini kita melakukan riset
terlebih dahulu. Kita waktu itu bertemu dengan bapak Wiranto
untuk menggali beberapa informasi pada saat itu. Selain itu kita
juga bertemu dengan politisi-politisi yang terlibat dalam
peristiwa pada 1998 tersebut.”102

Ifan Ismail dalam hal ini merasa tidak ingin hasil teks atau
naskah skenario yang dibuatnya tidak berdasarkan pada dasar
yang ada karena film ini mengangkat tema sejarah . Kejadian
yang benar-benar pernah terjadi dan tidak bisa diimajinasikan .
Jadi, Ifan Ismail merasa perlu adanya riset terlebih dahulu.

C. Konteks Sosial Film “Dibalik 98”


Analisis sosial melihat bagaimana teks itu dihubungkan
lebih jauh dengan struktur sosial dan pengetahuan yang
berkembang dalam masyarakat atau satu wacana.103 Dalam
meneliti wacana dari suatu teks, perlu adanya penelitian atas
wacana yang berkembang di masyarakat. Analisis konteks

102
Wawancara pribadi dengan Ifan Ismail, Penulis Skenario Film “Dibalik
98”, Minggu, 06 Oktober 2019
103
Eriyanto, Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media, h. 225
129

sosial meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal


diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat.104

Pada mulanya film ini dibuat karena dalam dunia


perfilman Indonesia belum ada yang mengangkat tema
tentang kejadian reformasi pada tahun 1998, karena
masyarakat merasa perlu mengetahui apa yang sebenarnya
terjadi pada saat reformasi dan akhirnya film “Dibalik 98” ini
muncul.

“Terlebih di Indonesia ini belum ada film yang mampu


mengangkat cerita dan menggambarkan bagaimana sejarah
besar bangsa Indonesia yaitu Reformasi 1998 terjadi, dan ingin
merekam moment salah satu sejarah besar bangsa Indonesia.
Saya melihat bangsa Indonesia ini belum sepenuhnya
menghargai sejarah bangsanya sendiri. Bisa terlihat dari
apresiasi masyarakat terhadap film-film yang menceritakan
tentang sejarah apapun bangsa Indonesia ini, minimnya mereka
yang nonton sehingga film tidak bertahan lama di bioskop.”105

Wacana yang berkembang pada masyarakat mengenai


reformasi ini hanyalah sekedar pada tingkat kerusuhan dan
krisis saja. Lebih dari itu, masyarakat tidak terlalu mengetahui
bahwa turunnya presiden Soeharto dikarenakan faktor-faktor
lain yang masih banyak merugikan masyarakat.

“Menurut saya film ini belum sepenuhnya ya menampilkan


secara gamblang dan jelas tentang kejadian reformasi pada saat
itu, Karena jika yang menonton film ini adalah bukan orang
Indonesia, atau orang yang belum pernah mengetahui tentang

104
Eriyanto, Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media, h. 271
105
Wawancara pribadi dengan Ifan Ismail, Penulis Skenario Film “Dibalik
98”, Minggu, 06 Oktober 2019
130

sejarah reformasi bangsa Indonesia ini pasti yang tergambar


adalah seolah-olah menganggap rakyat Indonesia pada masa
reformasi itu un-grateful, atau tidak bersyukur. Karena yang
digambarkan merana adalah pak Soehartonya. Ya memang sih
di film ini ada penggambaran kesulitan ekonomi di awal film,
tetapi penggambaran “kekejaman” masa itu dan alasan kita
rakyat Indonesia mengapa sampai meminta untuk dilakukannya
pengunduran diri presiden tersebut.”106

Dalam film ini Diana digambarkan memang hanya


melakukan aksi demonstrasi tanpa adanya gambaran secara detail
mengenai kekejaman yang dilakukan pak Soeharto pada saat itu.

Dalam rekam jejak sejarahnya, reformasi di Indonesia


sendiri saat itu memiliki beberapa pendukung dari beberapa figur
penting diantaranya :107

No Nama Tokoh Penjelasan

1. Sultan Keberaniannya yang menginsipirasi


Hamengkubuwono seluruh rakyat Indonesia sebagai
X pencetus awal terjadinya “people
power”. Di saat banyak tokoh lain
masih diam dalam situasi krisis
ekonomi dan tidak berani bersikap
atas rejim politik ORBA, HBX
justru secara terbuka menggerakan
“people power” untuk pertama
kalinya secara besar-besaran.

106
Wawancara pribadi dengan Ifan Ismail, Penulis Skenario Film
“Dibalik 98”, Minggu, 06 Oktober 2019
107
https://ferizalramli.wordpress.com/2014/07/20/mengingat-
kembali-napak-tilas-para-tokoh-di-era-reformasi-98/ , diakses pada tanggal 28
Januari 2020. Pukul 20.00 WIB
131

Tercatat sekitar 1 juta orang untuk


pertama kalinya dalam sejarah
ORBA, secara terbuka menentang
rejim ORBA, melakukan “long
march” dari kampus UGM ke
keraton Yogyakarta.

2. Cak Nur – Cak Nur berperan besar menjadi


Nurcholis Madjid penasehat Pak Harto di saat-saat
genting . Cak Nur yang pro
reformasi tapi dikarenakan
pribadinya yang terhormat dan
humanis menjadi kepercayaan Pak
Harto dalam mengambil keputusan
menyikapi gerakan masyarakat anti
Soeharto. Atas saran Cak Nur inilah
akhirnya Pak Harto bersedia
mundur dengan cara elegan tanpa
ada pertumpahan darah.

3. Muhammad Amien Adalah tokoh kunci utama


Rais reformasi Indonesia. Di saat bangsa
ini, kala itu benar-benar tenggelam
dalam keputusasaan terhadap masif-
nya praktek Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme zaman ORBA, Amien
Rais adalah energi bangsa kala itu
untuk membuat kita tetap semangat
melawan praktek KKN. Amien Rais
juga berhasil mengantarkan proses
reformasi yang dia pimpin tanpa
pertumpahan darah.
132

Selain tokoh-tokoh penting, ada juga partai-partai politik


yang mendukung terjadinya reformasi pada tahun 1998,
diantaranya:

NO Lambang Partai Nama Partai

1 Partai Amanat Nasional (Yang


dipimpin oleh Muhammad Amien
Rais)

2 Partai Demokrasi Indonesia


Perjuangan (Yang dipimpin oleh
Megawati Soekarno Putri)
BAB VI

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
penulis dapat disimpulkan bahwa dalam wacana reformasi
pada film “Dibalik 98” sebagai berikut:
1. Teks
Dilihat dari segi teks pada film penulis
menyimpulkan bahwa:
a) Struktur Makro
Tema besar yang terdapat dalam film ini yaitu
mengenai perjuangan mahasiswa dalam
mewujudkan reformasi di tubuh pemerintahan
era Soeharto. Wacana reformasi disampaikan
oleh sosok mahasiswa yang bekerja keras untuk
bisa melakukan diskusi dengan pemerintah
terutama pemeran utamanya yaitu Diana yang
memiliki semangat reformasi yang sangat tinggi
dengan ikut sertanya dia dalam setiap demontrasi
yang dilakukan oleh aksi massa. Selain itu ada
sub tema juga yang terdapat pada film ini yaitu
hubungan moral antara Diana dengan kakaknya
yang sempat tidak hangat dan tidak akur
dikarenakan kakaknya yang melarang Diana

