Anda di halaman 1dari 149

ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP

PERBANKAN SYARIAH

(Studi Kasus Masyarakat Jorong Binjai Kecamatan Tigo Nagari


Kabupaten Pasaman)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Islam Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam

OLEH :
YUNI SARNIKA
NIM: 3314.109
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISNTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGI
1439H/2018 M
Pengharapan dan air mata

(Persembahan untuk Ibunda dan Kakak)

Kala waktu berjalan telah berangsur pudar


Pada pengharapan yang semakin gentar
Pada kesedihan yang sedang kita urai
Aku tahu kau rapuh dan begitu sabar
Ketika kupandang lekat pada sudut matamu
Tersimpan derita yang begitu mendalam
Aku tau disana banyak tersimpan air mata
Air mata pengharapan untuk ku anak dan adik mu
Tak peduli sang matahari membakar tubuhmu
Tak peduli lumpur dan peluh membasahi tubuhmu
Letih sudah harapan langkahmu
Ibunda dan kakak ku.....
Mereka yang tak kenal keluh
Mereka yang tak peduli dilapisi berjuta peluh
Berjuang bekerja tanpa kenal lelah
Hanya demi satu tujuan “kesuksesanku”
Ibunda dan kakak ku........
Saat kita tak dipandang
Saat kita diremehkan
Saat kita disisihkan
Air mata jatuh berlinang
Kau dan aku terus berjuang
Ku lukis petuahmu dihatiku
Menggenggam cahaya tinta menyala
Menjadi pemandu dalam jiwa
Saat kehidupan dunia mulai menerpa
Walau berjuta kata terus ku urai
Walau banyak rasa yang ku sampaikan
Takkan pernah cukup untuk ungkapkan rasa sayang
Ungkapan rasa terimakasih ku untuk mu malaikat ku
Ibunda.... engkau rembulan yang menari di dadaku
Kakak......engkau matahari yang menghangatkan hati ku
Engkau lilin dalam gelap ku
Engkau penyejuk delma hangat ku
Terima kasih ku untuk mu Ibunda dan Kakak ku tercinta

( By: Yuni Sarnika, SE )


ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap Perbankan


Syariah (Studi Kasus: Masyarakat Jorong Binjai Kecamatan Tigo Nagari
Kabupaten Pasaman)”. Yuni Sarnika dengan NIM 3314.109 mahasiswa Prodi
Perbankan Syariah, jurusan FEBI IAIN Bukittinggi.
Penelitian ini di latar belakangi dengan banyaknya dari masyarakat Jorong
Binjai yang masih menganggap bahwa sistem operasional bank syariah sama saja
dengan bank konvensional yaitu dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat
terhadap perbankan syariah.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
bagaimana persepsi masyarakat Jorong Binjai terhadap bank syariah, dan
pentingnya kajian ini bagi masyarakat yaitu dapat digunakan sebagai bahan untuk
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat dibidang perbankan
syariah dan masyarakat dapat membedakan antara bank syariah dengan bank
konvensional.
Metode yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field Research) yaitu
dengan menggunakan analisis kualitatif deskriptif dalam mendapatkan gambaran
secara objektif dengan menggunakan permasalahan yang sesuai dengan data yang
diperoleh dari penelitian. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik
kuesioner penelitian. Sedangkan dalam pembahasan menggunakan teknik
deskriptif yaitu menggambarkan keadaan yang terjadi di lapangan secara
sistematis, kemudian dilakukan analisis terhadap data-data tersebut.
Dari hasil penelitian tentang persepsi masyarakat Jorong Binjai Kecamatan
Tigo Nagari Kabupaten Pasaman terhadap perbankan syariah yang telah dilakukan
pada masyarakat Jorong Binjai, dapat dikemukakan bahwa kesimpulannya yaitu
dari beberapa indikator atau variabel yang penulis lakukan melalui angket secara
umum jumlah masyarakat Binjai banyak yang menyatakan tidak setuju atau tidak
paham terhadap perbankan syariah, masyarakat Jorong Binjai memiliki persepsi
yang rendah terhadap perbankan syariah, hal ini terdapat dari hasil penelitian yang
penulis lakukan di masyarakat, bahwa dari seluruh variabel masyarakat sebesar
70,1% yang menyatakan tidak setuju atau tidak memahami tentang bank syariah.
KATA PENGANTAR


Alhamddulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat

Allah SWT, yang telah senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada

penulis, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

berjudul “ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP

PERBANKAN SYARIAH (Studi Kasus Masyarakat Jorong Binjai Kec. Tigo

Nagari Kab. Pasaman” Kemudian shalawat beriringan salam senantiasa kita

mohonkan kepada-Nya agar selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi

Muhammad Saw yang telah menyampaikan risalah-Nya kepada kita sehingga

menjadikan kita menjadi manusia beradap dan berilmu pengetahuan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengahadapi berbagai macam

halangan dan rintangan. Namun, penulisan skripsi ini dapat penulis selesaikan

berbat bantuan dan bimbingan dengan penuh ketulusan dan keiklasan dari

beberapa pihak. Maka, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga,

pertama sekali kepada kedua orang tuapenulis yang tercinta telah bersusah payah

untuk mencari dan memenuhi kebutuhan penulis, Ayah Kisar (Alm)Ibunda

Marianiyang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih dan sayang,

kesabaran dan pengorbanan. Ucapan terima kasih yang tidak kalah pentingnya

penulis ucapkan kepada kakak penulis yaitu, Imran, Maldeni, Elvia Rozanaserta

nenek penulisNur Kiyah yang selalu memberikan motivasi serta doa sehingga

penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini. Serta atas bantuan dan

i
arahan yang diberikan, penulis juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga

juga kepada:

1. Ibu Dr. Ridha Ahida,M.Hum sebagai Rektor IAIN Bukittinggi dan

Bapak Asyari, S,Ag. M.Si sebagai Wakil Rektor I, Bapak Novi

Hendri, M,Ag sebagai Wakil Rektor II, dan ibu Dra. Nuraisyah,

M.Ag sebagai Wakil Rektor III beserta seluruh jajaran yang telah

memberikan fasilitas kepada penulis dalam menambah ilmu

pengetahuan di IAIN Bukittinggi.

2. Bapak H. Harfandi,SE.M.Si Sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam (FEBI) IAIN Bukittinggi, bapak Miswardi SH.,M.Hum,

sebagai Dekan I, ibu Era Sonita, SE, M.Si sebagai dekan II dan Ibu

Dra. Rusyaida D, M.Agsebagai Wakil Dekan III beserta seluruh

jajaran yang telah memberikan fasilitas kepada penulis dalam

menambah ilmu pengetahuan di IAIN Bukittinggi.

3. Ibu Sandra Dewi, selaku ketua jurusan S1 Perbankan Syariah yang

telah memberikan fasilitas kepada penulis dalam menambah ilmu

pengetahuan di IAIN Bukittinggi.

4. Bapak Yefri Joni, MA, selaku Penasehat Akademik (PA) yang telah

memberikan dorongan dan nasehat kepada penulis agar terarah untuk

mengambil keputusan.

5. IbuEra Sonita, SE.,MM dan Bapak H. Raymond Dantes, Lc.,M.Ag

selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak

mengorbankan waktu, tenaga, fikiran, untuk selalu memberikan

ii
arahan, bimbingan serta dorongan yang berharga kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan ibu dosen serta karyawan dan karyawati IAIN Bukittinggi

yang telah memberikan fasilitas kepada penulis dalam menambahkan

ilmu pengetahuan di IAIN Bukittinggi.

7. Bapak/ibu staf perpustakaan IAIN Bukittinggi yang telah menyediakan

fasilitas pinjaman buku yang penulis butuhkan dalam penulisan skripsi

ini.

Selanjutnya penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada

semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi

ini. Penulis berdoa dan berharap kepada Allah SWT semoga amal dan

kebaikan kita semua diridhai oleh Allah SWT dan bernilai ibadah di

hadapan –Nya.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa di dalamnya

masih belum terlepas dalam kekurangan dan kesalahan baik dari segi

penulisan maupun penyampaiannya. Untuk itu, penulis sangat menghargai

kritik dan saran yang kontsruktif dari segenap pembaca untuk lebih

sempurnanya skripsi ini. Atas kritik dan saran yang di sampaikan, penulis

ucapkan terima kasih.

Bukittinggi, 26 Juli 2018


Penulis

YUNI SARNIKA
NIM. 3314.109

iii
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN

PERSETUJUAN PEMBIMBING

ABSTRAK......................................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..................................................................1


B. Identifikasi Masalah........................................................................5
C. Batasan Masalah..............................................................................5
D. Rumusan Masalah............................................................................6
E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian.......................................................6
F. Kajian Terdahulu.............................................................................7
G. Penjelasan Judul..............................................................................8
H. Sistematika Penulisan......................................................................9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Persepsi Menurut Perspektif Islam


1. Pengertian Persepsi....................................................................12
2. Macam-Macam Persepsi............................................................13
3. Instrumen Persepsi.....................................................................15
4. Prilaku Konsumen Menurut Perspektif Islam............................17
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen........................18
B. Perbankan Syariah
1. Pengertian Bank Syariah.............................................................19
2. Latar Belakang Adanya Bank Syariah........................................21
3. Perbedaan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional...............34
4. Produk-Produk Bank Syariah.....................................................36
5. Kualitas Pelayanan......................................................................42
C. PEMASARAN
1. Pengertian Pemasaran..................................................................45
2. Tujuan Dan Fungsi Pemasaran....................................................46
3. Pemasaran Dalam Perspektif Nabi..............................................47
4. Bauran Pemasaran.......................................................................48
5. Hubungan Marketing Mix Dengan Persepsi Masyarakat............62

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Dan Sumber Data...................................................64


B. Lokasi Dan Waktu Penelitian...........................................................65
C. Populasi Dan Sampel........................................................................65
D. Teknik Pengumpulan Data................................................................67
E. Teknik Analisis Data.........................................................................68

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Monografi Daerah Jorong Binjai Kecamatan Tigo Nagari


1. Deskripsi Jorong Binjai.................................................................69
2. Visi Dan Misi Jorong Binjai..........................................................70
3. Deskripsi Wilayah..........................................................................72
B. Pemahaman Masyarakat Dilihat Dari Profil Responden
1. Pekerjaan Responden.....................................................................77
2. Pendidikan Responden..................................................................78
3. Pendapatan Responden..................................................................79
4. Jenis Kelamin.................................................................................79
C. Pemahaman Masyarakat Tentang Perbankan Syariah........................80
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................121
B. Saran..................................................................................................121
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan antara bank syariah dengan bank konvensional.........34


Tabel 3.1 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin......................................72
Tabel 3.2 Jumlah penduduk yang menjalankan pendidikan..........................74
Tabel 3.3 Tenaga kerja penduduk yang yang usia produktif.........................75
Tabel 3.4 Mengenai pekerjaan masyarakat...................................................76
Tabel 3.5 Mengenai pendidikan masyarakat..................................................77
Tabel 3.6 Mengenai responden......................................................................78
Tabel 3.7 Mengenai jenis kelamin masyarakat..............................................78
Tabel 4.1 Pemahaman masyarakat mengenai bank syariah...........................79
Tabel 4.2 Pemahaman masyarakat mengenai latar belakang bank syariah...80
Tabel 4.3 Pemahaman masyarakat mengenai tujuan bank syariah.................81
Tabel 4.4 Mengenai perbedaan bank syariah dengan bank konvensional......82
Tabel 4.5 Pemahaman masyarakat Jorong Binjai mengenai bagi hasil..........83
Tabel 4.6 perjanjian dalam bentuk akad sesuai syariah..................................84
Tabel 4.7 Hubungan bank dengan nasabah adalah mitra...............................85
Tabel 4.8 Adanya Dewan Pengawas Syariah pada bank syariah...................86
Tabel 4.9 Pemahaman masyarakat Jorong Binjai mengenai giro syariah.....87
Tabel 4.10 Pemahaman masyarakat Jorong Binjai mengenai giro wadiah.....87
Tabel 4.11 Mengenai giro mudharabah............................................................88
Tabel 4.13 Pemahaman masyarakat Jorong Binjai mengenai deposito............89
Tabel 4.14 Pemahaman masyarakat Jorong Binjai mengenai tabungan...........90
Tabel 4.15 Pemahaman masyarakat Jorong Binjai mengenai mudharabah.....90
Tabel 4.16 Pemahaman masyarakat Jorong Binjai mengenai musyarakah.....91
Tabel 4.17 Pemahaman masyarakat Jorong Binjai mengenai murabahah.......92
Tabel 4.18 Pemahaman masyarakat Jorong Binjai mengenai ijarah................93
Tabel 4.19 Pemahaman masyarakat Jorong Binjai mengenai akad Qard........94
Tabel 4.20 Mengenai produk yang dijelaskan oleh karyawan bank syariah...95
Tabel 4.21 Mengenai pelayanan yang cepat dan tanggap................................95
Tabel 4.22 Mengenai jaminan yang ditawarkan oleh bank syariah ................96
Tabel 4.23 Mengenai keramahan karyawan bank syariah pada nasabah........97
Tabel 4.24 Mengenai karyawan selalu berkomunikasi dengan baik...............98
Tabel 4.25 Mengenai keseringan melakukan promosi ke masyarakat............99
Tabel 4.26 Mengenai keseringan melakukan promosi penjualan................100
Tabel 4.27 Mengenai keseringan promosi penjualan perorangan.................101
Tabel 4.28 Mengenai keramahan karyawan kepada nasabah.........................102
Tabel 4.29 Mengenai menjaga hubungan baik dengan masyarakat...............103
Tabel 4.30 Mengenai harga jual ditetapkan oleh produsen............................104
Tabel 4.31 Mengenai produsen menentukan harga jual setelah menambah
harga beli dengan Mark Up..........................................................105
Tabel 4.32 Mengenai penetapan harga berorientasi pada pendapatan...........106
Tabel 4.33 Mengenai harga berorientasi pada kapasitas dan sektor bisnis....107
Tabel 4.34 Mengenai harga yang ditawarkan sesuai manfaatnya..................108
Tabel 4.35 Mengenai letak lokasi bank syariah dekat dengan masyarakat....109
Tabel 4.36 Mengenai letak lokasi dekat dengan ekonomi masyarakat..........110
Tabel 4.37 Mengenai tempat parkir yang aman.............................................111
Tabel 4.38 Mengenai bank dekat dengan tempat tinggal masyarakat............112
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkanya kepada

masyarakat dalam bentuk pembiayaan dana atau bentuk lainya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Menurut ensiklopedia Islam,

bank Islam adalah lembaga keungan yang usaha pokoknya

memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta

peredaran yang pengoperasianya disesuaikan dengan prinsip-prinsip

syari’ah Islam.1

Bank Syariah adalah bank yang dalam menjalankan usahanya

berdasarkan pada prisip-prinsip syariah Islam. Bank syariah yang

sering pula disebut bank Islam adalah bank yang beroperasi dengan

tidak mengandalkan bunga. Bank syariah juga dapat diartikan sebagai

lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya

dikembangkan berlandaskan Al-Quran dan Hadis Nabi Muhammad

saw.2

Perbankan memiliki peran yang sangat penting dalam

perekonomian suatu negara. Semakin baik kondisi perbankan suatu

negara, semakin baik pula kondisi perekonomian suatu negara.

Efektivitas dan efisiensi sistem perbankan di suatu negara akan

1
Sumar’in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), Hal. 49
2
M. Sultan dan Ely Siswanto, Menajemen Bank konvensional&Syariah, (UIN-Malang
Press, 2008), hal. 125
2

memperlancar perekonomian negara tersebut. Perbankan berperan

dalam mempermudah proses pengalihan dana. Untuk melakukan

proses tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang

memiliki kelebihan dana dan menyalurkan kembali dana tersebut

kepada masyarakat yang membutuhkan dana tersebut untuk kegiatan

yang lebih produktif.

Agar dapat melaksanakan fungsi sebagai penghimpun dan

penyalur dana masyarakat dengan baik, bank harus dipercaya oleh

masyarakat. Karena sebagian besar dana yang digunakan oleh

perbankan dalam melakukan penyaluran dana adalah dana

nasabah/masyarakat yang dihimpun melalui simpanan, sedangkan

modal sendiri bank relatif sedikit, maka dikatakan bahwa bank sebagai

lembaga kepercayaan.3

Pesatnya perkembangan bank syariah ternyata tidak diikuti

pemahaman serta pengetahuan masyarakat terhadap sistem

operasional bank syariah, hal ini terjadi di daerah-daerah yang jauh

dari jangkauan bank syariah, beberapa kondisi yang biasanya

disebabkan oleh lokasi terhadap masyarakat Jorong Binjai Kecamatan

Tigo Nagari Kabupaten Pasaman.

Hal tersebut juga terjadi pada masyarakat Jorong Binjai

Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman. Padahal daerah Jorong

Binjai Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman memiliki peran

3
M. Sultan dan Ely Siswanto, Menajemen Bank konvensional&Syariah, (UIN-Malang
Press, 2008), hal. 3-4
3

yang sangat penting dalam kehidupan perekonomian dan dipastikan

bisa semakin menghidupkan perbankan syariah. Karena kegiatan-

kegiatan di Jorong Binjai Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman

pada umumnya berupa usaha pertanian dan perkebunan, maka

kegiatan tersebut membutuhkan pembiayaan.4

Berbagai upaya yang dilakukan oleh perbankan syariah salah

satunya pada bank syariah mandiri yang dijadikan untuk mencapai

tujuan yang telah dirumuskan yaitu agar masyarakat paham terhadap

produk, penghimpun dana dan juga penyaluran dana yang ditawarkan

oleh perbankan syariah. Upaya yang dilakukan oleh perbankan syariah

untuk mencapai tujuan tersebut. Contoh kegiatan yang dilakukan

dengan mengadakan promosi melalui media massa atau melakukan

pencarian nasabah dengan menjelaskan sistem-sistem dan produk-

produk yang ada pada perbankan syariah itu kepada masyarakat.

Namun hal tersebut belum memperlihatkan hasil yang memuaskan.

Pada kenyataanya masih banyak masyarakat yang belum memahami

tentang sistem perbankan syariah, bahkan tidak sedikit dari

masyarakat yang belum mengetahui keberadan bank syariah, apalagi

pada masyarakat Jorong Binjai Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten

Pasaman yang masih jauh dari jangkauan bank syariah.

4
Farid Wijaya, Pengkreditan, Bank dan Lembaga-Lembaga Keuamhan Edisi Petama,
(Yogyakrta: BPFE-Yogyakarta, 1999), hal. 203
4

Tabel 1
Data Penduduk Masyarakat Jorong Binjai Kecamatan
Tigo Nagari Kabupaten Pasaman

No Keterangan Jumlah (Jiwa)


1 Usia 0-10 tahun = 328 orang
a. Laki-laki 151
b. Perempuan 177
2 Usia 11-14 tahun = 319 orang
a. Laki-laki 156
b. Perempuan 163
3 Usia Produktif +15 tahun = 1155 orang
a. Laki-laki 573
b. Perempuan 582
Jumlah Penduduk 1802
Sumber: Data Jorong Binjai

Dari tabel diatas masyarakat Jorong Binjai Kecamatan Tigo

Nagari Kabupaten Pasaman dengan jumlah penduduk sebanyak 1802

jiwa dengan jumlah usia 0-10 tahun sebanyak 328 orang dan usia 11-

14 sebanyak 319 orang dan usia produktif (+15 tahun) sebanyak 1155

orang dan yang diambil sebagai sampel dalam penelitian ini adalah

usia yang produktif saja. Beberapa dari masyarakat di Jorong Binjai

Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman yang masih menganggap

bahwa sistem operasional bank konvensional sama saja dengan sistem

operasional bank syariah. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman

masyarakat Jorong Binjai Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten

Pasaman terhadap perbankan syariah.

Masyarakat yang belum mengetahui keberadaan bank syariah

masih menggunakan produk dan jasa bank konvensional, masyarakat

yang belum memahami bank syariah itupun lebih memilih

menggunakan produk dan jasa bank konvensional karena pada


5

umumnya mereka menganggap bahwa sistem operasional bank

syariah itu sama dengan sistem operasional bank konvensional dan

mereka menganggap bahwa bunga pada bank konvensional sama

dengan bagi hasil yang ada pada perbankan syariah.

Di Kabupaten Pasaman telah ada lembaga keuangan yang

berbasis syariah yaitu Bank Syariah Mandiri (BSM) yang berada di

kenagarian Lubuk Sikaping yang berjarak tempuh 47,1 km dari Jorong

Binjai. Masyarakat Jorong Binjai kebanyakan menjadi nasabah di

bank konvensional seperti BRI, BPR, BNI, Nagari. Oleh karena itu

maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan menuangkanya

dalam bentuk skripsi dengan judul penelitian “ Analisis Persepsi

Masyarakat Terhadap Perbankan Syariah (Studi Kasus:

Masyarakat Jorong Binjai Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten

Pasaman)”

B. Identifikasi masalah

1. Apakah masyarakat Jorong Binjai Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten

Pasaman memahami perbedaan perbankan syariah dengan bank

konvensional.