133
134

untuk melakukan aksi demonstrasi.


b) Superstruktur
Superstruktur atau tematik merupakan skema
cerita, dalam film superstruktur digambarkan
pada alur film dari awal hingga akhir cerita.
Dalam film “Dibalik 98” terdapat lima alur
tahapan cerita yaitu opening bill board yang
menampilkan kondisi ibukota Jakarta setelah
beberapa tahun pasca terjadinya demonstrasi
reformasi, opening scene digambarkan saat
Daniel membawa abu kremasi ayahnya kembali
ke Jakarta, lalu conflict scene saat Diana
dilarang mengikuti aksi demonstrasi oleh
kakaknya selain itu konflik yang terjadi saat
adanya penyusup yang ikut serta dalam aksi
demonstrasi yang membuat keadaan menjadi
gaduh, antiklimaks digambarkan saat Diana
bertemu kakak iparnya yaitu Bagus saat istirahat
dan Diana berbagi makan dengan Bagus lalu
Diana meminta maaf selain itu juga diizinkannya
mahasiswa untuk berdiskusi dengan ketua MPR
saat itu yang membuat mahasiswa dapat
menyampaikan aspirasinya, dan yang terakhir
ending digambarkan saat Diana dan Bagus
bertemu kembali setelah bertahun-tahun tidak
bertemu pasca reformasi dan mereka sudah
bahagia pada kehidupannya masing-masing.
135

c) Struktur Mikro
Struktur mikro merupakan penjelasan lebih
mendalam mengenai teks yang terdiri dari
semantik, sintkasis, stilistik, dan juga retoris.
Pada poin semantik, penulis menitik beratkan
pada kejadian-kejadian yang terjadi pada
mahasiswa yang sedang melakukan perjuangan
reformasi, selain itu juga ada birokrasi politik
yang dilakukan petinggi pemerintahan saat itu,
detail suasana yang mencekam pada saat
kerusuhan juga dikedepankan oleh penulis
skenario. Selanjutnya yaitu sintaksis, sintaksis
sendiri berisi diantaranya koherensi, bentuk
kalimat, dan kata ganti. Koherensi dan kata ganti
yang dipakai oleh penulis skenario lebih banyak
menggunakan dan, kita, dan kami. Selain itu ada
pula kata ganti yang bersifat ambigu seperti para
aparat petinggi. Selanjutnya yaitu stilistik,
stilistik atau gaya bahasa yang dipakai dalam
film ini berupa bahasa Indonesia sehari-hari
tanpa menggunakan bahasa daerah, selain itu
juga ada beberapa gaya bahasa yang
menggunakan sindiran dengan perumpamaan.
Kemudian yang terakhir yaitu elemen retoris di
mana film ini menonjolkan pendapat Diana
mengenai pemerintahan dengan menggunakan
136

perumpamaan atau majas lalu ekspresi Diana


yang sangat emosional dengan pengambilan
gambar medium shot.

2. Kognisi Sosial
Film ini merupakan ide dari produser yang
menginginkan adanya penggambaran sejarah
reformasi yang dituangkan pada sebuah film. Ini
berbanding lurus dengan sang penulis skenario juga
yang memiliki keinginan untuk merepresentasikan apa
yang terjadi pada reformasi 1998 yang dianggap
merupakan peristiwa yang perlu masyarakat ketahui.
Penulis skenario merepresantikan nya melalui sosok
Diana sebagai mahasiswa yang memiliki semangat
yang sangat tinggi untuk membawa perubahan pada
pemerintahan di era Soeharto.

3. Konteks Sosial
Film ini dibuat dengan latarbelakang masyarakat
yang dianggap perlu mengetahui kejadian secara detail
yang terjadi pada reformasi 1998. Wacana yang
berkembang di masyarakat yaitu kurangnya
pengetahuan masyarakat mengenai apa yang
sebenarnya terjadi pada film 1998, selain itu wacana
yang berkembang di masyarakat yaitu kritik terhadap
film ini yang dianggap tidak menggambarkan secara
detail kejadian yang terjadi pada reformasi 1998. Film
137

ini di buat untuk memberikan edukasi kepada


masyarakat agar lebih peduli lagi terhadap persitiwa
sejarah di Indonesia.

B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis
dapat disimpulkan menjadi implikasi teoritis dan implikasi
praktis:

1. Implikasi teoritis

Implikasi teoritis berhubungan dengan kontribusi teori


wacana dalam membahas sejarah atau kejadian penting
yang pernah terjadi pada masa lalu. Selain itu juga
diharapkan implikasi teoritis dalam penelitian dapat
mengembangkan analisis wacana menjadi diskursus ilmu
yang lebih tajam dan mendalam dalam membahas sebuah
masalah.

2. Implikasi Praktis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan peran


untuk penelitian selanjutnya khususnya mengenai wacana
yang berhubungan dengan sejarah.
138

C. Saran
Berdasarkan hasil penemuan dan penelitian yang
dilakukan oleh penulis, penulis ingin memberikan saran
sebagai berikut :
1. Kepada penulis skenario yaitu mas Ifan Ardiansyah
Ismail agar terus menggali informasi yang lebih dalam
lagi mengenai peristiwa-peristiwa sejarah terutama
dalam kejadian di Film “Dibali 98” ini dan tidak
berhenti menjadi penulis skenario yang kritis terhadap
kebijakan pemerintah.
2. Kepada seluruh pembaca tulisan ini agar dapat
mempelajari setiap hal positif yang timbul dari
tersusunnya tulisan ini dan mampu menggali
informasi lebih dalam lagi mengenai peristiwa
reformasi pada tahun 1998.
3. Kepada seluruh masyarakat agar dapat menjadi
penonton yang bijak dan tidak tutup mata terhadap
kejadian bersejarah yang terjadi di negara Indonesia
ini.
DAFTAR PUSTAKA

Armawati Arbi, Dr. M.Si .Psikologi Komunikasi dan Tabligh. Jakarta:


AMZAH. 2012.

Badara, Dr. Aris. Analisis Wacana Teori,Metode, dan


Penerapannya pada Wacana Media. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.

Changara, Dr . H. Hafid. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT


Rajagrafindo Persada. 1998.

Danesi, Marcel. Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta:


Jalasutra. 2010.

Eriyanto. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta


: LkiS Yogyakarta. 2001.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik.


Jakarta: PT Bumi Aksara. 2013.

Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu


sosial. Jakarta: Salemba Humanika. 2010.

HW, Widjaja. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakarta : PT Raja


Grafindo. 2011.

J. Moeleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya. 2006.

McQuail, Denis. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika.


2011.

139
140

Mulyana, Dedi. Kajian Wacana : Teori, Metode, dan Aplikasi, prinsip-


prinsip analisis wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana. 2005.

Mulyana, Deddy & Solatun. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung :


PT Remaja Rosdakarya. 2008.

Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif . Yogyakarta : LkiS, 2007.

Peter Salim dan Yenny Salim. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.


Jakarta : Modern English Press.2002. cet. 3.

Prastika, Himawan. Memahami Film. Yogyakarta : Homerian Pustaka.


2008.

Sugiyono,Prof. Dr. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan


R&D. Jakarta: CV ALFABETA. 2014.

Sedarmayanti. Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi,dan


Kepemimpinan Masa Depan (Mewujudkan Pelayanan Prima dan
Kepemerintahan yang baik). Bandung: Refika Aditama. 2009.

Sobur, Drs Alex. Analisis Teks Media. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya. 2006.

Suharjito, Didik. Pengantar Metodologi Penelitian. Bogor: IPB Press.


2014.

Sumarno, Marsell. Dasar-dasar Apresiasi Film.


St. Sularto. Refleksi Agenda Reformasi Membangun Masyarakat
Madani. Yogyakarta : Kanisius, 1999.

Uchjana, Onong. Dinamika Komunikasi. Bandung : PT Remaja


Rosdakarya.2008.

West, Richard & Lynn H.Turner. Pengantar Teori Komunikasi


(Analisis dan Aplikasi). Jakarta: Salemba Humanika. 2008.
141

Website
Amjad, Abu. 2016. Hukum Demonstrasi Menurut Doktor
Ahli Fiqih Alumni Al-Azhar. http://www.voa-
islam.com/read/tsaqofah/2016/08/22/45790/huku
m-demonstrasi-menurut-doktor-ahli-fiqih-
alumni-alazhar/#sthash.nRylohtO.dpbs, diakses
pada tanggal 24 Januari 2018.

https://kbbi.web.id/juang, diakses pada tanggal 23 Januari 2018.

http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-d009-15-794901_di-balik-
98/award#.WlREwnmYPIU diakses pada tanggal 2 Januari
2018.

https://www.ruangguru.co.id/definisi-dan-pengertian-reformasi-
menurut-para-ahli/. diakses pada tanggal 20 Januari 2019.

https://www.katapengertian.com/2015/12/pengertian-dan-tujuan-
gerakan-reformasi.html?m=1. diakses pada tanggal 8 Oktober
2018.

https://www.google.co.id/amp/s/kbbi.web.id/film.html diakses pada


tanggal 30 Oktober 2018.

http://www.katapengertian.com/2015/12/pengertian-dan-tujuan-
gerakan-reformasi.html, diakses pada tanggal 25 Januari 2018.

http://filmindonesia.or.id/movie/viewer/201
5, diakses pada tanggal 22 Juni 2019.
http://inibioadata.com, diakses pada tanggal 6 Juli 2019.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Boy_William, diakses pada


tanggal 6 Juli 2019.
https://ferizalramli.wordpress.com/2014/07/20/mengingat-
kembali-napak-tilas-para-tokoh-di-era-reformasi-98/,
diakses pada tanggal 28 Januari 2020
http://mahazalimz.tripod.com/090799xh.html , diakses pada
tanggal 28 Januari 2020
Skripsi

Fauzan, Ahmad. Analisis Wacana Pesan Berbakti Kepada Orang


Tua Dalam Film Tendangan dari Langit. Skripsi. Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi prodi Komunikasi
Penyiaran Islam. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2017.

Saputra, Muhammad Iman. Analisis Wacana Perlawanan


Korupsi Dalam Film Selamat Siang Risa!! Karya Ine
Febriyanti. Skripsi. Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi prodi Komunikasi Penyiaran Islam. UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. 2016.
Wulandari, Canceria Eka. Representasi Nilai-Nilai Nasionalisme
Dalam Film “Dibalik 98 (Analisis Semiotika Film Dibalik
98). Skripsi. Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya
prodi Ilmu Komunikasi. Universitas Islam Indonesia.
2018.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Poster Film Dibalik 98
Surat Izin Penelitian
Hasil Wawancara

Narasumber : Ifan Adriansyah Ismail (Penulis Skenario Film


Dibalik 98)
Hari/Tanggal : Minggu, 06 Oktober 2019
Waktu : 11:00-12:00 WIB
Tempat : Connectinc Co-working Space Jl. Palem No. 28
Cipete Selatan, Jakarta Selatan

1. Bagaimana awal mula mas Ifan memasuki dunia


perfilman, sampai jadi penulis skenario seperti
sekarang ini?

Saya lebih menganggap ini sebagai „kecelakaan


hidup‟ ya. Awalnya saya tidak menyangka akan memulai
karir di dunia film. Dari dulu saya sudah senang film,
tetapi awalnya saya lebih mengira saya akan masuk ke
komik (industri komik), terutama di bagian
menggambarnya karena saya sendiri dulu ambil kuliah
desain. Jadi saya mengira akan menjadi desainer, namun
akhirnya membelok ke dunia film. Tapi sebenarnya saya
memulai karir di penulisan naskah itu bukan di industri
film terlebih dahulu, melainkan di stasiun televisi. Waktu
itu saya mengerjakan naskah untuk program
“Extravaganza” dari episode 1 hingga episode yang
kesekian ratus. Dari situ baru mulai menulis naskah film.
Dimulai sejak masa kuliah. Meskipun saya ambil
jurusan desain, saya juga ikut unit film di ITB, namanya
Liga Film Mahasiswa (LFM) dimana para penggemar
film dan fotografi berkumpul di unit tersebut. Saat itu
LFM sempat menjadi partner dalam pemutaran film
“Petualangan Sherina”, membantu Riri Riza untuk promo
film “Eliana, Eliana” di kalangan mahasiswa Bandung.
Lalu saya coba nekat untuk magang di Miles (Miles
Films), bagian Art Department, hingga nama saya ikut
tercatat dalam pembuatan film “AADC?” juga. Setelah
itu, sekian tahun menulis untuk “Extravaganza” dan bisa
kenal dengan Salman Aristo dari program tersebut. Jadi
dari pengalaman tersebut saya bisa kenal dengan orang-
orang yang berhubungan dengan dunia film. And the rest
is history.