2. Apakah masyarakat Jorong Binjai Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten

Pasaman mengetahui produk-produk perbankan syariah.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini mempunyai arahan yang jelas serta tidak keluar dari

pokok permasalahan, maka peneliti membatasi masalah:


6

1. Persepsi secara umum

2. Pengertian bank syariah

3. Latar belakang adanya bank syariah

4. Perbedaan bank syariah dengan bank konvensional

5. Produk-produk bank syariah

6. Pemasaran dan bauran pemasaran

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah

penelitian ini adalah “Bagaimana persepsi masyarakat Jorong Binjai

Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman Terhadap Perbankan

Syariah”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan diatas, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk “ Menganalisis Persepsi Masyarakat

Terhadap Syariah (Studi Kasus: Masyarakat Jorong Binjai Kecamatan

Tigo Nagari Kabupaten Pasaman)”.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

a. Peneliti/Penulis

Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai alat menghasilkan

ilmu yang telah diperoleh diperguruan tinggi dan salah satu syarat
7

untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi Islam pada jurusan SI

Perbankan Syariah.

b. Manfaat Teoritis

Sebagai kajian dan sumbangan pemikiran akademik secara

teoritis maupun konseptual berkenaan dengan kajian Analisis

Persepsi Masyarakat Terhadap Produk-Produk Perbankan Syariah.

c. Bagi Pihak Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat dibidang

perbankan syariah dan masyarakat dapat membedakan antara bank

syariah dengan bank konvensional.

F. Kajian Terdahulu

Skripsi Sarjana, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di IAIN

Walisongo, oleh Akhmad Rifa’i (2014) yang berjudul: “Analisis Persepsi

Masyarakat Terhadap Baitul mal Watamwil (Studi Kasus: pada

Masyarakat Petani di Kecamatan rowosari kabupaten Kendal)”. Pada

penelitian ini menjelaskan tentang bagaimana persepsi masyarakat

terhadap BMT di Kecamatan Rowosari, faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi respons masyarakat tentang Baitul mal atanwil(BMT).

Skripsi Sarjana, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di IAIN

Bukittinggi, oleh Defri Elva Sunanta (2013) yang berjudul: Pemahaman

Masyarakat Terhadap Perbankan Syariah di Kenagarian Padang Laweh

Koto VII Kabupaten Sijunjuang”. Pada penelitian ini menjelaskan


8

pemahaman masyarakat terhadap sistem perbankan syariah di kenagarian

Padang laweh.

Perbedaan antara kajian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu

mengenai persepsi masyarakat terhadap Bank Syariah. Pada penelitian ini

menjelaskan bagaimana pelayanan jasa, strategi, lokasi dan juga produk-

produkperbankan syariah menurut persepsi masyarakat Jorong Binjai

Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman.

G. Penjelasan Judul

Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam memahami dari maksud

dari penulisan, penulis perlu menjelaskan istilah-istilah yang dipakai

dalam penelitian ini:

Analisis :Penyelidikan terhadap suatu peristiwa

untuk mengetahui keadaan yang

sebenarnya.5

Persepsi :Suatu proses yang membuat seseorang

memilih, mengorganisasikan dan

menginterprestasikan rangsangan yang

diterima menjadi suatu gambaran.6

Masyarakat :Masyarakat adalah sekelompok orang

yang saling berinteraksi atau bergaul

dengan kepentingan yang sama.

Masyarakat yang dimaksud disini adalah

5
Ahmad Hamzah, Kamus Pintar Bahasa Indonesia, (Surabaya: Fajar Mulia, 1996) hal. 21
6
Nugroho J. Setiadi, Prilaku Konsumen, (Jakarta: Kencana 2013)
9

masyarakat Jorong Binjai Kecamatan Tigo

Nagari Kabupaten Pasaman.

Perbankan Syariah :Institusi keuangan yang memiliki hukum,

aturan dan prosedur sebagai wujud dari

komitmen kepada prinsip syariah dan

dilarang menerima dan membayar bunga

dalam proses operasi yang dijalankan.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditegaskan maksud judul

secara keseluruhan adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan

pemahaman masyarakat terhadap pelayanan jasa, produk-produk, yang

ada pada bank syariah sehingga masyarakat dapat membedakan antara

bank syariah dengan bank konvensional, terutama pada masyarakat

Jorong Binjai Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman perbankan

syariah.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran yang utuh dan terpadu mengenai kajian

ini, sehingga pembahasan dalam skripsi ini, tersusun secara sistematis dan

terarah antara suatu dengan yang lainya, maka penulis menyusun

sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah,

identifikasi masalah, rumusan masalah dan tujuan


10

dan manfaat penelitian, kajian terdahulu,

penjelasan judul, sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Landasan teori yaitu mengemukakan tentang

persepsi, pengertian perbankan syariah, perbedaan

bank syariah dengan bank konvensional, landasan

syariah, produk-produk dan jasa bank syariah,

tujuan, fungsi bank syariah, pelayanan dan lokasi

perbankan syariah.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian ini berisi tentang jenis

penelitian dan sumber data, lokasi dan waktu

penelitian, populasi dan sampel, teknik

pengumpulan data, teknik analisis data.

BAB 1V : HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ini menguraikan tentang

monografi daerah Jorong Binjai Kecamatan Tigo

Nagari Kabupaten Pasaman dan persepsi

masyarakat Jorong Binjai Kecamatan Tigo Nagari

Kabupaten Pasaman terhadap Perbankan Syariah.

BAB V : PENUTUP
11

Penutup ini menguraikan tentang kesimpulan dan

saran dari penelitian yang telah dilakukan.


12

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Persepsi Menurut Perspektif Islam

1. Pengertian Persepsi Menurut Perspektif Islam

Persepsi adalah pendapat, pikiran, pemahaman, dan

penafsiran. Namun kita sering mendengar perkataan orang, “jangan

salah mempersepsikan prilaku orang lain. Dalam bahasa inggris,

persepsi adalah perception yaitu cara pandang terhadap sesuatu

atau mengutarakan pemahaman hasil olahan daya pikir, artinya

persepsi berkaitan dengan faktor-faktor eksternal yang direspons

melalui panca indra, daya ingat, dan daya jiwa.

Persepsi berlangsung saat seseorang menerima stimulus

dari dunia luar yang ditangkap oleh organ-organ bantunya yang

kemudian masuk ke dalam otak. Di dalamnya terjadi proses

berpikir yang pada akhirnya terwujud dalam sebuah pemahaman.

Pemahaman ini yang kurang lebih disebut persepsi. Sebelum

terjadi pesepsi pada manusiadiperlukan sebuah stimuli yang harus

ditangkap melalui organ tubuh yang bisa digunakan sebagai alat

bantunya untuk memahami lingkunganya. Alat bantu itu

dinamakan alat indra, seperti mata, telinga, lidah, hidung dan kulit.

Kesimpulan persepsi adalah pengalaman yang diterima

seseorang tentang peristiwa yang diterimanya melalui alat indra,


13

dan kemudian ditafsirkan menurut kemampuan kognitif masing-

masing individu.7

Agar individu dapat menyadari, dapat mengadakan

persepsi, ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi yaitu:

1. Adanya objek yang dipersepsi yaitu Objek menimbulkan

stimulus yang mengenai alat indra atau reseptor.

2. Alat indra atau reseptor yaitu merupakan alat untuk menerima

stimulus. Dismping itu harus ada pula syaraf sensoris sebagai

alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat

susunan syaraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran.

3. Adanya perhatian untukmenyadari atau untuk mengadakan

persepsi sesuatu diperlukan pula adanya perhatian yang

merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam

mengadakan persepsi.8

2. Macam-Macam Persepsi

a. Persepsi Melalui Indra Penglihatan

Alat indra merupakan alat utama dalam indivdu

mengadakan persepsi. Seseorang dapat melihat dengan

matanya tetapi mata bukanlah satu-satunya bagian hingga

individu dapat mempersepsi apa yang dilihatnya, maya

hanyalah merupakan salah satu alat atau bagian yang menerima

7
Nurassakinah Daulay, Pengantar Psikologi dan Pandangan Al-Quran tentang Psikologi,
(Jakarta: Kencana, 2014), Hal.150-151
8
Tristiadi Ardi Ardani, Psikiatri Islam, (Yogyakarta: UIN Malang Press, 2008), Hal. 97
14

stimulus, dan stimulus ini dilangsungkan oleh syaraf sensoris

ke otak, hingga akhirnya individu dapat menyadari apa yang

dilihat.

b. Persepsi Melalui Indra Pendengaran

Orang yang dapat mendengar dengan alat pendengarannya,

yaitu telinga. Telinga merupakan salah satu alat untuk dapat

mengetahui sesuatu yang ada di sekitarnya.Stimulus berwujud

bunyi yang merupakan getaran udara atau getaran medium lain.

Dan sebagai respons dari stimulus itu orang dapat

mendengarnya.

c. Persepsi Melalui Indra Penciuman

Orang yang dapat mencium bau sesuatu melalui alat indra

pencium yaitu hidung. Sel-sel penerima atau reseptor bau

terletak dalam hidung sebelah dalam. Stimulusnya berwujud

benda-benda yang bersifat khemis atau gas yang dapat

menguap, dan mengenai alat-alat penerima yang ada dalam

hidung, kemudian diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak, dan

sebagai respons dari stimulus tersebut orang dapat menyadari

apa yang diciumnya yaitu bau yang diciumnya.

d. Persepsi Melalui Indra Pengecap

Indra pengecap terdapat di lidah. Stimulus datang mengenai

ujung sel penerima yang terdapat pada lidah, yang kemudian

dilangsungkan oleh syaraf sensoris ke otak, hingga akhirnya


15

orang dapat menyadari atau mempersepsi tentang apa yang

dikecap itu. Terdapat 4 rasa pokok, yaitu pahit, manis, asam,

dan asin. Masing-masing rasa ini mempunyai daerah penerima

rasa sendiri-sendiri pada lidah. Sedangkan rasa-rasa lain

merupakan campuran dari rasa-rasa pokok ini.9

3. Instrumen Persepsi

Yang dimaksud dengan instrumen persepsi adalah alat atau

sarana yang digunakan oleh seseorang dalam berpersepsi dan

berpengetahuan atau dalam aktivitas untuk mencapai suatu

pengetahuan, wawasan, dan wacana yang meyakinkan dalam

berbagai macam hal dari beraneka ragam persoalan. Dalam hal ini

instrumen itu dibagi menjadi tiga yaitu:

a. Qalbu (hati)

Dengan qalb (hati) ini seseorang dapat merasakan pahala

dan dosa, kasih sayang dan kebencian, gembira dan kesedihan,

bahagia dan derita. Indrawi

Secara umum kita telah mengenal tentang indrawi atau

yang populer disebut dengan panca indra (lima indra), yakni:

1. Indra Penglihatan (Mata) yaitu dengannya seseorang dapat

melihat, mengetahui dan juga mengenali eksistensi sesuatu.

9
Tristiadi Ardi Ardani, Psikiatri Islam, (Yogyakarta: UIN Malang Press, 2008), Hal. 107-
112
16

2. Indra Pendengaran (Telinga) yaitu dengannya seseorang

dapat mendengar, mengetahui dan juga mengenali eksistensi

sesuatu.

Dalam Al-Quran, Allah Swt. Seolah-olah merasa cukup

dengan menyebutkan pendengaran dan penglihatan sebagai

dua alat dari alat-alat indrawi. Hal itu disebabkan karena

beberapa hal antara lain:

a) Signifikasinya sangat jauh dalam proses persepsi.

b) Dalam penyebutan keduanya cukup sebagai bukti atas

pentingnya seluruh indra dalam proses penunjangan bagi

berlangsungnya persepsi.

c) Inilah keistimewaan dalam Al-Quran yang memiliki

keuniversalan dengan bentuk abstrak yang luas, dan yang

cukup hanya dengan sindiran serta isyarat kepada hakikat

dasar yang universal dan meninggalkan penjelasan secara

terperinci.

d) Allah Swt. Menjadikan Al-Quran bukanlah sebagai kitab

ilmu pengetahuan, akan tetapi ia lebih merupakan kitab

hidayah (petunjuk) bagi manusia.

3. Indra Perasa yaitu studi-studi fisiologis menunjukan bahwa

pada kulit manusia terdapat banyak sel perasa dengan bentuk

yang berbeda-beda. Ia dikhususkan untuk menerima jenis-

jenis tertentu dari berbagai perasaan.


17

4. Indra penciuman (Pembauan) yaitu alat penciuman (hidung),

yang mana dengannya seseorang dapat mengetahui dan juga

mengenali dan memahami sesuatu dari aromanya.

b. Akal Pikiran

Dengan akal pikiran yang sehat dan cerdas, seseorang dapat

dengan mudah mengambil suatu pengetahuan, pemahaman,

penganalisaan, perbandingan, penyimpulan, dan mengambil

hikmah dai apa yang telah diterima oleh qalbu dan indrawi.10

4. Perilaku Konsumen Menurut Perspektif Islam

Prilaku konsumen yang dibangun berdasarkan syariah

Islam, memiliki perbedaan yang mendasar dengan teori

konvensional. Perbedaan ini menyangkut nilai dasar yang menjadi

pondasi teori, motif dan tujuan konsumsi, hingga teknik pilihan

dan alokasi anggaran untuk berkonsumsi.

Perilaku konsumen (consumer behavior) yaitu mempelajari

bagaimana manusia memilih di antara berbagai pilihan yang

dihadapinya dengan memanfaatkan sumber daya (resources) yang

dimiliki sesuai dengan syariat islam. Perilaku konsumen sendiri

dapat di definisikan sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan

kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan

pertukaran aspek hidupnya.

10
Hamdani Bakran Adz-Dzakiey, Psikologi Kenabian memahami Eksistensi Qalbu, Akal
& Persepsi, (Yogyakarta: All Right Reserved 2006), Hal. 85-92
18

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen.

Faktor-faktor yang mempengaruhi seorang konsumen

sebagai berikut:

a. Faktor Kebudayaan Ras, kelompok bagi para aggotanya.

Ketika sub-besar dan cukup makmur, perusahaan akan sering

merancang pemasaran yang cermat budaya, sub-budaya, dan

kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya

merupakan penentu keinginan dan perilaku pembentuk paling

dasar.Masing-masing budaya tediri dari sub-budaya yang lebih

menampakkan identifkasi dan sosialisasi khusus bagi para

anggotanya.Sub-budaya mencakup kebangsaan, suku, agama

budaya menjadi disana.

b. Faktor Sosial yaitu seperti kelompok acuan, keluarga, peran,

dan status sosial. Kelompok acuan terdiri dari semua kelompok

yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap

sikap atau perilaku orang tersebut.

c. Faktor Pribadi yaitu keputusan membeli juga dipengaruhi oleh

karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan

tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi,

kepribadian dan konsep diri, juga nilai dan gaya hidup

konsumen.

d. Faktor Psikologis yaitu titik awal untuk memahami perilaku

konsumen adalah adanya rangsangan pemasaran luar seperti


19

ekonomi, teknologi, politik, budaya. Satu perangkat psikologi

berkombinasi dengan karakteristik konsumen tertentu untuk

menghasilkan proses keputusan dan keputusan pembelian.

Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam

kesadaran konsumen antara datangnya rangsangan pemasaran

luar dengan keputusan pembelian akhir. Empat proses

psikologis (motivasi, persepsi, ingatan dan pembelajaran)

secara fundamental, mempengaruhi tanggapan konsumen

terhadap rangsangan pemasaran.

B. Perbankan Syariah

1. Pengertian Bank Syariah

Kata Bank berasal dari bahasa Italia yaitu Banco yang

berati bangku. Bangku disini dimaksudkan sebagai meja

operasional para bankir jaman dahulu dalam melayani seluruh

nasabahnya. Istilah bangku kemudian menjadi populer dengan

nama Bank. Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai

lembaga keuangan dimana kegiatan utamanya adalah menghimpun

dana dan menyalurkan kembali kepada masyarakat serta

memberikan jasa bank lain.

Kata syariah berasal dari kata syar’a al syaiu’ yang berati

menerangkan atau menjelaskan sesuatu. Dalam arti luas syariah

beratiseluruh ajaran Islam yang berupa norma-norma ilahiyah, baik


20

yang mengatur tingkah laku batin (sistem kepercayaan) maupun

tingkah laku individual.

Jadi Perbankan syariah atau Perbankan Islam adalah suatu

sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariat (hukum)

Islam. Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam

agama Islam untuk memungut maupun meminjam dengan bunga

atau yang disebut dengan riba serta larangan investasi untuk usaha-

usaha yang dikatagorikan haram (misal: usaha yang berkaitan

dengan produksi makanan atau minuman haram, usaha media yang

tidak Islami dan lainya), dimana hal ini tidak dapat dijamin oleh

sistem perbankan konvensional.11

Sedangkan menurut Sentosa Sembiring dalam bukunya

yang berjudul Hukum Perbankan mendefinisikan bank adalah

suatu badan usaha yang berbadan hukum yang bergerak di bidang

jasa keuangan. Bank sebagai badan hukum yang berati secara

yuridis adalah merupakan subyek hukum yang berati dapat

mengikatkan diri dengan pihak ketiga. Dengan demikian hukum

perbankan dapat dirumuskan adalah serangkaian kaidah-kaidah

yang mengatur tentang badan usaha perbankan. Kaidah-kaidah

yang dimaksud disini adalah baik yang terdapat dalam hukum

positif maupun dalam praktek perbankan.12

11
Akhmad Mujahidin, Hukum Perbankan Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hal. 16
12
Muhamad Sadi, Konsep Hukum Perbankan Syariah, Pola Relasi Sebagai Institusi
Intermediasi dan Agen Investasi, (Malang: Setara Press, 2015), hal. 36
21

2. Latar Belakang Adanya Bank Syariah

a. Dalam Pandangan Syariah

Pada zaman pra Islam, sebenarnya telah ada bentuk-bentuk

perdagangan yang sekarang dikembangkan di dunia bisnis

modern. Bentuk perdagangan tersebut telah berkembang di

jazirah Arab karena letaknya yang amat strategis bagi

perdagangan waktu itu, khususnya berpusat di kota mekah,

jeddah, dan madinah. Jazirah Arab yangberada di jalur

perdagangan antara Asia Afrika –Eropa kemungkinan besar

telah dipengaruhi oleh bentuk-bentuk ekonomi Mesir Purba,

Yunani Kunondan Romawi sekitar 2500 tahun sebelum masehi

telah mengenal perbankan. Demikian pula Babilonia yang

sekarang menjadi wilayah Irak juga telah mengenal sistem

perbankan. Dengan demikian apabila Islam melarang praktek

riba berati tidak hanya ditujukan kepada perorangan selaku

mukallaf tetapi juga ditujukan kepada lembaganya. Larangan

membungakan uang tidak hanya terdapat di dalam ajaran

Islam.

Pada masa Rasulullah, yang membawa risalah Islam

sebagai petunjuk bagi umat manusia, telah memberikan rambu-

rambu tentang bentuk-bentuk perdagangan mana yang berlaku

dan dapat dikembangkan pada masa berikutnya. Serta bentuk-


22

bentuk usaha mana yang dilarang karena tidak sesuai dengan

ajaran Islam.

Secara kolektif, gagasan berdirinya bank Islam dimtingkat

Internasional, muncul dalam konferensi negara-negara Islam

sedunia, di Kuala Lumpur Malaysia pada tanggal21 sampai

dengan 27 April 1969 negara peserta.

Pembentukan Bank Islam semula memang banyak

diragukan pertama, banyak orang yang beranggapan bahwa

sistem perbankan bebas bunga adalah suatu yang tidak

mungkin dan lazim. Kedua, adanya pertanyaan bagaimana

bank akan membiayai operasinya. Sebenarnya pada tahun

1940-an telah muncul konsep teoritis tentang bank Islam,

namun belum bisa direalisasikan, karena selain kondisi pada

waktu itu belum memungkinkan , juga belum adanya

pemikiran tentang Bank Islam yang meyakinkan.13

Landasan hukum syariah terdapat dalam Al-Quran dan

Hadis

a) Al-Quran

Surat Al-Baqarah ayat 275-276





13
Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hal. 6-8
23




Artinya:275. orang-orang yang Makan (mengambil) riba[174] tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan
syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila[175]. Keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka
berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama
dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya
dahulu[176] (sebelum datang larangan); dan urusannya
(terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil
riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya.
276. Allah memusnahkan Riba dan menyuburkan sedekah. dan
Allah tidak menyukai Setiap orang yang tetap dalam
kekafiran, dan selalu berbuat dosa.

Maksud ayat 275 tersebut yaitu orang yang memakan riba

akan dibangkitkan dari kuburnya seperti orang yang mabuk

sebagaimana orang yang kemasukan setan karena tekanan

penyakit gila. Karena muslahat jual beli yang merata baik bagi

individu maupun masyarakat. Sedangkan dalam riba terdapat

penindasan dan kezaliman.

Maksud ayat 276 tersebut yaitu memusnahkan riba

maksudnya memusnahkan harta itu atau meniadakan berkahnya.

Maksud menyuburkan sedakah yaitu mengembangkan harta

yang telah dikeluarkan sedekahnya, dan maksud dari kafir yaitu

kufur nikmat karena tidak menunaikan kewajiban pada hartanya,


24

maksudnya untuk orang yang menghalalkan riba dan tetap

melakukannya.14

Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 130





Artinya: Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan
orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami
telah memilihnya[90] di dunia dan Sesungguhnya Dia di
akhirat benar-benar Termasuk orang-orang yang saleh.
Maksud dari ayat tersebut yaitu orang tidak mengerti bahwa

ia makhluk Allah dan harus mengabdikan diri kepada-Nya atau

yang dimaksud, mencelakakan dan menghina dirinya sendiri

(dan sungguh kami telah memilihnya dunia) sebagai seseorang

Rasul dan seorang Khalil, artinya sebagai seorang sahabat, (dan

sesungguhnya di akhirat dia benar-benar termasuk orang-orang

yang shaleh) yang mempunyai kedudukan yang tinggi.

Al-Quran Surat An-Nisa’ ayat 161


Artinya:Dan disebabkan mereka memakan riba, Padahal
Sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan
karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan
yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang
kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.

Maksud dari ayat tersebut yaitu karena telah dilarang dan

memakan riba dan memakan harta orang lain dengan jalan yang

14
Mardani, Ayat-Ayat Dan Hadis Ekonomi Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada),
hal. 13 dan 20
25

batil dengan memberi suap dalam pengadilan dan telah kami

sediakan untuk orang kafir itu siksa yang pedih atau

menyakitkan.

Al-Quran Surat Ar-Rum ayat 39





Artinya: Dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar Dia
bertambah pada harta manusia, Maka Riba itu tidak
menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan
berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai
keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).

Makna dari ayat ini yaitu Dan sesuatu Riba (tambahan) yang

kamu berikan yaitu suatu yang diberikan kepada orang lain

supaya orang lain memberi kepadanya balasan yang lebih

banyak dari apa yang telah ia berikan, pengertian sesuatu dari

ayat ini dinamakan tambahan yang dimaksud dalam maslahah

muamalah (agar dia menambah pada harta manusia) yakni orang

yang memberi itu, lafal yarbu artinya bertambah banyak (maka

riba itu tidak menambah) tidak menambah banyak disisi Allah

yakni tidak ada pahalanya bagi orang yang memberikanya. Dan

apa yang diberikan berupa zakat atau sedekah untuk mencapai

keridhoan Allah maka itulah orang-orang yang melipat


26

gandakan pahalanya. Dalam ungkapan ini terkandung makna

sindiran bagi orang yang diajak bicara.15

b) Hadist

‫وﻗﺬف اﻟﻤﺤﺼﻨﺎت اﻟﻤﻮﻣﻨﺎت اﻟﻐﺎﻓﻼت‬


Artinya : Dari Abu Hurairah r.a dari Rasulullah SAW
berkata: ‘Jauhilah tujuh perkara yang
membinasakan!’ para sahabat bertanya, ‘Apa
saja tujuh perkara tersebut sahai Rasulullah?’
Beliau menjawab, ‘Menyekutukan Allah, sihir,
membunuh jiwa yang diharamkan Allah SWT
kecuali dengan jalan yang benar, memakan riba,
memakan harta anak yatim, lari dari medan
peperangan dan menuduh berzina pada wanita-
wanita mukmin yang sopan yang lalai dari
perbuatan jahat.” (HR. Muttafaqun Alaih).16

Artinya : Dari Jabir r.a berkata, bahwa Rasulullah SAW


melaknat orang yang memakan riba, orang yang
memberikannya, penulisnya, dan dua saksinya,
beliau berkata, mereka semua adalah sama (HR.
Muslim)

‫ھﻮﻻءاﻛﻠﺔاﻟﺮﺑﺎﻗﺎل‬
Artinya : Rasulullah SAW berkata: pada malam Isra’
Mi’raj aku mendatangi suatu kaum, perut
mereka seperti rumah-rumah yang dihuni oleh
ular dan dapat dilihat dari luar perut-perut
mereka. Akupun bertanya: ‘Wahai Jibril
siapakah mereka itu?’ ia menjawab, ’Mereka
adalah pemakan riba (HR. Ibn Majah).

15
Mardani, Ayat-Ayat Dan Hadis Ekonomi Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada),
hal
16
Isnaini Harahap dkk, Hadis Hadis Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2015), hal.196
27

Berdasarkan ayat-ayat dan hadis di atas, dapat

dilihat bahwa riba adalah perbuatan yang sangat dibenci

dan dilaknat dalam Islam. Karena itu sebagiannya usaha

dan hasil yang diharapkan dari sebuah investasi trbebas dari

unsur-unsur riba.17

Adapun tujuan didirikanya Perbankan syariah sebagai

berikut:

1) Menyediakan lembaga keuangan perbankan sebagai sarana

meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi

masyarakat terbanyak.

2) Meningkatkan partisipasi masyarakat banyak dalam proses

pembangunan, terutama dalam bidang ekonomi.

3) Berkembangnya lembaga bank dan sistem perbankan yang

sehat berdasarkan efisiensi dan keadilan yang akan mampu

meningkatkan partisipasi masyarakat.

4) Ikhitiar ini akan sekaligus mendidik dan membimbing

masyarakat untuk berpikir secara ekonomis, berprilaku

bisnis dalam meningkatkan kualitas hidup mereka.

5) Berusaha membuktikan bahwa konsep perbankan menurut

syariah islam dapat beroperasi, tumbuh, dan berkembang

melebihi bank dengan sistem lain.18

17
Isnaini Harahap dkk, Hadis Hadis Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2015), hal.190-193
18
Rachmadi Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2012), hal. 37-38
28

Bank syariah juga memiliki berfungsiyaitu

menghimpundan menyalurkan dana dan juga

memberikanpelayanan dalam bentuk jasa perbankan

syariah. Adapun fungsinya yaitu:

1. Penghimpun dana masyarakat

2. Penyaluran dana kepada masyarakat

3. Jasa-jasa perbankan syariah.19

b. Filosofis Perbankan Syariah

Secara filosofis, Bank Syariah, sesuai dengan labelnya,

adala institusi keuangan yang berbasis syariah Islam. Hal ini

berati secara makro Bank Syariah adalah institusi keuangan

yang memposisikan dirinya sebagai pemain aktif dalam

mendukung dan memainkan kegiatan investasi di masyarakat

sekitarnya. Di satu sisi (sisi pasiva atau liability), bank syariah

adalah lembaga keuangan yang mendorong dan mengajak

masyarakat untuk ikut aktif berinvestasi melalui berbagai

produknya di masyarakat.

Upaya untuk memperkenalkan bank syariah saat itu baru

berupa diskusi terbatas atas inisiatif individu. Beberapa uji

coba yang dilakukan, lalu dikembangkan dalam kerjasama

berskala besar, hingga para pemrakarsa perbankan syariah

dapat membuat infrastruktur sistem perbankan yang bebas

19
Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 39-42
29

bunga. Sistem bank Islam didasarkan pada prinsip hukum

Islam. Sistem bank Islam menawarkan fungsi dan jasa yang

sama dengan sistem bank konvensional meskipun diikat oleh

prinsip-prinsip Islam. Sistem operasional dari bank Islam

berdasarkan prinsip pembagian keuntungan dan kerugian.

Lembaga yang menjadi pelopor berdirinya bank Islam

adalah Islamic Development Bank (IDB), yang secara resmi

IDB didirikan pada tanggal 20 Oktober 1975 dengan jumlah

anggota 22 negara anggota (termasuk Indonesia) dari

organisasi koferensi Islam.munculnya upaya didirikan lembaga

ini berdasarkan atas pemahaman bahwa bunga bank yang

ditimbulkan dari transaksi simpan pinjam di bank konvensional

adalah riba, sebagaimana dilarang dalam Islam.

Tujuan bank syariah adalah memacu perkembangan

ekonomi Islam dan kemajuan sosial dari Negara-negara

anggota dan masyarakat muslim, baik secara individual

maupun secara kolektif. Tujuan utama didirikan bank syariah

atau bank Islam ini adalah untuk menghindari bunga uang yang

dilaksanakan oleh bank-bank konvensional.

Islam mengharamkan bunga dan menghalalkan bagi hasil.

Keduanya memberikan keuntungan, tetapi memiliki perbedaan

mendasar sebagai akibat adanya perbedaan antara investasi dan

pembungaan uang. Dalam investasi, usaha yang dilakukan


30

mengandung resiko dan karenanya mengandung unsur ketidak

pastian. Sebaliknya, pembungaan uang dalam aktivitas yang

tidak memiliki resiko, karena adanya persentase suku bunga

tertentu yang diterapkan berdasarkan modal.20

c. Maslahah Perbankan Syariah

Kemunculan bank syariah yang dipelopori pertama kali

oleh Bank Muamalat diikuti kemunculan bank-bank syariah

lainnya. Uniknya bank-bank syariah yang hadir belakangan ini

merupakan cabang-cabang dari bank konvensional. Yang

membedakannya ialah sistem yang digunakan (berbasis

syariah) .

Adapun manfaat dari produk bank syariah yaitu sebagai

berikut:

1. Terhindar Dari Riba

Keuntungan yang pertama dari melakukan transaksi

keuangan di bank syariah adalah terhindar dari riba. Karena

di dalam Islam, riba hukumnya haram dan wajib

ditinggalkan. Dengan menabung uang di bank syariah akan

menghindarkan dari dosa riba.

2. Berdasarkan Syariah Islam

Manfaat yang kedua dari menabung di bank syariah

yaitu kita juga turut serta dalam melaksanakan syariah

20
Muhammad Sadi Is, Konsep Hukum Perbankan Syariah, (Malang: Setara Press, 2015) ,
hal. 10-14
31

Islam dan telah melakukan muamalah berdasarkan Islam.

Hal ini tentu akan menghadirkan pahala bagi mereka yang

melakukannya.

3. Keuntungannya Diberikan Berdasarkan Bagi Hasil

Tidak seperti bank konvensional yang memberikan

bunga kepada nasabahnya, di bank syariah keuntungan

yang didapatkan berdasarkan sistem bagi hasil.

4. Dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

Meskipun berbasis syariah, bukan berati uang yang

ditempatkan tidak dijamin. Dana nasabah bank syariah

tetap dijamin lembaga penjamin simpanan (LPS) yang

menanggung resiko kehilangan dana nasabah.

5. Bank Syariah Sudah Dilengkapi Fasilitas Net Banking

Bank syariah di Indonesia saat ini sudah

mengadopsi teknologi yang populer digunakan masyarakat.

Bank syariah juga memberikan fasilitas berupa kemudahan

melakukan transaksi perbankan melalui internet.

6. Sistem Bagi Hasilnya Lebih Adil dan Transparan

Keuntungan dari sistem bagi hasil adalah terhindar

dari resiko bunga yang menjadi riba. Selain itu, sistem bagi

hasil akan menguntungkan pihak nasabah yang menyimpan

danaya di bank syariah.


32

7. Memberlakukan Saldo Tabungan Yang Rendah

Salah satu keuntungan dari menabung di bank

syariah adalah hampir semua bank syariah nasional

memberlakukan saldo tabungan yang rendah kepada

nasabah-nasabahnya. Nilai saldo minimal tentu menjadi

keuntungan tersendiri bagi mereka yang ingin memiliki

tabungan dengan saldo mengendap yang nilainya kecil.

8. Penabung Atau Nasabah Adalah Mitra Bank

Tidak seperti bank konvensional, hubungan yang

terjalin antara bank dengan nasabah lebih cendrung menjadi

hubungan antara debitur dan kreditur. Sementara di bank

syariah, pihak bank akan menganggap penabung adalah

mitra sehingga berhak menerima hasil dari investasi yang

ditanamkan di bank.

9. Dana Nasabah Dipergunakan Sesuai Dengan Syariah

Salah satu keunggulan dan manfaat dari menabung

di bank syariah adalah dana yang dimanfaatkan akan

dipergunakan untuk hal-hal yang sesuai dengan syariah.

Sementara nasabah bank konvensional tidak akan tahu

uangnya akan ditempatkan atau dipergunakan untuk apa

sehingga tidak menutup kemungkinan keuntungan yang

diperoleh karena riba.


33

10. Adanya Peringatan Dini Tentang Bahaya Karena Sifatnya

Yang Transparan.

Nasabah yang menabung di bank syariah akan

diberikan isyarat bahwa terjadi sesuatu yang tidak baik.

Dengan adanya informasi tersebut, nasabah bisa melakukan

antisipasi terkait apa yang perlu mereka lakukan untuk

menyelamatkan danaya. Dan manfaat ini mungkin tidak di

dapatkan jika menabung di bank konvensional.

11. Dana Ditunjukan Untuk Kepentingan Dan Kemaslahatan

Umat.

Keunggulan yang di dapatkan jika menabung di

bank syariah ialah dana yang disimpan ditujukan untuk

kepentingan dan kemaslahatan umat. Dengan kata lain,

dana tersebut adalah dana umat yang didapatkan dari umat

dan akan dikembalikan untuk kepentingan umat.21

Alasan kenapa Perlu Produk Bank Syariah:

1. Untuk memenuhi kebutuhan jasa perbankan bagi

masyarakat yang menganggap bunga bank konvensional

adalah riba.

2. Mengakomodasi penampungan aliran modal dari pemilik

dana dalam negri dan dari lembaga-lembaga keuangan

21
https://www.cermati.com> artikel
34

internasional yang mensyaratkan penerapan landasan

syariah.

3. Produk dan jasa perbankan syariah dapat lebih variatif,

karena dapat merupakan kombinasi dari produk kegiatan

usaha bank umum, ijarah, mudharabah dan musyarakah.

4. Melengkapi pelayanan jasa di bidang perbankan selain jasa

bank konvensional.22

3. Perbedaan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional

Bank syariah merupakan bank yang dalam sistem

operasionalnya tidak menggunakan sistem bunga, akan tetapi

menggunakan prinsip dasar sesuai dengan syariah Islam. Dalam

menentukan imbalanya, baik imbalan yang diberikan maupun yang

diterima, bank syariah tidak menggunakan sistem bunga, akan

tetapi menggunakan konsep imbalan sesuai dengan akad yang

diperjanjikan. Perbedaan bank syariah dengan bak konvensional

menurut Karnaen Perwataatmadja dan Syafii Antonio sebagai

berikut:

Tabel 2.1
Perbedaan antara Bank Syariah Dengan Bank Konvensional
No Bank Syariah Bank Konvensinal
1 Besar rasio bagi hasil Besar persentase
berdasarkan jumlah berdasarkan pada jumlah
keuntungan yang diperoleh. uang (modal) yang
dipinjamkan.
2 Penentuan rasio bagi hasil Penentuan bunga dibuat
dibuat pada waktu akad pada waktu akad tanpa

22
Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2012), hal. 17
35

dengan pedoman pada pedoman pada untung rugi.


kemungkinan untuk rugi.
3 Jumlah pembagian laba Jumlah pembayaran bunga
meningkat sesuai dengan tidak meningkat sekalipun
peningkatan jumlah jumlah keuntungan berlipat.
pendapatan.
4 Tidak ada yang meragukan Eksistensi bunga diragukan
keabsahan keuntungan bagi oleh semua agama, termasuk
hasil. islam.23
5 Investasi, hanya untuk Investasi,tidak
proyek dan produk yang halal mempertimbangkan halal
serta menguntungkan. atau haram asalkan proyek
yang dibiayai
menguntungkan.
6 Return yang dibiayai atau Return baik yang dibayar
diterima berasal dari bagi kepada nasabah
hasil atau pendapatan lainya penyimpanan dana dan
berdasarkan prinsip syariah. return yang diterima dari
nasabah pengguna dana
berupa bunga.
7 Perjanjian dibuat dalam Perjanjian menggunakan
24
bentuk akad sesuai dengan hukum positif.
syariah Islam.
8 Orientasi pembiayaan, tidak Orientasi pembiayaan, untuk
hanya untuk keuntungan memperoleh keuntungan atas
akan tetapi juga falah dana yang dipinjamkan.
oriented, yaitu berorientasi
pada kesejahteraan
masyarakat.
9 Hubungan antara bank dan Hubungan antara bank
nasabah adalah mitra. dengan nasabah adalah
kreditor dan debitor.
10 Dewan pengawas terdiri dari Dewan pengawas terdiri dari
BI, Bapepam, Komisaris, dan BI, Bapepam, dan
Dewan Pengawas Syariah Komisaris.
(DPS).
11 Penyelesaian sengketa Penyelesaian sengketa
diupayakan diselesaikan melalui pengadilan negri
secara musyawarah antara setempat.25
bank dan nasabah, melalui
peradilan agama.
23
Rachmadi Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2012), hal. 39-40
24
Karnaen Perwataatmadja dan Syafii Antonio, Aspek Hukum Perbankan Syariah di
Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012) hal. 40
25
Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 34-35
36

4. Produk-Produk Perbankan Syariah

Bank Syariah memiliki peran sebagi lembaga perantara antara

unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana dengan unit-

unit lain yang kekurangan dana. Kedudukan Bank Syariah sebagai

perantara dapat diwujudkan dalam kegiatan yang menghimpun

dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali untuk masyarakat

melalui berbagai produk yang ditawarkanya. 26

Produk adalah setiap apa saja yang dapat ditawarkan di pasar

untuk mendapatkan perhatian, permintaan pemakaian atau

konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan

manusia.

Produk-produk tersebut yang ditawarkan bank kepada

nasabahnya sebagai berikut:

1. Penghimpun Dana

a. Giro Syariah

Giro adalah simpanan yang penarikanya dapat dilakukan

setiap saat dengan menggunakan cek/bilyet giro, sarana

perintah pembayaran lainya, atau dengan pemindah bukuan.

Akadnya ada 2 (dua) yaitu sebagai berikut:

26
Sumar’in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), Hal.
66
37

a) Wadiah adalah transaksi penitipan dana atau barang

dari pemilik kepada penyimpan dana atau barang

dengan kewajiban bagi pihak yang menyimpan

untuk mengembalikan dana atau barang titipan

sewaktu-waktu.

b) Mudharabah adalah transaksi penanaman dana dari

pemilik dana kepada pengelola dana untuk

melakukan kegiatan usaha tertentu yang sesuai

syariah, dengan pembagian hasil usahaantara kedua

belah pihak berdasarkan nisbah yang telah

disepakati sebelumnya.27

b. Deposito Syariah

Deposito Syariah adalah simpanan yang penarikanya hanya

dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian

antara nasabah dengan bank.

Akadnya adalah Mudharabah Mutlaqah Transaksi

penanaman dana dari shahibul maal kepada mudharib untuk

melakukan kegiatan usaha tertentu sesuai syariah, dengan

pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan

nisbah bagi hasil sesuai dengan kesepakatan sebelumya.28

c. Tabungan

27
Muhammad, Menajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: Rajawali, 2014), hal. 32-33
28
Sumar’in,Konsep Kelembagaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hal. 78
38

Tabungan adalah simpanan yang penarikanya hanya dapat

dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi

tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan alat lainya

yang dipersamakan dengan itu.29

Akadnya ada 2 yaitu sebagai berikut:

a) Wadiah adalah transaksi penitipan dana atau barang

dari pemilik kepada penyimpan dana atau barang

dengan kewajiban bagi pihak yang menyimpan

untuk mengembalikan dana atau barang titipan

sewaktu-waktu.

b) Mudharabah adalah transaksi penanaman dana dari

pemilik dana kepada pengelola dana untuk

melakukan kegiatan usaha tertentu yang sesuai

syariah, dengan pembagian hasil usahaantara kedua

belah pihak berdasarkan nisbah yang telah

disepakati sebelumnya. 30

2. Penyaluran Dana atau Pembiayaan

a. Pembiayaan atas dasar akad mudharabah.

Mudharabah adalah transaksi penanaman dana dari pemilik

dana (shahibul mal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk

melakukan kegiatan usaha tertentu yang sesuai syariah, dengan

29
Khatibul Umam dan Setiawan Budi Utomo, Perbankan Syariah, Dasar-Dasar dan
Dinamika Perkembanganya di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2017), hal. 88
30
Muhammad, Menajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: Rajawali, 2014), hal. 32-33
39

pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan

nisbah yang telah disepakati sebelumnya.

Akadnya ada 2 (dua) yaitu sebagai berikut:

a) Mudharabah Muthlaqah untuk kegiatan usaha yang

cakupanya tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu,

dan daerah bisnis sesuai permintaan pemilik dana.

b) Mudharabah Muqayyadah untuk kegiatan usaha yang

cakupanya dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan

daerah bisnis sesuai permintaan pemilik dana.

b. Pembiayaan atas dasar akad musyarakah

Akad musyarakah adalah transaksi penanaman modal dari

dua atau lebih pemilik dana atau barang untuk menjalankan

usaha tertentu sesuai syariah dengan pembagian hasil usaha

antara kedua belah pihak berdasarkannisbah yang telah

disepakati, sedangkan pembagian kerugian berdasarkan proporsi

modal masing-masing.

c. Pembiayaan atas dasar akad Jual Beli (Ba’i)

a) Ba’i Al-Murabahah yaitu jual beli dengan harga asal

ditambah keuntungan yang disepakati antara pihak bank

dengan nasabah, dalam hal ini bank menyebutkan harga

barang kepada nasabah yang kemudian bank

memberikan laba dalam jumlah tertentu sesuai dengan

kesepakatan.
40

b) Ba’i As-Salam yaitu jual beli ini nasabah sebagai

pembeli dan pemesan memberikan uangnya di tempat

akad sesuai dengan harga barang yang dipesan dan sifat

barang telah disebutkan sebelumnya. Uang yang tadi

diserahkan sebagai tanggungan bank sebagai penerima

pesanan dan pembayaran dilakukan dengan segera.

c) Ba’i al- Istishna yaitu bagian dari Ba’i As-Salam namun

Ba’i Al-Istishna bisa digunakan dalam bidang

manufaktur. Seluruh ketentuan Ba’i Al-Istishna

mengikuti Ba’i As-Salam namun pembayaran dapat

dilakukan beberapa kali pembayaran.

d. Pembiayaan atas dasar akad Ijarah

a) Ijarah adalah transaksi sewa menyewa atas suatu barang

atau jasa antara pemilik objek sewa termasuk

kepemilikan hak pakai atas ojek sewa dengan penyewa

untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang

disewakan.

b) Ijarah Mutahiya Bittamlik adalah transaksi sewa

menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk

mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakan

dengan opsi perpindahan hak milik objek sewa.