2. Apa latarbelakang yang menjadi problema mendasar


mas Ifan menulis skenario film “Dibalik 98”?
Awalnya membuat film ini saya ditawarkan oleh
produser Afandi pada tahun 2014, saya juga tidak
mengerti mengapa saya yang ditawarkan. Tetapi
saya merasa karena sebelumnya saya menulis
skenario film “Habibie & Ainun” dimulai dari
situlah nama saya mulai banyak dikenal. Latar
belakang mengapa saya akhirnya mengiyakan
tawaran untuk menulis skenario film ini karena
pada dasarnya saya memang menyukai sejarah,
saya ingin mengetahui bagaimana sih kejadian
yang sebenarnya terjadi dibalik reformasi 1998 ini,
terlebih di Indonesia ini belum ada film yang
mampu mengangkat cerita dan menggambarkan
bagaimana sejarah besar bangsa Indonesia yaitu
Reformasi 1998 terjadi, dan ingin merekam
moment salah satu sejarah besar bangsa Indonesia.
Saya melihat bangsa Indonesia ini belum
sepenuhnya menghargai sejarah bangsanya
sendiri. Bisa terlihat dari apresiasi masyarakat
terhadap film-film yang menceritakan tentang
sejarah apapun bangsa Indonesia ini, minimnya
mereka yang nonton sehingga film tidak bertahan
lama di bioskop. Seujujurnya saya iri dengan
bangsa lain yang mampu berdiskusi melalui film
mengenai sejarah-sejarah bangsanya sendiri,
sedangkan di Indonesia sendiri ini pengetahuan
tentang sejarahnya lebih banyak didapatkan hanya
dari buku sejarah, belum banyak kompleksitas
visualisasinya.

3. Sebelum menulis skenario film ini, apakah ada riset


yang dilakukan terlebih dahulu?
Ya, saya melakukan riset dengan melakukan
wawancara mendalam dengan Wiranto, dan
politisi-politisi pada masa itu.
4. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses
penulisan skenario film “Dibalik 98”?
Kurang lebih untuk prosesnya selama 6 bulan.

5. Apakah ada kendala yang dihadapi selama proses


penulisan skenario maupun pembuatan film?
Karena film ini termasuk film yang memiliki
banyak hal-hal sensitivitas dari berbagai sudut
pandang, kendala yang dihadapi ya banyaknya
pertimbangan. Tapi lebih banyak sih kendala di
teknis ya, lebih banyak tantangan produksinya
bagaimana membuat suasan reformasi 1998 benar-
benar tergambarkan. Itu aja masih kecolongan kan
dengan adanya bendera PRD pada saat demo, ya
itu Cuma kecolongan aja ya ngapain juga ada
bendera PRD disitu, harusnya kan enggak ada.

6. Mengapa film ini diberi judul “Dibalik 98”?


Karena di dalam film ini yang diangkat adalah
cerita kehidupan keluarga aktivis, bukan hanya
menonjolkan cerita tentang reformasi 1998 terjadi.

7. Apakah cerita dalam film ini sudah cukup


mewakilkan penggambaran dan pesan tentang
kejadian reformasi pada tahun 1998?
Menurut saya belum sepenuhnya ya, Karena jika
yang menonton film ini adalah bukan orang
Indonesia, atau orang yang belum pernah
mengetahui tentang sejarah reformasi bangsa
Indonesia ini pasti yang tergambar adalah seolah-
olah menganggap rakyat Indonesia pada masa
reformasi itu un-grateful, atau tidak bersyukur.
Karena yang digambarkan merana adalah pak
Soehartonya. Ya memang sih di film ini ada
penggambaran kesulitan ekonomi di awal film,
tetapi penggambaran “kekejaman” masa itu dan
alasan kita rakyat Indonesia mengapa sampai
meminta untuk dilakukannya reformasi ini tidak
terekam, atau tidak digambarkan dengan rinci.
Dan menurut saya plus minus hal tersebut bisa
berbahaya. Dan beruntungnya MNC selaku yang
memproduksi film ini cukup “pelit” atau selektif
dalam membagi film ini untuk dilakukan semacam
screening film sehingga film ini jadi jarang
diputar. Jadi saya cukup menyayangkan apabila
film tersebut di tonton oleh orang awam yang
belum mengetahui tentang reformasi 1998, namun
jika tidak ditampilkan, sayangnya film ini hanya
satu-satunya film di Indonesia yang mengangkat
tema tentang reformasi 1998.
8. Adakah tema besar yang diambil dalam film ini selain
tentang reformasi?
Rekonsiliasi antara tokoh-tokoh. Kekeluargan
yang mengutamakan nilai moral antara seorang
adik yang merupakan aktivis sebuah kampus
swasta dengan kakak ipar yang merupakan
aparatur negara, dan kakak kandung yang
berprofesi sebagai PNS.

9. Mengapa Chelsea Island dan Boy William yang


terpilih menjadi pemeran utamanya, mengapa bukan
aktor lain yang memiliki darah Indonesia asli?
Mengingat film ini adalah film yang menggambarkan
tentang salah satu sejarah besar bangsa Indonesia
Kalau aktor Boy Wiliam dipilih karena ya
memang untuk mewakili pemeran non pribumi, di
dalam film itu kan juga dia dikisahkan terusir dari
keluarganya kan. Kalau Chelsea Islan dipilih
karena ya pada tahun itu dia terkenal dan banyak
memerankan film, jadi ya dipilih untuk ikut
mendongkrak film ini.

10. Apakah ada alasan tertentu mas Ifan memberikan sad


ending dalam film ini?
Kalau untuk ending film ini memang kesepakatan
dari kami produser, sutradara, dan saya penulis
skenario memang kita tidak ingin ending yang
happy, karena seberapapun “dangkal”nya film ini,
atau seberapapun “politis”nya motivasi film ini,
kita masih ingin memberikan statement sedikit lah,
bahwa it is not a picnic. Dalam artian ya
perjalanan Indonesia masih panjang, makanya kan
endingnya Chelsea Islan nya berpisah dengan Boy
Wiliam yang salah satunya terusir, nah pas ketemu
lagi kan mereka udah punya kehidupannya
masing-masing kan makanya agak-agak
bittersweet kan. Nah itu lah upaya kita untuk
menghindari ending yang terlalu “mengada-ada”,
terlalu positif atau terlau negatif. Ya we have to
continue untuk perjuangan ini lah, tidak bisa
dipungkiri juga kita gabisa dong kita menganggap
reformasi ini baik-baik saja.

11. Apakah ada rencana kedepan mas Ifan ingin


membuat film lagi yang mengandung makna
reformasi? Mengingat belakangan ini isu-isu
reformasi kembali muncul
Ya saya sih mau, kalopun nanti ada kesempatan ya
kalau bisa saya mau. Karena kan ya saya memang
suka sejarah, dan saya memang selalu mencari
kesempatan untuk sebisa mungkin perlahan
membuat bangsa Indonesia juga bisa berdiskusi
tentang sejarahnya melalui visualisasi film, tidak
hanya berupa tulisan dan foto-foto saja. Karena
sebagian besar rakyat Indonesia ya belum banyak
mengetahui penggambaran yang jelas tentang
sejarahnya sendiri.