41

e. Pembiayaan atas dasar akad Qardh31

Akad Qardh adalah transaksi pinjam meminjam dana tanpa

imbalan dengan kewajiban pihak meminjam mengembalikan

pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka

waktu tertentu.

3. Jasa-jasa lainya

Letter Of Credit (L/C) Impor Syariah adalah surat pernyataan

akan membayar kepada Eksportir yang diterbitkan oleh Bank

(issuing bank) atas permintaan Importir dengan pemenuhan

persyaratan tertentu.

Akadnya ada 4 yaitu:

1. Wakalah bil Ujroh yaitu pelimpahan kekuasaan oleh suatu pihak

kepada pihak lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan.

2. Kafalah yaitu transaksi pinjaman yang diberikan oleh

penanggung kepada pihak ketiga atau yang tertanggung untuk

memenuhi kewajiban pihak kedua.

3. Bank Garansi Syariah adalah jaminan yang diberikan oleh bank

kepada pihak ketiga penerima jaminan atas pemenuhan

kewajiban tertentu nasabah bank selaku pihak yang dijamin

kepada pihak ketiga dimaksud, dan akadnya kafalah.

4. Penukaran Valuta Asing (Sharf) merupakan jasa yang diberikan

bank syariah untuk membeli atau menjual valuta asing yang

31
Sumar’in,Konsep Kelembagaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hal.
78-83
42

sama ( single currency) maupun berbeda (multi currency), yang

hendak dikeluarkan atau dikehendaki oleh nasabah dan akadnya

adalah Sharf yaitu transaksi penukaran mata uang berlain jenis.32

5. Kualitas Pelayanan

a. Pengertian Kualitas Pelayanan Menurut Perspektif Islam

Islam merupakan agama yang mengatur segala

dimensi kehidupan. Al-Qur‟an diturunkan Allah Ta‟alā

kepada manusia untuk memberikan solusi atas segala

permasalahan hidupIslam mengajarkan bila ingin

memberikan hasil usaha baik berupabarang maupun

pelayanan/jasa hendaknya memberikan yang berkualitas,

jangan memberikan yang buruk atau tidak berkualitas

kepada orang lain. Oleh karena itu, setiap aktifitas hidup

terikat dalam aturan syariah.Demikan halnya dalam

penyampaian jasa, setiap aktifitas yang terkaitharus didasari

oleh kepatuhan terhadap syariah yang penuh dengan

nilainilai moral dan etika. Perkembangan organisasi jasa

syariah telahmemberikan dimensi baru dalam pengukuran

kualitas jasa.33

b. Pelayanan Prima Dalam Perspektif Islam

32
Sumar’in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hal.
84-85
33
https://adistiarprayoga.wordpress.com/2012/11/29/kualitas-jasa-berdasarkan-
perspektifislam-penjabaran-prinsip-carter/ 24 Mei 2018
43

Islam mengajarkan bila ingin memberikan hasil

usaha baik berupa barang maupun pelayanan / jasa

hendaknya memberikan yangberkualitas, jangan

memberikan yang buruk kepada orang lain.

a) Kemampuan (Ability)

Dalam hidup ini kita memang sangat butuh untuk

mempunyai kemampuan berkomunikasi. Dengan

berkomunikasi, kita dapatberhubungan dengan orang

lain untuk berinteraksi. Banyak terjadi masalah dengan

seseorang, sebenarnya karena adanya hambatan

berkomunikasi.

b) Sikap (Attitude) dan Penampilan (Appearance)

Selain beberapa hal diatas, kualitas pelayanan juga

dapat dilihat dari faktor sikap yang diberikan oleh

karyawan kepadapelanggan/nasabah serta

penampilan yang sopan dan tidakberlebihan. Sikap

empati ditunjukkan melalui kemudahan

dalammelakukan hubungan, komunikasi yang baik,

perhatian pribadi, danmemahami kebutuhan para

pelanggan.

Dalam Islam sikap empati merupakan wujud

dari kemauankaryawan untuk memberikan

kemudahan pada pelanggan dengan senang hati


44

dalam melakukan transaksi, disaat pelanggan

mengalami kesulitan maka karyawan siap

membantu. Al-Quránmengajarkan untuk senantiasa

berwajah manis, berperilaku baik, dan simpatik. Al-

Qurán juga mengajarkan untuk senantiasa rendah

hati dan bertutur kata yang manis. Al-Qurán juga

mengharuskan pemeluknya untuk berlaku sopan di

setiap hal.

Dalam mewujudkan nilai-nilai ibadah

dalam bekerja yang dilakukan oleh setiap insan,

diperlukan adab dan etika yang membingkainya,

sehingga nilai-nilai luhur tersebut tidak hilang sirna

sia-sia.Perhatian (Attention) dan Tindakan (Action).

Semua kegiatan bisnis hendaklah selaras dengan

moralitas dan nilai utama yang digariskan oleh Al-

Qurán.34

c) Tanggung Jawab (Accountability) dan Kenyamanan

(Convenience)

Dalam proses pelayanan prima jaminan merupakan

tanggungjawab dari perusahaan terhadap konsumen,

sehingga konsumen merasa nyaman, aman dan tentram

dalam menikmati jasa yangdiberikan. Adanya jaminan

34
Hermawan Kertajaya, Syariah Marketing, (Penerbit Mizan, Bandung, 2006), hal. 68
45

juga dapat menunjukkan nilai plus tersendiri bagi

perusahaan terhadap pelayanan yang diberikan.

Jaminan ini akan memberikan rasa aman, rasa percaya

bebas dari bahaya dan resiko kepada pelanggan.

d) Ketepatan (Accuracy)

Fasilitas yang diberikan dalam melakukan

pelayanan akan terlihat semu tanpa adanya kehandalan

dari pelaku bisnis. Kehandalan dalam pelayanan dapat

dilihat dari ketepatan dalam memenuhi janji secara

akurat dan terpercaya.

C. Pemasaran

1. Pengertian Pemasaran

Menurut philip Kotler dalam buku Marketing Strategy yang

dikutip oleh M. Suryanto bahwa, pemasaran adalah proses sosial

dan menejerial seseorang atau kelompok untuk memperoleh apa

yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan

pertukaran produk dan nilai.35

Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan

oleh perusahaan dalam upaya mempertahankan kelangsungan

hidup dan mengembangkan perusahaannya yaitu untuk

memperoleh laba dari kegiatan perusahaannya.

35
Philip Kotler, Marketing Strategy Top Brand Indonesia, (Yogyakarta: C.V Andi Offset,
2007), hal. 7
46

2. Tujuan Dan Fungsi Pemasaran

a. Tujuan Pemasaran

Tujuan kegiatan pemasaran bukanlah sederhana dan sepihak

(untuk kepuasan konsumen saja), tetapi tujuan sebenarnya

adalah demi kepentingan perusahaan saja. Tujuan pemasaran

adalah untuk memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga

produk atau jasa itu tidak cocok dengan pelanggan dan

selanjutnya menjual dirinya sendiri. Idealnya pemasar harus

menghasilkan pelanggan yang siap membeli. Yang dibutuhkan

adalah menyediakan produk atau jasa itu.

b. Fungsi Pemasaran

Pemasaran mempunyai fungsi secara garis besar, fungsi

pemasaran adalah: a) fungsi melakukan pertukaran seperti

fungsi penjualan dan fungsi pembelian, b) fungsi memberikan

fasilitas atas kemudahan-kemudahan seperti memberi

permodalan, menanggung resiko, c) fungsi melakukan kegiatan

fisik barang seperti menggunakan barang dan mengangkut

barang.

3. Pemasaran Dalam Perspektif Hadis Nabi

Ada beberapa sikap dan prilaku orang ingin sukses dalam

melakukan pemasaran antara lain:


47

a. Sabar dalam melakukan tugas meskipun selalu mendapat

rintangan dan hambatan. Allah memerintah agar umat manusia

senantiasa dalam menghadapi kehidupan dan sesungguhnya

Allah bersama orang-orang yang sabar.

Allah berfirman dalam surah Al- Anfal ayat 46



Artinya: sesungguhnya Allah beserta orang-orang sabar.36

b. Tekun dan tabah yaitu merupakan bagian dari spiritual quotient

yang sangat mendukung keberhasilan seseorang. Sahabat Nabi

dijelaskan dalam hadis di atas selalu berusaha untk

menyambung tali silaturahmi dan tabah menghadapi segala

kemungkinan termasuk celaan dan hinaan. Orang yang tekun

dan tabah akan melaksanakan tugasnya dengan rajin dan tidak

mudah patah semangat meskipun banyak rintangan, hambatan

dan kesulitan yang menghadang.

4. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran adalah variabel-variabel yang dapat

dikendalikan oleh perusahaan, yang terdiri dari produk, harga,

promosi dan distribusi. Keputusan dalam pemasaran dapat

dikelompokan di dalam empat strategi yaitu:

1) Strategi Pengembangan Produk

a. Pengertian Produk
36
Al-Quran Surah Al-Anfal ayat 46
48

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan

produsen untuk dapat diperhatikan, di beli, dan di konsumsi

pasar sebagai pemenuhan kebutuhan dan keinginan pasar

yangbersangkutan.37

b. Strategi Produk

Sebagai salah satu unsur dari bauran pemasaran

perusahaan secara keseluruhan, maka bauran produ memiliki

unsur-unsur yang terkait dan keseluruhan aspek produk yang

dihasilkan. Dalam merebut calon nasabah maka bank harus

berusaha keras membuat sesuatu menarik perhatian dan minat

nasabah melalui keunggulan produk yang dimiliki.

Strategi produk perlu dilakukan oleh bank untuk

memberikan keunggulan produk yang ditawarkan yaitu

sebagi berikut:

1. Menciptakan Merek

Merek adalah suatu nama, simbol, tanda, desain atau

gabungan diantaranya untuk dipakai identitas suatu

perorangan, organisasi atau perusahaan pada barang dan

jasa yang dimiliki untuk membedakan produk dengan jasa

lainnya. Merek merupakan suatu untuk mengenal barang

atau jasa yang ditawarkan, penciptaan merek harus

mempertimbangkan faktor-faktor antara lain:

37
Fandi Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi, 1997), hal. 109
49

a. Mudah diingat

b. Menarik perhatian

c. Terkesan hebat dan moderen

d. Memiliki arti dalam hal positif

2. Penentuan Logo

Logo merupakan ciri khas suatu produk sedangkan

motto merupakan kata-kata yang berisikan visi dan misi

bank dalam melayani masyarakat. Baik logo maupun

motto harus dirancang dengan benar. Pertimbangan

membuat logo dan motto adalah sebagai berikut:

a. Memiliki arti dalam hal positif

b. Mudah diingat

c. Menarik perhatian

3. Menciptakan Kemasan

Kemasan merupakan pembungkus suatu produk dalam

dunia perbankan kemasan lebih diartikan kepada

pemberian layanan atau jasa kepada para nasabah

disamping itu juga sebagai pembungkus untuk beberapa

jenis jasanya seperti buku tabungan, cek, bilyet giro atau

kartu kredit.

4. Kepuasan Label

Label merupakan suatu yang dilengketkan pada produk

yang ditawarkan dan merupakan bagian dari kemasan, di


50

dalam label dijelaskan siapa yang membuat, dimana dan

kapan dibuat, cara penggunaannya dan informasi

lainnya.38

c. Pengembangan Produk

Produk baru adalah produk asli (original product), produk

yang disempurnakan (improve product), produk yang

dimodifikasi (modified product) dan merek-merek baru yang

kembangkan perusahaan. Produk baru terdapat enam

golongan yaitu:

1. Produk bagi dunia yaitu produk yang menciptakan pasar

yang baru sama sekali.

2. Line produk yaitu line produk yang benar-benar baru

pertama kali di pasarkan oleh perusahaan.

3. Menempatkan kembali yaitu memposisikan pada segmen

pasar yang baru atau yang sudah ada.

4. Tambahan line produk yang sudah ada yaitu perusahaan

menambah line produk yang sudah ada.

5. Merevisi produk yang sudah ada yaitu menyempurnakan

sehingga memberikan nilai lebih tinggi atau mengganti

dengan baru.

6. Penekanan biaya yaitu produk baru dengan penampilan

yang sama tetapi melalui biaya yang rendah.39

38
Kamsir, Menajemen Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2005), hal. 166
51

d. Tahap-Tahap Pengembangan Produk

1. Para ilmuan merupkan sumber gagasan yang menarik

tetapi diperlukan seleksi yang teliti.

2. Kebutuhan dan keinginan konsumen, terus dipantau agar

diperoleh informasi apa yang harus dilakukan guna

menciptakan gagasan yang jitu.

3. Sebagai sumber gagasan akan dapat dijadikan suatu

produk baru yang mempunyai keunggulan bersaing.

e. Penyaringan Gagasan (idea screening)

Dalam penyaringan gagasan menajemen harus dapat

menghindari dua macam kesalahan yaitu:

1) Kesalahan membuang yaitu dimana perusahaan

meninggalkan kesalahan-kesalahan yang baik

2) Tancap terus yaitu suatu kesalahan dimana perusahaan

mengembangkan ide-ide yang tidak baik

f. Pengembangan Strategi Pemasaran

Untuk memperkenalkan konsep produk tersebut manejer

produk perlu menyusun strategi yang tepat yaitu strategi

penempatan produk, peningkatan hasil penjualan, serta sasaran

laba yang akan dicapai.

39
Djaslim Saladin, Menajemen Pemasaran, (Bandung: Linda Karya, 2003), hal. 106
52

g. Analisis Bisnis

Setelah mengembangkan konsep produk dan strategi

pemasaran menajemen dapat mengevaluasi suatu daya tarik dari

usulan produk tersebut.

h. Pengembangan Produk

Ada tiga langkah yang dapat dilakukan dalam pengembangan

suatu produk yaitu:

1) Pembuatan tipe produk

2) Pengujian fungsional

3) Pengujian konsumen

i. Pengujian Pasar

Pengujian pasar dapat dilakukan setelah ada tanggapan dari

konsumen dan tanggapan aman, proses pengujian pasar

tergantung pada biaya dan resiko penanaman modal,

keterbatasan waktu dan biaya penelitian.

j. Tahap Komersial

Tahap ini merupakan tahap peluncuran produk ke pasar

dengan program pemasaran dengan program pemasaran dalam

skala penuh. Kewajiban menajemen dalam tahap ini yaitu:

1. Kapan mulai memasarkan produk

2. Kemana produk tersebut akan dipasarkan


53

3. Kepada siapa produk tersebut akan dipasarkan

4. Bagaimana kita memasarkan produk tersebut

k. Proses Penerimaan Konsumen

Yaitu keputusan seseorang untuk menjadi pemakai tetap

produk tersebut, penerimaan konsumen akan menciptakan

proses kesetiaan konsumen.

Tahapan dalam proses penerimaan konsumen adalah:

1. Kesadaran

Dimana konsumen menyadari adanya pembauran tetapi

kekurangan informasi.

2. Minat

Adanya kemungkinan konsumen untuk mencari informasi

mengenai informasi tersebut

3. Penilaian

Konsumen mulai mempertimbangkan apakah produk

tersebut perlu dicoba

4. Percobaan

Konsumen mulai melaksanakan keinginannya untuk

mencoba produk tersebut.

5. Penerimaan

Akhirnya konsumen dapat menerima produk tersebut dan

bersedia untuk menjadi pelanggan yang setia

2) Strategi Harga
54

Harga adalah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan

sejumlah kombinasi dari barang besrta pelayanan penentuan

harga ini merupakan salah satu keputusan yang terpenting bagi

menajemen. Harga yang diterapkan harus menutup semua

ongkos atau bahkan lebih dari itu untuk mendapatkan laba.

Harga merupakan variabel yang dapat dikendalikan dan yang

menentukan diterima tidaknya suatu produk oleh konsumen.40

Beberapa tujuan penetapan harga antara lain sebagai berikut:

a. Berorientasi pada pendapatan, hampir sebagian besar bisnis

berorientasi pada pendapatan, hanya perusahaan nirlaba yang

berfokus pada titik impas.

b. Berorientasi pada kapasitas dan beberapa sektor bisnis.41

Beerapa faktor yang mempengaruhi tingkat harga akan

suatu produk perusahaan sebagai berikut:

a. Keadaan perekonomian

b. Penawaran dan permintaan

c. Elastisitas permintaan

d. Persaingan

e. Biaya

f. Peraturan pemerintah

Philip Kotler mengemukakan beberapa metode penetapan

harga yang didasarkan pada biaya antara lain:

40
Pandji Anoraga, Menajemen Bisnis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hal 221
41
Arif Rahman, Strategi Dahsyat Marketing Mix, (Jakarta: Transmedia, 2010), hal. 79
55

a. Cost plus pricing method

Penetapan harga ini dilakukan dimana produsen

menetapkan harga jual untuk satu unit barang yang

besarnya sama dengan biaya per unit. Harga jual tersebut

kemudian ditambah dengan satu jumlah untuk menutup

laba yang diinginkan pada unit tersebut.

b. Mark up pricing method

Produsen akan menentukan harga jual produknya

setelah menambah harga beli dengan sejumlah mark up

(kelebihan harga jual diatas harga belinya). Metode ini

paling banyak dipakai para produsen saat ini.42

3) Strategi Distribusi

Saluran distribusi merupakan suatu jalur yang dilalui oleh

arus barang-barang dari produsen ke perantara dan akhirnya

sampai pada pemakai.43

Penentuan jumlah penyalur juga merupakan masalah yang

penting untuk dipertimbangkan matang-matang dan disesuaikan

dengan sifat produk yang ditawarkan. Para penyalur dapat

42
Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga,
2008), hal 324
43
Danang Sunyonto, Teori Kuesioner Dan Analisis Data (Untuk Pemasaran dan Prilaku
Konsumen), (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hal. 28
56

menjadi alat bagi perusahaan dalam mendapatkan umpan balik

dari konsumen di pasar. Makin aktif penyalur dalam

mengumpulkan pendapat dan komentar para konsumen suatu

produk, makin besar manfaat yang dapat dipetik oleh produsen

yang bersangkutan dan semakin terbuka pula kesempatan untuk

selalu mengembangkan produk sesuai dengan yang diinginkan

konsumen.44

Terdapat empat macam saluran yang dapat digunakan oleh

perusahaan guna mencapai pemakai industri yaitu:

a. Produsen-pemakai

Saluran industri langsung dapat dilakukan untuk

industri berat yang harganya relatif mahal dan

mempunyai struktur saluran yang lain.

b. Produsen-distributor industri-pemakai

Untuk memproduksi alat-alat kantor, operating

sulies, dan lain-lain prodisen menggunakan distributor

industri dalam penyaluran barangnya ke konsumen.

c. Produsen-agen-pemakai

Untuk suatu produk baru atau memasuki pasar baru

produsen menggunakan agen atau tenaga penjual

sendiri.

d. Produsen-agen-distributor industri-pemakai

44
Danang Sunyonto, Teori Kuesioner Dan Analisis Data (Untuk Pemasaran dan Prilaku
Konsumen), (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hal. 92
57

Produsen tidak bisa menjual barangnya dengan

menggunakan agen untuk dijual langsung kepada

pemakai tetapi menggunakan jasa distributor industri

untuk dijual kepada pemakai.

4) Strategi Promosi

Promosi adalah arus informasi satu arah yang dibuat dalam

mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang

menciptakan pertukaran dalam pemasaran.

Menurut Basu Swasta, promotional mix adalah kombinasi

strategi yang paling baik dari variabel-varia periklanan, personal

selling dan alat promosi lainnya, yang semuanya direncanakan

untuk mencapai tujuan program penjualan.

Promotion mix terdiri dari :

a. Advertising (Periklanan)

Periklanan adalah seluruh bentuk prestasi non personal

dan promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk

oleh perusahaan. Perusahaan akan membayar sejumlah nilai

atas barang atau jasa yang telah diberikan oleh sponsor

kepada perusahaan.

b. Promotional Selling (Promosi Penjualan)

Promosi penjualan adalah merupakan inentif janka pendek

untuk mendorong keinginan mencoba atau pembelian produk

atau jasa. Alat-alat yang sering digunakan dalam promosi


58

penjualan antara lain: pemeran dagang, peragaan,

demonstrasi dan sebagainya.

c. Personal Selling ( Penjualan Perorangan)

Penjualan perorangan adalah interaksi langsung antara

satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan

penjualan. Kegiatan promosi ini dilakukan guna

menciptakan, memperbaiki, menguasai atau memprtahankan

hubungan pertukaran yang saling mengutungkan antara

kedua belah pihak.

d. Public Relations ( Hubungan Masyarakat)

Hubungan dengan masyarakat adalah sebagai program

yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra

perusahaan atau produk individualnya. Kegiatan promosi ini

tanpa dipungut biaya atau tanpa pengawasan dari pabrik

sponsor.

5) Strategi Lokasi Perusahaan

a. Pengertian Lokasi Perusahaan

lokasi adalah merupakan pendorong biaya dan

pendapatan, maka lokasi sering kali memiliki kekuasaan

untuk membuat atau mematahkan strategi bisnis perusahaan.

Keputusan lokasi untuk mendukung strategi biaya yang

rendah memerlukan pertimbangan tertentu secara hati-hati.


59

Perusahaan adalah suatu tempat untuk melakukan kegiatan

proses produksi barang atau jasa. Hal ini disebabkan karena

kebutuhan manusia tidak bisa digunakan secara langsung dan

harus melewati sebuah proses di suatu tempat, sehingga inti

dari perusahaan ialah tempat melakukan proses sampai bisa

langsung digunakan oleh manusia.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi perusahaan membutuhkan

pertimbangan yang hati-hati.Di saat manajemen telah

memutuskan untuk beroperasi di satu lokasi tertentu,

banyak biaya menjadi tetap dan sulit untuk

dikurangi.Keputusan lokasi sering bergantung pada tipe

bisnis. Untuk keputusan lokasi industry, strategi yang

digunakan biasanya adalah strategi untuk meminmalkan

biaya.Walaupun demikian, strategi pemilihan gudang

ditentukan oleh kombinasi antara biaya dan kecepatan

pengiriman.Secara umum, tujuan penentuan lokasi industri

adalah memperbesar keuntungan dan menekan biaya

industri.

Ada lima faktor yang mempengaruhi lokasi industi:

1. Dekat dengan para pemasok atau bahan baku Beberapa

industri karena sifat dan keadaan dari proses

produksinya memaksa untuk menempatkan pabriknya


60

dengan sumber bahan baku, Seperti pabrik semen,

mengharuskan lokasi pabrik berada didaerah yang

memiliki sumber bahan baku semen.

2. Dekat dengan tenaga kerja dan tingkat upah Pemilihan

lokasi akan mempertimbangkan tersedianya tenaga

kerja yang cukup yang tidak saja dilihat dari

ketersediaan jumlah pekerja akan tetapi juga

kemampuan dan keterampilan pekerja dan tentu saja

akan mempertmbangkan tingkat upah rata-rata pada

lokasi alternatif.

3. Berdasarkan biaya angkutan Tersedianya alat

transportasi yang layak akan sangat mempengaruhi

proses produksi, jenis fasilitas dan biaya relatif dari

masing-masing alat transportasi dilokasi alternatif harus

memberikan biaya transportasi yang minimal.

4. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang

dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya

mempertahankan kelangsungan hidup maupun

untuk mengembangkan usahanya. Mengingat

pentingnya kegiatan pemasaran, maka di dalam

perencanaan pemasaran diperlukan adanya perencanaan

strategis yang tercakup didalam marekting mix (bauran

pemasaran).
61

5. Sumber energy Faktor ini sangat vital dalam penetuan

lokasi karena keberadaannya mutlak diperlukan, Secara

umum sebagian perusahaan membeli energi (listrik)

dari pada harus membuat instalasi pembangkit energi.

c. Strategi Lokasi Jasa

Fokus dalam analisis lokasi sektor industrial adalah pada

meminimalisasi biaya, maka fokus dalam sektor jasa adalah

untuk memaksimalkan pendapatan. Hal ini disebabkan oleh

perusahaan manufaktur menemukan bahwa biaya pada

pokoknya cenderung bervariasi diantara lokasi, sementara

untuk perusahaan jasa menemukan bahwa lokasi sering kali

memiliki lebih banyak dampak pendapatan dari pada biaya.

Oleh karena itu bagi perusahaan jasa, lokasi yang spesifik

sering kali memengaruhi pendapatan dari pada biaya. Hal ini

berarti bahwa fokus lokasi bagi perusahaan jasa menjadi

penentu volume konsumen dan pendapatan.

Terdapat delapan faktor yang menentukan volume dan

pendapatan bagi perusahaan jasa, yaitu sebagai berikut:

1. Daya beli konsumen pada area yang dituju

2. Jasa dan gambaran sesuai dengan demografis

konsumen pada area yang dituju

3. Persaingan dalam area

4. Kualitas persaingan
62

5. Keunikan dari lokasi perusahaan dan para pesaingnya

6. Kualitas fisik dari tempat fasilitas dan bisnis

disekitarnya

7. Kebijakan operasional perusahaan

8. Kualitas dari manajemen.45

5. Hubungan Marketing Mix Dengan Persepsi Masyarakat

Pengertian bauran pemasaran adalah variabel-variabel yang

dapat dikendalikan oleh perusahaan, yang terdiri dari produk,

harga, promosi dan distribusi, dapat memberikan gambaran bahwa

pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling

berhubungan, ditunjukan untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan atau mendistribusikan barang dan jasa kepada

pembeli secara individual maupun kelompok pembeli. Kegiatan-

kegiatan tersebut beroperasi dalam suatu lingkungan yang dibatasi

sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri, peraturan maupun

konsekuensi sosial perusahaan.

Jadi antara Marketing Mix dengan persepsi masyarakat memiliki

hubungan yang sangat signifikan satu sama lain, dimana dengan

adanya tanggapan atau pandangan dari masyarakat dapat

merupakan sebuah masukan bagi perusahaan untuk lebih baik

45
https://adistiar prayoga.wordpress.com/2012/11/29/ kualitas jasa berdasarkan perspektif
islam penjabaran prinsip carter/ 24 Mei 2018
63

terutama dalam hal bauran pemasaran untuk dapat meningkatkan

profit guna ntuk mencapai tujuan perusahaan.


64

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Sumber Data

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research)

kualitatif bersifat deskriptif, yang menggambarkan sesuatu apa adanya

kemudian menganalisisnya. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan

untuk menguji hipotesis tertentu tapi hanya menggambarkan apa

adanya tentang variabel, gejala dan keadaan secara keseluruhan.46

Karna penulis akan menganalisis secara lengkap bangaimana

persepsi masyarakat terhadap produk-produk perbankan syariah di

Jorong Binjai Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman. Lalu data

yang penulis ambil dalam penelitian ini yaitu:

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung

dari sumber pertama.47 Peneliti meneliti tentang Analisis Persepsi

Masyarakat Terhadap Produk-Produk Bank Syariah. Data primer

dalam penelitian ini berupa informasi yang diperoleh dari

masyarakat di Jorong Binjai Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten

pasaman.

46
Suharsimi Arikunto, Menajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), cet ke 9, hal.
234
47
Joko Subagyo, Metode Penelitian Dan Teori Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,1997), Cet,
Ke-12, hal. 87
65

b. Data Sekunder

Data sekunder ini diperoleh dengan cara peneliti

menggunakan bahan yang memberikan penjelasan mengenai data

primer.48Atau data yang diperoleh secara tidak langsung yaitu

Peneliti meneliti tentangAnalisis Persepsi Masyarakat Terhadap

Produk-Produk PerbankanSyariah(Studi Kasus: Masyarakat di

Jorong Binjai Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jorong Binjai Kecamatan Tigo Nagari

Kabupaten Pasaman, penulis melakukan penelitian ini karena menurut

penulis Masyarakat Jorong Binjai Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten

Pasaman ini banyak yang tidak memahami operasional bank syariah.

Waktu Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai selesai.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Dalam penelitian

kualitatif, istilah populasi dinamakan juga dengan sosial situsiation

atau situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen, yaitu: tempat (Place),

pelaku (Actors), dan aktivitas (Activity) yang berinteraksi secara

sinergis, situasi sosial ini dinyatakan sebagai objek penelitian yang

diketahui “Apa yang terjadi” di dalamnya.49

48
Joko Subagyo, Metode Penelitian Teori Dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997),
cet. Ke-2, hal. 87
49
Suharsimi Arikonto, Prosedur Penelitian, (Yogyakarta: PT. Rineka Cipta, 1993), hal 8
66

Peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas (Aktivity),

orang (Actor), yang ada pada tempat (Place) tertentu.50 Populasi dalam

penelitian ini adalah masyarakat di Jorong Binjai Kecamatan Tigo

Nagari Kabupaten Pasaman yang berjumlah sekitar 1155 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi, mengingat banyaknya

populasi dan tidak memungkinkan untuk diteliti secara keseluruhan,

mengingat keterbatasan waktu dan dana, tenaga maka penulis

menggunakan Accidental Sampling (Sampling Aksidental) penentuan

sampel berdasarkan kebetulan bertemu dengan peneliti dan dapat

digunakan sebagai sampel sumber data penelitian.51

Banyak sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

rumus slovin.

N=

Dimana:

N = Ukuran Populasi

n = Jumlah Sampel

e = Toleransi Kesalahan 15%

Dengan demikian jumlah sampel adalah:

n= ( ) ( , )

= 44,405dibulatkan menjadi 44 orang


50
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, ( Bandung: Alfabeta,
2011), hal. 215
51
Rochaety, Ety, dkk. Metode Penelitian Bisnis dan Aplikasi SPS, (Jakarta: Mitra Wacana
Melia, 2007), hal. 65
67

Jadi jumlah sampel yang diteliti adalah sebanyak 44 orang

denganteknik pengambilan sampel dengan cara sampling accidental

yaitu teknikpengambilan sampel berdasarkan kebetulan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data yang akurat dan guna mengungkapkan

permasalahan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data yaitu:

1. Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang dibuat untuk mengamati

dan mengetahui segala gejala dan tanggapan dari objek yang diteliti.

Dimana isi dari koesioner ini berkaitan dengan masalah penelitian.

Koesioner diajukan dalam bentuk tertulis kepada masyarakat dan

dijawab pula secara tertulis juga untuk menilai persepsi masyarakat

terhadap bank syariah.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

penanya dengan responden.52 Yaitu pewawancara yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (Interview) yan memberi jawaban atas

pertanyaan itu. Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara

informal dengan beberapa orang masyarakat di Jorong Binjai

52
Moehar Daniel, Metode Penelitian Sosial Ekonomi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002),
hal. 143
68

Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman tentang Persepsi

Masyarakat terhadap Produk-Produk Perbankan Syariah.

E. Teknik Analisis Data

Teknik Analisis Data adalah dengan menggunakan teknik deskriptif

kualitatif dengan menggunakan teknik skala likert. Skala likert adalah

skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan

persepi seseorang atau kelompok orang tentang suatu gejala atau

fenomena. Likert merupakan jenis skala yang digunakan untuk mengukur

variabel penelitian (fenomena sosial spesifik) seperti sikap, pendapat dan

persepsi sosial seseorang atau sekelompok orang. 53 Dalam penelitian ini

skala likert digunakan untuk mengukur persepsi masyarakat Jorong Binjai

terhadap produk-produk perbankan syariah. Pemberian bobot skor diukur

dengan skala likert dengan rentang satu sampai lima dengan alternative

jawaban sebagai barikut:

No Jenis Jawaban Bobot


1 SS= Sangat Setuju 5
2 S = Setuju 4
3 RR = Ragu-Ragu 3
4 TS = Tidak Setuju 2
5 STS= Sangat Tidak Setuju 1
Keterangan :

1. Sangat Setuju (SS) diberi bobot angka 5

2. Setuju (S) diberi bobok angka 4

3. Ragu-Ragu (RR) diberi bobot 3

4. Tidak Setuju (TS) bobotnya 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) bobot 1
53
Hasan Iqbal, Pokok-Pokok Materi Metodologi dan aplikasinya, (Jakarta: Gralia
Indonesia, 2002), hal. 72
69

BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Monografi Daerah Jorong Binjai Kecamatan Tigo Nagari
Kabupaten Pasaman.
1. Deskripsi Jorong Binjai
Jorong Binjai terletak di Kenagarian Binjai Kecamatan Tigo Nagari

Kabupaten Pasaman, dipimpin oleh Wali Nagari Binjai. Dimana

Jorong Binjai ini merupakan salah satu dari empat Jorong yang ada di

Kenagarian Binjai Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman.

Sedangkan dalam menata Jorong, Wali Jorong melaksanakan tugas

dan program yang diemban oleh Wali Nagari yang didalam unsurnya

dibantu oleh BAMUS, KAN, Bundo Kanduang, PKK, dan lembaga-

lembaga lain.

Jorong Binjai terdiri dari 7 Suku yaitu:

1. Piliang

2. Caniago

3. Tanjuang

4. Sikumbang

5. Jambak

6. Melayu dan

7. Koto

Adapun Jorong lain yang ada di Kenagarian Binjai Kecamatan

Tigo Nagari adalah:

1. Jorong Padang Sawah


70

2. Jorong Padang Kubu

3. Jorong Tarantang Tunggang54

Masing-masing Jorong di atas dikepalai oleh Wali Jorong. Setelah

pemerintah daerah memutuskan untuk menyelenggarakan

pemerintahan masing-masing demi mempercepat pembangunan

daerah dan dengan dikeluarkanya undang-undang No 32 tahun 2004,

pengelolaan pemerintah daerah sesuai dengan peraturan Daerah No 17

Tahun 2001. Hal ini dilakukan karena pemerintah ingin

mengoptimalkan kewenangan yang telah diberikan oleh pemerintah

pusat. Sejalan dengan program itu pula, maka secara otomatis, nama

Desa diganti dengan Nagari yang dikepalai oleh seorang Wali

Nagari.55 Wali Jorong bertugas untuk menjadi perpanjangan tangan

dari Wali membantu masyarakat dalam berbagai urusan, serta

memberdayakan Wilayah Jorong.

2. Visi Dan Misi

a. Visi

“ Mewujudkan Nagari Jorong Binjai Menjadi Nagari Madani

Melalui Bidang Pertanian.

Nilai-Nilai Yang Melandasi:

1. Selama bertahun-tahun Nagari Jorong Binjai menyandang gelar

sebagai Nagari kategori merah atau miskin. Sebuah sebutan

yang sangat tidak membanggakan padahal sumber daya yang

54
Sumber Data: Kantor Wali Nagari Binjai, tanggal
55
Profil Jorong Binjai, Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman, tahun 2017
71

ada cukup memadai hanya saja penanganannya kurang

maksimal.

2. Sebagian besar warga petani dan buruh tani juga ada yang

memelihara hewan ternak meski dalam skala kecil, biasanya

hanya digunakan untuk investasi jangka pendek.

Makna yang terkandung :

1. Terwujudnya: Terkandung di dalamnya peran pemerintah dalam

mewujudkan Nagari Jorong Binjai yang mandiri secara

ekonomi.

2. Nagari Jorong Binjai: Suatu kesatuan masyarakat hukum dengan

skala potensinya dalam sistem pemerintahan Jorong Binjai.

3. Mandiri: Suatu kondisi kehidupan yang kreatif, inovatif,

produktif dan partsipatif sehingga mampu memenuhi kebutuhan

sendiri.

4. Pertanian: Bahwa sektor pangan adalah hal utama dalam

perekonomian sehingga tidak terjadi rawan pangan di Jorong

Binjai.

b. Misi Nagari

1. Memperbaiki dan menambah sarana dan prasarana yang

dibutuhkan.

2. Meningkatkan SDM melalui pendidikan formal dan informal.

3. Bekerjasama dengan petugas penyuluh lapangan untuk

meningkatkan hasil pertanian, perkebunan dan peternakan.


72

4. Meningkatkan usaha pertanian, perkebunan dan peternakan.

5. Meningkatkan dan mengelola Pendapatan Asli Nagari.

6. Mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih melalui

pelaksanaan otonomi daerah.

3. Dekripsi Wilayah

a. Letak Geografis

Jorong Binjai terletak di Kenagarian Binjai Kecamatan Tigo

Nagari Kabupaten Pasaman Sumatra Barat. Keadaan suhu rata-rata

Jorong Binjai adalah 27-32 C, dan memiliki curah hujan rata-rata

pertahun adalah 2000-3000 mm, sedangkan kelembaban udara

Jorong Binjai memiliki kelembaban udara 41.15% sampai dengan

50.8%. dan kecepatan angin 40 Km/Jam, ketinggian di atas

permukaan laut rata-rata 400 m.

Jorong Binjai terletak di Kenagarian Binjai Kecamatan tigo

Nagari Kabupaten Pasaman dengan batas wilayah, sebelah selatan

Nagari Selaras Air Kabupaten Agam, sebelah Timur Alahan Mati

dan Nagari Koto Kaciak, sebelah Barat Jorong Padang Sawah dan

sebelah Utara Jorong Padang Kubu.

b. Keadaan Alam

Wilayah Jorong Binjai Kenagarian Binjai Kecamatan Tigo

Nagari Kabupaten Pasaman, terdiri dari daratan, dan perbukitan

dengan ketinggian rata-rata 400 meter di atas permukaan laut.

Keadaan alam Jorong Binjai Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten


73

Pasaman sangatlah cocok dijadikan lahan persawahan, perkebunan,

ladang oleh Masyarakat Tigo Nagari.

Hasil pertanian di Jorong Binjai Kecamatan Tigo Nagari

Kabupaten Pasaman adalah padi, jagung, pinang, kelapa sawit, dan

kacang-kacangan.

c. Jumlah Penduduk

Secara teoritis bahwa penduduk yang besar merupakan salah

satu modal dasar pembangunan. Hal ini berati bahwa apabila

jumlah penduduk yang besar jika dapat diberdayakan dan

dikendalikan secara bijak dan terencana merupakan potensi untuk

perkembangan suatu wilayah.

Berikut ini disajikan data jumlah penduduk Jorong Binjai

Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman, adalah tercatatTahun

2013-2017.

Tabel 3.1
Jumlah Penduduk Jorong Binjai menurut Jenis
KelaminTahun 2013-2017
Penduduk Jumlah
No Tahun LK PR Jumlah(Orang) KK
1 2013 763 547 1310 312
2 2014 780 655 1445 339
3 2015 799 721 1520 356
4 2016 812 764 1576 393
5 2017 880 922 1802 435
Sumber: Data Wali Nagari Binjai Tahun 2017
Berdasarkan Tabel diatas jumlah Penduduk Jorong Binjai dari

tahun 2013 sampai 2017 terus-menerus mengalami peningktan dari

tahun ke tahun. Pada tahun 2017 Jorong Binjai memiliki total


74

penduduk sebanyak 1.802 jiwa dari 435 KK. Dengan masing-

masing jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin yaitu

penduduk laki-laki sebanyak 880 jiwa dan perempuan sebanyak

922 jiwa.

d. Agama

Agama merupakan landasan terpenting dalam kehidupan

seseorang baik individu maupun masyarakat. Terkait dengan

urgensi agama dalam kehidupan warga negara, Indonesia menjamin

kebebasan warganya untuk menentukan landasan kehidupan sesuai

dengan keyakinan masing-masing.

Mayoritas penduduk Jorong Binjai beragama Islam dan sebagian

kecil beragama Kristen. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya

sarana Ibadah yang tersedia di lingkungan masyarakat, seperti

mesjid atau mushola. Dalam rangka meningkatkan pendidikan

keagamaan, Penduduk Jorong Binjai mendirikan tempat pengajian

Al-Quran. Adapun bagi kaum Ibu-ibu diadakan wirid Yasin yang

diadakan satu kali seminggu.56 Untuk melakukan aktifitas

keagamaan mereka didukung dengan sarana ibadah yang cukup

memadai yaitu diantaranya 4 buah mesjid dan 7 buah Mushalla

yang menjadi tempat ibadah dan aktifitas keagamaan.

56
Na’i, Tokoh Agama Jorong Binjai, wawancara pribadi, tanggal 25 maret 2018 pukul
09.20 WIB
75

e. Tingkat Pendidikan

Jorong Binjai Kecamatan Tigo Nagari, dari segi pendidikan

masih belum bisa dikatakan mencapai keberhasilan rata-rata,

karena fasilitas pendidikan yang tersedia di Jorong Binjai

Kecamatan Tigo Nagari, masih terbatas yaitu hanya terdapat 2 buah

Sekolah Dasar (SD), 2 buah PAUD atau TK, sedangkan untuk

melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi masyarakat

terpaksa sekolah di luar Jorong Binjai, bahkan di luar Nagari

Binjai, bahkan diluar Kecamatan Tigo Nagari.

Tabel 3.2
Jumlah dan Persentase Penduduk Jorong Binjai yang Sedang
Menjalankan Pendidikan Tahun 2017
No Tingkat Pendidikan Jumlah %
(Jiwa)
1 Taman Kanak-kanak / Pendidikan 68 6.3
Anak Usia Dini
2 Sekolah Dasar 785 73
3 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 120 11.2
4 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 83 7.7
5 Perguruan Tinggi 20 1.8
Jumlah 1076 100
Sumber: Data Wali Jorong Binjai, Tahun 2017
Berdasarkan tabel di atas bahwa dari jumlah penduduk Jorong

Binjai sebesar 1802 jiwa pda tahun 2017 yang sedang menjalankan

pendidikan dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi sejumlah

1076 jiwa atau setara 59,68 dari jumlah penduduk Jorong Binjai.
76

f. Angkatan Kerja

Angkatan kerja di Jorong Binjai Kecamatan Tigo Nagari

memberikan gambaran tenaga kerja yang masih produktif (usia 15-

64 tahun) yang nantinya akan mempengaruhi perkembangan

ekonomi.

Berikut rincian tenaga kerja penduduk Jorong Binjai yang

produktif dari tahun 2013- 2017.

Tabel 3.3
Tenaga Kerja Penduduk Jorong Binjai yang Produktif
Tahun 2013-2017
No Tahun Jumlah Produktif %
(Jiwa) (Jiwa)
1 2013 1310 872 66.56
2 2014 1445 977 67.61
3 2015 1520 1032 67.89
4 2016 1576 1083 68.71
5 2017 1802 1155 64.10
Sumber Data: Wali Jorong Binjai Tahun 2017
g. Perekonomian

Bagi daerah yang mata pencarian penduduknya berpusat pada

sektor pertanian dan perkebunan maka kepemilikan lahan

menentukan pertumbuhan ekonomi dalam masyarakat tersebut.