12. Apa pesan yang ingin disampaikan kepada penonton


tentang reformasi? Dalam film ini maupun dalam
kehidupan nyata.
“Menurut saya, kesalahan terbesar dari Reformasi
kita adalah, kita sama sekali tidak membongkar
strukturnya, kita hanya menuntut untuk pak
Soehartonya turun aja. Tetapi struktur didalam
pemerintahannya, kita tidak bahas ataupun
bongkar, bisa dilihat sekarang perlahan muncul
lagi kan isu tentang oligarkinya.”
SCRIPT FILM “DIBALIK 98”

Scene Pertama

Penyiar Radio : “Dan demonstrasi akan menuju bundaran


Hotel Indonesia, menurut perkiraan
koresponden kami jumlah buruh yang akan
datang sebagai berikut Buruh dari Bogor
2000, dari Karawang 500 orang, serta dari
Depok 200 orang.”

Supir Taksi : “Haduh-haduh! pada gak bosan apa ini


orang demo!”

Flashback

(Penggambaran kesulitan warga saat reformasi terjadi seperti sulit


mencari bahan baku dan minyak tanah.)

Scene selanjutnya

Massa Mahasiswa : “Yang mau reformasi tunjuk


tangan! Yang mau reformasi tunjuk
tangan!”

Pemimpin Aksi 1 : “Tenang semua, pak masalahnya


kami disini tidak ada yang percaya
lagi pemerintah itu cuma bisa janji,
janji, dan janji. Dan saya rasa
dialog ini hanya untuk mengulur
waktu.”

Pemimpin Aksi 2 : “Pemerintah selama ini berhobong


pak, presidennya itu lagi itu lagi.
Menterinya juga keluarga sendiri!”

Rektor : “Masukan kalian, kami tampung.”

Salah Satu Massa Mahasiswa : “Percuma kami sabar pak, mulai


sekarang kita akan demo turun
ke jalan!”
Scene selanjutnya

Pemulung : “Bu , sikit temen kie, nggo apa ora


cukup?”
Penjual warung : “Protes aja lu ye, kaya duit banyak aja.
Sono cabut-cabut!”
Masa yang mengantri : “Sedikit gini buat apaan juga gak cukup
ini? Wooo!”
Penjual warung : “Dengerin nih ya ibu-ibu. Emang
dapetnya cuma segini gak ada lagi stok
dari pemerintah!”
Scene selanjutnya

Petugas Istana 1 (perempuan) : “Ma, kamu kok hamil banyak


banget alasannya ya? Aku dulu
pas hamil Siska gak gitu-gitu
amat loh. Coba, aku mau
ngerasain gimana bayimu?”
(memegang perut Salma).

Petugas Istana 2 (laki-laki) : “Banyakin kerjanya, kurangin


ngobrolnya. Aduh Salma!”
Salma : “Maaf pak, pak jangan galak-
galak nanti anakku nangis di dalem
loh pak.”
Petugas Istana 2 (laki-laki) : “Eh, becanda lagi. Ayo cepet ini
tamu-tamu udah pada mau dateng!”
Scene selanjutnya

Diana : (sedang berjalan) “Jack, lu liat Daniel gak?”


Jack : “Wah gatau gua.”
Diana : “Oke-oke, makasih ya.”
Daniel : (Datang menghampiri) “Ini beli di sebelahnya toko
Ahong.” (memegangi kalung).
Lusi : (Memakai kalung) “Bagus gak?”
Daniel : “Bagus kok. Oiya, kunciku mana?”
Lusi : “Nih! (memberi sebuah kunci) biar gak ganggu orang
rumah kalo pulang kemaleman.”
Lusi : (Melihat Diana datang), hey kak Diana apa kabar kak?”
Diana : “Halo, baik-baik. Kamu gimana?”
Lusi : “Kabar baik kak. Oia kak, gimana bagus gak?”
(menunjukkan kalung barunya).
Diana : “Bagus kok.”
Daniel : “Apaan sih kamu norak deh pamer-pamer! Pulang sana
ah!”
Lusi : “Ih apaan sih biarin aja! yaudah deh aku pulang aku
gamau ganggu orang pacaran juga. Dahh kak Diana.”
Diana : “Dadah Lusi, hati-hati.”
Diana : “Kamu kenapa sih suka begitu?”
Daniel : “Apaan?”
Diana : “Gak ngomong, gak pamit, main pergi begitu aja
ninggalin aku!”
Daniel : “Capek aku gontok-gontokan kaya tadi! aku tuh ikutan
gerakan ini karena percaya akan semangatnya. Tapi
kalau udah mulai ribut gitu ya males ah!”

Diana : “Tapi aku gasuka kalo kamu pergi gak pamit sama aku!”
Daniel : “Hey, lagi juga aku pergi cuma kesini.” (halaman
kampus).
Diana : “Kamu tuh nyebelin banget sih!”
Daniel : “Kalau aku nyebelin, terus kenapa kamu mau?”
Diana : (Tersenyum)
Scene selanjutnya

Pemulung : “Kenapa toh le? (melihat anaknya melihat pajangan


baju). Koe gelem klambi anyar? Klambi ball? Ya?
Yowes, doakan bae mben bapake oleh rejeki akeh
ya? Ya?”
Anak pemulung : (mengangguk)

Scene selanjutnya
Bagus : (mengocok telur)
Salma : “Kamu tuh mau bikin apa sih?”
Bagus : “Ini spesial.”
Salma : “Oh, telur dadar? (tersenyum) spesial apa?”
Bagus : “Spesial... spesial pake cinta.”
Salma : (tersenyum) “Oh dengan cinta? Coba dirasain
spesial rasa pake cinta.” (Batuk Keselek)
Bagus : “Minum-minum, keasinan yah?”
Salma : “Enak kok, cobain aja. Enak mas, karena kamu
yang bikin.”
Bagus : (Mencoba masakannya)
Salma : “Gimana enak kan?”
Bagus : (Tersenyum) “Kaya ikan asin.”
Diana : “Assalamualaikum.”
Bagus & Salma : “Waalaikumsalam.”
Salma : “Di, baru pulang jam segini. Kuliah sampe sore
ya kamu?”
Diana : “Enggak mba.”
Salma : “Kok tumben pulangnya sore?”
Diana : “Biasalah mba, banyak kegiatan kampus.”
Bagus : “Kamu emang gak capek yah demo-demo terus?”
Diana : “Ya abis kalo bukan kita mahasiswa, lah terus
siapa?”
Salma : “Di, gaenak ah kalo tetangga dan keluarga kita
tau. Kamu kan tau mbak mu ini kan kerja di istana
nah mas mu tentara , masa adeknya jadi
demonstran demo-demo gitu, gak pantes ah!”
Diana : “Emang demo itu salah? Dosa? Haram? Kalo
sesuatu udah melenceng ya dibenerin lah mba.
Kalo ngomong kebenaran itu salah lalu yang
pantas ngomong kebenaran itu siapa?”
Bagus : “Ngomongan kamu bukan kaya anak sekolahan.”
Diana : “Aku disekolahin untuk ngomong yang bener
mas.”
Salma : “Di, kalau ngomong sama mas mu itu yang
sopan.”
Scene selanjutnya
(Salma dan Bagus pergi bekerja menggunakan sepeda motor)

Scene selanjutnya
Pemimpin Aksi 2 : “Reformasi!!”
Massa Aksi : “Reformasi!!”
Pemimpin aksi 2 : “Teman-teman lagi-lagi kita dibohongi.
Pemerintah menaikkan harga sewenang-
wenangnya. Dan kita dipaksa mendekam
dikampus ini. Apakah kita terima?”
Masa Aksi : “Tidak!!”
Pemimpin Aksi 1 : “Selama ini kita udah nurut demo di
dalam kampus, kita sudah mengikuti
kemauan mereka, tapi mereka tidak ingin
mengikuti kemauan kita. Aspirasi kita
tidak didengarkan. Sekarang rakyat sudah
lelah. Kita pemuda-pemudi Indonesia,
mahasiswa Indonesia kita tidak bisa tinggal
diam. Mulai sekarang mulai detik ini juga
kita akan turun ke jalan. Reformasi!!”