Tingkat pekerjaan yang dilakukan masyarakat juga mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi masyarakat, karena di samping menggarap

lahan, petani padi juga menggunakan lahan perkebunan untuk

bertani .
77

B. Pemahaman Masyarakat Dilihat Dari Profil Responden

Setelah penulis melakukan penelitian di Masyarakat jorong Binjai

Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman tentang persepsi masyarakat

terhadap perbankan syariah maka secara umum dapat dijelaskan

berdasarkan profil responden sebagai berikut:

1. Pekerjaan Responden

Tabel 3.4
Pekerjaan Masyarakat Jorong Binjai
Tahun 2017
No Golongan Jumlah (Jiwa) Persentase
1 Petani / Pekebun 20 45.5
2 Pelajar 15 34
3 Guru / PNS 9 20.5
Jumlah 44 100
Sumber Data: Wali Nagari Jorong Binjai Tahun 2017

Dari 44 orang responden, terdapat 20 orang responden yang

berprofesi sebagai petani, 15 orang yang berprofesi sebagai pelajar

dan 9 orang yang berprofesi sebagai guru atau PNS.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa jika dilihat dari

pekerjaan responden maka pemahaman masyarakat tergolong rendah.

Hal ini dapat dimaklumi karena mayoritas dari masyarakat Jorong

Binjai adalah petani dan mereka sibuk dengan pekerjaan yang mereka

lakukan sehingga mereka tidak mengetahui hal-hal yang tidak ada

hubungannya dengan pekerjaan mereka. Maka oleh karena itu

masyarakat Jorong Binjai akan sulit bagi mereka untuk memahami

tentang perbankan syariah. Selain itu, pendidikan yang rendah juga

mempengaruhi pemahaman masyarakat tentang perbankan syariah.


78

2. Pendidikan Responden

Tabel
Pendidikan Masyarakat Jorong Binjai
Tahun 2017
No Golongan Jumlah (Jiwa) Persentase
1 Tidak Sekolah 5 11.4
2 SD 12 27.3
3 SMP 9 20.4
4 SMA 9 20.4
5 Guru / PNS 9 20.4
Jumlah 44 100
Sumber Data: Wali Nagari Jorong Binjai Tahun 2017

Dari 44 orang responden terdapat 5 orang responden yang tidak

tamat SD, 12orang responden yang tamat SD, 9 orang yang tamatan

SMP dari responden, 9 orang yang tamatan SMA dari responden, dan

9 orang yang Guru/ PNS dari responden. Jika dilihat dari tingkat

pemahaman responden yang tidak tamat SD sampai yang

berpendidikan SMA bisa dilihat bahwa pemahaman masyarakat

terbilang pada kategori rendah. Hal ini karena memang dalam

pendidikan mereka tidak mendapatkan pemahaman tentang perbankan

syariah. Jika dibandingkan pendidikan tingkat SD sampai dengan

pendidikan tingkat SMA dengan yang Sarjana maka bisa dibilang

bahwa tingkat Sarjana pemahamannya tentang perbankan syariah lebih

tinggi dan bisa dikategorikan pada tingkat sedang. Hal ini disebabkan

karena mereka bisa mencari tau tentang yang berhubungan dengan

perbankan syariah.
79

3. Pendapatan Responden

Tabel3.6
Pendapatan Masyarakat Jorong Binjai
Tahun 2017
No Golongan Jumlah (Jiwa) Persentase
1 < 1.000.000 8 11.4
2 1.000.000 - 2.000.000 27 27.3
3 3.000.000 – 5.000.000 9 20.4
Jumlah 44 100
Sumber Data: Wali Nagari Jorong Binjai Tahun 2017

Dari 44 orang responden terdapat 8 orang yang berpenghasilan

sebesar < 1.000.000, sebanyak 27 orang yang berpenghasilan sebesar

1.000.000 – 2.000.000, dan sebanyak 9 orang yang berpenghasilan

sebesar 3.000.000 – 5.000.000.

Pada dasarnya pendapatan masyarakat tidak terlalu berpengaruh

pada pemahaman masyarakat terhadap perbankan syariah. Jika diukur

pemahaman masyarakat berdasarkan pendapatan dapat dikatakan

bahwa masyarakat yang memiliki pendapatan rendah ataupun yang

tinggi pendapatannya memiliki pendapatan yang hampir sama terhadap

perbankan syariah.

4. Jenis Kelamin Responden

Tabel 3.7
Jenis Kelamin Masyarakat Jorong Binjai
Tahun 2017
No Golongan Jumlah (Jiwa) Persentase
1 Laki-Laki 14 31.8
2 Perempuan 30 68.2
Jumlah 44 100
Sumber Data: Wali Nagari Jorong Binjai Tahun 2017

Dari Responden sebanyak 14 orang adalah laki-laki dan perempuan

sebanyak 30 dari responden, hal ini disebabkan karena banyaknya para


80

laki-laki yang susah untuk ditemui di rumah karena kebanyakan para

laki-laki di siang hari sibuk dengan kerjanya masing-masing.

C. Pemahaman Masyarakat Tentang Perbankan Syariah Di Jorong Binjai

Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman

1. Pemahaman Tentang Bank Syariah Secara Umum

a. Pemahaman Masyarakat Tentang Bank Syariah

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai terhadap Bank Syariah

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1
Pemahaman Masyarakat MengenaiBank Syariah
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 5 11.4
Setuju 3 6.8
Ragu-Ragu 8 18.2
Tidak Setuju 18 40.9
Sangat Tidak Setuju 10 22.7
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)

Tabel menunjukan 5 orang responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai bank syariah. 3 orang menyatakan “setuju” 8 orang

menyatakan “ragu-ragu”, 18 orang menyatakan “tidak setuju” dan 10

orang yang menyatakan “sangat tidak setuju” tentang bank syariah.

Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat Jorong Binjai

tidak setuju tentang bank syariah dengan persentase sebesar 40.9%.


81

b. Pemahaman Masyarakat Tentang Latar Belakang Bank Syariah.

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai terhadap latar belakang

bank syariah dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2
Pemahaman Masyarakat Tentang Latar Belakang Bank Syariah
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 5 11.4
Setuju 2 4.5
Ragu-Ragu 3 6.8
Tidak Setuju 29 65.9
Sangat Tidak Setuju 5 11.4
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)
Tabel menunjukan 5 orang responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai latar belakang bank syariah. 2 orang menyatakan “setuju”. 3

orang responden menyatakan “ragu-ragu” 29 orang menyatakan “tidak

setuju”, dan 5 orangmenyatakan“sangat tidak setuju” tentang latar

belakang bank syariah. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas

masyarakat Jorong Binjai tidak setuju tentang latar belakang bank

syariah dengan persentase sebesar 65.9%.

c. Pemahaman Masyarakat Tentang Tujuan Bank Syariah

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai terhadap tujuan bank

syariah dapat dilihat pada tabel berikut:


82

Tabel 4.3
Pemahaman Masyarakat Tentang Tujuan Bank Syariah
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 5 11.4
Setuju 10 22.7
Ragu-Ragu 8 18.2
Tidak Setuju 8 18.2
Sangat Tidak Setuju 13 29.5
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)
Tabel menunjukan 5 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai tujuan bank syariah. Tetapi 10 diantaranya yang

menyatakan “setuju”. Namun disisi lain 8 responden menyatakan

“ragu-ragu”, 8 menyatakan “tidak setuju”, dan 13 responden yang

tergolong “sangat tidak setuju” tentang tujuan bank syariah. Maka

dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat Jorong Binjai sangat

tidak setuju tentang tujuan bank syariah dengan persentase sebesar

29.5.

d. Pemahaman Masyarakat Tentang Fungsi Dari Bank Syariah

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai terhadap fungsi bank

syariah dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3
Pemahaman Masyarakat Tentang Fungsi Dari Bank Syariah
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 5 11.4
Setuju 3 6.8
Ragu-Ragu 19 43.2
Tidak Setuju 7 15.9
Sangat Tidak Setuju 10 22.7
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)
83

Tabel menunjukan 5 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai fungsi bank syariah. Tetapi 3 diantaranya yang menyatakan

“setuju”. Namun disisi lain 19 responden menyatakan “ragu-ragu”, 7

menyatakan “tidak setuju”, dan 10 responden yang tergolong “sangat

tidak setuju” tentang fungsi bank syariah. Maka dapat disimpulkan

bahwa mayoritas masyarakat Jorong Binjai ragu-ragu tentang fungsi

bank syariah dengan persentase sebesar 43.2%.

e. Pemahaman Masyarakat Tentang Perbedaan Bank Syariah Dengan

Bank Konvensional.

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai terhadap perbedaan bank

syariah dengan bank konvensional dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4
Pemahaman Masyarakat Tentang Perbedaan Bank Syariah
Dengan Bank Konvensional.
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 5 11.4
Setuju 2 4.5
Ragu-Ragu 3 6.8
Tidak Setuju 30 68.2
Sangat Tidak Setuju 4 9.1
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)
Tabel menunjukan 5 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai perbedaan bank syariah dengan bank konvensional. Tetapi 2

diantaranya yang menyatakan “setuju”. Namun disisi lain 3responden

menyatakan “ragu-ragu”, 30menyatakan “tidak setuju”, dan 4

responden yang tergolong “sangat tidak setuju” tentang perbedaan


84

bank syariah dengan bank konvensional. Maka dapat disimpulkan

bahwa mayoritas masyarakat Jorong Binjai tidak setuju tentang

perbedaan bank syariah dengan bank konvensional dengan persentase

sebesar 68.2%.

f. Pemahaman Masyarakat Tentang Bagi Hasil Pada Bank Syariah

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai terhadap bagi hasil pada

bank syariah dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5
Pemahaman Masyarakat Tentang Bagi Hasil Pada Bank Syariah
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 5 11.4
Setuju 3 6.8
Ragu-Ragu 19 43.2
Tidak Setuju 7 15.9
Sangat Tidak Setuju 10 22.7
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)

Tabel menunjukan 5 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai bagi hasil pada bank syariah. Tetapi 3 diantaranya yang

menyatakan “setuju”. Namun disisi lain 19 responden menyatakan

“ragu-ragu”, 7 menyatakan “tidak setuju”, dan 10 responden yang

tergolong “sangat tidak setuju” tentang bagi hasil pada bank syariah.

Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat Jorong Binjai

ragu-ragu tentang bagi hasil pada bank syariah dengan persentase

sebesar 43.2%.

g. Pemahaman Masyarakat Tentang Jumlah Laba Meningkat Sesuai

Dengan Jumlah Pendapatan.


85

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang perjanjian dibuat

dalam bentuk akad sesuai syariah dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6
Tentang Perjanjian Dibuat Dalam Bentuk Akad Sesuai Syariah
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 5 11.4
Setuju 2 4.5
Ragu-Ragu 8 18.2
Tidak Setuju 20 45.5
Sangat Tidak Setuju 9 20.4
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)

Tabel menunjukan 5 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai perjanjian dibuat dalam bentuk akad sesuai syariah. Tetapi 2

diantaranya yang menyatakan “setuju”. Namun disisi lain 8 responden

menyatakan “ragu-ragu”, 20menyatakan “tidak setuju”, dan

9responden yang tergolong “sangat tidak setuju” tentang perjanjian

dibuat dalam bentuk akad sesuai syariah. Maka dapat disimpulkan

bahwa mayoritas masyarakat Jorong Binjai tidak setuju tentang

perjanjian dibuat dalam bentuk akad sesuai syariah dengan persentase

sebesar 45.5%.

h. Pemahaman Masyarakat Tentang Hubungan Bank Syariah Dengan

Nasabah Adalah Mitra

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang hubungan bank

syariah dengan nasabah adalah mitra dapat dilihat pada tabel berikut:
86

Tabel 4.7
Tentang hubungan bank syariah dengan nasabah adalah mitra
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 5 11.4
Setuju 2 4.5
Ragu-Ragu 8 18.1
Tidak Setuju 20 45.5
Sangat Tidak Setuju 9 20.4
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)

Tabel menunjukan 5 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai hubungan bank syariah dengan nasabah adalah mitra. Tetapi

2 diantaranya yang menyatakan “setuju”. Namun disisi lain

8responden menyatakan “ragu-ragu”, 20menyatakan “tidak setuju”,

dan 9 responden yang tergolong “sangat tidak setuju” tentang

hubungan bank syariah dengan nasabah adalah mitra. Maka dapat

disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat Jorong Binjai tidak setuju

tentang hubungan bank syariah dengan nasabah adalah mitra dengan

persentase sebesar 45.5%.

i. Pemahaman Masyarakat Tentang Adanya Dewan Pengawas Syariah

Pada Bank Syariah.

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang adanya dewan

pengawas syariah pada bank syariah dapat dilihat pada tabel berikut:
87

Tabel 4.8
Pemahaman Masyarakat Tentang Adanya Dewan Pengawas
Syariah Pada Bank Syariah
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 5 11.4
Setuju 1 2.3
Ragu-Ragu 4 9.1
Tidak Setuju 5 11.4
Sangat Tidak Setuju 29 65.9
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2013 (data diolah)

Tabel menunjukan 5 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai DPS. Tetapi 1 diantaranya yang menyatakan “setuju”.

Namun disisi lain 4 responden menyatakan “ragu-ragu”, 5

menyatakan “tidak setuju”, dan 29 responden yang tergolong “sangat

tidak setuju” tentang adanya dewan pengawas syariah pada bank

syariah.Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat Jorong

Binjai sangat tidak setuju tentang adanya dewan pengawas syariah

pada bank syariah dengan persentase sebesar 65.9%.

2. Pemahaman Masyarakat Tentang Produk Bank Syariah.

a. Pemahaman Masyarakat Tentang Giro Syariah.

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang giro syariah dapat

dilihat pada tabel berikut:


88

Tabel 4.9
Pemahaman Masyarakat Tentang Giro Syariah
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 5 11.4
Setuju 2 4.5
Ragu-Ragu 8 18.1
Tidak Setuju 9 20.4
Sangat Tidak Setuju 20 45.5
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)
Tabel menunjukan 5 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai giro syariah. Tetapi 2 diantaranya yang menyatakan

“setuju”. Namun disisi lain 8 responden menyatakan “ragu-ragu”,

9menyatakan “tidak setuju”, dan 20 responden yang tergolong “sangat

tidak setuju” tentang giro syariah. Maka dapat disimpulkan bahwa

mayoritas masyarakat Jorong Binjai sangat tidak setuju tentang giro

syariah dengan persentase sebesar 45.5%.

b. Pemahaman Masyarakat Tentang Giro wadiah.

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang giro wadiah dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10
Pemahaman Masyarakat Tentang Giro Wadiah
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 5 11.4
Setuju 2 4.5
Ragu-Ragu 8 18.1
Tidak Setuju 9 20.4
Sangat Tidak Setuju 20 45.5
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)
89

Tabel menunjukan 5 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai giro wadiah. Tetapi 2 diantaranya yang menyatakan

“setuju”. Namun disisi lain 8 responden menyatakan “ragu-ragu”, 9

menyatakan “tidak setuju”, dan 20 responden yang tergolong “sangat

tidak setuju” tentang giro syariah. Maka dapat disimpulkan bahwa

mayoritas masyarakat Jorong Binjai sangat tidak setuju tentang giro

wadiah dengan persentase sebesar 45.5%.

c. Pemahaman Masyarakat Tentang Giro mudharabah

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang giro mudharabah

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11
Pemahaman Masyarakat Tentang Giro mudharabah
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 5 11.4
Setuju 2 4.5
Ragu-Ragu 8 18.1
Tidak Setuju 9 20.4
Sangat Tidak Setuju 20 45.5
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)
Tabel menunjukan 5 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai giro mudharabah. Tetapi 2 diantaranya yang menyatakan

“setuju”. Namun disisi lain 8 responden menyatakan “ragu-ragu”, 9

menyatakan “tidak setuju”, dan 20 responden yang tergolong “sangat

tidak setuju” tentang giro mudharabah. Maka dapat disimpulkan

bahwa mayoritas masyarakat Jorong Binjai sangat tidak setuju tentang

giro mudharabah dengan persentase sebesar 45.5%.


90

d. Pemahaman Masyarakat Tentang Deposito Syariah.

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang deposito syariah

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.13
Pemahaman Masyarakat Tentang Deposito Syariah
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 5 11.4
Setuju 2 4.5
Ragu-Ragu 8 18.1
Tidak Setuju 9 20.4
Sangat Tidak Setuju 20 45.5
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)
Tabel menunjukan 5 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai deposito syariah. Tetapi 2 diantaranya yang menyatakan

“setuju”. Namun disisi lain 8 responden menyatakan “ragu-ragu”, 9

menyatakan “tidak setuju”, dan 20 responden yang tergolong “sangat

tidak setuju” tentang deposito syariah. Maka dapat disimpulkan bahwa

mayoritas masyarakat Jorong Binjai sangat tidak setuju tentang

deposito syariah dengan persentase sebesar 45.5%.

e. Pemahaman Masyarakat Tentang Tabungan.

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang tabungan dapat

dilihat pada tabel berikut:


91

Tabel 4.14
Pemahaman Masyarakat Tentang Tabungan
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 20 45.5
Setuju 21 47.7
Ragu-Ragu 2 4.5
Tidak Setuju 1 2.3
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)
Tabel menunjukan 20 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai bank syariah. Tetapi 21 diantaranya yang menyatakan

“setuju”. Namun disisi lain 2 responden menyatakan “ragu-ragu”,

1menyatakan “tidak setuju”, dan 0 responden yang tergolong “sangat

tidak setuju” tentang tabungan. Maka dapat disimpulkan bahwa

mayoritas masyarakat Jorong Binjai setuju tentang tabungan dengan

persentase sebesar 47.7%.

f. Pemahaman Masyarakat Tentang Pembiayaan Akad Mudharabah.

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang pembiayaan

mudharabah dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.15
Pemahaman Masyarakat Tentang Akad Mudharabah
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 5 11.4
Setuju 1 2.3
Ragu-Ragu 3 6.8
Tidak Setuju 17 38.6
Sangat Tidak Setuju 18 40.9
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)
92

Tabel menunjukan 5 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai akad mudharabah. Tetapi 1 diantaranya yang menyatakan

“setuju”. Namun disisi lain 3 responden menyatakan “ragu-ragu”, 17

menyatakan “tidak setuju”, dan 18 responden yang tergolong “sangat

tidak setuju” tentang akad mudharabah. Maka dapat disimpulkan

bahwa mayoritas masyarakat Jorong Binjai sangat tidak setuju tentang

akad mudharabah dengan persentase sebesar 40.9%.

g. Pemahaman Masyarakat Tentang Pembiayaan Akad Musyarakah.

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang pembiayaan

musyarakah dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel
Pemahaman Masyarakat Tentang Akad Musyarakah
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 5 11.4
Setuju 1 2.3
Ragu-Ragu 3 6.8
Tidak Setuju 15 34
Sangat Tidak Setuju 20 45.5
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)

Tabel menunjukan 5 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai akad musyarakah. Tetapi 1 diantaranya yang menyatakan

“setuju”. Namun disisi lain 3 responden menyatakan “ragu-ragu”, 15

menyatakan “tidak setuju”, dan 20 responden yang tergolong “sangat

tidak setuju” tentang akad musyarakah. Maka dapat disimpulkan

bahwa mayoritas masyarakat Jorong Binjai sangat tidak setuju tentang

akad musyarakah dengan persentase sebesar 45.5%.


93

h. Pemahaman Masyarakat Tentang Pembiayaan Akad Murabahah.

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang pembiayaan

murabahah dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.17
Pemahaman Masyarakat Tentang Akad Murabahah
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 5 11.4
Setuju 1 2.3
Ragu-Ragu 4 9.1
Tidak Setuju 4 9.1
Sangat Tidak Setuju 30 68.1
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2013 (data diolah)

Tabel menunjukan 5 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai akad muurabahah. Tetapi 1 diantaranya yang menyatakan

“setuju”. Namun disisi lain 4 responden menyatakan “ragu-ragu”, 4

menyatakan “tidak setuju”, dan 30 responden yang tergolong “sangat

tidak setuju” tentang akad murabahah. Maka dapat disimpulkan

bahwa mayoritas masyarakat Jorong Binjai sangat tidak setuju tentang

akad murabahah dengan persentase sebesar 68.1%.

i. Pemahaman Masyarakat Tentang Pembiayaan Akad Ijarah.

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang pembiayaan akad

ijarah dapat dilihat pada tabel berikut:


94

Tabel 4.18
Pemahaman Masyarakat Tentang Akad Ijarah
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 5 11.4
Setuju 3 6.8
Ragu-Ragu 4 9.1
Tidak Setuju 12 27.3
Sangat Tidak Setuju 20 45.4
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)
Tabel menunjukan 5 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai akad ijarah. Tetapi 3 diantaranya yang menyatakan “setuju”.

Namun disisi lain 4 responden menyatakan “ragu-ragu”, 12

menyatakan “tidak setuju”, dan 20 responden yang tergolong “sangat

tidak setuju” tentang akad ijarah. Maka dapat disimpulkan bahwa

mayoritas masyarakat Jorong Binjai sangat tidak setuju tentang akad

ijarah dengan persentase sebesar 45.4%.

j. Pemahaman Masyarakat Tentang Pembiayaan Akad Qard.

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang akad qard dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.19
Pemahaman Masyarakat Tentang Akad Qard
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 5 11.4
Setuju 3 6.8
Ragu-Ragu 8 18.2
Tidak Setuju 18 40.9
Sangat Tidak Setuju 10 22.7
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2013 (data diolah)
95

Tabel menunjukan 5 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai akad qard. Tetapi 3 diantaranya yang menyatakan “setuju”.

Namun disisi lain 8 responden menyatakan “ragu-ragu”, 18

menyatakan “tidak setuju”, dan 10% responden yang tergolong

“sangat tidak setuju” tentang akad qard. Maka dapat disimpulkan

bahwa mayoritas masyarakat Jorong Binjai tidak setuju tentang akad

qard dengan persentase sebesar 40.9%.

3. Pemahaman Masyarakat Tentang Pelayanan Pada Bank Syariah.

a. Tentang Produk Yang Dijelaskan Oleh Karyawan Bank Syariah.

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang produk yang

dijelaskan oleh karyawan bank syariah dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel
Pemahaman Masyarakat Tentang Produk Yang Dijelaskan Oleh
Karyawan Bank Syariah
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 5 11.4
Setuju 5 11.4
Ragu-Ragu 8 18.2
Tidak Setuju 5 11.4
Sangat Tidak Setuju 21 47.6
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)

Tabel menunjukan 5 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai produk yang dijelaskan oleh karyawan bank syariah. Tetapi

5 diantaranya yang menyatakan “setuju”. Namun disisi lain 8

responden menyatakan “ragu-ragu”, 5 menyatakan “tidak setuju”, dan


96

21 responden yang tergolong “sangat tidak setuju” tentang tentang

produk yang dijelaskan oleh karyawan bank syariah. Maka dapat

disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat Jorong Binjai tidak setuju

tentang produk yang dijelaskan oleh karyawan bank syariah dengan

persentase sebesar 47.6%.

b. Pemahaman Masyarakat Tentang Karyawan Bank Syariah Selalu

Memberikan Pelayanan Yang Cepat Dan Tanggap.

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang pelayanan yang

cepat dan tanggap dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.21
Pemahaman Masyarakat Tentang Pelayanan Yang Cepat Dan
Tanggap
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 5 11.4
Setuju 5 11.4
Ragu-Ragu 8 18.1
Tidak Setuju 21 47.7
Sangat Tidak Setuju 5 11.4
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)

Tabel menunjukan 5 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai pelayanan yang cepat dan tanggap. Tetapi 5 diantaranya

yang menyatakan “setuju”. Namun disisi lain 8 responden menyatakan

“ragu-ragu”, 21 menyatakan “tidak setuju”, dan 5 responden yang

tergolong “sangat tidak setuju” tentang pelayanan yang cepat dan

tanggap. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat


97

Jorong Binjai tidak setuju tentang pelayanan yang cepat dan tanggap

dengan persentase sebesar 47.7%.

c. Tentang Jaminan Yang Ditawarkan Oleh Bank Syariah Membuat

Masyarakat Yakin Untuk Menabung Di Bank Syariah.

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang Jaminan yang

ditawarkan oleh bank syariah dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.22
Pemahaman Masyarakat Tentang Jaminan yang Ditawarkan
Oleh Bank Syariah Membuat Masyarakat Yakin Untuk
Menabung Di Bank Syariah
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 5 11.4
Setuju 5 11.4
Ragu-Ragu 8 18.1
Tidak Setuju 21 47.7
Sangat Tidak Setuju 5 11.4
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)

Tabel menunjukan 5 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai jaminan yang ditawarkan oleh karyawan bank syariah.

Tetapi 5 diantaranya yang menyatakan “setuju”. Namun disisi lain 8

responden menyatakan “ragu-ragu”,21 menyatakan “tidak setuju”, dan

5 responden yang tergolong “sangat tidak setuju” tentang jaminan

yang ditawarkan oleh karyawan bank syariah. Maka dapat

disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat Jorong Binjai sangat tidak

setuju tentang jaminan yang ditawarkan oleh karyawan bank syariah

dengan persentase sebesar 65.9%..


98

d. Tentang Keramahan Karyawan Bank Syariah Kepada Nasabah

Membuat Nasabah Yakin Untuk Memilih Bank Syariah.

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang keramahan

karyawan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.23
Pemahaman Masyarakat Tentang Keramahan Karyawan Bank
Syariah Kepada Nasabah
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 5 11.4
Setuju 7 15.9
Ragu-Ragu 8 18.2
Tidak Setuju 18 40.9
Sangat Tidak Setuju 6 13.6
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)

Tabel menunjukan 5 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai keramahan karyawan bank syariah. Tetapi 7 diantaranya

yang menyatakan “setuju”. Namun disisi lain 8 responden menyatakan

“ragu-ragu”, 18 menyatakan “tidak setuju”, dan 6 responden yang

tergolong “sangat tidak setuju” tentang keramahan karyawan bank

syariah. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat Jorong

Binjai tidak setuju tentang keramahan karyawan bank syariah dengan

persentase sebesar 40.9%.

e. Pemahaman Masyarakat Tentang Karyawan Bank Syariah Selalu

Berkomunikasi Dengan Baik Kepada Setiap Nasabah.

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang karyawan bank


99

syariah selalu berkomunikasi dengan baik kepada setiap nasabah dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.24
Pemahaman Masyarakat Tentang Karyawan Bank Syariah Selalu
Berkomunikasi Dengan Baik Kepada Setiap Nasabah
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 5 11.4
Setuju 7 15.9
Ragu-Ragu 8 18.2
Tidak Setuju 18 40.9
Sangat Tidak Setuju 6 13.6
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)

Tabel menunjukan 5 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai karyawan bank syariah selalu berkomunikasi dengan baik

kepada setiap nasabah. Tetapi 7 diantaranya yang menyatakan

“setuju”. Namun disisi lain 8 responden menyatakan “ragu-ragu”, 18

menyatakan “tidak setuju”, dan 6 responden yang tergolong “sangat

tidak setuju” tentang tentang karyawan bank syariah selalu

berkomunikasi dengan baik kepada setiap nasabah. Maka dapat

disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat Jorong Binjai tidak setuju

tentang karyawan bank syariah selalu berkomunikasi dengan baik

kepada setiap nasabah dengan persentase sebesar 40.9%.

4. Pemahaman Masyarakat Tentang Promosi Dan Lokasi Perbankan

Syariah.

a. Keseringan Karyawan Bank syariah Melakukan Promosi Melalui

Periklanan Produk Ke Masyarakat.


100

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang keseringan

karyawan bank syariah melakukan promosi melalui iklan produk ke

masyarakat dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.25
Pemahaman Masyarakat Tentang Keseringan Karyawan Bank
Syariah Melakukan Promosi Ke Masyarakat.
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 3 6.8
Setuju 2 4.5
Ragu-Ragu 8 18.2
Tidak Setuju 11 25
Sangat Tidak Setuju 20 45.5
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)

Tabel menunjukan 3 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai keseringan karyawan bank syariah melakukan promosi

melalui iklan produk ke masyarakat. Tetapi 2 diantaranya yang

menyatakan “setuju”. Namun disisi lain 8 responden menyatakan

“ragu-ragu”, 11 menyatakan “tidak setuju”, dan 20 responden yang

tergolong “sangat tidak setuju” tentang keseringan karyawan bank

syariah melakukan promosi melalui iklan produk ke masyarakat.

Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat Jorong Binjai

sangat tidak setuju tentang keseringan karyawan bank syariah

melakukan promosi melalui iklan produk ke masyarakat dengan

persentase sebesar 45.5%.

b. Keseringan Karyawan Bank syariah Melakukan Promosi Penjualan

Ke Masyarakat.
101

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang keseringan

karyawan bank syariah melakukan promosi penjualan ke masyarakat

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.26
Pemahaman Masyarakat Tentang Keseringan Karyawan Bank
Syariah Melakukan Promosi Penjualan Ke Masyarakat.
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 3 6.8
Setuju 4 9.1
Ragu-Ragu 8 18.2
Tidak Setuju 11 25
Sangat Tidak Setuju 18 40.9
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)

Tabel menunjukan 3 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai keseringan karyawan bank syariah melakukan promosi

melalui iklan produk ke masyarakat. Tetapi 4 diantaranya yang

menyatakan “setuju”. Namun disisi lain 8 responden menyatakan

“ragu-ragu”, 11 menyatakan “tidak setuju”, dan 18 responden yang

tergolong “sangat tidak setuju” tentang keseringan karyawan bank

syariah melakukan promosi penjualan ke masyarakat. Maka dapat

disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat Jorong Binjai sangat tidak

setuju tentang keseringan karyawan bank syariah melakukan promosi

penjualan ke masyarakat dengan persentase sebesar 40.9%.

c. Keseringan Karyawan Bank syariah Melakukan Promosi Penjualan

Perorangan Ke Masyarakat.
102

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang keseringan

karyawan bank syariah melakukan promosi penjualan perorangan ke

masyarakat dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.27
Pemahaman Masyarakat Tentang Keseringan Karyawan Bank
Syariah Melakukan Promosi Penjualan Perorangan Ke
Masyarakat.
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 3 6.8
Setuju 4 9.1
Ragu-Ragu 8 18.2
Tidak Setuju 11 25
Sangat Tidak Setuju 18 40.9
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)

Tabel menunjukan 3 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai keseringan karyawan bank syariah melakukan promosi

melalui iklan produk ke masyarakat. Tetapi 4 diantaranya yang

menyatakan “setuju”. Namun disisi lain 8 responden menyatakan

“ragu-ragu”, 11 menyatakan “tidak setuju”, dan 18 responden yang

tergolong “sangat tidak setuju” tentang keseringan karyawan bank

syariah melakukan promosi penjualan perorangan ke masyarakat.

Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat Jorong Binjai

sangat tidak setuju tentang keseringan karyawan bank syariah

melakukan promosi penjualan perorangan ke masyarakat dengan

persentase sebesar 40.9%.


103

d. Tentang Karyawan Bank Syariah Sering Melakukan Promosi Dengan

Menyebar Brosur Kepada Nasabah Untuk Memberikan Penjelasan

Yang Lengkap Dan Mudah Dipahami

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang promosi dengan

menyebar brosur kepada nasabah untuk memberikan penjelasan yang

lengkap dan mudah dipahami dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.28
Pemahaman Masyarakat Tentang Keramahan Karyawan Bank
Syariah Kepada Nasabah
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 5 11.4
Setuju 7 15.9
Ragu-Ragu 8 18.2
Tidak Setuju 18 40.9
Sangat Tidak Setuju 6 13.6
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)

Tabel menunjukan 5 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai promosi dengan menyebar brosur kepada nasabah untuk

memberikan penjelasan yang lengkap dan mudah dipahamipada bank

syariah. Tetapi 7 diantaranya yang menyatakan “setuju”. Namun disisi

lain 8 responden menyatakan “ragu-ragu”, 18 menyatakan “tidak

setuju”, dan 6 responden yang tergolong “sangat tidak setuju” tentang

keramahan karyawan bank syariah. Maka dapat disimpulkan bahwa

mayoritas masyarakat Jorong Binjai tidak setuju dengan persentase

sebesar 40.9%.
104

e. Pemahaman Masyarakat Tentang Karyawan Bank Syariah Selalu

Menjaga Hubungan Baik Dengan Masyarakat.

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang karyawan bank

syariah selalu menjaga hubungan baik dengan masyarakat dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.29
Pemahaman Masyarakat Tentang Karyawan Bank Syariah
Selalu Menjaga Hubungan Baik Dengan Masyarakat
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 3 6.8
Setuju 4 9.1
Ragu-Ragu 8 18.2
Tidak Setuju 11 25
Sangat Tidak Setuju 18 40.9
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)

Tabel menunjukan 3 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai karyawan bank syariah selalu menjaga hubungan baik

dengan masyarakat. Tetapi 4 diantaranya yang menyatakan “setuju”.

Namun disisi lain 8 responden menyatakan “ragu-ragu”, 11

menyatakan “tidak setuju”, dan 18 responden yang tergolong “sangat

tidak setuju” tentang karyawan bank syariah selalu menjaga hubungan

baik dengan masyarakat.. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas

masyarakat Jorong Binjai sangat tidak setuju tentang karyawan bank

syariah selalu menjaga hubungan baik dengan masyarakat dengan

persentase sebesar 40.9%.


105

5. Pemahaman Masyarakat Tentang Harga Pada Bank Syariah

a. Tentang Harga Jual Ditetapkan oleh Produsen Untuk 1 Unit barang

Yang Besarnya Sama Dengan Biaya Per Unit.

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang harga jual

ditetapkan oleh produsen dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.30
Pemahaman Masyarakat Tentang Harga Jual Ditetapkan Oleh
Produsen
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 3 6.8
Setuju 4 9.1
Ragu-Ragu 8 18.2
Tidak Setuju 11 25
Sangat Tidak Setuju 18 40.9
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)

Tabel menunjukan 3 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai harga jual ditetapkan oleh produsen. Tetapi 4 diantaranya

yang menyatakan “setuju”. Namun disisi lain8 responden menyatakan

“ragu-ragu”, 11menyatakan “tidak setuju”, dan 18 responden yang

tergolong “sangat tidak setuju” tentang harga jual ditetapkan oleh

produsen. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat

Jorong Binjai setuju tentang harga jual ditetapkan oleh produsen

dengan persentase sebesar 40.9%.

b. Tentang Produsen Menentukan Harga Jual Produknya Setelah

Menambah Harga Beli Dengan Mark Up


106

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang harga jual produk

setelah menambah harga beli dengan mark up dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.31
Produsen Menentukan Harga Jual Produknya Setelah Menambah
Harga Beli Dengan Mark Up
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 5 11.4
Setuju 20 45.4
Ragu-Ragu 3 18.2
Tidak Setuju 15 34
Sangat Tidak Setuju 1 2.3
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2013 (data diolah)

Tabel menunjukan 5 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai harga jual produk setelah menambah harga beli dengan

mark up. Tetapi 20 diantaranya yang menyatakan “setuju”. Namun

disisi lain 3 responden menyatakan “ragu-ragu”, 15 menyatakan

“tidak setuju”, dan 1 responden yang tergolong “sangat tidak setuju”

tentang harga jual produk setelah menambah harga beli dengan mark

up. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat Jorong

Binjai sangat tidak setuju tentang harga jual produk setelah menambah

harga beli dengan mark up dengan persentase sebesar 34%.

c. Tentang Penetapan Harga Berorientasi Pada Pendapatan

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang harga

berorientasi pada pendapatan dapat dilihat pada tabel berikut:


107

Tabel 4.32
Pemahaman Masyarakat Tentang Penetapan Harga Berorientasi
Pada Pendapatan
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 5 11.4
Setuju 20 45.5
Ragu-Ragu 3 6.8
Tidak Setuju 15 34.1
Sangat Tidak Setuju 1 2.3
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)

Tabel menunjukan 5 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai harga berorientasi pada pendapatan. Tetapi 20 diantaranya

yang menyatakan “setuju”. Namun disisi lain 3 responden menyatakan

“ragu-ragu”, 15 menyatakan “tidak setuju”, dan 1 responden yang

tergolong “sangat tidak setuju” tentang harga berorientasi pada

pendapatan. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat

Jorong Binjai setuju tentang penetapan harga berorientasi pada

pendapatan dengan persentase sebesar 34.1%.

d. Tentang Penetapan Harga Berorientasi Pada Kapasitas Dan Beberapa

Sektor Bisnis

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang harga

berorientasi pada kapasitas dan beberapa sektor bisnis dapat dilihat

pada tabel berikut:


108

Tabel 4.33
Pemahaman Masyarakat Tentang Penetapan Harga Berorientasi
Pada Kapasitas Dan Beberapa Sektor Bisnis
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 5 11.4
Setuju 20 45.5
Ragu-Ragu 3 6.8
Tidak Setuju 15 34.1
Sangat Tidak Setuju 1 2.3
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)

Tabel menunjukan 5 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai harga berorientasi pada kapasitas dan beberapa sektor

bisnis. Tetapi 20 diantaranya yang menyatakan “setuju”. Namun disisi

lain 3 responden menyatakan “ragu-ragu”, 15 menyatakan “tidak

setuju”, dan 1 responden yang tergolong “sangat tidak setuju” tentang

harga berorientasi pada kapasitas dan beberapa sektor bisnis. Maka

dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat Jorong Binjai setuju

tentang penetapan harga berorientasi pada kapasitas dan beberapa

sektor bisnis dengan persentase sebesar 34.1%.

e. Pemahaman Masyarakat Tentang Harga Yang Ditawarkan Sesuai

Dengan Manfaatnya Sehingga Nasabah Tertarik Untuk Menggunakan

Jasa Bank Syariah

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai terhadap harga yang

ditawarkan sesuai dengan manfaatnya dapat dilihat pada tabel berikut:


109

Tabel 4.34
Pemahaman Masyarakat Tentang Harga Yang Ditawarkan
Sesuai Dengan Manfaatnya
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 5 11.4
Setuju 3 6.8
Ragu-Ragu 19 43.2
Tidak Setuju 7 15.9
Sangat Tidak Setuju 10 22.7
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)
Tabel menunjukan 5 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai harga yang ditawarkan sesuai dengan manfaatnya. Tetapi 3

diantaranya yang menyatakan “setuju”. Namun disisi lain 19

responden menyatakan “ragu-ragu”, 7 menyatakan “tidak setuju”, dan

10 responden yang tergolong “sangat tidak setuju” tentang fungsi

bank syariah. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat

Jorong Binjai ragu-ragu tentang harga yang ditawarkan sesuai dengan

manfaatnya dengan persentase sebesar 43.2%.

6. Letak Lokasi Bank Syariah

a. Tentang Lokasi Bank Syariah Dekat Dengan Pemasok atau

Masyarakat.

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang lokasi bank

syariah dekat dengan pemasok atau masyarakat dapat dilihat pada

tabel berikut:
110

Tabel 4.35
Pemahaman Masyarakat Tentang Letak Lokasi Bank Syariah
Dekat Dengan Masyarakat
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 3 6.8
Setuju 4 9.1
Ragu-Ragu 8 18.2
Tidak Setuju 11 25
Sangat Tidak Setuju 18 40.9
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)

Tabel menunjukan 3 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai lokasi bank syariah dekat dengan pasar. Tetapi 4

diantaranya yang menyatakan “setuju”. Namun disisi lain 8 responden

menyatakan “ragu-ragu”, 11 menyatakan “tidak setuju”, dan 18

responden yang tergolong “sangat tidak setuju” tentang lokasi bank

syariah dekat dengan pemasok atau masyarakat lingkungan bank

syariah berdekatan dengan pasar. Maka dapat disimpulkan bahwa

mayoritas masyarakat Jorong Binjai sangat tidak setuju tentang lokasi

bank syariah dekat dengan pemasok atau masyarakat lingkungan bank

syariah berdekatan dengan pasar dengan persentase 40.9%.

b. Tentang Tentang Lokasi Bank Syariah Dekat Dengan Tenaga Kerja

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang lokasi bank

syariah dekat dengan tenaga kerja dapat dilihat pada tabel berikut:
111

Tabel 4.35
Pemahaman Masyarakat Tentang Letak Lokasi Bank Syariah
Dekat Dengan Ekonomi atau Pasar
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 0 0
Setuju 5 11.4
Ragu-Ragu 6 13.6
Tidak Setuju 8 18.1
Sangat Tidak Setuju 25 56.8
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)

Tabel menunjukan 0% responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai lokasi bank syariah dekat dengan tenaga kerja. Tetapi 5%

diantaranya yang menyatakan “setuju”. Namun disisi lain 6%

responden menyatakan “ragu-ragu”, 8% menyatakan “tidak setuju”,

dan 25% responden yang tergolong “sangat tidak setuju” tentang

lokasi bank syariah dekat dengan tenaga kerja. Maka dapat

disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat Jorong Binjai sangat tidak

setuju tentang lokasi bank syariah dekat dengan tenaga kerja dengan

persentase sebesar 56.8.

c. Lokasi Bank Syariah Memiliki Tempat Parkir Yang Aman

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang lokasi bank

syariah memiliki tempat parkir yang aman dapat dilihat pada tabel

berikut:
112

Tabel 4.37
Pemahaman Masyarakat Tentang Lokasi Bank Syariah Memiliki
Tempat Parkir Yang Aman
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 20 45.5
Setuju 21 47.7
Ragu-Ragu 2 4.5
Tidak Setuju 1 2.3
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)
Tabel menunjukan 20 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai lokasi bank syariah memiliki tempat parkir yang aman.

Tetapi 21 diantaranya yang menyatakan “setuju”. Namun disisi lain 2

responden menyatakan “ragu-ragu”, 1 menyatakan “tidak setuju”, dan

0 responden yang tergolong “sangat tidak setuju” tentang lokasi bank

syariah memiliki tempat parkir yang aman. Maka dapat disimpulkan

bahwa mayoritas masyarakat Jorong Binjai setuju tentang lokasi bank

syariah memiliki tempat parkir yang aman dengan persentase sebesar

47.7%.

d. Tentang Masyarakat Membutuhkan Biaya Transportasi Minimal Ke

Lokasi Bank Syariah.