Masa Aksi : “Reformasi!!”

Scene selanjutnya

Diana : (Mempersiapkan perlengkapan untuk aksi turun ke jalan)


Salma : “Di? Di?”
Diana : “Udah mbak, aku males ngebahas ini.”
Salma : “Di, Di, Di, dengerin! Kamu ga pantes ngelakuin itu!”
Diana : “Gak pantes kenapa si mbak? Karena aku adik dari
tentara? atau aku adik karyawan istana? Mbak
aku udah gede mbak aku gak butuh diajarin lagi mbak.
Emang kalau aku adik aku harus nurut semua kata
kakaku? Terus mentang-mentang kita rakyat, kita harus
nurut sama pemerintah? Ya gak gitu kan mba. Semut aja
diinjek ya bales gigit mbak!”
Bagus : “Assalamualaikum.” (Bagus baru datang usai bekerja)
Salma : “Waalaikumsalam”
Diana : “Ya biasanya yang nginjek yang make sepatu boot kaya
gitu.” (Menunjuk sepatu Bagus).
Bagus : “Di, gara-gara sepatu boot ini kamu bisa kuliah. Kamu
tuh anak kecil tau apa sih?”
Diana : “Emang kenapa kalo aku anak kecil? Ada masalah mas?”
Salma : “Di kamu gak ingat gara-gara kamu dulu ninggalin
rumah ibu sakit terus meninggal?”
Diana : “Jangan pernah ungkit hal itu lagi mbak!”

Scene selanjutnya
(Penggambaran Presiden Soharto turun dari pesawat)
Scene selanjutnya

(B.J Habibie dan Sintong Panjaitan berjalan menuju ke dalam


istana)

Scene selanjutnya

Diana : (Memakaikan slayer di lengan Daniel)


Daniel : “Apaan ini?”
Diana : “Udah pakai aja.”
Daniel : “Yaelah, bukan slayernya yang penting Di. Tapi
hatinya.”
Pemimpin Aksi 1 : “Teman-teman kita mulai jalan sekarang,
tolong yang rapih yah.”
Scene selanjutnya

Wiranto : “Selamat siang”


Pasukan Komando : “Siang”
Salah satu komando : “Hormat grak! Tegak grak!”
Wiranto : “Di kejadian-kejadian sebelumnya, kita
telah membuktikan bahwa langkah taktis
untuk saling support terbukti berhasil.
Terimakasih kepada pak kostrad yang
dengan pengarahan pasukannya telah
membuat kota Medan kembali kondusif.
Jangan sampai jatuh korban lagi.”

Scene selanjutnya

Massa Aksi Mahasiswa : (Menyanyikan lagu “Bagimu


Negeri” sambil berjalan menuju
gedung DPR)

Pemimpin Aksi 1 : “Teman-teman kita di sini dalam


aksi damai, kita menuntut Indonesia
yang baru. Reformasi!!”

Pemulung : “Kayakne kie rame-rame ana


ulang tahun abri le. Uwis, mandeg
neng kene baen . enteni ono sing
ngasih sego bungkus ben mangan.
Pak, selamat ulang tahun ya”
(menunjuk ke salah satu aparat).

Pemimpin Aksi 1 : “Teman-teman ini sudah tidak


masuk akal, harga semua
melambung naik. Kalau harga
daging naik kita masih bisa makan
sayuran, kalau harga sayuran naik
kita masih bisa makan nasi dengan
garam. Tapi kalau harga nasi atau
beras yang naik kita mau makan
apa? Kita harus menurunkan
Soeharto. Itu adalah satu-satunya
jalan untuk mendapatkan
kemerdekaan kita. Reformasi harus
ditegakkan. Siapa setuju Soeharto
diturunkan?”
Massa Aksi : “Setuju!!”

Pemimpin Aksi 1 : “Oke teman-teman sepertinya kita


harus bersabar disini, kita tunggu
keputusan. Kita tunggu sampai kita
bisa maju lagi sampai kita bisa
didengarkan oleh pemerintah.”

Orang tidak dikenal : (Berlari menerobos massa aksi


menuju ke aparat)

Massa Aksi : “Penyusup!!”

(Suasana mencekam, terdengar suara tembakan yang membuat


massa mahasiswa melarikan diri menyelamatkan diri.)

Scene selanjutnya

Penyiar berita televisi : “Hari ini, mahasiswa Trisakti


melakukan aksi damai dijalanan,
namun aksi ini diakhiri dengan
bentrok antara mahasiswa dengan
aparat. Insiden ini telah dipastikan
merenggut korban dari pihak
Mahasiswa. Hingga berita ini
diturunkan, kami belum
mendapatkan informasi tepatnya
berapa jumlah korban yang
berjatuhan.”

Salma : (Melihat berita itu di televisi,


merasa kaget).

Petugas Istana 1 (Perempuan): “Salma, tenang dulu yah ambil


nafas panjang pelan-pelan
yah
jangan sampai kontraksi kasian
bayi kamu.”
Petugas Istana 2 (Laki-laki) : “Gimana keadaan?”
Petugas Istana 1 (Perempuan) : “Aman pak, tapi adiknya Salma?”
Salma : “Pak, saya harus ke Trisakti pak!”
Petugas Istana 2 (Laki-laki) : “Gamungkin Salma!”
Salma : “Adik saya disana pak!”
Petugas Istana 1 (Perempuan) : “Gabisa ma, Trisakti gak aman.”
Petugas Istana 2 (Laki-laki) : “Sudah saya putuskan demi
keamanan semua staff menginap
disini dulu malam ini. Ingat Salma,
kamu kan lagi hamil.”
Scene selanjutnya

Prajurit1 : “Doa dan doa, mudah-mudahan adik komandan


baik-baik saja.”
Bagus : “Insyaallah.”
Scene selanjutnya

(Penggambaran Diana dan kawan-kawannya melarikan diri dari


kejaran aparat)

Pasukan Aparat : “Kalian cari, jangan sampai ada yang


lolos!”
Pemimpin Aksi 2 : “Kita aman di sini, untuk sementara kita
disini aja udah!”
Pasukan Aparat : “Hei, dimana kalian? Keluar!”

Scene selanjutnya

Prof DR Moedaton (Rektor Trisakti) : “Dalam tragedi yang kita


sesalkan, bersama ini
korban telah jatuh. Mereka
adalah Elang Mulia
Lesmana dari fakultas
teknik Sipil dan
perencanaan jurusan
arsitektur tahun 1996,
Hafidin Royan fakultas
teknik Sipil dan
perencanaan jurusan teknik
sipil angkatan 1996.
Hendriawan Sie fakultas
ekonomi jurusan
manajemen angkatan 1996.
Heri Artanto Fakultas
teknologi industri jurusan
teknik mesin angkatan
1995.”

Scene selanjutnya

Salma : “Yah mbak?”


Pegawai Istana 1 (Perempuan) : “Kamu nonton berita
malah tambah pusing Ma.
Udah kamu tenang aja ya.
Kasian loh anakmu ini.
Kalo ibunya gelisah bayi
dalam perut kamu ini juga
gelisah. Udah tenang.

Salma : “Tapi mbak, aku khawatir


liat berita itu di TV.”
Pegawa Istana 1 (Perempuan) : “Insyaallah adikmu tidak
apa-apa.”
Salma : “Mbak, aku harus bertemu
dengan Diana.”
Pegawai Istana 1 (Perempuan) : “Keadaan gak
memungkinkan, lagipula
Diana pasti pulang Ma.”

Salma : “Gamungkin dia mau


pulang mba, orang aku tau dia
marah banget sama mas Bagus.”

Scene selanjutnya

Pemulung : “Iki mie e wis mateng.” (memberikan mie


kepada anaknya)

Scene selanjutnya

Supir Angkot : “Bu, bu maaf bu turun sini aja bu.”


Salma : “Kenapa stop disini pak?”
Supir Angkot : “Itu di depan ada tawuran bu. Ibu gausah bayar
bu, turun aja bu.”
Pemulung : “Yowis, kowe neng kene bae ya (berbicara pada
anaknya) bapak arep golek krupuk nganggo lawu
karo mie. Jadi mie campur krupuk. Kowe siki jaga
mie ne ya.”

(Penggambaran kerusuhan warga seperti penjarahan toko,


perusakan rumah toko dan perburuan terahadap kaum non
pribumi yang digambarkan oleh keluarga Daniel)

Scene selanjutnya

BJ. Habibie : “Saya tidak habis fikir, kerusuhan


menyebar begitu cepat. Dimana para aparat
petinggi yang seharusnya mereka
menanggulangi itu semua? Saya dapat
laporan kalau disana disini dibakar.”
Sintong Panjaitan : “Iya pak, semua terjadi di saat yang
bersamaan. Sebelumnya maaf pak tapi saya
ada saran.”

BJ Habibie : “Apa?”

Sintong Panjaitan : “Sebaiknya bapak, bertindak sebagai


pemegang komando tertinggi abri di tanah
air.”

BJ Habibie : “Yang benar saja kamu! saya tidak


mungkin melangkahi pak Harto.”

Sintong Panjaitan : “Ya tapi selama presiden berada di luar


negeri, wakil presiden berhak memegang
komando itu.”
BJ Habibie : “Iya saya tau Sintong, tapi apa tidak ada
cara lain?”

Sintong Panjaitan : “Baik pak, Saya akan hubungi pak


saardilah mursjid semoga beliau bisa
meminta saran langsung dari bapak
presiden.”
Scene selanjutnya

Bagus : (berbincang melalui telefon) “Salma gak ada? Ini di


kantor kan? Masa gak ada yang tau Salma di mana? Iya,
begitu ya. Baik-baik. Terimakasih mba.”

Scene selanjutnya

(Penggambaran kerusuhan yang terjadi seperti mobil dan

bangunan yang di bakar)

Scene selanjutnya

B.J Habibie : “Saya selaku wakil presiden Republik Indonesia


dengan ini menyatakan keprihatinan yang sangat
mendalam atas peristiwa yang terjadi pada hari ini.
Saya menyarankan agar masyarakat bisa menahan
diri agar kondisi kembali kondusif.”
Scene selanjutnya

(Diana dan Daniel pergi ke tempat tinggal Daniel pasca


kerusuhan yang terjadi).
Daniel : “Pah, pah, Lusi, Lusi!” (berteriak memanggil sambil
mencari adik dan papahnya)
Diana : “Nil, nil kamu sabar Nil.
Daniel : “Pah......!!” (berteriak syok)
Daniel : “Diana, kamu pulang Diana . Pulang!!”
Diana : “Aku gamau pulang, aku gatau harus pulang kemana!”
Daniel : “Kamu cari keluarga kamu, aku cari keluarga aku!”

Scene selanjutnya

Henri Basel : “Mohon jangan berbelit-belit pak, kami


ingin bertemu dengan pak Harmoko.”

Syarwan Hamid : “Yang penting kan adek-adek sudah


menyampaikan aspirasi.”
Henri Basel : “Diluar sana banyak rakyat yang sudah
tidak percaya dengan pemerintah, semua
orang panik dan membabi buta . Lihat saja
mahasiswa mati ditembaki, kerusuhan
terjadi dimana-mana.”
Syarwan Hamid : “Adik-adik, adik-adik! Kami mengerti.
Kami mendukung adik-adik semua.”

Henri Basel : “Ini bukti Soeharto sudah lepas kendali


pak, kami minta Soeharto diturunkan dan
pak Harmoko selaku ketua MPR Republik
Indonesia harus menemui kami. Jika bapak
tidak berkenan menemui kami, maka kami
akan menginap disini!”

Scene selanjutnya

(Konferensi Pers)
Harmoko : “Pimpinan dewan dalam rapat hari ini telah
mempelajari dengan cermat dan sungguh-sungguh
tentang perkembangan dan situasi nasional yang
menyangkut aspirasi masyarakat tentang
reformasi. Dalam menanggapi situasi tersebut,
baik ketua maupun wakil-wakil ketua
mengharapakan demi kesatuan dan persatuan
bangsa agar presiden secara arif dan bijaksana
sebaiknya mengundurkan diri. Dewan menyerukan
kepada seluruh masyarakat agar tetap tenang
menahan diri menjaga kesatuan dan persatuan
serta mewujudkan keamanan ketertiban agar
segala sesuatunya dapat berjalan dengan baik.”

Scene selanjutnya

Syarwan Hamid : “Pak, pernyataan kita kemarin banyak


yang mempertanyakan pak.”
Harmoko : “Memang, hari ini kita bikin resmi. Yang
kemarin itu semua fraksi termasuk pak
Syarwan kan sudah saya laporin.”
Syarwan Hamid : “Betul pak, tapi pak??”
Harmoko : “Ini namanya resmi sesuai aspirasi
masyarakat. Ini sudah titik balik pak
Syarwan. Kita melakukan tugas kita,
lagipula kita tidak mau ada korban lagi.”
Syarwan Hamid : “Lalu bagaimana dengan mereka di sana
pak?” (Menunjuk massa aksi).
Harmoko : “Yasudah, kita sambut mereka.”