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada masyarakat,

maka pemahaman masyarakat Jorong Binjai tentang biaya transportasi

dapat dilihat pada tabel berikut:


113

Tabel 4.38
Pemahaman Masyarakat Tentang Lingkungan bank Syariah
Berdekatan Dengan Tempat Tinggal Masyarakat.
Pernyataan Frequency Percent
Valid Sangat Setuju 0 0
Setuju 2 4.5
Ragu-Ragu 1 2.3
Tidak Setuju 21 47.7
Sangat Tidak Setuju 20 45.5
Total 44 100
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2017 (data diolah)

Tabel menunjukan 0 responden menyatakan “sangat setuju”

mengenai biaya transportasi. Tetapi 2 diantaranya yang menyatakan

“setuju”. Namun disisi lain 1 responden menyatakan “ragu-ragu”, 21

menyatakan “tidak setuju”, hanya 20 responden yang tergolong

“sangat tidak setuju” tentang biaya transportasi. Maka dapat

disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat Jorong Binjai tidak setuju

tentang biaya transportasike bank syariah dengan persentase sebesar

47.7%.
114

D. Hasil Penelitian Tentang Persepsi Masyarakat Terhadap Perbankan

Syariah.

1. Tentang Perbankan Syariah Secara Umum


No Pernyataan SS S RR TS STS Total
1 Saya 5 3 8 18 10
memahamitentang
bank syariah
2 Saya memahami latar 5 2 3 29 5
belakang bank syariah
3 Saya mengetahui 5 10 8 8 13
tujuan didirikannya
bank syariah
4 Saya 5 3 19 7 10
mengetahuifungsi dari
bank syariah
5 Saya mengetahui 5 2 3 30 4
perbedaan antara bank
syariah dengan bank
konvensional.
6 Saya mengetahui bagi 5 3 19 7 10
bagi hasil pada bank
syariah berdasarkan
keuntungan yang
diperoleh
7 Saya mengetahui 5 2 8 20 9
jumlah pembagian
laba meningkat sesuai
dengan peningkatan
jumlah pendapatan
8 Saya mengetahui 5 2 8 20 9
perjanjian dibuat
dalam bentuk akad
sesuai syariah
9 Saya mengetahui 5 1 4 5 29
hubungan antara bank
dengan nasabah
adalah mitra
10 Saya mengetahui pada 5 2 8 9 20
bank syariah adanya
Dewan Pengawas
Syariah
Total 50 30 88 153 119 440
Persentase 11.4% 6.8% 20% 34.8% 27% 100%
115

Tabel diatas menunjukan bahwa 11.4% responden yang menyatakan “sangat

setuju”, 6.8% menyatakan “setuju”, 20% menyatakan “ragu-ragu”, 34.8%

menyatakan “tidak setuju” dan 27% yang menyatakan “sangat tidak setuju”. Jadi

mayoritas dari responden menyatakan tidak setuju tentang pemahaman terhadap

bank syariah secara umum yaitu sebesar 61.8%.

2. Tentang Produk bank syariah


a. Penghimpun Dana
No Pernyataan SS S RR TS STS Total
1 Saya 5 2 8 9 20
memahamitentang
giro syariah
2 Saya 5 2 8 9 20
memahamitentang
giro wadiah
3 Saya 5 2 8 9 20
memahamitentang
giro mudharabah
4 Saya 20 21 2 1 0
memahamitentang
deposito syariah
5 Saya 5 1 3 15 20
memahamitentang
tabungan
Total 40 28 29 43 80 220
Persentase 18.2% 12.7% 13.2% 19.5% 36.4% 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 18.2% responden yang menyatakan “sangat

setuju”, 12.7% menyatakan “setuju”, 13.2% menyatakan “ragu-ragu”, 19.5%

menyatakan “tidak setuju” dan 36.4% yang menyatakan “sangat tidak setuju”. Jadi

mayoritas dari responden menyatakan tidak setuju tentang pemahaman mengenai

produk pada bank syariah yaitu sebesar 55.9%


116

b. Penyaluran Dana Pada Bank Syariah


No Pernyataan SS S RR TS STS Total
1 Saya 5 1 3 17 18
memahamitentang
pembiayaan atas dasar
akad mudharabah
2 Saya 5 1 3 15 20
memahamitentang
pembiayaan atas dasar
akad musyarakah
3 Saya 5 1 4 4 30
memahamitentang
pembiayaan atas dasar
akadmurabahah
4 Saya 5 3 4 12 20
memahamitentang
pembiayaan atas dasar
akad ijarah
5 Saya 5 3 8 18 10
memahamitentang
pembiayaan atas dasar
akad qardh
Total 25 9 22 66 98 220
Persentase 11.4% 4.1% 10% 30% 44.5% 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 11.4% responden yang menyatakan “sangat

setuju”, 4.1% menyatakan “setuju”, 10% menyatakan “ragu-ragu”, 30%

menyatakan “tidak setuju” dan 44.5% yang menyatakan “sangat tidak setuju”. Jadi

mayoritas dari responden menyatakan sangat tidak setuju tentang pemahaman

mengenai penyaluran dana pada bank syariah yaitu sebesar 74.5%.


117

3. Tentang Pelayanan Pada Perbankan Syariah


No Pernyataan SS S RR TS STS Total
1 Saya 5 5 8 5 21
memahamitentang
penjelasan produk-
produk secara rinci
yang disampaikan
oleh pihak bank
syariah
2 Karyawan bank 5 5 8 21 5
syariah selalu
memberikan
pelayanan yang
cepat dan tanggap
3 Jaminan yang 5 7 8 18 6
diberikan oleh bank
syariah membuat
saya yakin untuk
menabung di bank
syariah
4 Karyawan bank 5 7 8 18 6
syariah bersikap
ramah, sopan dan
sabar dalam
melayani nasabah
5 Karyawan selalu 5 7 3 11 18
berkomunikasi
dengan baik kepada
setiap nasabah
Total 25 31 35 73 56 220
Persentase 11.4% 14% 15.9% 33.2% 25.5% 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 11.4% responden yang menyatakan “sangat

setuju”, 14% menyatakan “setuju”, 15.9% menyatakan “ragu-ragu”, 32.2%

menyatakan “tidak setuju” dan 25.5% yang menyatakan “sangat tidak setuju”.

Jadi mayoritas dari responden menyatakan tidak setuju tentang pemahaman

mengenai pelayanan pada bank syariah yaitu sebesar 58.7%.


118

4. Tentang Promosi Perbankan Syariah


No Pernyataan SS S RR TS STS Total
1 Karyawan bank 3 2 8 11 20
syariah sering
melakukan promosi
melalui periklanan
produk pada
masyarakat
2 Karyawan bank 3 4 8 11 18
syariah sering
melakukan promosi
penjualan pada
masyarakat
3 Karyawan bank 3 4 8 11 18
syariah sering
melakukan promosi
penjualan perorangan
pada masyarakat
4 Karyawan bank 5 7 8 18 6
syariah sering
melakukan promosi
dengan menyebar
brosur kepada
masyarakat dan
memberikan
penjelasan yang
lengkap dan mudah
dipahami
5 Karyawan bank 3 4 8 11 18
syariah selalu menjaga
hubungan baik dengan
masyarakat
Total 17 21 40 62 80 220
Persentase 7.7% 9.5% 18.2% 28.2% 36.4% 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 7.7% responden yang menyatakan “sangat

setuju”, 9.5% menyatakan “setuju”, 18.2% menyatakan “ragu-ragu”, 28.2%

menyatakan “tidak setuju” dan 36.4% yang menyatakan “sangat tidak setuju”. Jadi

mayoritas dari responden menyatakan tidak setuju tentang promosi pada bank

syariah yaitu sebesar 64.6%.


119

5. Tentang Harga Pada Perbankan Syariah


No Pernyataan SS S RR TS STS Total
1 Penetapan harga jual 3 4 8 11 18
dilakukan oleh produsen
untuk 1 unit barang
yang besarnya sama
dengan biaya per unit
2 Produsen akan 5 20 3 15 1
menentukan harga jual
produknya setelah
menambah harga beli
dengan mark up
3 Penetapan harga 5 20 3 15 1
berorientasi pada
pendapatan
4 Penetapan harga 5 20 3 15 1
berorientasi pada
pendapatan
5 Harga yang ditawarkan 5 3 19 7 10
sesuai dengan manfaat
sehingga nasabah
tertarik untuk
menggunakan jasa bank
syariah
Total 23 67 36 63 31 220
Persentase 10.5% 30.5% 16.4% 28.6% 14.1% 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 10.5% responden yang menyatakan “sangat

setuju”, 30.5% menyatakan “setuju”, 16.4% menyatakan “ragu-ragu”, 28.6%

menyatakan “tidak setuju” dan 14.1% yang menyatakan “sangat tidak setuju”. Jadi

mayoritas dari responden menyatakan tidak setuju tentang pemahaman mengenai

harga pada bank syariah yaitu sebesar 42.7%.


120

6. Tentang Lokasi Perbankan Syariah


No Pernyataan SS S RR TS STS Total
1 Lokasi bank syariah 3 4 8 11 18
dekat dengan pemasok
atau masyarakat
2 Lokasi bank syariah 0 5 6 8 25
dekat dengan pusat
kegiatan ekonomi
(seperti pasar)
3 Lokasi bank syariah 0 5 6 8 25
berdekatan dengan
tenaga kerja
4 Lokasi bank syariah 20 21 2 1 0
memliki tempat parkir
yang aman
5 Masyarakat 0 2 1 21 20
membutuhkan biaya
transportasi minimal
ke lokasi bank syariah
Total 23 37 23 49 88 220
Persentase 10.5% 16.7% 10.5% 22.3% 40% 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 10.5% responden yang menyatakan “sangat

setuju”, 16.7% menyatakan “setuju”, 10.5% menyatakan “ragu-ragu”, 22.3%

menyatakan “tidak setuju” dan 40.% yang menyatakan “sangat tidak setuju”. Jadi

mayoritas dari responden menyatakan tidak setuju tentang pemahaman mengenai

lokasi bank syariah yaitu sebesar 62.3%.


121

BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian tentang persepsi masyarakat Jorong Binjai

Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman terhadap perbankan syariah

yang telah dilakukan pada masyarakat Jorong Binjai, dapat dikemukakan

bahwa kesimpulannya yaitu dari beberapa indikator atau variabel yang

penulis lakukan melalui angket secara umum jumlah masyarakat Binjai

banyak yang menyatakan tidak setuju atau tidak paham terhadap

perbankan syariah, masyarakat Jorong Binjai memiliki persepsi yang

rendah terhadap perbankan syariah, hal ini terdapat dari hasil penelitian

yang penulis lakukan di masyarakat, bahwa dari seluruh variabel

masyarakat sebesar 70.1% yang menyatakan tidak setuju atau tidak

memahami tentang bank syariah.

B. SARAN

1. Bagi Lembaga Bank Syariah

Perlunya sosialisasi kepada masyarakat secara menyeluruh agar

masyarakat menjadi lebih mengetahui tentang bank syariah dan

memanfaat teknologi seperti media sosial maupun web untuk lebih

memperkenalkan tentang perbankan syariah kepada masyarakat .

2. Bagi Masyarakat Jorong Binjai

Kepada masyarakat Jorong Binjai agar lebih meningkatkan

pengetahuan terhadap perbankan yang berbasis syariah agar kita dapat

terhindar dari bahaya riba.


DAFTAR PUSTAKA

Adz Dzakiey Hamdani Bakran. 2006. Psikologi Kenabian memahami Eksistensi


Qalbu, Akal & Persepsi. Yogyakarta: All Right Reserved

Ardani Tristiadi Ardi. 2008. Psikiatri Islam. Yogyakarta: UIN Malang Press

Arikunto Suharsimi. 2007. Menajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Arikonto Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: PT. Rineka Cipta

Anoraga Pandji. 2009. Menajemen Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta

Daulay Nurassakinah. 2014. Pengantar Psikologi dan Pandangan Al-Quran


tentang Psikologi. Jakarta: Kencana
Daniel Moehar. 2002. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta: PT. Bumi
Aksara
Harahap Isnaini dkk. Hadis Hadis Ekonomi. Jakarta: Kencana

Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana

Is Muhammad Sadi. 2015. Konsep Hukum Perbankan Syariah. Malang: Setara


Press
Iqbal Hasan. Pokok-Pokok Materi Metodologi dan aplikasinya. Jakarta: Gralia
Indonesia

Kamsir. 2005. Menajemen Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana

Kertajaya Hermawan. 2006. Syariah Marketing. Penerbit Mizan, Bandung

Kotler Philip. 2007. Marketing Strategy Top Brand Indonesia. Yogyakarta: C.V
Andi Offset

Kotler Philip dan Gary Amstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta:


Erlangga
Mardani. 2015. Ayat-Ayat Dan Hadis Ekonomi Syariah. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada

Mujahidin Akhmad.2016. Hukum Perbankan Syariah. Jakarta: Rajawali Pers

Muhammad. 2014. Menajemen Dana Bank Syariah. Jakarta: Rajawali


Rahman Arif. 2010. Strategi Dahsyat Marketing Mix. Jakarta: Transmedia

Rochaety, Ety, dkk. 2007. Metode Penelitian Bisnis dan Aplikasi SPS. Jakarta:
Mitra Wacana Melia

Sadi Muhamad. 2015. Konsep Hukum Perbankan Syariah, Pola Relasi Sebagai
Institusi Intermediasi dan Agen Investasi. Malang: Setara Press
Saladin Djaslim. 2003. Menajemen Pemasaran. Bandung: Linda Karya

Sumar’in. 2012. Konsep Kelembagaan Bank Syariah.Yogyakarta: Graha Ilmu

Sultan M dan Ely Siswanto. 2008. Menajemen Bank konvensional&Syariah. UIN-


Malang Press

Sumitro Warkum.2014. Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga


Terkait. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sunyonto Danang. 2013. Teori Kuesioner Dan Analisis Data. Untuk Pemasaran
dan Prilaku Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu

Subagyo Joko. 1997. Metode Penelitian Dan Teori Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta

Tjiptono Fandi. 1997. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi

Usman Rachmadi. 2012. Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia.Jakarta:


Sinar Grafika

Umam Khatibul dan Setiawan Budi Utomo. 2017. Perbankan Syariah. Dasar
Dasar dan Dinamika Perkembanganya di Indonesia. Jakarta: Rajawali
Pers

Wijaya Farid. 1999. Pengkreditan Bank dan Lembaga-Lembaga Keuamhan Edisi


Petama. Yogyakrta: BPFE Yogyakarta

Wangsawidjaja. 2012. Pembiayaan Bank Syariah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama

https://www.cermati.com > artikel

https://adistiar prayoga.wordpress.com/2012/11/29/kualitas jasa berdasarkan


perspektifislam – penjabaran prinsip carter/ 24 Mei 2018
KUESIONER PENELITIAN

Kepada Yth.

Bapak/Ibu/Saudara/i

di Tempat

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Bapak/Ibu/Saudara/i dalam rangka menyelesaikan karya ilmiah (skripsi)


pada Jurusan S-1 Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI),
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi maka saya,

Nama : Yuni Sarnika

NIM : 3314.109

Judul : Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap Perbankan Syariah (Study Kasus


Masyarakat Jorong Binjai Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman)

Untuk membantu kelancaran penelitian ini, Saya mohon dengan hormat


kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner penelitian ini. Peran serta
Bapak/Ibu/Saudara/i akan sangat bermanfaat bagi keberhasilan penelitian yang
dilaksanakan.

Atas ketersediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk menjawab pertanyaan atau


pernyataan pada kuesioner ini, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Hormat Saya,

(Yuni Sarnika)
Petunjuk pengisian:

Berilah tanda silang pada pertanyaan yang harus dipilih, sesuai dengan keadaan
Bapak/Ibu/Saudara/i. Dan mohon beri jawaban pada pertanyaan berikut ini:

DATA KARAKTERISTIK RESPONDEN

A. Identitas Diri

Nama :....................................................................................

Alamat :.....................................................................................

B. Karakteristik Personal

1. Jenis Kelamin :

2. Usia :

3. Jenjang pendidikan :

4. Bidang pekerjaan :

C. Daftar Pernyataan Berilah tanda ceklis (√) pada pernyatan-pernyataan berikut.


Keterangan untuk skala dalam kuesioner, yaitu:

1. Sangat Setuju (SS) diberi bobot angka 5

2. Setuju (S) diberi bobok angka 4

3. Ragu-Ragu (RR) diberi bobot 3

4. Tidak Setuju (TS) bobotnya 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) bobot 1


KUESIONER PENELITIAN

1. Tentang Perbankan Syariah Secara Umum


No Pernyataan SS S RR TS STS
1 Saya memahami tentang bank syariah
2 Saya memahami latar belakang bank
syariah
3 Saya mengetahui tujuan didirikannya bank
syariah
4 Saya mengetahui fungsi dari bank syariah
5 Saya mengetahui perbedaan antara bank
syariah dengan bank konvensional.
6 Saya mengetahui bagi bagi hasil pada bank
syariah berdasarkan keuntungan yang
diperoleh
7 Saya mengetahui jumlah pembagian laba
meningkat sesuai dengan peningkatan
jumlah pendapatan
8 Saya mengetahui perjanjian dibuat dalam
bentuk akad sesuai syariah
9 Saya mengetahui hubungan antara bank
dengan nasabah adalah mitra
10 Saya mengetahui pada bank syariah
adanya Dewan Pengawas Syariah

2. Tentang Produk Perbankan syariah


a. Penghimpun Dana
No Pernyataan SS S RR TS STS
1 Saya memahami tentang giro syariah
2 Saya memahami tentang giro wadiah
3 Saya memahami tentang giro mudharabah
4 Saya memahami tentang deposito syariah
5 Saya memahami tentang tabungan

b. Penyaluran Dana dan Jasa Lainnya


No Pernyataan SS S RR TS STS
1 Saya memahami tentang pembiayaan atas
dasar akad mudharabah
2 Saya memahami tentang pembiayaan atas
dasar akad musyarakah
3 Saya memahami tentang pembiayaan atas
dasar akad murabahah
4 Saya memahami tentang pembiayaan atas
dasar akad ijarah
5 Saya memahami tentang pembiayaan atas
dasar akad qardh
3. Tentang Pelayanan Pada Perbankan Syariah
No Pernyataan SS S RR TS STS
1 Saya memahami tentang penjelasan
produk-produk secara rinci yang
disampaikan oleh pihak bank syariah
2 Karyawan bank syariah selalu
memberikan pelayanan yang cepat dan
tanggap
3 Jaminan yang diberikan oleh bank
syariah membuat saya yakin untuk
menabung di bank syariah
4 Karyawan bank syariah bersikap ramah,
sopan dan sabar dalam melayani nasabah
5 Karyawan selalu berkomunikasi dengan
baik kepada setiap nasabah

4. Tentang Promosi Perbankan Syariah


No Pernyataan SS S RR TS STS
1 Karyawan bank syariah sering melakukan
promosi melalui periklanan produk pada
masyarakat
2 Karyawan bank syariah sering melakukan
promosi penjualan pada masyarakat
3 Karyawan bank syariah sering melakukan
promosi penjualan perorangan pada
masyarakat
4 Karyawan bank syariah sering melakukan
promosi dengan menyebar brosur kepada
masyarakat dan memberikan penjelasan
yang lengkap dan mudah dipahami
5 Karyawan bank syariah selalu menjaga
hubungan baik dengan masyarakat

5. Tentang Harga Pada Perbankan Syariah


No Pernyataan SS S RR TS STS
1 Penetapan harga jual dilakukan oleh
produsen untuk 1 unit barang yang
besarnya sama dengan biaya per unit
2 Produsen akan menentukan harga jual
produknya setelah menambah harga beli
dengan mark up
3 Penetapan harga berorientasi pada
pendapatan
4 Penetapan harga berorientasi pada
kapasitas dan beberapa sektor bisnis
5 Harga yang ditawarkan sesuai dengan
manfaatnya sehingga nasabah tertarik
untuk menggunakan jasa bank syariah
6. Tentang Lokasi Perbankan Syariah
No Pernyataan SS S RR TS STS
1 Lokasi bank syariah dekat dengan
pemasok atau masyarakat
2 Lokasi bank syariah dekat dengan pusat
kegiatan ekonomi (seperti pasar)
3 Lokasi bank syariah berdekatan dengan
tenaga kerja
4 Lokasi bank syariah memiliki tempat
parkir yang nyaman
5 Masyarakat membutuhkan biaya
transportasi minimal ke lokasi bank
syariah
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap : YUNI SARNIKA

Nama panggilan : AYU

NIM / BP : 3314.109 / 2014

Jenis kelamin : Perempuan

Anak : Keempat dari 4 bersaudara

Tempat / tanggal lahir : Binjai, 30 Oktober 1995

ORANG TUA

Ayah : Kisar

Ibu : Mariani

Alamat : Binjai Kec. Tigo Nagari Kab. Pasaman

RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL

1. Sekolah Dasar Negri 03 Binjai, Tahun 2002-2008

2. MTSs Nagari Binjai Kec. Tigo Nagari, Tahun 2008-2011

3. MAN Koto Kecil ( Pasar Rabaa/Maninjau), Tahun 2011-2014

4. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi Jurusan SI Perbankan

Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, Tahun 2014-2018

ORGANISASI

1. Ikatan Mahasiswa Pasaman (IMAPAS)

2. Forum Mahasiswa Maninjau (FOSMAM)

3. Forum Mahasiswa Tigo Nagari (FORMATIG)


4. Himpunan Pelajar Dan Mahasiswa (HIPMA) Jorong Binjai

Anda mungkin juga menyukai