Scene selanjutnya

Soeharto : “Terimakasih atas aspirasinya, tampaknya


kalau sudah terlanjur begini baru terlihat
bahwa jelas saya diminta untuk
mengundurkan diri. Tetapi, di situasi ini
ada yang perlu digaris bawahi seandainya
saya berhenti sekarang apakah kondisinya
akan menjadi lebih baik?”

Nurcholis Madjid : “Begini pak, ada keputusan-keputusan


yang secara logis mungkin tidak masuk
akal akan tetapi secara politis sangat
strategis. Memang berat pak.”

Soeharto : “Saya kapok jadi presiden!”

Scene selanjutnya

Sintong Pandjaitan : “Pak, sudah melihat televisi bahwa pak


Harto melakukan konferensi pers?”
B.J Habibie : “Wah, tidak ada pemberitahuan!”
(menyalakan televisi dan menonton)
Soeharto : “Sekarang, kalau tuntutan pengunduran
diri itu saya penuhi secara konstitusional,
maka harus saya serahkan kepada wakil
presiden. Kemudian apakah ini juga
merupakan jalan penyelesaian dan jaminan
tidak akan timbul lagi masalah baru. Nanti,
jangan-jangan wakil presiden harus
mundur. Lantas, kalau begitu terus-
menerus akan menjadi jejak yang buruk
dalam berbangsa, bernegara, dan
masyarakat. Dengan sendirinya negara dan
bangsa kita akan kacau.”
Scene selanjutnya

(Bagus dan Diana bertemu di dalam posko darurat)

Bagus : “Di, Duduk sini Di.”


Diana : “Mas, mas Bagus maafin Diana ya?”
Bagus : “Sama-sama Di, mas Bagus minta maaf juga ya?”
Bagus : “Sebenarnya mas itu setuju loh apa yang kamu
perjuangkan. Lain kali kamu lakuin dengan tertib.”

Scene selanjutnya

Amien Rais : “Maka dengan ini masih semangat akan


reformasi saya mengajak seluruh masyarakat
untuk menyemarakan syukuran reformasi dengan
membanjiri lapangan monas. Mari datang,
semarakan syukuran reformasi hingga mencapai
satu juta masyarakat terkumpul disana.
Terimakasih."

Scene selanjutnya
(Mahasiswa dan Amien Rais menduduki gedung DPR)

Amien Rais : “Pak Harto, dengarkanlah suara kami di sini,


mewakili mahasiswa dan rakyat Indonesia. Pak
Harto jika melihat ke depan mahasiswa dan rakyat
sudah meminta anda untuk lengser . Jika pak
Harto menegadah ke langit sudah ada signal kuat
bawa pak Harto harus turun. Jika pak Harto
merunduk ke bawah maka tanah sudah siap
menanti anda.”

Scene selanjutnya
B.J Habibie : “Saya fikir kabinet reformasi sudah selesai kita
tinggal menghubungi orang-orang ini saja.”

Soeharto : “Hari Sabtu nanti tanggal berapa? tanggal 23


ya?”

B.J Habibie : “Iya.”

Soeharto : “Saya akan mengundang para pimpinan DPR.”

B.J Habibie : “Betul sekali pak, mereka sudah lama sekali


menunggu undangan itu karena pada hari itu bapa
bisa lebih detail dalam mendengarkan tuntutan dan
aspirasi rakyat.”

Soeharto : “Saya akan mengundurkan diri hari Sabtu.”

B.J Habibie : “Lalu bagaimana dengan nasib saya sebagai


wakil presiden pak?”

Soeharto : “Terserah nanti, kita lihat saja. Bisa sabtu itu


juga atau seninnya atau mungkin sebulan lagi.
Yang jelas kamu yang akan menjadi presidennya.
Waktu tidak banyak lagi , laksanakan tugasmu!”

B.J Habibie : “Iya Pak.”

Scene selanjutnya

B.J Habibie : “Jadi, keputusan kalian sudah final?”

Staff kepresidenan : “Betul pak, ke empat belas nama itu


bukan saja mengundurkan diri dari kabinet.
Tapi juga menolak bergabung dalam
kabinet reformasi.”

B.J Habibie : “Yasudah, apa boleh buat? Presiden harus


segera diberi tahu.”

Staff Kepresidenan : “Saya kira demikian. Kami mohon pamit


pak.”

Scene selanjutnya

Harmoko : “Demikian pernyataan kami per tanggal 18 Mei


1998 kemarin.”
Soeharto : “Masih ada yang mau disampaikan?”
Harmoko : “Tidak pak.”

Scene selanjutnya

Soeharto :“Bismillahirrahmanirrahim, saudara sebangsa


dan se tanah air, Assalamualaikum
Warrahmatullah Wabarokatuh. Sejak beberapa
waktu terakhir saya mengikuti perkembangan
situasi nasional kita. Terutama agenda untuk
mengadakan reformasi di segala bidang kehidupan
berbangsa dan ber negara . Atas pemahaman dasar
saya yang dalam terhadap aspirasi tersebut dan di
dorong oleh keyakinan bahwa reformasi tersebut
perlu dilaksanakan secara tertib, damai, dan
konstitusional. Demi terpeliharanya persatuan dan
kesatuan bangsa serta kelangsungan undang-
undang nasional saya telah menyatakan
pembentukan komite reformasi dan mengubah
susunan kabinet tersebut. Dan keinginan untuk
melaksanakan reformasi dengan cara yang sebaik-
baiknya, saya menilai dengan tidak dapat di
bentuknya komite reformasi, maka perubahan
susunan kabinet 7 menjadi tidak diperlukan lagi.
Dan setelah dengan sungguh-sungguh
memperhatikan pandangan Dewan Perwakilan
Rakyat dan pimpinan fraksi-fraksi yang ada di
dalamnya, saya memutuskan untuk menyatakan
berhenti menjadi presiden Republik Indonesia.”

Scene selanjutnya

(Mahasiswa dan masyarakat menyambut gembira)

Scene selanjutnya

Bagus : “Mbak, ruang operasi di sebelah mana mba?”


Suster : “Nanti bapak lurus aja terus belok kesitu.”
Diana : “Makasih ya suster.”
Scene terakhir

(Kembali pada tahun 2015 saat Daniel berada di Jakarta)

Diana : “Kamu tau gak rasanya ditinggal itu gimana?”

Daniel : “Hidup itu gak seindah apa yang kita harapkan Di. Kalo
aku bisa milih aku juga gak akan pergi dari Jakarta. Tapi
sekarang aku ngeliat kondisi kamu baik-baik aja. Aku
seneng kok. Kalo boleh tanya Di kenapa guru TK?”

Diana : “Ya mungkin di satu sisi aku merasa seolah-olah


perjuangan Reformasi kita itu gagal tapi di sisi lain aku
belajar realistis aku cuma punya semangat yaitu dengan
mengajar.”
Foto Bersama Ifan Adriansyah Ismail
(Penulis Skenario Film Dibalik 98)

Anda mungkin juga menyukai